Kejam Melebihi Iblis

"Siapa mereka?"

"Iya, mau apa mereka mendatangi tempat ini?"

Tania dan manajer Han mengurungkan niatnya untuk mendekat. Mereka berdua lebih memilih bersembunyi di balik pohon besar yang tak jauh dari tempat itu.

Biarlah mereka melihat dari jauh apa yang akan dilakukan oleh segerombolan orang berbaju hitam itu kepada Renata dan anak-anak jalanan.

*

Sementara didalam sana, Renata sangat terkejut saat membuka pintu. Seseorang yang sangat ia hapal dan sangat ia kenal tengah berdiri tegak dan angkuh.

Ya, tamu yang tak di undang tersebut adalah Radika.

Lalu siapa segerombolan orang berbaju hitam yang ada di belakang suaminya? Entahlah. Renata juga tak mengetahuinya. Dari sekian banyak orang disana, yang Renata hanyalah suami dan sekertarisnya.

"Kak Dika"

"Wanita sialan! Pembohong! Ternyata kau mencuri uangku hanya untuk gembel gembel ini!"

"Maksut kak Dika apa?"

"Kau pikir kau bisa membodohiku dengan laporan palsumu itu?"

Deg

"Maaf kak. Aku terpaksa melakukannya"

"Jadi karena mereka kau berani menentang aturanku?" Radika melirik tajam satu persatu anak anak jalanan yang masih berada di dalam hingga membuat mereka sangat ketakutan.

"Aku tak bermaksut menentang kakak. Aku hanya ingin membantu mereka yang sedang terkena musibah. Rumah mereka terendam banjir. Semua barang mereka hanyut terseret derasnya arus sungai. Dan aku terpaksa menggunakan uang kakak karena aku tak lagi memiliki uang pada saat itu"

"Waaaww..." Radika bertepuk tangan memutari tubuh Renata "Ada yang jadi pahlawan kesiangan rupanya"

Renata hanya diam dan menundukkan wajahnya.

"Aaa.. Sakit" teriak salah satu anak jalanan yang bajunya di cengkeram kuat ke atas oleh Radika hingga membuat tubuh anak itu terangkat ke atas.

Mendengar teriakan dari anak asuhnya, Renata langsung berlari menghampiri Radika. Dia menggenggam lengan suaminya dan terus memohon untuk melepaskan anak tersebut.

"Kak, aku mohon lepaskan anak ini! dia tidak bersalah. Jangan sakiti dia!"

Radika tetaplah Radika. Hati yang telah dikuasai dengan amarah dan emosi yang membara membuat dirinya tak mau mendengarkan siapapun termasuk permohonan dari istrinya.

"Jangan sakiti dia kak. Dia tidak bersalah. Kalau kakak marah dan mau menghukum, maka hukumlah aku. Aku yang bersalah. Aku yang mencuri uang kakak. Aku yang membohongi kakak. Aku yang membodohi kakak. Aku yang membuat semua kepalsuan itu. Hukum aku saja kak. Hukum aku!"

Renata terus mencoba menghentikan aksi kejam Radika pada anak itu hingga membuat sang empu merasa geram dan semakin naik pitam.

Plak

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Renata hingga membuat dirinya terhuyung ke samping. Karena tak siap dengan keadaan, Renata pun tak bisa melindungi tubuh terutama di bagian perutnya saat tubuh itu terdampar pada meja.

"aaw" desis Renata saat merasakan ada suatu hal yang aneh timbul di dalam perutnya.

Renata memegang perutnya yang mendadak mulas. Tubuhnya merosot ke lantai seiring dengan lelehan darah segar keluar dari hidungnya.

"Bangun kau! Jangan berpura pura lemah di hadapanku! Bukankah kau yang mengatakan ingin menggantikan semua hukuman mereka"

Sementara Renata tak bisa bangun. Disaat itu pula Radika tak bisa mengontrol dirinya untuk tak memaksa Renata agar tetap berdiri.

"Bangun sialan!" Dengan tak berperasaan, Radika malah menendang punggung Renata sedikit keras.

"Hentikan Tuan, anda bisa membahayakan nyawa nona" Sekertaris Jo segera turun tangan untuk mencoba menghentikan kekejaman bosnya karena ia tak tahan dan tak tega melihat Renata yang sedang hamil di perlakukan seperti itu.

Ya, Sekertaris Jo memang mengetahui kehamilan Renata. Pada saat ia membawa seorang karyawan kantor yang mendadak pingsan, pada saat itu pula di rumah sakit yang sama, dirinya tak sengaja bertemu dengan dokter Hana dan Renata tengah keluar dari ruang rawat KIA.

Karena rasa penasaran dan kecurigaan yang ia pendam, Sekertaris Jo pun memaksa mereka berdua untuk bicara jujur. Dan benar saja, kecurigaannya terbukti benar. Renata hamil.

Namun ia tak bisa berbuat apa apa karena Renata memohon agar dirinya tak berkata apapun pada Radika tentang kehamilannya. Akhirnya mau tak mau Sekertaris Jo pun menuruti permintaan dari Renata.

Ia bahkan melindungi Renata saat Radika menyuruhnya untuk menyelidiki tentang kebohongan Renata dalam menuliskan laporan keuangan itu dengan menyembunyikan fakta dan mengatakan bahwa Renata memang menggunakan uang itu untuk kebutuhan pribadinya.

Namun sayangnya Radika tak bisa percaya begitu saja. Tanpa sepengetahuan Sekertarisnya, ia juga menyewa tim detektif untuk menyelidiki kasus ini.

Bagi detektif handal seperti mereka, kasus ini adalah permasalahan receh yang akan sangat mudah untuk di tangani. Dan tak butuh waktu lama, hanya dalam hitungan menit semua kebohongan Renata telah di ketahui oleh Radika.

Dan karena hal itu pula lah yang membuat Sekertaris Jo harus merasakan bogem mentah dari Bosnya karena di anggap sebagai penghianat.

Hanya sekali saja Radika menyerang sekertarisnya. Karena mau bagaimanapun juga, Radika tak akan bisa terlepas dari sang sekertaris. Ibarat kata dirinya adalah sebuah amplop, maka sekertaris Jo adalah perangkonya.

"Jo! Diam dan minggir lah!" sentak Radika

Melihat sang bos yang mulai melotot dan mengepal, Ia tahu jika amarah bosnya itu sudah berada di ujung tanduk. Sedikit saja diusik, maka akan pecah seketika. Hingga ia pun memilih mundur.

"Bangun bodoh!" Radika berteriak sembari mencengkeram pangkal rambut Renata. Ia terus memaksa Renata untuk berdiri.

Suara pilu karena isak tangis para anak jalanan mulai terdengar sampai keluar.

Karena lokasi rumah tersebut tak begitu padat penduduk, membuat tak ada satupun orang yang mendekat untuk menolong. Sekalinya pun ada orang yang yang ingin mendekat, mereka pasti sudah di hadang terlebih dulu oleh para bodyguard yang ada di luar.

Namun semua itu tidak berlaku untuk Tania dan manajer Han.

Saat keduanya mendengar teriakan keras dan tangis pilu, mereka pun langsung berlari menuju rumah petak tersebut.

Sesampainya disana, Tania dan manajer Han begitu terkejut kala mendapati Renata sudah dalam keadaan lemah dan hampir pingsan.

"Renata" teriak Tania sembari berlari memeluk tubuh lemah Renata.

"Re, apa yang terjadi"

"Tania, tolong aku. Dia.. dia.."

Bugh

.

.

Terpopuler

Comments

sholeha

sholeha

kejam banget klo ni sampek balikan nnti gak tau mau ngomong apa udah di siksa begini tapi kebanyak. novel akhirnya mereka balikan setelah yg perempuan kabur.🥵 klo nnti balikan aw gak terima biar aza si radika nangis darah😭

2024-01-27

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!