Chapter 13

" Dimana dia sekarang?" ucap Bima kepada maidnya.

" Nona Aldara ada di kamarnya tuan," jawab maid itu sambil menunduk.

Bima berjalan dengan tenang namun pikirannya terus bergemuruh. Saat fokus bekerja, tiba-tiba ia mendapatkan kabar dari rumah jika Dara mencoba melarikan diri. Ini pasti akan dilakukan oleh Dara mengingat gadisnya belum diberitahu apa tujuannya membawa Dara ke rumahnya.

Ceklek, pintu kamar Dara terbuka. Bima melihat Dara sedang sesenggukan menangis. Oh batin Bima rasanya teriris begitu melihat sang gadis menangis. Ini tidak termasuk rencana yang dibuat oleh Bima.

" Al," panggil Bima lembut kepada Dara. Dejavu, rasanya Dara begitu tidak asing dengan panggilan nama depannya. Bapak dan ibunya sudah terbiasa memanggil Dara begitu juga orang-orang lain.

" Pak Bima saya mau pulang. Saya tidak suka tempat ini. Tolong berikan kebaikan hati anda kepada saya,"

" Al, cukup berhentilah membuat drama. Aku tidak sedang menculik mu, ini rumah mu. Kamu cuma pulang ke rumah bukannya sedang diculik," jawab Bima. Kini laki-laki itu duduk di sisi tempat tidur mendekati Dara.

" Ini jelas bukan rumah ku. Rumah ku tuh ada di kampung Rowobening, depannya sawah belakang ada empangnya bapak. Rumah ku cat nya hijau, atapnya terbuat dari genteng. Di halaman ada pohon rambutan, sekarang lagi musim rambutan aku harus pulang Pak Bima. Kalau tidak bapak pasti sudah membagikan rambutan kesukaan ku. Belum lagi ada mangga madu yang hampir matang, nanti,,,,,,," ucapan Dara disela Bima.

" Dara stop! Ini rumah mu, yang kamu sebutkan itu cuma rumah sementara. Inilah rumah mu yang sebenarnya,"

" Tuhan bangunkan aku dari mimpi ini segera. Aku tidak mau di kehidupan ini, aku cuma mau kehidupan yang biasa. Kehidupan di kampung, ada bapak sama ibu. Aku,,,,,,,,," karena kesal dengan Dara yang terus mengoceh Bima pun menciumnya. Bima membungkam mulut Dara dengan mulutnya juga. Seketika Dara terdiam, matanya melotot. Ia tidak berontak tetapi di dalam hati juga tidak terima. Cepat-cepat Dara mendorong Bima menjauh.

" Aaaaaa Pak Bima itu first kiss nya saya. Pak Bima jahat. Pulangkan saya sekarang juga,"

" Kenapa kamu jadi cerewet hemmm? Apa efek obat tidurnya masih ada?"

" Oh jadi Pak Bima ngasih saya obat tidur. Aku ingat, jadi malam waktu Pak Bima ngasih aku minuman ternyata minuman itu sudah dicampur obat tidur? Sungguh kejam sekali kau Pak Bima,"

" Kalau tidak begitu, aku kesulitan membawa mu ke sini,"

Bima mengusap kepala Dara dengan lembut. Tidak ada penolakan dari Dara. Gadis itu tampak termenung sedang memikirkan sesuatu.

" Kamu mewarnai rambut mu permanen kah?" tanya Bima.

" Tidak, bapak saya tidak punya uang banyak untuk mewarnai ke salon yang bagus. Pakai cat rambut yang murah,, sebentar lagi juga pudar warnanya "

" Kalau begitu jangan diwarnai lagi. Biarkan dirimu dengan wujud mu yang asli. Jangan memaksakan diri menjadi orang lain agar dilihat. You are you, kamu bebas mengatur hidup mu"

" Sebenarnya Pak Bima itu siapa? Kenapa Pak Bima tahu banyak tentang aku? Kenapa sekarang Pak Bima menculik aku?"

" Bukan menculik Al. Masa membawa calon istrinya ke rumah disebut menculik?"

" Calon istri?"

" Iya, kamu itu calon istri ku. Biar ku perkenalkan diriku dengan benar. Namaku Abimanyu Jenaro Adidharma. Bima hanyalah penyamaran,"

" Tidak mungkin," ucap Dara menggeleng keras. Ia tidak mau menjadi istrinya Bima.

" Mungkin sekarang kamu bisa menolak ku. Tapi tunggu beberapa saat ke depan, kamu mungkin akan jatuh cinta kepada ku"

Bima mengecup kepala Dara, tangannya tak tinggal diam. Tangan Bima pun turut mengusap-usap punggung Dara. Ia bisa melihat jika gadisnya tengah terkejut. Dara masih butuh banyak waktu untuk bisa menerima semua ini.

" Biar ku tunjukkan kamu sesuatu," ujar Bima kemudian dirinya bangkit. Bima berjalan ke laci yang ada di depan ranjang. Ia membuka laci tersebut dan mengeluarkan sebuah album tebal. Bima mengambilnya dan membawa album foto tersebut kepada Dara.

" Nama asli kamu Aldara Maheswari Eberardo, anak dari pasangan Alessandro Del Eberardo dan Mayangsari. Mama kamu adalah seorang yatim piatu sejak kecil, ia tinggal di panti asuhan. Suatu saat mama kamu bertemu dengan papa kamu, lalu mereka menikah. Keluarga dari papa kamu tidak setuju kemudian mereka mengusir papa kamu. Karena kehilangan harta dari kekayaan keluarganya papa kamu jadi miskin. Ia kemudian meminta pekerjaan kepada ku,,,,,,,,"

" Stop, berhenti Pak Bima mengarang cerita. Saya cuman pingin pulang,"

" Rumah mu di sini. Jangan pernah mencoba kabur atau kamu akan kehilangan kedua orang tua palsu mu itu," ucap Bima dengan nada mengancam.

Bima pergi meninggalkan Dara kembali. Yang tersisa hanya Dara dan album foto yang ditinggalkan Bima. Dara menjauhkan album foto tersebut darinya. Ia merasa muak dengan kehidupannya yang seratus delapan puluh derajat berubah.

#####

" Nona makanlah. Sudah dua hari ini nona hanya menghabiskan roti sandwich. Tuan sangat khawatir dengan keadaan nona," ucap maid yang ada di rumah Bima.

" Bilang sama bos kamu tolong pulang kan aku. Aku tidak suka tinggal di sini," munafik jika Dara tidak menyukai rumah Bima. Makanan sudah tersedia, pakaian ada begitu banyak dan yang pasti pakaian branded, kamar mandi juga sangatlah mewah. Bagaimana bisa hal tersebut tidak membuat orang nyaman.

Semua yang Dara mau pasti diberikan oleh maid maupun Bima sendiri. Setiap orang akan merasa nyaman jika diperlukan bak seorang ratu, Dara tidak memungkiri hal tersebut. Tetapi ia sangat merindukan kedua orang tuanya, terlepas dari cerita Bima benar atau tidak Dara tidak perduli. Yang ia tahu, Yuni dan Ahmad adalah dua orang yang telah membesarkannya hingga sekarang.

" Lusa tuan pulang dari dinas. Tuan bilang nona harus makan kalau tidak,....."

" Kalau tidak apa?" jawab Dara menantang. Seenaknya saja Bima mengaturnya.

" Kalau tidak nona tidak akan mendapatkan ponsel nona kembali," jawab maid tersebut. Ah iya Dara baru ingat jika selama beberapa hari ini ia tidak melihat ponselnya. Sudah tidak perlu diragukan lagi, sudah pasti Bima yang menyembunyikan ponselnya. Atau kalau tidak ada pada Bima ya mungkin tertinggal di kost.

" Aku akan pergi ke kost untuk mengambil ponselku,"

" Nona tidak bisa keluar sekarang. Lusa tuan baru datang, nona bisa memintanya langsung kepada tuan"

" Ishhhh kalian ini, kenapa sih nurut banget sama si Bima gesrek itu? Ya sudahlah aku mau makan, tolong siapkan makanannya " pasrah Dara akhirnya.

" Aku akan makan di meja makan saja, sebentar lagi aku turun. Tolong jangan ganggu aku untuk beberapa menit ke depan," setelah berucap demikian maid tersebut pun meninggalkan Dara.

" Aku harus cari cara agar bisa kabur dari sini. Hanya ada waktu sampai lusa sebelum Bima datang," batin Dara penuh rencana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!