Perasaan Tersimpan

"Renata" Sapa Tania yang langsung berhambur memeluk sahabatnya

"Tania? Bagaimana bisa kau tahu kalau aku ada disini?"

"Dokter Alex yang memberitahuku"

"Oh. Dokter itu memang.."

"Kenapa?"

"Gak papa kok. Aku hanya sangat merindukanmu"

Kedua sahabat itu pun kembali berpelukan.

Sementara sang Manajer hanya dapat menatap keduanya dengan perasaan lain. Lebih tepatnya hanya menatap intens pada Renata. Karena Manajer Han ternyata sudah menyimpan perasaan suka pada Renata sejak hari pertama Renata bekerja di resto itu.

"Re"

"Ya" Sahut Renata sembari melepaskan pelukan sahabatnya

"Sejak kapan statusmu berubah menjadi seorang istri?"

Deg

Renata terdiam. Matanya menatap manajer Han dan Tania secara bergantian. Hal yang menandakan sebuah keterkejutan.

"Sejak kapan kau menikah?"

Renata nampak kebingungan.

"Manajer, anda sangat menyukai buah jeruk kan? cobalah jeruk ini. Rasanya sangat manis" Renata mencoba mengalihkan perhatian dengan mengambil satu buah jeruk yang ada di nakas dan mengupasnya dengan cepat lalu ia suapkan pada manajer Han.

Manajer Han tak membuka mulutnya sama sekali. Ia malah semakin menatap intens pada Renata hingga membuatnya menjadi salah tingkah dan akhirnya menurunkan tangannya.

Belum sempat tangannya sampai ke bawah, Manajer Han sudah lebih dulu menggenggam erat pergelangan tangan Renata. Dan membawanya ke pangkuan gadis itu.

"Re, kau pernah bilang padaku kalau kau akan mengejar mimpimu. Kau ingin mengumpulkan banyak uang untuk meneruskan sekolah ke perguruan tinggi. Kau juga bilang tak mau memikirkan dulu tentang hubungan dengan seorang kekasih. Dan kau menolak perasaanku karena lebih memilih sendiri dulu untuk sementara waktu. Tapi kenapa semua ucapanmu itu tidak ada yang nyata? Kenapa semuanya palsu?"

"Maaf" lirih Renata menunduk lesu

"Kenapa kau tak pernah bilang kalau kau sudah menikah? Kenapa kau tak pernah bilang bahwa kau juga dalam keadaan hamil?"

"Semua itu bukan keinginanku"

"Apa maksutmu dengan terus membalas semua pesan pesanku? Menjawab setiap panggilanku? Bahkan menerima seluruh perhatianku? Apa maksutmu Re?"

"Aku melakukan semua itu karena aku sudah menganggap manajer sebagai teman terbaik. Sama seperti saat aku yang menganggap Tania sebagai sahabat terbaikku"

"Tapi apa kau tak berfikir bagaimana perasaanku?"

"Maafkan aku manajer. Aku tak bermaksut membuatmu sakit"

"Tapi nyatanya kau sudah menyakiti perasaanku Re. Semua yang kau lakukan itu sama saja kau sedang memberiku harapan untuk terus maju mendapatkanmu"

"Maafkan aku manajer"

Deg

Tubuh Tania membeku saat mendengar semua percakapan antara manajer dengan Renata. Ia tak menyangka jika diantara mereka tersimpan perasaan suka pada keduanya.

Ya, Tania yakin bahwa Renata juga menyukai manajer Han. Karena dulu Renata pernah berbicara kepadanya bahwa sahabtanya itu sangat mengagumi sosok manajer Han.

Dan saat ia bertanya apakah Renata menyukai manajer? Renata menjawab bahwa itu tidak mungkin. Mereka takkan peenah pantaa untuk bersanding karena tak sebanding.

Bukankah itu adalah sebuah jawaban yang sudah jelas? Namun sayangnya Tania tak pernah menyadari hal itu. Ia malah jatuh hati pada sang manajer yang ternyata sudah lebih dulu memiliki perasaan pada sahabatnya itu.

"Siapa laki laki itu?" Tanya Manajer Han

Renata melepaskan genggaman tangan mereka dan memalingkan wajahnya pada jendela yang sedikit terbuka.

"Renata, katakan siapa laki laki itu?"

Renata masih diam.

"Apa benar dia adalah Tuan Radika?"

Deg

"Bukan" Renata menatap sekilas lalu kembali berpaling.

"Jangan berbohong lagi Re. Cukup satu kali saja kau membohongiku. Karena akan bertambah sakit kalau kau kembali berbohong tentang kenyataan ini"

Renata menatap intens sang manajer. Matanya memerah dan mulai berembun.

Tes

Air mata yang sejak tadi ia tahan pun akhirnya jatuk tak terbendung.

"Sejak kapan kau menikah dengan Tuan Radika?"

"Sejak tiga bulan yang lalu"

"Tiga bulan? Berarti saat hari pemecatanmu, kau adalah istrinya?"

Renata mengangguk.

"Apakah pernikahanmu adalah sebuah paksaan?"

"Kakakku meninggal tepat disaat dia melahirkan putrinya"

"Dan kau dipaksa untuk menggantikan tugas kakakmu?"

"Aku harus membalas budi pada keluarga Mahesa"

"Apa? Balas budi? Pernikahan macam apa itu? Apa kau bahagia?"

Renata kembali diam.

"Aku yakin tak ada kebahagiaan di dalam pernikahanmu itu"

"Memangnya aku bisa apa?"

"Re, Tuan Radika adalah laki laki kejam. Kau adalah perempuan yang sangat baik. Sangat tak pantas jika kau harus bersanding dengannya"

"Semua sudah terjadi"

"Kau bisa mundur Re"

"Itu tidak mungkin"

"Apa yang bisa untuk kau pertahankan dari pernikahan ini? Sekarang kau sudah kehilangan calon bayimu. Besok? Kau bisa saja kehilangan nyawamu Renata"

"Aku akan menjalaninya"

"Jangan jadi perempuan bodoh! Berpisahlah! Aku akan menerimamu apa adanya. Aku akan membahagiakanmu. Menikahlah denganku. Aku akan membiayai kuliahmu. Sama seperti janjiku dulu. Aku akan membuktikan ucapanku yang pernah kau tolak itu"

"Maaf manajer. Untuk saat ini, aku akan tetap bertahan. Jika nanti aku sudah tak mampu lagi, maka aku akan pergi dengan sendirinya. Bukan karena alasan untuk melanjutkan hubungan yang bahkan belum pernah kita mulai sebelumnya"

"Kenapa? Bukankah kau sebenarnya juga menyukaiku?"

"Itu dulu. Sekarang kita adalah orang lain dengan perasaan yang tak sama. Aku akan berusaha untuk mencintai suamiku"

"Renata, pikirkan baik baik ucapanmu itu"

"Maaf manajer, aku tetap pada pendirianku"

Manajer Han hanya dapat menggelenglan kepalanya pelan. Ia tak mengerti dengan pola pikir wanita yang di cintainya tersebut.

"Kamu gila!" Seru Manajer sembari melangkah pergi meninggalkan Renata seorang diri dan melewati tubuh Tania yang tengah berdiri mematung di luar pintu ruang rawat itu.

Ya, hanya seorang diri. Karena sejak Tania mendengar bahwa Manajer Han memiliki perasaan pada Renata, ia lebih memilih untuk pergi keluar dari ruangan yang menyesakkan dadanya itu.

"Kau baik baik saja?"

"Dokter Alex?"

"Terkadang kita tidak tau jalan yang akan kita tempuh kedepannya. Apakah tandus atau berlumpur. Tapi kita bisa memilih jalan mana yang akan kita lewati"

"Dokter Alex, saya.."

"Menangislah jika itu bisa membuatmu merasa lebih tenang"

Brugh

Tania lantas menubruk tubuh sang dokter begitu saja. Ia bahkan tanpa sadar telah manangis sesenggukan di dalam pelukan dokter Alex.

Deg

Saat Tania merasa sedikit lega, ia pun langsing tersadar dan melepaskan pelukannya.

"Maaf.."

.

.

Terpopuler

Comments

Warlin Mga

Warlin Mga

lanjut thor yg bnyak yaa upny, lope sekebon 😍😘😘😘😘😘😘😘😘😘

2024-01-23

3

Devi Septiani Nainggolan

Devi Septiani Nainggolan

lanjut lagi donk cerita'a..
seru bangeetttt..

2024-01-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!