"Ma, tolong izinkan aku pulang saja ya, aku tidak betah tinggal lama lama di rumah sakit" Reina menatap penuh harap pada Bu Aina.
"Begini saja ya sayang, bagaimana kalau kita minta dokter memeriksamu sekali lagi. Nah setelah itu, apa kamu boleh pulang atau tidak. Itu tergantung hasil pemeriksaannya, bagaimana" tawar Bu Aina.
"Baiklah ma" Reina pun tersenyum tipis.
Tak berselang lama dokter dan suster kembali masuk ke ruang rawat inap Reina untuk memeriksa keadaannya.
"Bagaimana dok, apa anak saya boleh pulang, atau masih harus menunggu kondisinya pulih betul" tanya Bu Aina.
"Kondisi anak Ibu sudah lebih baik, kalau ingin pulang juga tidak apa apa, asalkan harus banyak istirahat dan minum obatnya teratur, ya mbak Reina" jelas dokter.
"Iya dok, terimakasih" sahut Reina.
"Baiklah dok, terimakasih" Bu Aina pun segera menggenggam tangan sang menantu.
"Harus banyak istirahat ya sayang"
"Iya ma"
Akhirnya pada sore hari, Reina pulang bersama Bu Aina, mereka di jemput oleh Pak Rudi yang kebetulan juga sudah pulang dari kantor. Namun, sejak kepergiannya tadi pagi Fatir tak nampak kembali ke rumah sakit.
Reina memakai kusri roda saat keluar dari ruang rawat inapnya, yang di dorong oleh Bu Aina. Saat hendak masuk ke dalam mobil ia di papah oleh Bu Aina dan Pak Rudi, entah di mana suaminya sekarang. Fatir tidak bisa di hubungi, ternyata dia tidak pulang ke rumah, ataupun datang ke kantor. Hal ini membuat Bu Aina dan Pak Rudi geram, anaknya benar benar tidak ada tanggung jawabnya sebagai suami. Mereka malu pada Reina, karena kelakuan anak semata wayangnya itu.
"Sayang maafkan Fatir ya, entah di mana anak itu sekarang. Lihat saja nanti jika dia kembali mama akan memberinya pelajaran" Bu Aina terlihat gemas sekali, ia tak habis fikir dengan putranya itu.
"Entah di mana dia sekarang, hah Fatir keterlaluan" gerutu Pak Rudi yang duduk di kursi samping kemudi.
"Tidak apa ma, pa. Mas Fatir mungkin masih sibuk, atau ada hal yang harus di kerjakan. Lagi pula aku juga sudah lebih baik sekarang. Kasian mas Fatir kalau di marahi" ucap Reina dengan senyuman yang seolah ingin memberi tahu, bahwa dia baik baik saja.
Bu Aina dan Pak Rudi sudah tak bisa berkata kata lagi, menantu mereka terlalu baik dan berhati lembut. Keduanya hanya bisa tersenyum ke arah Reina.
Setelah beberapa lama mereka pun sudah sampai di rumah, beberapa maid pun menyambut kedatangan mereka.
"Ayo sayang, pelan pelan ya" Bu Aina segera turun dari mobil untuk membantu Reina.
"Aku sudah baik baik saja ma, aku bisa berjalan, mama tenang saja" Reina tersenyum manis, dia menolak dengan halus saat di tawari naik ke kursi roda.
"Iya sayang"
Mereka pun berjalan bersama menuju kamar Fatir dan Reina, dengan hati hati Bu Aina memegangi Reina. Sebelumnya Bu Aina sudah menawarkan untuk beristirahat di kamar bawah, namun dengan sopan Reina meminta untuk beristirahat di kamar Fatir saja.
"Kamu istirahat saja ya sayang, pulihkan kondisi kamu dulu, jangan banyal fikiran" Bu Aina berkata setelah membantu Reina membaringkan diri di kasur.
"Sehat sehat ya nak Reina" sahut Pak Rudi.
"Terimakasih pa, ma"
Setelah itu keduanya pun meninggakan kamar, agar Reina bisa beristirahat. Sebelumya Bu Aina sudah meminta beberapa maid untuk tetap tinggal, jadi jika Reina butuh sesuatu mereka bisa membantu nya dengan cepat.
Reina mulai memejamkan matanya lelah, para maid pun segera keluar agar Reina bisa leluasa beristirahat. Meskipun begitu mereka tetap berjaga di luar, jika Reina butuh sesuatu mereka akan cepat membantunya.
"Mas apa sebegitu bahagianya kamu dengan wanita itu, sampai kamu melupakan aku, istrimu" Reina mulai menangis tanpa suara, hingga ia lelah dan terlelap dengan sendirinya.
"Fatir ini kemana si pa, benar benar anak itu. Istri sakit bukannya di jaga malah menghilang entah kemana" Bu Aina menggerutu di samping sang suami.
"Kita tunggu saja anak itu kembali ma, mama tenang saja biar papa yang beri dia pelajaran" geram Pak Rudi.
Keduanya kini tengah menanti kepulangan Fatir di ruang tamu dengan wajah masam. Sementara Fatir justru baru saja terbangun dari tidur lelapnya di apartemen Vania.
"Hem, jam berapa ini. Astaga sudah jam segini" Fatir terkejut bukan main karena hari sudah larut malam, ia segera melompat dari kasur untuk membersihkan diri.
"Loh sayang kamu sudah bangun, mau makan malam hem" sapa Vania dengan manjanya, setelah melihat Fatir keluar dari kamar yang bersebelahan dengan kamarnya.
"Sayang kenapa tidak membangunkan aku" Fatir terlihat gusar.
"Kamu tidurnya lelap banget, aku jadi gak tega banguninnya sayang, kamu pasti capek nemenin aku belanja kan" sahut Vania yang berjalan mendekat ke arah Fatir.
"Sayang aku harus segera pulang" dengan cemas Fatir melihat ponselnya, dan ternyata ada banyak sekali pesan dan panggilan tak terjawab, dari Papa dan Mama nya.
"Kenapa sayang ada apa, kamu kok cemas banget" tanya Vania heran.
"Aku harus segera kembali sayang, mama dan papa mencari ku. Sampai jumpa besok ya, aku mencintaimu" Fatir dengan segera mencium kening Vania, dan berlalu pergi.
"Aku juga mencintaimu, hati hati di jalan sayang" Vania berkata agak keras agar Fatir yang sudah keluar mendengarnya.
Dengan cepat Fatir mengendarai mobilnya untuk kembali ke rumah sakit, ia belum berani membuka pesan dari papa dan mama nya. Dan terlanjur panik dengan banyaknya panggilan masuk. Fatir pikir mungkin terjadi sesuatu pada sang istri.
Setelah sampai di rumah sakit, Fatir segera berjalan cepat melewati lorong untuk sampai di ruang rawat inap Reina.
"Kenapa ruangannya kosong, ke mana papa, mama, dan Reina" Fatir semakin panik.
"Maaf mas ada yang bisa saya bantu" seorang suster menghampiri Fatir yang terlihat panik.
"Ini sus, di mana pasien atas nama Reina yang ada di kamar ini kenapa tidak ada sus. Kamar istri saya kosong" tanya Fatir dengan kawatir.
"Pasien di kamar ini atas nama mbak Reina sudah pulang mas. Sore tadi" jelas suster.
"Jadi begitu, terimakasih sus. Permisi" Fatir menghela nafas, syukurlah ternyata Reina justru telah pulang.
Fatir pun segera pergi dengan mengendarai mobilnya, melaju dengan kecepatan sedang untuk pulang.
"Aku harus beralasan apa pada mama dan papa, mereka pasti marah besar" Fatir bergumam gusar, ia yakin sekali sesampainya di rumah nanti. Ia pasti akan di marahi habis habisan.
Bukan itu saja, istrinya Reina pasti juga merasa sedih. Fatir kembali di rundung rasa bersalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Soraya
gak suka karakter yang lemah thor apa lagi dgn alasan cinta
2024-03-07
0
Nur Ain
klu dah ada pujaan hati tu buat nikah
2024-02-10
1