Batu Giok Hitam I

Batu Giok Hitam yang dibicarakan sungguh membuat Yong penasaran. Xiang Lu menceritakannya begitu antusias sehingga Yong berniat mencari benda itu namun lelaki yang merupakan rekan setim Yong tiba-tiba menunjukkan diri dan menyangkal omongan Xiang Lu.

"Batu itu tidak ada."

"Apa katamu? Kau saja tidak tahu seperti apa! Jadi jangan sok mengatakan bahwa benda itu tidak ada!" pekik Xiang Lu tidak terima.

Lelaki itu mengernyitkan dahi dan menatap sinis ke arah Xiang Lu dan Yong. Terlihat sekali ia kesal, namun ia menyahut setiap omongan Xiang Lu dengan tenang namun tegas.

"Justru aku tahu benda itu tidak ada, makanya aku berkata seperti itu."

"Aku tidak percaya."

"Terserah kau saja nona. Mau kau percaya atau tidak, benda seperti itu kalaupun ada pasti akan merugikan."

"Merugikan? Apa maksudmu?" tanya Yong, berdiri sejajar dengannya.

"Tentu saja. Kalaupun ada, kelompok ini pasti tidak akan pernah ada. Kau tahu kenapa aku berkata begini? Itu karena Batu Giok yang dirumorkan dapat menyembuhkan apa pun," jelasnya.

Yong hanya diam menatapnya tajam. Ia tidak memiliki niat untuk membuat gaduh saat misi berlangsung namun pernyataan yang barusan dilontarkan jelas membuat Xiang Lu marah.

"Setidaknya jelaskanlah dengan masuk akal."

"Yong! Apa kamu juga tidak percaya?" sahut Xiang Lu.

Lantas Yong berbalik, menatap Xiang Lu dengan ekspresi bingung dan sedih. Beberapa kali matanya berkedip, dan kembali memalingkan wajah.

"Batu giok berwarna hitam itu ada. Disebut Yang, simbol kejahatan. Aku tahu maksudnya tapi dikatakan batu itu dapat menyembuhkan hal yang mustahil."

Xiang Lu menjelaskan dengan tundukan kepala seraya menarik ujung lengan jubah Yong seakan minta pembelaan darinya. Yong juga tahu apa maksud penjelasannya barusan, bahwa Xiang Lu sebenarnya ingin mengusir roh jahat dalam tubuh dengan batu itu.

"Nona Xiang Lu," panggil Yong dengan lembut.

"Aku bukannya tidak percaya, aku hanya ingin sekadar memastikan keberadaan batu giok itu. Tetapi jika menemukannya akan membuatmu tenang maka aku memilih untuk percaya," ujar Yong.

Pandangan Xiang Lu kembali cerah, kebahagiaannya terlihat jelas dari cara ia menatap Yong sambil tersenyum itu.

"Benarkah?"

"Iya, Nona."

"Terima kasih," ucapnya tulus.

Gadis yang ingin melakukan segala hal sebelum ajalnya tiba, bagi Yong itulah yang sempat ia rasakan saat Xiang Lu merengek. Selain menenangkannya dengan mencoba berpihak pada Xiang Lu, maka gadis ini pun tentu akan merasa senang.

"Aku tidak tahu kalian sudah saling mengenal sampai sejauh mana. Tapi perlu aku ingatkan, kita sedang dalam tugas penting. Monster itu belum ada kabarnya, dan jangan pernah berniat melakukan hal yang tidak-tidak," ucap lelaki pendek memperingatkan.

"Baiklah, Nona tunggu saja di sini bersama dia, ya. Aku akan pergi berkeliling dan bertanya soal batu itu," ucap Yong.

"Hei! Jangan seenaknya!"

Yong tidak bisa pergi membawa Xiang Lu bersamanya karena itu agak sedikit mengkhawatirkan. Terlebih kondisi Xiang Lu masih belum stabil.

"Sebentar lagi malam. Aku akan bertanya sebentar saja," gumam Yong.

Ia melakukan ini bukan hanya karena Xiang Lu saja, melainkan dirinya pun juga penasaran tentang keberadaan batu giok hitam yang belum pernah dilihat.

Dari satu tempat ke tempat lain, ia menelusuri lebih dalam mengenai batu giok hitam hanya berdasarkan rumor dari orang-orang sekitar. Sedikit dari cerita, kebanyakan orang berkata bahwa batu giok itu sulit dicari.

"Ini tuan."

Dan sekalinya ada namun sayang itu bukan benda yang asli. Salah satu pedagang memberikan sebuah giok batu hitam dengan tersenyum licik. Yong sadar ini bukan benda yang dicarinya.

"Ini bukan yang dia maksud," ucap Yong lantas pergi.

"Oh, tunggu sebentar, tuan!"

"Ada apa lagi?" Yong mengira pedagang itu lah yang berteriak memanggil, namun saat berbalik badan ternyata orang lain.

Seorang lelaki yang sedikit lebih tua darinya datang memberinya sebuah benda berwarna hitam. Bentuk dari benda itu mirip dengan janin, tidak berat namun cukup tipis. Sesaat ia merasakan aura di dalam benda tersebut.

Lalu bertanya, "Apa ini?"

Rasa penasaran semakin meningkat ketika lelaki itu mendekatkannya.

"Ini adalah batu giok yang tuan cari. Dikatakan batu ini dapat menyembuhkan segala penyakit atau luka dan mengusir roh jahat," tuturnya menjelaskan.

"Apa aku salah?" imbuh ia memastikan pada Yong.

Yong diam sembari menatap penuh keinginan, batu giok hitam telah berada dalam genggamannya sekarang. Keinginan Xiang Lu sebentar lagi akan terwujud, itulah yang ia pikirkan.

"Tapi tuan, aku harap ini tidak gratis. Tuan tahu bahwa benda ini seharga nyawa, negara dan setara dengan hal yang berharga lainnya," kata lelaki itu yang mengambil batu giok kembali.

"Kau mau apa?"

"Kita langsung ke intinya? Baiklah, ini seharga 50 koin emas," ucap lelaki itu menunjukkan 5 jari lalu dua jari yang membentuk lingkaran kecil.

Harganya selangit. Itu sudah pasti. Siapa pun yang memiliki batu giok hitam pasti akan menjualnya dengan mahal. Bahkan bisa saja lelaki ini meminta lebih dari 50 koin emas tapi tidak dilakukan.

"Yang benar saja?"

Sementara mereka sedang bernegosiasi, pedagang yang sempat menawarkan batu palsu terdiam kaget menatap benda yang asli itu. Mulutnya menganga lebar, tak percaya dengan yang dilihatnya saat ini.

"Tuan pedagang pasti juga akan menjualnya segitu bahkan bisa saja lebih mahal, aku benar 'kan?" ujarnya lantas menatap pedagang itu.

"Ugh!" Pedagang tersebut lantas terkejut, sekaligus bingung akan menjawab bagaimana. Ia pun terdiam dengan tanpa menatap mereka berdua.

"Bagaimana, tuan?"

"Aku—"

"TIDAKKKKKK!!!!" Suara jeritan seorang gadis terdengar begitu lantang, Yong tidak jadi berkata apa-apa dan lekas pergi dari sana tuk menuju ke sumber suara itu berasal.

"Xiang Lu!?"

Dengan panik dan cemas, ia berlari secepat mungkin. Sesampainya di sana Yong terkejut akan sesuatu yang menyerupai sulur-sulur hitam mengikat dan menarik tubuh Xiang Lu. Sementara lelaki pendek itu berusaha menolongnya tanpa senjata.

"Hei, apa yang terjadi!?" pekik Yong emosi.

"Kau bisa melihatnya sendiri! Cepat kemari dan bantu aku!" teriak lelaki pemarah itu.

Sulur-sulur hitam itu berasal dari bayangan gadis itu sendiri. Entah mahluk apa sebenarnya namun begitu Yong mendekat, semua sulur itu perlahan masuk kembali ke bayangan dan menghilang.

Bruk!

Xiang Lu terduduk lemas, napasnya terasa begitu berat. Wajahnya pula terihat pucat pasi.

"Nona." Lembut, Yong memanggilnya.

"Yong. Aku—"

"Sudah. Tidak usah bicara banyak. Sebentar lagi malam akan tiba," ucap Yong menahan mulut itu agar tidak bicara.

Xiang Lu hanya terdiam sementara lelaki pendek itu masih saja menatap sinis padanya.

"Aku berharap kau tidak lengah. Hanya karena ingin memenuhi permintaan, kau harus meninggalkan tanggung jawabmu," tukas lelaki itu ketus.

"Tidak perlu sampai seperti itu. Memangnya aku ini apa?" Yong merasa tersindir, ia lantas menyahut dengan sam sinisnya.

"Payah!"

"Daripada menyebutku begitu, bukankah kau harus mengatakan sesuatu tentang yang barusan?"

Ini adalah kali pertama Yong tidak nyaman bekerja sama. Terlebih dengan orang yang sama sekali tidak pernah menyukai dirinya.

Terpopuler

Comments

Elzi Lamoz

Elzi Lamoz

mau meres nih kayanya...

2024-02-17

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!