" Bagaimana hasilnya?" Tanya Bima kepada salah seorang laki-laki.
" Bukti yang tuan kumpulkan sudah lebih dari cukup. Polisi sudah saya hubungi, mereka masih menyusun rencana untuk melakukan penggrebekan. Tetapi ada satu hal yang menjadi masalahnya tuan," jawab laki-laki yang sedang mengobrol dengan Bima.
" Polisi hanya bisa menangkap dokter dan perawat nya saja tetapi otak dari kasus tersebut masih aman," tebak Bima.
" Benar tuan. Polisi tidak bisa langsung menangkap dalangnya karena tidak cukup bukti dan si dalang selalu main bersih," ucap laki-laki yang ternyata adalah anak buah Bima.
" Biarkan saja dulu. Hmmmmm gadisku memang cerdas. Baru beberapa hari bekerja dia sudah mengetahui kebusukan dari rumah sakit tersebut. Kamu atur penggerebekan dari polisi dan tolong pastikan gadisku baik-baik saja. Enak saja mereka mendapatkan uang dengan cara mengotori reputasi rumah sakit,"
" Apa tuan tidak ingin membasmi dalangnya sekalian? Sepertinya tuan sengaja mengulur waktu untuk membiarkan dalangnya terus merasa aman," ucap anak buah Bima.
" Ckck, kamu lupa aku sedang menyamar? Biarkan saja dia melakukan sesukanya. Tunggu aku menyelesaikan penyamaran ini maka dia akan tamat. Aku tidak akan mengampuni orang yang telah mengacaukan bisnis ku. Mereka pikir rumah sakit ini milik kakek nenek mereka,, oh tentu tidak. Rumah sakit itu adalah milikku, tak kan ku biarkan satupun menghancurkannya " ucap Bima penuh penekanan. Siapa sangka ternyata Bima yang selama ini suka selengekan ternyata menyimpan misteri. Siapakah sosok Bima yang sebenarnya? Bima adalah seorang pebisnis sukses yang salah satu bisnisnya adalah rumah sakit tempat ia menyamar.
Ada dua alasan yang membuat Bima melakukan penyamaran, yang pertama karena ia ingin dekat dengan gadisnya sisanya karena ia ingin menangkap dalang yang mempermainkan sistem operasi rumah sakit. Terendus di telinga Bima, bahwa rumah sakitnya melakukan perdagangan gelap. Bima sendiri tidak bisa langsung memastikan karena kesibukannya dalam mengelola bisnis lain.
Ia sengaja turun tangan untuk melakukan penyelidikan karena rumah sakit itu adalah milik keluarganya. Tentu Bima paham siapa yang menjadi otak dari semua kasus tersebut yang tak lain adalah sanak keluarganya yang merasa iri. Bima tidak ingin langsung menuduh, jadi beginilah dia sekarang, menjadi supir ambulans sebagai bahan penyamaran. Ia merubah total semua yang ada pada dirinya sampai siapapun tidak mengenali.
" Kerjakan semua dengan baik dan terus laporkan segalanya padaku. Aku masih banyak urusan jadi aku harus pergi," ucap Bima kemudian ia keluar dari mobil suff hitam miliknya.
Sementara ia memang menjauhi semua yang berhubungan dengan dirinya termasuk harta. Ia harus menjalani kehidupan sederhana sampai semuanya membaik.
" Siapapun dalangnya harus mati," gumam Bima penuh ambisi. Sikap Bima yang sekarang sangat berbeda jauh dengan yang ditunjukkannya di depan Dara, Bima yang ceria tetapi juga kejam.
...****************...
" Eh Mbak Dara, malam-malam ke sini ada perlu apa ya?" tanya Bima sopan. Pukul sembilan malam, gadisnya tiba-tiba datang dengan mengetuk pintu kamar kost Bima. Beruntung Bima sudah pulang dari pertemuannya dengan sang anak buah.
Tampilan Dara saat ini benar-benar menguji kesabaran Bima. Dara menemui Bima hanya dengan memakai kaos bergambar bear yang ditutupi dengan kardigan dengan celana panjang. Dara sangat lah imut, ingin rasanya Bima menarik Dara ke dalam kost nya dan tidak membiarkan gadis itu pulang. Lelah sudah ia sebenarnya menjalani kehidupan pura-pura ini. Ia sangat ingin merengkuh gadis yang sudah ia puja sejak dulu.
" Lotion nyamuk di kost saya habis. Saya mau pinjam motor Pak Bima buat pergi ke minimarket," cicit Dara merasa tidak enak karena telah menganggu kenyamanan Bima. Laki-laki itu hanya memakai kaos singlet dan celana selutut. Perut bentuk roti sobek pun tak ketinggalan menjadi pusat penglihatan Dara. Matanya terus saja fokus menatap wajah Bima dan perut sobeknya secara bergantian.
" Sudah malam, pakai punya saya dulu aja. Tunggu sebentar saya ambilkan dulu," jawab Bima kemudian berjalan mengambil lotion yang berada di nakas. Ia menyerahkan lotion miliknya kepada Dara.
" Maaf kalau saya merepotkan Pak Bima terus. Besok saya kembalikan lotion nya, terima kasih ya pak" ucap Dara kemudian pamitan.
Bima memandangi punggung Dara yang menjauhi kostnya. Ia sangat merindukan gadisnya tetapi apa boleh buat jika tembok tinggi sedang menghalanginya sekarang. Dara pasti akan merasa ketakutan jika ia mengungkapkan indentitasnya. Bersabar adalah jalan keluar satu-satunya yang harus Bima tempuh.
" Sebentar lagi kamu akan menjadi milikku," batin Bima.
Melupakan Bima kini beralih pada Dara yang sudah sampai di kamar kostnya. Ia menutup pintu kostnya kembali. Rasanya sangat mendebarkan saat bertemu Bima dengan pakaian seperti itu. ketampanannya bertambah berkali-kali lipat.
" Duh kok aku jadi deg-degan begini ya. Pak Bima aslinya ganteng banget. Mana baik lagi," gumam Dara tersenyum.
" Eh sadar Dara. Pak Bima kan sudah tua,"
###
" Sial aku tidak bisa tidur," ucap Bima membolak-balikkan diri. Ia sudah mencoba memejamkan mata sejak satu jam yang lalu tetapi sampai sekarang belum bisa nyenyak.
" Andai aku bisa memeluk Dara sekarang ini,"
" Apa aku menyelinap saja ke kamarnya. Sepertinya itu ide bagus,"
Bima pun berdiri. Ia mengambil jaket dan memakai celana. Masalah linap-menyelinap Bima adalah ahlinya. Apalagi ibu kost Dara, Bima sudah kenal baik dengannya. kunci cadangan kamar Dara saja bahkan diberikan secara percuma kepada Bima. Ibu kost Dara sudah tahu jika Bima adalah orang yang berpengaruh, jangankan kunci cadangan tanah rumah kostnya pun dapat diambil oleh Bima.
Sesampainya di kost Dara, Bima memutuskan untuk melihat situasi terlebih dahulu. Bima sengaja memilihkan Dara kamar yang berada di ujung agar memudahkan dirinya untuk keluar masuk alias menyelinap. Ia mendesain kamar sebaik mungkin seperti kesukaan Dara dan juga menawarkan harga yang murah, sudah pasti gadisnya itu akan kemakan jebakannya. Terbukti sekarang Dara tinggal di kost yang sengaja Bima siapkan untuknya.
" Kamu sangat cantik Dara," batin Bima yang kini sudah masuk ke dalam kamar Dara. Tidak ada yang melihat karena kost yang sudah sepi sesuai dengan yang diharapkan oleh Bima. Semua sudah direncanakan oleh Bima, termasuk kepindahan Dara ke kota. Ia yang membuat Dara bisa bekerja di rumah sakit miliknya.
Tak tinggal diam, Bima pun turut berbaring di samping Dara. Hal ini sudah ia lakukan semenjak pertama kali Dara datang ke sini. Apapun tentang Dara pasti Bima tahu, termasuk tidur Dara yang seperti kebo. Dara akan merasa tidak terganggu meskipun Bima memeluk tubuhnya seperti sekarang.
" Ini sangat nyaman sayang, bukankah begitu? Aku tahu kamu pasti juga suka," monolog Bima seperti orang gila. Otaknya sudah tidak waras semenjak ia jatuh cinta dengan seorang gadis di bawah umur yang tak lain adalah Dara sewaktu kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments