Chapter 3

Hari ini adalah hari pertama Dara bekerja. Sebelumnya ia sudah melakukan orientasi tempat kerja bersama manager rumah sakit. Semua sudah dijelaskan termasuk dimana bagain Dara akan bekerja. Manager mengatakan jika Dara mendapatkan bagian di ruang rawat inap VVIP rumah sakit.

“ Terima kasih sudah mau bekerja di sini. Saya harap kamu cepat beradaptasi di rumah sakit ini. Seperti yang kamu tahu rumah sakit ini merupakan rumah sakit terbaik yang pernah ada, klien kami merupakan orang dengan perekonomian tingkat atas, seperti pejabat, artis klien luar negeri dan masih banyak lagi. Jadi saya harap kamu bisa menempatkan diri sebaik-baiknya karena rumah sakit kami menjamin mutu kualitas pelayanan,” ucap si manager.

“ Terima kasih saya akan berusaha dengan baik, pak”

“ Bagus, mari saya antar kamu ke ruangan. Ruangannya ada di lantai 15,”

Dara berjalan beriringan bersama manager menaiki lift yang ada di rumah sakit. Lift di rumah sakit ini dibedakan untuk umum dan khusus. Terdiri dari tiga lift dimana yang satu untuk pasien, karyawan seperti dokter dan perawat serta lift khusus untuk pemilik rumah sakit.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di ruang rawat inap, Dara langsung diarahkan ke tempat kamar ganti perawat. Benar-benar menakjubkan, kamar ganti perawat yang biasanya hanya berisi loker penyimpanan barang di sini juga disediakan kasur super empuk. Jangan lupakan toilet yang sangat bersih dan juga canggih karena menggunakan shower.

“ Hai, salam kenal aku Indira. Kamu Dara kan? Perawat baru pindahan dari rumah sakit kabupaten?” sapa salah seorang perempuan muda yang usianya sepertinya sama dengan Dara.

“ Hai Kak Indira, iya aku Dara. Mohon bimbingannya ya karena aku masih baru,”

“ Tidak usah seformal itulah. Santai aja kalau sama aku, lagian kan kita seumuran nggak usah panggil kak panggil Indira saja,”

“ Baik Indira,”

“ Kamu langsung kerja aja nggak apa-apa, nanti kamu ikutin aku ya. Semisal ada yang ditanyakan kamu juga bisa tanya senior lain,”

Dalam hati Dara begitu senang karena langsung mendapat teman baru yang ramah. Ia pun langsung berganti seragam seperti yang digunakan oleh Indira. Ia menyapa beberapa senior yang juga bekerja pada pagi ini.

“ Kamu Aldara kan? Ini jadwalnya untuk jam kerja kamu besok terus ini data-data pasien kamu pelajari. Kalau ada pasien yang membutuhkan bantuan, kamu bisa langsung bantu tetapi didampingi kami-kami yang sudah senior. Oh ya sampai lupa, saya Bu Reni karu (kepala ruangan) di ruangan ini”

“ Baik bu terima kasih, saya akan bekerja dengan baik”

“ Oke untuk perkenalan dengan teman sejawat itu bisa kamu lakukan sendiri kan? Saya tidak perlu perkenalin satu-satu kan?

“ Iya bu tidak usah,”

“ Baiklah selamat bekerja,”

Perkenalan yang singkat, Dara dituntut utuk beradaptasi dengan cepat. Memang rumah sakit ini bertaraf internasional, semua yang bekerja harus dituntut untuk profesional. Dara mengambil tempat duduk, kemudian mempelajari data-data pasien yang sedang dirawat. Pertama, Dara harus menghafalkan nama dan letak kamar pasien itu dirawat. Kemudian Dara harus menghafalkan kebutuhan perawatan pasien. Saat sedang fokus membaca, terdengar bunyi bel dari salah satu kamar pasien. Terlihat kamar nomor 1504 yang membunyikan bel tersebut.

Rumah sakit akan menyediakan bel khusus di setiap kamar pasien yang ditujukan ke stasiun perawat, akan berbunyi apabila pasien membutuhkan bantuan. Hal tersebut akan memudahkan perawat dan pasien apabila terjadi insiden yang tidak diinginkan.

“ Duh lagi pada sibuk semua, aku aja kali yang kesana ya” batin Dara.

Dara memutuskan untuk mengambil pekerjaan tersebut. Ia tahu semua perawat sedang sibuk, alhasil dirinya kini berjalan untuk memasuki kamar yang membunyikan bel. Sebelum masuk Dara pun mengetuk pintu terlebih dahulu.

“ Ada yang bisa saya bantu tuan, nyonya?” ucap Dara dengan sopan.

“ Tolong panggilkan suster Indira anak saya tiba-tiba muntah” beritahu seorang keluarga pasien yang Dara tahu adalah seorang ibu-ibu.

“ Baik nyonya, tolong tunggu sebentar saya akan panggilkan suster Indira dulu,”

Dara pun berlalu keluar, ia berjalan untuk menemui Indira. Ia terus mencari hingga pada akhirnya Dara menemukan Indira sedang memasukkan obat ke dalam tempat obat khusus. Dara tidak tinggal diam, ia pun memberitahu jika kamar 1504 sedang membutuhkan bantuannya. Indira yang tahu pun langsung menitipkan pekerjaannya kepada Dara.

Waktu pun terus berlalu, ternyata bekerja di ruang rawat inap VVIP begitu menyibukkan sama seperti di IGD. Perawat terus memondar-mandirkan diri karena permintaan-permintaan pasien. Hingga tiba jam selesai bekerja, perawat mengikuti briefing untuk pergantian jaga. Bu Reni memimpin briefing selaku karu di ruangannya.

" Syukurlah tugas shift pagi ini sudah selesai dan selamat bekerja untuk rekan kami yang shift siang," ucap Bu Reni.

" Hari ini ada sedikit catatan khusus tetapi sudah saya catat di buku catatan nanti bisa kalian baca. Dan satu lagi hari ini terjadi komplain oleh keluarga pasien karena kesalahan kita,"

" Ada yang salah memasukkan obat ke tempat khusus sehingga pasien satu dan yang lainnya tertukar. Saya ingin bertanya siapa yang bertugas membagi obat hari ini?" tanya Bu Reni.

" Saya Bu dibantu dengan suster Dara," jawab Indira.

" Benar Dara kamu yang memasukkan obatnya?" ucap Bu Reni memastikan.

" Iya Bu tetapi saya memasukkan obat sesuai dengan yang ada di tulisan," ucap Dara yakin jika yang ia lakukan adalah benar.

" Kesalahan baca bisa saja terjadi. Ini peringatan pertama dan terakhir buat kamu. Kedepannya tolong lebih hati-hati, kamu tahu sendiri kan resikonya kalau sampai obat pasien tertukar? Beruntung mereka cuma komplain karena obat yang biasa mereka minum berbeda. Coba kalau terjadi hal lebih,"

" Saya minta maaf atas keteledoran saya, kedepannya saya akan lebih berhati-hati " ucap Dara pasrah. Tidak pernah sebelumnya terjadi hal seperti ini. Dara adalah tipekal orang yang teliti, tidak mungkin dirinya membuat kesalahan hanya karena salah baca nama obat. Dara merutuki dirinya sendiri yang sangat ceroboh.

" Baiklah kita akhiri briefing kali ini dengan berdoa masing-masing. Selamat bekerja sampai jumpa besok nanti," ucap Bu Reni kemudian briefing berakhir. Dara pun bangkit dan berpamitan. Ia berjalan menuju kamar ganti ruang khusus perawat.

" Dara, kamu yang sabar ya. Baru pertama kerja kalau salah itu wajar. Aku yakin kamu pasti bisa kok," ucap Indira kepada Dara.

" Iya Dira," jawab Dara sekenanya.

" Mau pulang bareng nggak?" tawar Indira.

" Aku ngekost di belakang rumah sakit,"

" Oh Deket berarti, ya sudah ayo aku antar " ucap Indira bersemangat.

" Tidak perlu nanti merepotkan," tolak Dara secara halus.

" Ayolah biar kita lebih dekat,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!