Malam pukul 10 Dara sedang sibuk melakukan sesuatu. Selepas makan malam tadi, Dara meminta maid untuk ditemani berkeliling rumah. Ia sedang memikirkan cara untuk melarikan diri dari rumah Bima. Sialnya, rumah Bima begitu luas. Baru setengah berjalan Dara sudah kelelahan.
Akhirnya Dara memutuskan satu pilihan, ia akan keluar dengan cara menyamar menjadi maid. Di kamar nya ia sudah berhasil mengantongi salah satu seragam maid yang ia curi sewaktu dirinya berjalan mengelilingi bagian laundry. Ide itu terlintas begitu saja, akan sangat beresiko jika Dara gegabah mengambil keputusan.
" Hemmm, rencana ini harus berhasil. Meskipun di sini kehidupannya mewah tapi aku tidak suka. Aku rindu sama bapak ibu," gumam Dara.
Ia akan melakukan rencananya besok pagi. Yang ia dengar jika setiap pagi akan ada maid yang berbelanja. Dengan begitu Dara akan menyelinap ikut pergi ke pasar. Setelah dirinya berhasil keluar dari rumah Bima disitulah kemudahan akan dia dapat.
" Kalau ingat bapak sama ibu, jadi keinget omongan Pak Bima. Memang bener ya aku bukan anak mereka?" monolog Dara kepada dirinya sendiri. Ia sedang bingung ingin melakukan apa, mau tidur pun dirinya masih belum mengantuk. Padahal jarum jam sudah menunjukkan hampir tengah malam.
Dara berjalan ke nakas samping tempat tidur. Ia mengambil foto album yang diberikan Bima kemarin. Dara duduk di sisi tempat tidur sembari membuka halaman demi halaman album fotonya. Ada foto orang asing yang wajahnya begitu familiar bagi Dara.
" Wajahnya sama denganku," gumam Dara setelah membuka album foto halaman pertama. Ada foto seorang gadis seusianya yang sangat mirip dengan Dara. Bak duplikat Dara, hanya saja gadis yang ada di foto terlihat seperti pribumi berbeda dengan dirinya yang seperti orang luar.
" Gadis ini menikah sama laki-laki bule. Mata dan hidung bule nya sama seperti ku. Jangan-jangan mereka kedua orang tua ku yang sebenarnya?" tebak Dara setelah melihat album foto halaman ketiga.
" Wah ini!!! Bukankah ini diriku sewaktu kecil? Bapak sama ibu cuma punya satu foto ini. Apa benar aku anak mereka?" pekik Dara begitu melihat foto yang mirip dirinya sewaktu bayi hingga berusia lima tahun.
" Jadi aku anak mereka?" ucap Dara kemudian mengambil salah satu foto tersebut lalu memasukkannya ke dalam bawah bantal. Foto ini akan ia bawa besok sewaktu kabur.
####
Hanya empat jam Dara berhasil memejamkan mata. Ia sudah bangun sebelum shubuh. Dirinya kini sudah bersiap dengan beberapa peralatan yang akan ia butuhkan nanti. Sebelum meninggalkan kamarnya, Dara membuat guling dan bantal yang diselimuti sampai atas kepala. Sudah beberapa hari ini ia membuat kebiasaan tidur yang memakai selimut hingga kepala, Dara berharap semoga maid yang lain tidak curiga sewaktu dirinya telat bangun nanti.
Dara bergegas keluar kamar. Ia berjalan mengendap-endap takut membuat curiga yang lain. Sebelum shubuh pun banyak maid yang sudah bangun. Mereka mulai bersiap-siap untuk melakukan pekerjaan. Dapur adalah tempat yang harus Dara tuju saat ini.
" Nanti siapa yang akan berbelanja?" tanya salah satu kepala maid kepada temannya. Dara pun bersembunyi di balik tembok, seminim mungkin ia tidak ingin menimbulkan suara.
" Aku sama Tiwi kak," ucap maid.
" Oke, uang belanjaan aku kasih sekarang ya. Tolong tambah sayuran dan buah, besok tuan pulang soalnya" ucap kepala maid dan temannya mengangguk.
" Salah satu diantara mereka harus aku bikin pingsan, dengan begitu aku bisa leluasa untuk mengambil peran mereka" batin Dara.
Begitulah rencana Dara saat ini. Ia harus menculik salah satu maid agar perannya bisa ia gantikan. Tak ingin menunggu lama Dara menyelinap ke salah satu ruangan maid. Ruangan yang ia pilih adalah Tiwi, seorang maid yang ia kenal. Dengan satu kali gerakan Dara membungkam hidung Tiwi dengan sapu tangan yang sudah ia beri obat bius hirup.
" Tidak sia-sia aku nyuri obat di kotak P3K kemarin," batin Dara. Jangan salahkan Dara jika hafal beberapa jenis obat karena profesinya yang seorang tenaga kesehatan.
Setelah maid itu pingsan Dara berganti baju maid. Ia juga memakai masker untuk menutupi wajahnya. Ia akan berpura-pura flu agar rencananya berjalan mulus.
" Tiwi kamu sakit kok pakai masker," ucap salah satu maid kepada Tiwi maid jadi-jadian.
" Sedikit kak. Tapi tidak apa-apa kalau cuma ke pasar aja,"
Dengan tidak curiga maid tersebut percaya kepada Dara. Dalam hati Dara bersorak akan hal ini. Sepertinya dirinya memiliki bakat akting yang terpendam. Tak lama Dara kini sudah berada di dalam mobil untuk diantar ke pasar. Sopir yang mengantar pun juga tidak curiga.
" Waduh!!! Ada satpam lagi, curiga nggak ya nantinya"
Mobil yang membawa Dara pun dihadang oleh satpam. Sang supir pun menurut, mereka berhenti di pos satpam untuk melakukan pengecekan.
" Mau kemana?" tanya satpam.
" Biasa mau ke pasar," jawab si supir.
" Berapa orang?"
" Tiga,"
" Tunggu sebentar ya," ucap si satpam menyuruh mobil Dara untuk menunggu.
Dara mengeram dalam hati, tinggal sedikit lagi dirinya ke keluar selalu saja ada yang menghalangi. Padahal tinggal beberapa langkah lagi ia bisa menghirup udara kebebasan.
" Nunggu apa? Keburu siang nanti pasar tutup," ucap si supir dan Dara merasa senang. Si supir seperti berada di pihaknya.
" Tuan hampir datang, kita disuruh kumpul. Kamu puter balik saja, sepertinya tuan melarang semua karyawan keluar hari ini"
" Kok mendadak pulangnya?"
" Aku tidak tahu turuti sajalah," perintah si satpam tersebut.
Dara terkejut, hari masih pagi dan Bima sedang dalam perjalanan menuju rumah. Tinggal sedikit lagi ia bisa keluar. Dara harus memutar otak secepatnya, ia tidak ingin masuk ke dalam rumah Bima lagi.
" Eh itu tuan sudah datang. Minggir kan mobil mu biar tuan bisa lewat," ucap satpam menyuruh si supir menepikan mobilnya.
" Gawat,aku tidak boleh ketahuan sama Bima," batin Dara. Ia memanfaatkan kesempatan untuk keluar dari mobil setelah semua karyawan menunduk hormat kepada Bima. Ia berjalan sepelan mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Tet,,,,tet,,,tet,,,, alarm di rumah Bima tiba-tiba berbunyi. Semua karyawan berhamburan keluar rumah termasuk yang sedang bekerja sekalipun. Mereka paham dengan alarm yang sedang berbunyi sekarang. Mereka harus cepat bertindak kalau tidak mereka akan kena amukan tuannya.
" Nona Dara. Maaf anda kami tangkap karena berusaha kabur," ucap seorang bodyguard yang kini menahan tubuh Dara. Entah datang darimana bodyguard itu, tiba-tiba saja kini Dara sudah menjadi tangkapannya.
" Maaf anda salah tangkap, saya ini maid. Nama saya Tiwi kalau anda tidak percaya. Dan satu lagi saya cuma mau disuruh ke pasar" elak Dara mencoba melepaskan diri namun percuma.
" Semua karyawan yang bekerja di sini memiliki akses keluar masuk, mereka tidak mungkin menyelinap lewat pintu kecil ini kalau mereka bukan penyusup. Dan satu lagi nona, rumah ini memiliki sistem keamanan yang tinggi. Kalau tidak memiliki kartu akses ya dianggap sebagai penyusup. Maaf nona anda tidak bisa berbohong lagi. Mari saya antar ke rumah," jelas bodyguard.
" Sial," batin Dara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Anis Rohayati
suka sma dara jual mahal
2024-01-24
1