BAB 2. Sekte Para Pemuja Iblis I

Beberapa jam sebelum Rin kembali. Rin bersama Zhuge bekerja sama dalam hal penyelidikan Gǔdài dòngwù. Mereka mengetahui sebuah tempat yang diduga adalah markas kelompok tersebut. Hasilnya juga sesuai dugaan, mereka menemukan sedikit hal yang cukup memuaskan.

Berdiri diam dan perlahan berjalan dengan sedikit menunduk. Mereka merangkak masuk ke dalam sebuah halaman menuju ke gubuk tua. Lirih-lirih terdengar suara dari beberapa orang di dalam sana.

"Ketua, apakah tidak masalah terus melanjutkannya seperti ini?" tanya Rin dengan ekspresi gelisah, namun sebenarnya itu hanya ekspresi yang dibuat-buat.

"Hoho, kau serius mengatakan itu?" sahut Zhuge tertawa seperti pria tua.

"Tentu saja," katanya dengan mengerucutkan bibir.

"Jangan bersandiwara. Ayo cepat. Bukankah kau ingin kembali ke wujud aslimu?"

"Itu benar. Tapi kupikir tidak buruk juga menjadi seperti ini."

Zhuge hanya tersenyum hambar. Lantas mereka berdua segera melanjutkan tugas yang sangatlah penting ini. Tugas ini biasanya hanya dikerjakan oleh dua orang paling banyak. Lantaran menyelinap ke satu tempat ke tempat lain bukanlah perkara mudah.

Terlebih sekelompok orang yang mengetahui informasi atau rahasia mengenai orang yang terkutuk, dirasuki, ialah Gǔdài dòngwù. Kelompok yang masih belum jelas keberadaannya, membuat Zhuge sedikit cemas serta berharap bahwa mereka mengetahui hal lebih yang telah lama mereka cari.

"Semua akan menjadi sia-sia jika kita tertangkap di sini. Aku berharap kau tidak membuat kekacauan, rubah."

"Kau sedang bicara dengan siapa?"

"Tentu saja rubah. Karena Rin yang asli tidak akan mengeluh karena pekerjaannya ini cukup menguntungkan."

Suara beberapa orang mulai jelas terdengar di kedua telinga mereka. Zhuge dan Rin terhenti di tengah jalan masuk sembari melihat keadaan sekitar yang rupanya sangatlah sunyi tak wajar.

"Aneh, sesepi inikah markas kelompok mereka?"

"Mungkin mereka sedang menjalani ritual—"

"ARRRRGHHHHHH!!!" Jeritan seorang pria yang begitu lantang dan sampai memekakkan kedua telinga, sontak membuat dua penyusup itu merintih kesakitan sembari menutup lubang telinga.

"Apa-apaan itu?"

"Mana aku tahu. Kalau didengar dari teriakannya, mungkin sedang terjadi hal buruk."

***

Penyusupan mereka ini bukan kali pertama mereka. Sudah banyak tempat yang mereka duga adalah tempat di mana Gǔdài dòngwù berada namun sebagian besar tempat hanyalah berasal dari rumor. Itulah mengapa mereka lebih keseringan mendapati informasi yang salah atau sedikit kekeliruan.

Dan ini adalah kali pertama mereka yang akhirnya menemukan sebuah informasi besar. Terlihat di dalam ruangan, sosok pria yang masih menjerit kesakitan berada di tengah-tengah sebuah pola rumit dan bersinar. Kedua tangan dan kakinya dirantai kuat agar dirinya tidak jatuh, dan tidak berlangsung lama akhirnya sesuatu terjadi pada pria itu.

"Kami melihat orang itu tersakiti. Muncul sebuah roh yang keluar dari pola itu yang kemudian merasuk ke tubuhnya sehingga membuat perubahan wujud secara fisik."

"Semacam iblis atau sejenisnya?"

"Ya. Begitulah. Tapi kami tidak tahu pasti apakah itu benar. Karena entah di belahan dunia manapun, sebuah legenda, mitologi, roh jahat dan roh baik atau lain hal sejenisnya itu benar-benar terbukti ada."

Rin menunjuk dirinya lalu menunjuk Yong. Kembali ia berkata, "Kita berdua adalah bukti legenda itu nyata." Lantas tersenyum.

Yong terdiam, tak menjawab sepatah kata pun. Ia sejenak diam sembari berpikir akan hal yang barusan dibicarakan oleh Rin si rubah ekor sembilan.

"Kami mengetahui bahwa kelompok itu ada. Menurutku mereka menciptakan keajaiban yang kita sebut, 'Orang yang terkutuk, dirasuki,' sendiri. Itu berarti mereka memiliki caranya 'kan?"

Rin tidak mendengar respon dari Yong sama sekali. Yong tetap terdiam seakan sudah mengerti semuanya padahal jelas tidak sama sekali.

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu. Kenapa kalian menyelidiki ini secara diam-diam?" tanya Yong tiba-tiba.

Rin yang senang akhirnya Yong berbicara juga, ia lantas menjawab, "Tidak ada alasan khusus. Ketua terlihat ingin menghindari kontak langsung dengan Gǔdài dòngwù. Hanya itu yang aku pikirkan."

"Itu tidak masuk akal. Kita ini sama-sama senasib. Jadi apa untungnya menyembunyikan diri sendiri dan mengorek informasi mereka secara diam-diam," tukas Yong.

"Perkataanmu mungkin benar. Tapi Yong, kadang ada satu atau dua hal yang ingin kita hindari bukan?" sahut Rin.

"Kau benar juga."

"Kuperingatkan sekali lagi padamu, Yong. Tentang malam itu, aku berharap kau tidak pernah melupakannya," harap Rin.

"Maksudmu soal Zhuge?" pikir Yong.

Rin hanya menganggukkan kepala dengan tersenyum.

"Alasanku dengannya pasti sama. Tentu saja kalian juga," tutur Yong, beranjak dari sana. "Jadi aku berpikir tidak ada gunanya mementingkan kepribadian kalian termasuk Zhuge," imbuhnya.

"Kuharap begitu."

***

Legenda, mitos, roh jahat ataupun baik dan banyak hal lainnya. Semua sebutan itu diperuntukkan pada sesuatu sosok tak nyata dan mustahil ada. Tetapi keberadaan mereka perlahan menjadi nyata karena perubahan pada manusia itu sendiri.

Orang yang dirasuki perlahan pasti akan melemah seiring waktu berjalan. Beberapa mereka pun berlomba-lomba demi dapat kembali ke wujud asli mereka yakni manusia. Sebab ada hal berharga yang menjadi bayaran mereka setelah dirasuki roh jahat. Itu sangat merugikan.

"Selamat datang!" seru seorang pemilik kedai menyambut kedatangan pelanggan yang baru saja datang.

Yong melangkah masuk ke dalam kedai, dan kemudian duduk di sudut ruangan guna menguping banyak pembicaraan orang-orang di sini. Kedai ini cukup ramai, tapi Yong tidak merasa ini akan menjadi sangat sulit untuk mengetahui sesuatu yang diinginkan.

"Aku berharap kau memberiku lebih banyak uang. Seperti mimpi."

"Ya, ya. Bermimpilah sesuka hatimu. Gǔdài dòngwù pasti akan mendatangimu."

"Omong kosong. Kau pikir aku akan tertipu? Orang-orang seperti mereka mungkin sudah banyak berubah. Bahkan sudah bukan manusia lagi."

Terdengarlah sebuah informasi berharga dari salah satu pelanggan. Yong mencari kesempatan agar dapat mendekati pria-pria itu.

Duduk tepat di sampingnya, tak lupa Yong tersengum selagi menyapa, "Siang, bisakah kita bicara sebentar? Aku tidak sengaja mendengar hal menarik yang baru saja kalian bicarakan."

Dengan lihainya ia dapat bergabung di antara mereka. Pembicaraan pun jadi nyambung seolah Yong bukanlah orang asing yang kebetulan lewat.

"Kau tahu, mereka itu 'kan dulunya berhubungan dengan kultus besar. Yah, aku tidak tahu apakah dia bergabung sampai sekarang, tapi yang aku tahu mereka semua bukanlah manusia."

"Bukan manusia? Maksudnya secara fisik?"

"Ya, begitulah. Lalu aku dengar mereka adalah senjatanya kultus besar itu sendiri. Bayangkan saja orang yang sudah sulit dianggap sebagai manusia malah dijadikan senjata, aku benar-benar tidak tahu pemikiran para petinggi di kultus itu."

Pria itu mengatakannya sambil menepuk jidat, ia sendiri merasa heran dengan semua hal itu.

"Lalu, katanya ada sebuah sekte yang memuja iblis. Katanya sekte itu dulunya adalah tempat di mana anggota kelompok Gǔdài dòngwù berkumpul," imbuhnya mengungkapkan.

Hari ini adalah hari keberuntungan bagi seorang pemuda iblis. Setelah mendengar informasi ini tanpa disengaja, lekas ia pergi ke sekte itu berada.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!