Obsesi Cinta Mas Bima

Obsesi Cinta Mas Bima

Chapter 1

Matahari masih enggan untuk menampakkan dirinya namun ada seorang gadis cantik yang hampir menyelesaikan aktivitasnya. Sudah bangun sejak Shubuh tadi, gadis itu tengah membuat masakan yang ia persiapkan untuk menu sarapan nanti.

" Dara, walah maaf nak ibu bangun kesiangan" ucap wanita berumur yang kini menghampiri si gadis. Saat ini mereka sedang berkutat di dapur bersama.

" Iya tidak apa-apa lah Bu. Dara sudah selesai kok bikin sarapannya, tinggal bikin kopi saja buat bapak" jawab si gadis yang memang bernama Dara.

" Hummmm, bau masakan mu sangat wangi. Beruntung nanti calon suami mu Dar,"

" Ah ibu bisa saja. Dara kan bisa masak karena diajarin sama ibu. Lagian kan masih banyak menu masakan lain yang harus Dara pelajari dari ibu," jawab Dara.

" Kamu sudah bisa masak, sudah cocok kalau menikah" jawab ibu Dara.

" Lho lho lho ada apa to pagi-pagi begini kok ngomongin nikah? Dara kamu sudah mau nikah to nak?" sahut pria paruh baya yang menghampiri dua perempuan yang berbeda umur tersebut. Pria paruh baya itu pun ikut bergabung bersama keduanya.

Mereka bertiga adalah sebuah keluarga dimana pria paruh baya tersebut adalah kepala keluarga di rumahnya. Keluarga mereka terdiri dari tiga anggota yakni ayah, ibu dan satu anak perempuan.

Pak Ahmad dan Bu Yuni telah menikah sejak 26 tahun yang lalu. Mereka dikaruniai satu-satunya anak perempuan yang kini berusia 24 tahun. Namanya Aldara Maheswari, gadis cantik lulusan sarjana keperawatan. Gadis itu kini sudah bekerja di rumah sakit sebagai tenaga kerja perawat.

" Gimana mau nikah to pak, orang pacar aja Dara tidak punya," jawab Dara.

" Dikenalin sama anak temen ibu kamu tidak mau sih," celetuk Bu Yuni.

" Ya tidak mau lah Bu. Sekarang kan bukan jamannya perjodohan lagi," timpal Dara.

" Cuma kenalan doang, siapa tahu jodoh. Kan jodoh bisa datang darimana aja,"

" Ibu ini ada-ada saja,"

" Sudahlah Bu. Biarin aja Dara nentuin pilihannya sendiri. Bapak mah yang penting Dara cepet nikah, biar bapak bisa jadi walinya nanti "

" Bapak akan menjadi walinya Dara. Bapak jangan ngomong gitu lagi ya, bapak sama ibu pasti panjang umur" ucap Dara.

" Ya sudah ibu mau ke depan, mau nyapu halaman. Sudah dua hari tidak disapu,"

" Bapak juga mau lihat ayam dulu. Kayaknya ada yang udah bertelur, soalnya dari semalam berkokok terus,"

" Ya sudah Dara simpan dulu sarapannya. Kayaknya Dara juga mau jogging dulu deh,"

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan dapur melanjutkan aktivitas masing-masing. Dara menyimpan semua masakan yang ia buat. Seperti biasa, di keluarganya meskipun sudah ada sarapan pagi mereka selalu suka sarapan siang. Dara pun demikian, ia pergi ke kamar untuk bersiap jogging.

Dara tinggal di kampung yang jaraknya lumayan jauh dari kota. Suasana kampungnya masih asri, terbukti aliran sungainya masih jernih. Banyak juga pepohonan di sepanjang jalan dan hutan. Hasil bumi pun melimpah ruah karena tanah yang masih asli.

Dara terbiasa jogging mengelilingi kampung. Dengan memakai celana legging katun dan kaos panjang berwarna pink serta sepatu olahraga, Dara begitu cantik dibuatnya. Rambut gadis itu dikuncir kuda dengan beberapa helai anak rambut yang dibiarkan menjuntai membuat siapapun mengagumi sosok Dara ini.

" Eh Bu perawat meni geulis pisan, rajin sekali lari paginya," sapa salah satu ibu-ibu yang ditemui Dara di jalan. Baru separuh jalanan kampung Dara tempuh namun gadis itu belum merasa lelah.

" Iya dong Bu, biar sehat badannya" jawab Dara tersenyum. Sebagai salah satu tenaga kesehatan, Dara cukup rajin jika menyangkut tentang kesehatan diri. Ia akan rutin melakukan olahraga dan juga menjaga pola makan.

" Ya sudah sok mangga lanjut jalan lagi bu perawat. Saya teh mau ke kebun," lanjut ibu-ibu itu lagi yang Dara tahu ibu itu asli Sunda.

Dara tersenyum kemudian melanjutkan larinya. Berbicara soal pekerjaan, semua penduduk kampung pun tahu jika Dara bekerja di rumah sakit kabupaten. Dara bekerja sebagai perawat di bagian ruang IGD.

Penduduk kampung sering meminta tolong Dara jika ada sanak saudara yang sakit. Mereka memanggil Dara agar bisa menyembuhkan yang sakit tersebut. Dara sendiri terkadang bingung menjelaskannya, pasalnya untuk bagian mendiagnosa penyakit dan menyembuhkan itu bukan ranah pekerjaannya. Itu adalah tugas dokter, sementara Dara sendiri yang bertugas membantu perawatannya.

Memang penduduk kampung masih awam pengetahuan, mereka pikir setiap seseorang yang bekerja di rumah sakit pasti bisa menyembuhkan. Namun kenyataannya tidak, yang bekerja di rumah sakit bekerja sesuai dengan profesinya masing-masing. Kalau sudah menghadapi hal tersebut Dara hanya bisa membantu sekenanya, jika dirasa gawat pasti Dara akan merekomendasikan penduduk kampung untuk berobat saja ke rumah sakit.

Hari ini Dara kedapatan masuk siang. Di rumah sakit memang untuk tenaga kerja perawat dibagi dalam tiga shift kerja. Setiap shift itu adil mendapatkan delapan jam kerja masing-masing. Dara akan berangkat siang sekitar pukul satu setelah Dzuhur.

************

Teriknya sinar matahari, tak membuat perjalanan Dara surut. Gadis itu dengan semangat pergi ke tempat kerja. Dara berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Dibalut jaket dan helm, tak membuat Dara semakin kepanasan meskipun hari lagi terik-teriknya.

Sesampainya di rumah sakit, Dara lekas memarkirkan motornya di parkiran khusus karyawan. Langkah kakinya bergerak menyusuri lorong rumah sakit di ruangan ia biasa bekerja. Di pojok belakang IGD beruntung disediakan kamar ganti perawat. Di sinilah Dara meletakkan tas dan juga jaketnya.

" Hai jeng, baru datang" sapa salah satu teman Dara yang baru masuk. Usianya lebih tua dari Dara dan sudah menikah.

" Hari ini IGD ramai nggak Kak Lin?" ucap Dara kepada temannya yang bernama Linda.

" Uhhhhh ramai banget jeng. Dari tadi pagi aku terus mondar-mandir. Katanya ada kecelakaan di simpang lima, semua korban dilarikan ke sini. Ini aja aku baru bisa ngaso," jawab Kak Linda.

" Oh oke. Ya sudah aku langsung ke depan ya Kak Lin. Mau langsung ikut briefing pergantian jaga,"

" Eh tunggu sebentar. Takut kelupaan, ini kamu ada surat. Tadi manager rumah sakit titipin ke aku suruh kasih ke kamu langsung," ucap Linda sembari menyerahkan sepucuk surat resmi kepada Dara.

" Surat apa nih? Kenaikan gaji?" Gumam Dara.

" Mana ada kenaikan gaji di pertengahan tahun begini jeng. Kayaknya sih pemutusan kontrak kerja, dengar-dengar banyak perawat berprestasi yang dipindah tugaskan. Mungkin kamu salah satunya. Kamu mau dipindahin ke rumah sakit yang lebih gede kali," tebak Linda.

" Masa sih kak. Padahal udah betah banget kerja di sini aku,"

" Ya namanya karyawan kontrak Dar. Lagian itu ada untungnya juga, kamu bisa kerja di kota. Masih untung tidak pemutusan kontrak terus kamu dipecat, inikan kamu dikasih kesempatan emas"

" Emang iya kak?"

" Iyalah, kalau kamu kerja di rumah sakit swasta-swasta yang gede itu pasti gajinya juga gede. Belum disana peralatannya lebih lengkap jadi skill kamu juga nambah. Aku sih sebenernya juga pingin, tapi aku kasihan anakku kalau harus pindah sekolah,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!