Episode 20

"Aaaaaaahhhhkkkkk,, siapa kau hah !! Apa yang kau lakukan padaku" teriakan histeris dan melengking Vania, berhasil membangunkan Arjun yang masih terlelap.

"Kamu sudah bangun rupanya" ucap Arjun dengan suara serak khas bangun tidurnya, dan hanya mampu tersenyum simpul.

"Brengs*k apa yang kau lakukan padaku, kenapa aku tidak memakai apa apa. Kau, kau" tangis histeris Vania pun pecah, tubuhnya bergetar hebat. Bagaimana tidak, mahkota yang selama ini ia jaga hanya untuk sang pujaan hati, Fatir. Telah di renggut oleh orang yang bahkan tidak dia kenal.

"Tenanglah nona, semalam kau duluan yang menyerangku. Dan memintaku untuk menjadi milik mu, kenapa sekarang kau menangis histeris begini" Arjun terlihat kelimpungan. Melihat Vania yang masih menangis histeris. Dia tau, bahwa apa yang mereka lakukan semalam adalah kesalahan besar.

"Tidak, tidak mungkin, segalanya telah hancur. Aku sudah kotor" teriak Vania yang masih histeris dengan tangisan yang menyayat hati.

"Aku akan bertanggung jawab, tolong jangan seperti ini, tenanglah dulu, tenang" Arjun sekuat tenaga mencoba menenangkan Vania yang masih histeris, hingga tak berapa lama. Vania justru pingsan karena terlalu syok.

"Astaga dia pingsan, aku akan merawatmu. Tunggu sebentar" ucap Arjun yang segera memeriksan kondisi Vania, berhubung Arjun adalah seorang dokter. Jadi itu bukan hal yang sulit baginya.

Setelah memeriksa keadaan Vania, jelas saja bahwa Vania tengah mengalami syok. Maka dari itu dia tak sadarkan diri, Arjun mulai menyeka tubuh Vania hingga bersih. Lalu Arjun memakaikan baju miliknya ke badan Vania. Tak lupa dia segera pergi untuk membersihkan diri, lalu membuat sarapan yang sehat untuk dirinya. Juga gadis yang masih tak sadarkan diri itu.

Setelah beberapa saat Vania mulai sadar, dengan kondisi yang masih lemah.

"Akhirnya kamu sudah sadar, jangan terlalu banyak bergerak. Sekarang pulihkan dulu kondisimu, baru kita bicarakan hal ini. Makanlah sub ini untuk meredakan rasa mabukmu itu, setelahnya minum pil ini" jelas Arjun dengan serius, layaknya ia tengah merawat pasiennya.

Vania hanya diam saja, entah apa yang tengah ia fikirkan. Tapi, tubuhnya memang terasa lemah dan tidak enak. Akhirnya Vania pun menurut ia makan sub, pemberian laki laki yang tidak di kenalnya itu. Dan meminum pil pereda mabuk. Sekarang tubuhnya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Dengar, kau mabuk berat di tempat hiburan malam itu. Sepertinya kau sendirian jadi aku mendatangimu, dan ternyata benar kamu mabuk berat lalu pingsan. Aku membawamu ke apartement ku, karena aku tidak tau dimana rumah mu, nama mu saja aku tidak tahu. Aku bukan laki laki brengs*k yang akan mengambil kesempatan dalam kesempitan, aku ini seorang dokter. Itu melanggar kode etik ku. Tapi, kamu terus menerus memancingku dengan brutal, dan terus berteriak bahwa kamu mau aku menjadi milikmu. Sebagai laki laki normal aku tidak bisa, tidak bereaksi dengan tindakanmu yang sudah di luar batas itu. Ini semua juga salahku karena aku tidak berfikir, aku benar benar minta maaf. Yang jelas aku akan bertanggung jawab penuh padamu" jelas Arjun panjang lebar.

Mendengar penjelasan panjang lebar dari Arjun, sedikit demi sedikit ingatan samar Vania mulai terbayang di benaknya. Vania tau sedikit banyak ini juga kesalahan nya. Yang tidak berhati hati, dan bahkan ia menganggap Arjun adalah Fatir. Makanya dia berani melakukan hal di luar kendali seperti semalam. Tapi, memang pengaruh alkohol itu lah yang telah menghancurkan hidupnya sekarang. Vania semakin frustasi, karena kejadian ini, Fatir pasti sudah tidak sudi kembali padanya, fikir Vania.

"Kenapa hal seperti ini, harus terjadi padaku berturut turut" lirih Vania, hanya pandangan kosong yang ia arahkan ke depan ranjang, bahkan sedari tadi dia tak mau memandang wajah Arjun.

"Maafkan aku, aku benar benar minta maaf" ucap Arjun menyesali tindakan dan kejadian yang mereka lakukan semalam.

Sementara pagi hari, di rumah keluarga Pak Rudi justru di penuhi suka cita. Seperti biasa mereka berkumpul bersama di meja makan, untuk sarapan bersama. Setelah selesai bersiap siap untuk berangkat bekerja. Kini mereka dengan senang, menikmati masakan Reina. Yang tidak pernah gagal, membuat mereka ketagihan.

Dengan bekal yang sudah mereka simpan satu persatu, Pak Rudi dan Fatir segera berangkat ke kantor. Juga Bu Aina dan Reina yang berangkat ke Butik, dengan diantar oleh sopir keluarga.

"Sayang semangat ya, Mama akan lanjut pergi ke butik yang lain" ucap Bu Aina ketika mereka sampai di butik Reina.

"Iya ma, terimakasih. Mama hati hati di jalan ya" ucap Reina.

"Iya sayang, Assalammualaikum"

"Waalaikumsalam ma"

Reina segera memasuki Butik, dan di sambut oleh para pegawainya dengan ramah. Reina belajar dengan giat bersama asistennya. Butik hari ini kembali ramai dengan pengunjung, karena memang tempatnya yang stategis. Juga baju baju yang modis dan memiliki ciri khas tersendiri. Gaya dan model yang lebih fres, kalem, dan anggun. Membuat para pelanggan puas, dengan baju baju yang berada di butik Reina. Begitu juga dengan pelayanan yang ramah, dan service yang baik.

"Alhamdulillah butik hari ini rame lagi ya, semoga kita bisa terus memberi yang terbaik buat para pelanggan kita" ucap Reina dengan riang.

"Iya Bu"

Reina mulai kembali di sibukkan dengan pekerjaannya, dengan senang Reina mengerjakan semuanya. Membuat pekerjaan yang tengah ia kerjakan itu jauh lebih menyenangkan. Hingga saat istirahat makan siang pun tiba. Handpone Reina pun berbunyi pertanda ada pesan masuk.

'Sayang, bagaimana hari ini. Jangan terlalu lelah ya, ini sudah waktunya makan siang. Mas sedang menikmati bekal, enak sekali' pesan teks dari kontak Suamiku.

'Alhamdulillah iya mas, hari ini menyenangkan. Aku tidak lelah mas, ini aku juga mau makan siang. Selamat makan mas' balas Reina.

'Iya sayang' balas Fatir.

Chatting keduanya pun berakhir, dengan segera Reina memakan makanannya dengan hikmat.

"Alhamdulillah aku sudah selesai makan siangnya" Reina segera mengepak kembali bekalnya yang telah kosong.

Tiba tiba handpone Reina berbunyi, pertanda adanya panggilan telfon masuk.

'Halo assalammualaikum'

'Waalaikumsalam, nak Reina'

'Iya Pak de, ada apa Pak de'

'Begini nak Reina kita sudah panen, dan alhamdulillah kali ini panennya melimpah nak'

'Alhamdulillah Pak de, kalau seperti itu'

'Pak de udah kirim uang hasil panen, ke rekeningnya nak Reina ya, coba di cek dulu'

'Iya Pak de terimakasih, ini sudah Pak de potong bagi dua kan Pak de'

'Iya sama sama nak Reina, terimakasih nak'

'Sama sama Pak de, assalammualaikum'

'Waalaikumsalam nak'

Sambungan telfon keduanya pun terputus, Reina dengan segera melihat. Dan benar saja, ada saldo masuk ke rekeningnya. Dengan jumlah yang fantastis. Tentu karena panen kali ini melimpah, di semua kebun dan persawahan milik keluarganya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!