Pebisnis Gelap

"Argh, dasar! Tua bangka itu benar-benar kurang ajar!" amuk Hue Li sambil menjambak rambutnya sendiri.

Entah siapa yang menjadi pemicu emosinya, Hue Li saat itu benar-benar sangat marah hingga sulit mengendalikan dirinya sendiri.

Yong bersama Zhuge menyelinap masuk ke dalam. Lalu keduanya berpisah, Yong mengawasi Hue Li sedangkan Zhuge pergi mencari sebuah catatan yang membuat orang itu stres berkepanjangan.

"Hei, pelayan. Bisa kita bicara sebentar?"

Zhuge menghampiri pelayan itu sebab tahu bahwa pelayan tersebut menyembunyikan catatannya. Ia sengaja berbohong karena suatu alasan tertentu. Zhuge pun tidak mengulur waktu lebih lama lagi, ia segera bertanya di mana keberadaan catatan tersebut.

"Di mana catatan yang kau sembunyikan?" tanya Zhuge sambil mengulurkan telapak tangan.

"Kau siapa?" Pelayan membalasnya dengan pertanyaan lain dengan rasa takut dan terkejut.

"Ini bukan tentang siapa diriku. Aku hanya menginginkan catatan itu."

Karena ketakutan, pelayan wanita tidak bisa berpikir lebih lama lagi. Ia menyerahkan catatan itu pada Zhuge dengan tanpa syarat satu pun.

"Bagus."

Setelah itu Zhuge kembali berkumpul dengan Yong yang sedang mengawasi target. Diberikanlah catatannya pada Yong agar dibaca. Maksud Zhuge di sini tidak terbaca, seolah ia ingin atau bahkan sedang merencanakan sesuatu lainnya.

"Bacalah catatannya. Bicara padaku, apakah kau mengerti atau tidak."

"Baiklah."

Catatan berupa barisan tulisan panjang yang terbagi menjadi dua halaman. Tercatat beberapa nama tak asing bagi Yong, mereka adalah seseorang yang dihindari oleh Yong karena perbuatan buruknya. Tidak hanya itu, terdapat pula sebuah catatan mengenai penggelapan dana.

Bisnis yang dikembangkan, ternyata hasil curian dari seseorang. Di dalam catatan tersebut juga terdapat adanya bukti itu serta banyak hal-hal lainnya yang dilakukan secara tidak sah.

"Menurutmu dia manusia atau sampah?" ujar Zhuge bertanya dengan senyum.

BRAKKK!

"ARGH! AYAH!! HENTIKAN!"

Yong tak sempat menjawabnya lantaran mendengar suara gaduh seperti benda berat yang terjatuh sangat kencang. Lalu diikuti oleh suara jeritan anak laki-laki yang berada di balik dinding, tempat di mana mereka bersembunyi.

"Ke mana catatan itu!? Dasar anak bodoh! Tahunya hanya bermain saja!" Tak berselang lama, suara teriakan Hue Li terdengar.

Setelah melihat catatan berupa bukti adanya banyak kejahatan yang telah dilakukan, selain pelayan, bahkan Hue Li pun turut melakukan tindak kekerasan pada putra kandungnya sendiri.

"Sekarang, kau tahu dia bukan orang yang bisa dimaafkan begitu saja 'kan?" Zhuge berucap.

"Meskipun begitu, apa urusannya denganku? Apakah dengan melakukan pekerjaan ini, kita bisa mendapatkan informasi tentang kutukan atau roh jahat yang bersemayam dalam tubuh kita?" ujarnya bertanya sambil mendekap dada dengan keraguan akan bertindak.

"Tentunya, itu tergantung dari siapa yang memiliki informasi. Entah dari target atau bahkan klien kita," kata Zhuge.

"Bahkan kupikir tak sebanding. Karena tanpa memikirkan diriku lebih dulu, aku lebih kesal pada sampah semacam dia," ucap Yong merubah ekspresinya, ia menatap tajam dengan serius seraya menarik kedua bilah pedangnya secara perlahan.

Melihat Yong yang memanas, saat itu Zhuge tersenyum seakan puas dan merasa apa yang diinginkannya telah terjadi.

"Pada akhirnya seorang pendekar yang berbaik hati tidak bisa meninggalkan seseorang yang sedang membutuhkan bantuan," gumam Zhuge dengan suara lirihnya.

Anggapan Zhuge benar adanya. Yong tidak bisa menahan diri begitu saja setelah menjadi saksinya.

"Jangan tahan aku ya, ketua." Yong meminta namun Zhuge hanya diam saja.

Emosi mengendalikan dirinya kembali, Yong menerjang ke arah Hue Li dengan mengangkat kedua pedangnya. Sontak saja Hue Li dan putranya terkejut akan kedatangan sosok pria bertanduk di balik tudung jubah.

"Kau siapa?!" Hue Li berteriak panik dan takut.

KLANG!

Erangan monster bak gemuruh petir, jatuhlah kedua pedang yang sulit digenggaman. Terjangan sang pendekar iblis, menyerang dengan menggunakan cakar-cakar panjang nan hitamnya.

CWAKK!

Dari 5 hingga ke-10 jarinya menyayat kulit dan daging si target dengan cukup sadis. Yong melakukannya sesuai insting dan tak ada seorang pun menghentikan terutama Zhuge. Justru sebaliknya, Zhuge merasa senang dengan kekacauan ini.

Cabikan itu bagaikan cambuk lentur dan padat, kekuatannya sungguh kuat bukan main. Hue Li terus berteriak histeris ketakutan sembari memohon ampun lalu menangis. Begitu pula putranya yang masih belia, ia begitu ketakutan sampai tidak bisa bergerak dari posisi awalnya.

"Tidak akan aku maafkan siapa pun yang melakukan kejahatan!"

Pembela keadilan, kekuatan yang berlimpah ruah, kebaikan hati tiada habisnya, senyum ramah dan selalu berbuat tak merugi. Itulah persepsinya sebagai seorang pendekar. Pada kenyataannya, Yong hanyalah terobsesi untuk sok menjadi pahlawan.

Ia yang dulu tidaklah seperti itu. Setidaknya sebelum dijauhi oleh rekan-rekan seperjuangan sebayanya.

"Hentikan! Tolong! Tolong hentikan! Aku mohon! Argh!!!"

Crak! Crak! Crak!

Tak terhitung berapa kali Yong menyerang. Lantai kelas atas telah dipenuhi bercak darah, berbau anyir tak sedap diringi rasa takut dan cemas.

"Dengan ini akan aku akhiri," ucap Yong sambil menyeringai, ia telah jatuh sedalam-dalamnya hingga tidak tahu ke arah mana lagi ia sekarang.

Dengan satu tanduk merah memanjang, semua gigi berbentuk taring, serta pupil mata yang sepenuhnya berubah bukan seperti manusia menandakan perubahan Yong menjadi iblis hampir sempurna.

"Kutukan dari neraka memang yang terbaik. Aku berharap bisa mengoleksi mereka sama seperti cerberus yang aku kurung," lirih Zhuge yang tetap bersembunyi di belakang.

Seorang pelayan wanita telah mendengar jeritan sang majikan. Ia bergegas pergi sambil membawa air panas seember. Langkahnya cukup tergesa-gesa seakan ia tahu bahwa sesuatu hal buruk telah terjadi pada majikannya.

Zhuge menyembunyikan diri di dalam ruangan lain sebelum pelayan melihatnya. Sementara itu, timing saat pelayan datang cukup tepat untuk menghentikan serangan akhir Yong pada Hue Li.

"HENTIKAN!" teriak sang pelayan menahan rasa takutnya sambil menyiramkan air panas itu dari atas kepala Yong.

Hue Li seketika merangkak mundur ke belakang bersama putranya.

"Monster! Iblis! Kenapa bisa ada orang yang terkutuk di sini!? Apakah dia salah satu dari Gǔdài dòngwù?" pekiknya.

"Tuan Hue Li, Tuan Muda. Anda berdua tidak apa-apa?"

Meskipun ia membenci sang majikan sendiri, bahkan ia sudah banyak dipukuli hingga lebam saat ini pun, pelayan itu tetap menolongnya dengan ikhlas hati. Sudah jarang menemukan orang sebaik itu, sungguh ironi bagi Yong yang berniat membantu anak itu justru kena getahnya sendiri.

Air panas telah mengguyur sekujur tubuhnya, namun aneh, tidak terasa panas sama sekali. Justru sangat dingin, sedingin dan sejijik tatapan mereka padanya.

'Kulitku melepuh,' batin Yong, terduduk lemas tak bertenaga sembari melihat kulitnya yang melepuh panas. Tak berselang lama semua luka itu pun pulih tanpa bekas.

Kemampuan regenerasi ini bukan berasal dari obat-obatan atau sesuatu teknik yang dapat menyembuhkan diri, melainkan ini karena iblis yang ada di dalam tubuhnya. Seketika ia tersadar hal tersebut telah terjadi.

"Seperti monster," celetuk Yong merasa jijik sendiri.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!