Diincar Roh Jahat?

Malam setelah kepergian Yong di hari itu, Xiang Lu akhirnya ditemukan oleh keluarganya setelah diam-diam mencoba melarikan diri dari rumah sendiri. Xiang Lu tampak kebosanan sehingga pergi guna menikmati angin di malam hari, namun ia sungguh beruntung dapat bertemu dengan lelaki yang memiliki nasib sama seperti dirinya.

Tidak hanya sampai ketika mereka berpisah secara mendadak, Xiang Lu tiba-tiba melarikan diri dari secara diam-diam. Penjagaan lengah membuat kedua orang tua Xiang Lu panik begitu sadar saat berbalik badan, putri tercinta mereka kembali menghilang.

Tidak berselang lama kemudian, muncullah seekor monster berbadan besar, berbulu lebat dengan bola mata yang sama besarnya juga. Mereka pun tersentak kaget dan berlari dalam keadaan panik.

Ketidaksengajaan meninggalkan putri mereka yang masih menghilang, itu benar-benar tak terhindarkan namun betapa beruntungnya putri mereka ditemukan lagi saat kembali pulang. Xiang Lu terbaring pulas dengan luka lecet di bagian kaki di depan rumahnya sendiri.

"Apakah ini karena monster itu?"

"Iya, sepertinya begitu. Besok kita akan panggil bantuan."

Lalu, keesokan pagi harinya ini mereka memutuskan untuk mencari bantuan. Sampailah pekerjaan itu pada Yong dan lelaki pendek yang entah siapa pula namanya. Mereka akan melakukan pengawalan sampai monster itu dibasmi oleh pendekar lain, itulah inti pekerjaan Yong saat ini.

"Aku tidak menyangka kita berdua akan bertemu lagi," ucap Yong lirih sambil menganggukkan kepala dan menatap Xiang Lu lantas tersenyum senang.

"Iya."

"Kalian berdua saling mengenal?" Ayah Xiang Lu bertanya dengan wajah tidak menyenangkan. Seolah Yong adalah penjahatnya di sini.

"Tidak, Ayah! Aku hanya memberikan salam sapa dari kejauhan pada mereka," sahut Xiang Lu yang tidak ingin membuat masalah.

Xiang Lu adalah wanita yang ceria, sungguh amat disayangkan bila ia tidak bisa pergi ke manapun saat matahari masih bersinar seperti ini. Namun kedua orang tuanya sadar akan perubahan sifat Xiang Lu yang berubah.

Ayah dari putri cantik itu tersenyum lalu mengatakan, "Waktu kemarin kamu masih saja pundung dan selalu berada di kamar. Hari ini ada apa? Kamu terlihat sangat senang."

Xiang Lu mengangguk bersemangat dengan senyum lebar tanda bahagia. Xiang Lu memiliki ekspresi yang bagus sampai membuat Yong tersenyum tanpa sadar. Lelaki pendek itu lantas memberikan tatapan tajam pada Yong, bermaksud untuk fokus pada pekerjaan.

"Tuan, bisakah saya mengetahui bagaimana ciri-ciri dari monster itu?" tanya Yong.

Sejenak sang Ayah terdiam sambil memejamkan mata. Ia sedang mengingat ciri-ciri dari monster itu. Setelah beberapa saat ia membuka kedua mata dan mulai menjelaskan semuanya.

"Ini hanya dugaanku kalau monster itu ada niat buruk dengan putriku. Seperti yang telah aku ceritakan, setelah putriku hilang, monster muncul."

"Baik, saya mengerti."

"Dia memiliki tubuh dan berkepala besar, bola matanya sangat bulat dan juga besar. Dia juga berbulu. Karena saat itu masih gelap, kami tidak tahu jenis hewan apa itu."

"Oh, baik. Saya mengerti."

***

Senja menjelang malam hari, tirai berwarna jingga menghiasi langit di tengah suasana meriah di mana festival kecil-kecilan sedang diadakan di sekitar rumah klien.

Lelaki pendek itu mengawasi dari jarak jauh sementara Yong mengawasinya dari jarak dekat. Mengingat betapa kukuhnya Xiang Lu yang hobi berjalan-jalan atau menghilang, Yong sangatlah berwaspada.

"Ini kue kering, apakah kamu mau memakannya bersamaku?"

"Tidak perlu," tolak Yong sambil tersenyum.

"Kenapa? Sudah kenyang ya?"

Iya, bagi Yong, dirinya sudah sangat kenyang bila mengingat malam ia bertengkar dengan Iblis.

"Ayo, makan saja. Ini enak." Xiang Lu tampak memaksa, dan karena tidak bisa menolaknya ia pun menerima.

Susah payah Xiang Lu meminta ijin pada kedua orang tuanya untuk pergi keluar, padahal sedang diincar tapi ia tetap bersenang-senang seolah tak ada masalah apa pun.

"Terima kasih, Nona Xiang Lu." Dengan kepala tertunduk dan mata terpejam, Yong merasa ini diperlukan saat berterima kasih.

"Tidak perlu sekaku itu. Dan lagi, aku tidak menyangka ternyata kamu bekerja seperti ini. Kupikir kamu tetap menjadi seorang pendekar."

"Ilmuku mungkin menghilang tapi aku tetaplah seorang pendekar. Aku meyakini diriku sendiri tentang hal itu," tutur Yong menatap kosong ke arah lain.

Melihat seberkas kegelapan dalam tatapannya yang mendalam, Xiang Lu tersentak namun ia tetap terdiam selama berjalan berdampingan dengan Yong. Ia tak berniat mengatakan apa yang ia rasakan, bahkan tak berniat untuk memikirkannya.

"Yong, aku harap kita bisa berjumpa lagi dan dapat melakukan ini sekali lagi," ucap Xiang Lu berharap. Ia berdiri di hadapan Yong agar pandangan matanya tertuju ke pada Xiang Lu sepenuhnya.

Bola mata yang lebar berbinar menatapnya hangat, sesaat Yong terpesona. Perlahan Xiang Lu menutup matanya hingga ia pun ambruk di tempat entah mengapa.

"Xiang Lu!"

Panik, ia lekas menggendongnya ke tempat yang sepi, walau masih berada di area festival, ketenangan sejenak ini membuat Xiang Lu sedikit merasa aman.

"Tidak apa-apa? Ini, aku ambilkan minum untukmu," ucap Yong dan menyodorkan minuman berupa air putih.

Setelahnya meminumnya dengan cepat, Xiang Lu tertawa seakan ini lelucon. Lantas Yong diam mengernyitkan dahi, ia sungguh kesal karena Xiang Lu menganggap kejadian barusan itu sepele.

"Jangan tertawa. Kau nyaris pingsan. Daya tahanmu melemah karena ini belum malam. Lebih baik kita segera pulang," kata Yong serius.

"Jangan berbicara dengan wajah tertutup," pinta Xiang Lu sambil meraih tudung wajahnya, namun Yong enggan melepaskan tudung itu sehingga ia menahan tangan Xiang Lu yang berniat melakukannya.

"Tolong jangan anggap sepele apa pun itu."

"Mumpung masih hidup, hanya ini yang bisa aku lakukan."

"Aku bilang jangan, ya jangan. Kenapa kau begitu keras kepala sekali," gerutu Yong.

Berulang kali dibicarakan, tetap saja Xiang Lu masih berpikir hal sama. Apa pun yang terjadi padanya, mau bagaimana situasinya pun ia masih saja tetap tertawa.

"Seandainya saja ada batu giok hitam, maka mungkin hidupku akan jauh lebih baik," lantur Xiang Lu dengan senyum masam.

"Apa maksud perkataanmu itu?" tanya Yong penasaran.

"Ada."

Tap!

Lelaki yang sedari tadi mengintai di balik pepohonan, sekarang malah unjuk gigi di depan mereka. Raut wajahnya tampak kesal karena sesuatu. Yong lantas mendongakkan kepala, dan membalas tatapan tajam itu.

"Ada apa?"

"Jangan lengah bahkan jika kau harus buang air kecil pun tetap tidak boleh."

"Apa?"

"Lengah sedikit saja maka hasilnya seperti ini. Kita tidak tahu apakah monster yang mereka bicarakan itu ada atau tidak," tuturnya menegaskan.

Menjalani sebuah tugas juga merupakan tanggung jawab besar, saat ini lelaki pendek itu hanya berusaha semaksimal mungkin. Tetapi kadang orang ini memancarkan aura jahat yang entah mengapa membuat Yong tidak nyaman.

'Tidak seperti Zhuge. Apakah dia terlihat aneh karena roh yang merasukinya?' pikir Yong dalam batin.

"Lalu mengenai batu giok hitam. Aku tidak yakin apakah itu ada, bahkan kalaupun ada pasti tidak begitu menguntungkan," ujarnya.

"Tidak! Batu itu pasti ada!" sahut Xiang Lu penuh keyakinan.

Terpopuler

Comments

Elzi Lamoz

Elzi Lamoz

Semoga aja ilmu pedangnya bisa kembali

2024-02-17

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!