Episode 15

"Sayang, besok bagaimana kalo kamu ikut mama ke butik" Bu Aina terlihat sumringah.

"Baiklah ma, terimakasih" jawab Reina tersenyum senang.

"Sama sama sayang"

"Besok, bukan nya mama ada launching, salah satu butik baru ya" Pak Rudi berkata sambil menyesap teh hangatnya.

"Iya Pa, jadi mama mau kesana bareng Reina" terang Bu Aina.

"Emang mama buka butik lagi di daerah mana" tanya Fatir.

"Itu lo, yang kawasan kita kunjungi pas ada acara kantor, sama Pak Hugo. Nah mama liat liat, di sana tempatnya strategis" jelas Bu Aina.

"O jadi di daerah situ"

Seusai mengobrol hangat di ruang tamu, akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat. Malam juga sudah mulai larut.

"Mas aku gugup, ini pertama kalinya aku ikut mama ke butik. Bagaimana kalo aku melakukan kesalahan" ucap Reina.

"Mas rasa, kamu tidak akan melakukan kesalahan. Hem.. istri mas kan cantik dan pintar" Fatir segera memeluk sang istri, yang tengah berbaring di sebelahnya.

"Ish mas ini" pukulan pelan di dada sang suami, membuat Fatir terkekeh.

"Sudah malam sayang, kita istirahat dulu ya" Fatir mencium kening Reina dalam, mereka pun terlelap dalam posisi berpelukan.

Subuh Reina terbangun, Reina tersenyum senang. Ketika bangun dapat melihat wajah sang suami sedekat ini, membuat jantung Reina berdegup dengan kencang.

"Mas Fatir, terlihat tampan" lirih Reina sambil mengelus halus rahang Fatir yang masih terlelap.

"Tangan mas Fatir pasti kebas, karena menjadi bantalan kepala ku, seperti ini" Reina menyadari bahwa, tangan sang suami tengah menjadi bantalan nya. Dengan hati hati dia mulai beranjak.

"Hem,,, sayang mau kemana" suara Fatir yang serak basah, membuat Reina sedikit kaget. Ternyata pergerakannya membuat sang suami terbangun.

"Mas ini sudah subuh" dengan senyum cerahnya, Reina menjawab pertanyaan sang suami.

"oh, iya" keduanya pun bangkit, untuk melakukan kewajiban. Setelahnya Fatir memilih kembali tidur.

Dan Reina seperti biasa, dia akan menyiapkan sarapan. Dengan cekatan Reina memasak, bau harum masakannya sungguh menggoda.

"Wah,, Nyonya Muda memang benar benar pandai memasak" Maid yang sedari tadi membantu Reina pun, memuji masakannya yang terlihat enak dan harum. Bau masakan yang menguar, membuat perut keroncongan.

"Bibi bisa saja, alhamdulillah ini masakannya sudah beres semua. Tinggal kita tata saja Bi" sahut Reina.

"Nyonya Muda biar saya saja, dan yang lainnya yang menata. Nyonya muda bisa menyerahkan ini pada kami" ucap Maid.

"Baiklah kalau begitu, terimakasih ya Bi. Aku akan kembali ke atas" pamit Reina.

"Iya Nyonya Muda"

Sesampainya di kamar Reina masih melihat sang suami terlelap dengan damai nya.

"Mas, mas bangun udah pagi ini, mas" dengan lembut, Reina mencoba membangunkan Fatir.

"Eh.. Aa.. Ish mas ini" Reina kaget karena tiba tiba tangannya di tarik oleh Fatir. Sehingga kini, Reina telah masuk ke dalam pelukan Fatir.

"Hehe sayang, mas kangen. Pagi pagi kok udah cantik aja si, wangi juga" Rayu Fatir.

"Aku abis masak mas, tadi di bawah" terang Reina.

"Em iya" lirih Fatir yang sudah mulai, mencium leher jenjang sang istri.

Cuaca pagi yang sedikit lembab dan dingin itu , berubah menjadi panas di kamar pasangan suami istri. Yang baru saja memulai biduk rumah tangga mereka. Suara bersahut sahutan kembali terdengar, dengan ritme yang menghayati. Membuat merasa sangat di cintai, dengan perlakuan lembut satu sama lain. Seakan tau apa yang di inginkan dari pasangan. Bukan hanya memberi kepuasan lahir tapi juga batin.

"Terimakasih sayang" kecupan manis mendarat di kening Reina. Seusai aktifitas pagi pasangan suami istri, yang mereka lakukan.

"Sama sama mas" senyum bahagia terlihat tulus dari bibir Reina, dalam dekapan hangat Fatir.

"Mas ayo kita mandi dan bersiap siap dulu" ucap Reina.

"Ayo sayang"

Keduanya pun beranjak dari ranjang untuk membersihkan diri. Setelah selesai bersiap siap, keduanya segera turun ke bawah. Untuk sarapan bersama.

Di susul Bu Aina dan Pak Rudi yang juga baru duduk di meja makan.

Mereka berempat sarapan dengan hikmat, dengan menu masakan yang selalu berbeda beda. Menunjukkan bahwa sang menantu memang handal, dalam hal memasak. Apa yang di masak Reina selalu enak. Bahkan berat badan Bu Aina, Pak Rudi, dan Fatir pun mulai naik.

Bekal selalu di siapkan Reina untuk Bu Aina, Pak Rudi, Fatir, dan dirinya sendiri. Karena makanan rumahan memang lebih sehat. Juga agar tidak melulu makanan cepat saji yang tidak sehat yang di makan, hanya karena lebih praktis.

"Papa berangkat kerja sama Fatir aja ya, biar mama sama Reina dianterin Pak Ujang" jelas Bu Aina.

"Iya Ma" sahut Pak Rudi dan Fatir bersamaan.

"Mama sama Reina hati hati yaa"

"Iya kalian juga hati hati ya"

Mereka pun berpisah dan menaiki dua mobil yang berbeda. Pak Rudi dan Fatir ke arah kantor, sementara Bu Aina dan Reina ke arah butik.

"Butik jabang yang ini, Reina aja yang pegang ya" ungkap Bu Aina.

"Ma, Reina gak berani. Belum punya pengalaman apa apa soal butik, Aku takut bakal banyak salahnya ma" Reina terlihat terkejut dan gugup, karena perkataan sang mertua.

"Kamu tenang aja sayang, nanti akan ada yang ngajarin kamu dan bantuin kamu juga" ucap Bu Aina menyakinkan sambil menggenggam tangan sang menantu penuh harap.

"Baiklah ma, mohon bimbingannya ma" ucap Reina kemudian, kalau sudah begitu, mana bisa dia menolak permintaan dari ibu mertuanya.

Setelah beberapa lama di perjalanan, sampai lah keduanya di depan butik yang lumayan besar.

"Nah kita sudah sampai, ayo sayang kita turun" ucap Bu Aina sumringah.

"I-iya ma" Reina terlihar gugup, karena melihat di sana ada cukup banyak orang. Yang jika di lihat bukanlah orang sembarangan, nampaknya mereka adalah relasi bisnis sang mertua.

"Tidak apa apa sayang, Mama tau kamu pasti gugup. Tapi, tenang saja semua akan baik baik saja" ucap Bu Aina tersenyum lalu dengan segera, menggandeng tangan sang menantu.

"Selamat datang Bu" keduanya di sambut dengan ramah saat masuk ke butik.

"Wah Jeng Na akhirnya datang juga, selamat ya atas launching butik baru nya. Eh, ini siapa Jeng Na" sapa Bu Santi.

"Jeng Santi, kenalin ini menantu saya, istrinya Fatir" ucap Bu Aina dengan sumringah.

"Wah, Fatir sudah menikah ini menantunya Jeng Na, gak ngundang toh Jeng Na. Cantik banget mantunya, pinter cari mantu mah Jeng Na" ucap Bu Santi.

"Haha iya Jeng Santi, masih nyiapin resepsi nya. Kalo nikahnya mah udah sah Jeng, nanti kalo resepsi Jeng Santi baru datang" jelas Bu Aina, tersenyum senang. Bu Santi adalah sahabat Bu Aina sedari belum menikah dengan Pak Rudi.

"Wah, iya dong pasti datang Jeng Na. Dek Reina nih cantik, pinter Fatir cari istri" ucap Bu Santi.

"Salam kenal Tante, saya Reina" Reina dengan sigap memperkenalkan diri sambil salim ke pada Bu Sinta.

"Aduh udah cantik, sopan lagi. Jeng Na saya juga mau kalo mantunya begini. Dek Reina ndak ada temen masih bujang kah,, buat anak saya Dafa hihihi" ucap Bu Sinta sambil terkikik geli.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!