Nasihat dari Rubah

Intimidasi Zhuge hari itu benar-benar bukan main. Dalam sekejap membuat Yong menjadi takut. Yong berpikir dalam benaknya, betapa ia sungguh merasa konyol dan lemah hanya karena intimidasi darinya.

"Entah siapa yang sedang aku ajak bicara, Zhuge bukan orang sembarangan."

Di satu sisi ia cukup paham, Zhuge adalah ciri-ciri orang yang biasa Yong hindari daripada harus terlibat dengannya. Kadangkala Pendekar Pedang Ganda yang disebut kuat hingga mendunia pun memilih untuk tidak banyak ikut campur.

Tetapi, mengingat tujuannya sama seperti Zhuge dan rekan-rekan lainnya, Yong mencoba untuk bertahan sebentar di sana. Sampai ketika tujuannya tercapai.

Sambil mengepalkan tangan kanannya, Yong berdiri menatap rendah ke tanah lantas berkata, "Aku harus mendapatkannya kembali."

Siapa pun pasti enggan melepaskan hal yang berharga. Begitu pula dengan Yong, mana mungkin ia bisa merelakan ilmu berpedangnya begitu saja.

Pekerjaan pertama Yong bersama Zhuge telah selesai pada malam pukul 7. Langit berkabut abu, dan rembulan pun mulai menampakkan dirinya. Sinarnya menyorot ke bawah, menghiasi seluruh muka bumi ini.

Saat ketika Yong mendongakkan kepala. Lalu menatap rembulan malam tersebut, ia merasa sedikit lega. Perubahannya telah lama menghilang, namun bukan berarti untuk selamanya. Ia sadar, bertahan selama apa pun hasilnya akan tetap sama.

"Tidak boleh mengulur waktu," gumam Yong.

WUUSHH!

Hembusan angin tak wajar datang dari atas kepala, rasanya sejuk dingin dan menusuk. Beberapa saat kemudian ia tersadar inilah hawa membunuh seseorang.

DAK!

Yong lengah. Ia hanya bisa bertahan dari telapak kaki yang nyaris menghancurkannya dengan lengan kanan. Hampir saja tubuh Yong akan hancur sama seperti tanah yang ambles di bawah kedua kakinya saat ini.

"Kau!"

Yong menatap sengit, heran mengapa wanita bereekor sembilan tiba-tiba datang lalu menyerang. Wanita itu tersenyum memandangi Yong penuh arti.

"Tidak aku sangka, seorang pendekar itu memang kuat bahkan dari lengannya ya?" ujar Rin. Nama dari wanita rubah itu.

Rambut merahnya menjuntai gelombang ke bawah, semerbak bau parfum menyengat membuat Yong mual. Setelah ia menurunkan niat membunuh, lekas Yong berdiri agak menjauh darinya.

"Kenapa kau menyerangku?" tanya Yong sambil menutupi hidung.

"Aku hanya mengetes kekuatan fisikmu saja. Berhubung kita belum pernah satu tim. Jadi aku rasa tidak masalah melakukan ini sesekali," pikir Rin.

"Omong kosong. Maksudmu pasti berniat membunuhku ya?" terka Yong mendelikkan mata.

"Ya, begitulah." Rin tidak menyangkal, namun bukan berarti ia membunuh karena membenci. Sepertinya tipikal roh legenda seperti seekor rubah membuat orang yang dirasukinya semakin tidak waras.

"Aku berharap tidak akan jadi gila," gumam Yong berharap sambil memalingkan wajah.

"Kau ini benar-benar anak yang tidak menyenangkan," ujar Rin merasa kecewa.

"Kalau memang begitu maka menyingkirlah."

"Hei, bagaimana pendapatmu saat bekerja sama dengan ketua?" tanya Rin.

"Tiba-tiba mengajukan pertanyaan. Tapi jika bisa aku jawab, kesanku tidak menyenangkan sama sekali. Baik dia ataupun pekerjaan yang aku lakukan barusan," jawab Yong sepenuhnya jujur sambil menatapnya.

Rin tersenyum tipis. Elok mata yang bulat itu sesaat membuat anak muda terpikat. Walau hanya dalam waktu yang singkat, itu saja sudah cukup menunjukan pesona seekor rubah. Terlebih ia adalah wanita.

"Duh, menyebalkan. Ke mana mataku harus melihat?" gerutu Yong mengerutkan kening.

"Yong, ada yang perlu aku harus katakan padamu. Ini tentang kutukan yang kita semua cerita. Jika kau merasa mengantuk pada bukan saatnya, maka saat itu janganlah tertidur," jelas Rin secara mendadak.

Berulang kali kedua mata Yong berkedip-kedip. Bingung dengan penjelasan Rin, yang sempat ia dengarkan juga dari Zhuge.

"Sepertinya pria naga itu juga pernah mengatakannya padaku," kata Yong.

"Oh benarkah? Kalau begitu baguslah. Kau itu dirasuki roh neraka, iblis. Kemampuan regenerasi, kecepatan, serangan dan pertahanan, semua ada padamu." Jujur ini bukan pujian, Rin mengatakannya sesuai fakta.

"Tapi ingat jika kau menggunakan kekuatannya atau kau dikendalikan lagi olehnya, maka dirimu akan sepenuhnya diambil alih oleh iblis itu," lanjut Rin menjelaskan.

Lebih dari bayangan, jejak iblis akan mengikuti hingga akhir riwayat. Yong tak hanya sekadar boneka melainkan wadah sempurna bagi iblis itu.

"Iblis itu jauh lebih berbahaya."

"Jauh sebelum bertemu kalian, aku sudah tahu. Bahkan sejak awal aku sudah merasakan perubahan pada tubuh fisikku. Sedikit demi sedikit ada yang tergores di dalam sini," ujarnya.

Tertunduk kepala, tak berniat menengadah seraya mengepalkan tangan ke depan dada. Rasanya sakit jika mengingat keburukan namun ini sudah terjadi.

Rin menepuk-nepuk punggung Yong dengan lembut, berniat menenangkannya.

"Ini semua terjadi tiba-tiba. Aku tahu kau kesal, tapi kita akan segera mencari jawaban dari kutukan ini," tuturnya.

"Bicara memang mudah. Lalu apa kau tahu sesuatu tentang Gǔdài dòngwù?" tanya Yong.

Sebutan itu pernah diucapkan oleh Hue Li, dan Zhuge mengatakan itu adalah petunjuk baru. Rin kemudian mengangukkan kepala tanda ia memahami hal tersebut.

"Iya, itu baru saja diberitahukan oleh ketua. Katanya sih Gǔdài dòngwù (Binatang Purba) hanyalah sebutan orang-orang yang pernah bertemu dengan orang yang terkutuk atau dirasuki," jelasnya.

"Hanya itu?"

"Tidak. Dulu kami pernah mendengar sebutan yang sama saat di barat, aneh bukan? Padahal itu bahasa timur di sini."

"Kalau begitu berarti ....,"

Rin kembali mengangguk. "Ya, benar. Ada kelompok yang seperti kita. Kita harus menemukannya," jawab Rin.

"Aku boleh berharap jika bertemu mereka maka tujuanku akan tercapai?"

"Lebih baik jangan terlalu berharap. Kita dirasuki tanpa sadar, dan kau pikir mudah lepas dari roh legenda apalagi iblis seperti yang ada di dalam tubuhmu?" sahut Rin, membuat Yong kembali berpikir.

Setelah berpikir lagi, Yong pun tersadar. Mencapai tujuannya tidaklah semudah yang dibayangkan. Bahkan harapan kecil Yong barusan sudah dihancurkan dalam sekejap tak bersisa.

"Setelah membuatku berharap sedikit, kau akan langsung menghancurkannya. Betapa sangat rendah hatinya kau ini," sindir Yong.

"Aku anggap itu sebuah pujian darimu," ucap Rin.

"Terserah kau saja."

Di bawah rembulan malam, Rin sebagai perempuan yang dirasuki roh rubah bercerita tentangnya sendiri. Nama dari wanita itu adalah Rin, ia dulunya adalah pencuri pedang. Ketika Yong mendengar itu, sontak saja ia sangatlah terkejut.

"Tidak masuk akal."

"Hei, memangnya ada di sini yang masuk akal hah?"

"Tidak juga, sih."

"Benar."

Sesuai image-nya sendiri, Rin pun dirasuki oleh roh rubah yang terkenal licik. Entah itu sebuah keberuntungan atau justru buntung baginya, namun kenyataannya selemah apa pun roh tetaplah berbahaya.

"Karena mencuri, aku dirasuki roh rubah. Awalnya aku memang tidak percaya tapi ekor ini sudah menjadi bukti. Tanpa adanya ini pun aku sudah lama sendirian, jadi bukan masalah."

Dengan bangga Rin tertawa setelah menceritakan masa kelamnya. Wanita ini memang aneh tapi beginilah orang yang sudah lama dirasuki oleh roh dan menjadi terkutuk.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!