"Mas kalau begitu bagaimana kalo nanti, untuk makan malam aku masakin mas ya" Tanya Reina lagi dengan antusias.
"Tidak perlu repot repot, ada maid yang akan melayani kita di rumah ini. Jangan mempersulit dirimu" ucap Fatir dengan entengnya, yang mampu menyurutkan senyum Reina.
"Permisi Tuan Muda, Nyonya Muda. Ini minuman dan cemilannya, silahkan" Maid membawakan minuman dan beberapa cemilan manis untuk mereka.
"Terimakasih" jawab Reina dan Fatir bersamaan.
"Em aku cuman mau berbakti sama Mas Fatir, aku mau dapat pahala banyak kalo melayani suami aku sendiri" Reina berkata setelah maid itu pergi.
"Ya ya terserah kamu saja" Fatir kembali sibuk dengan ponselnya, seakan ponsel itu lebih menarik dari Reina istrinya sendiri yang saat ini ada di hadapannya.
"Terimakasih Mas" Reina berkata sambil terus tersenyum, meskipun Fatir tak melihatnya.
"Aku harus pergi sekarang, ada urusan di luar. Kamu berjalan jalan saja melihat rumah, jika butuh apa apa minta maid membantumu" Setelah mengatakan hal itu, Fatir segera meninggalkan Reina.
"Mas, mas tunggu" kejar Reina.
"Ada apa" Fatir terlihat kesal.
"Maaf Mas, aku cuman mau salim" Reina segera mengulurkan tangannya.
"Hati hati di jalan ya Mas" setelah Reina mencium takzim tangan sang suami, ia melepas kepergian Fatir dengan senyum senang. Sementara Fatir hanya datar datar saja, tadi memang dia merasa terkejut, karena Reina meminta menyalimi tangannya.
"Kuat Reina, ayo masak untuk suami aku, mama, dan papa" Reina melihat kepergian Fatir dengan sendu, namun sedetik kemudian ia berusaha ceria lagi. Mulai masuk ke dalam rumah dan melangkahkan kakinya ke arah dapur.
"Permisi mbak" sapa Reina.
"Nyonya Muda, ada yang bisa kami bantu" tanya maid itu dengan sopan.
"Mbak apa mas Fatir punya alergi makanan tertentu" tanya Reina.
"Tuan Muda Fatir alergi makan udang Nyonya Muda" jawab Maid.
"Ah jadi udang ya. Em saya yang akan memasak untuk makan malam nanti" Reina berkata dengan senyum senangnya.
"Nyonya muda apa tidak lelah, biasanya kami yang memasak. Kami tidak berani Nyonya Muda" Maid itu menundukkan kepalanya segan.
"Tidak apa apa mbak, aku mau memasak untuk suami dan mertua ku" Reina masih menebar senyum sumringahnya.
Akhirnya Reina memasak dengan senang, di bantu oleh beberapa maid itu di dapur. Dia juga banyak bertanya makanan seperti apa yang di sukai, apa orang rumah suka pedas atau tidak. Dan masih banyak lagi, ia mau menyenangkan hati sang suami dengan masakan masakan yang ia buat. Sebagai bentuk baktinya, seperti mendiang Ibu pada Bapak.
"Wah akhirnya beres juga" senyum Reina mengembang saat melihat beberapa makanan yang ia buat sudah siap di sajikan. Tepat saat itu hari juga sudah malam. Setelah menyelesaikan semuanya, Reina segera kembali ke kamar atas untuk membersihkan diri.
Tepat saat dia baru selesai mandi, saat keluar Reina berjingkat kaget mendapati sang suami tengah duduk di ranjang menghadapnya.
"Mas Fatir, sudah pulang" tanya Reina sedikit canggung.
"Iya, aku mau membersihkan diri juga." setelah mengatakan hal itu Fatir langsung masuk ke kamar mandi.
"Heum lebih baik aku memakai skincare. Kalo aku cantik, mas Fatir pasti suka" riang Reina menuju meja rias.
"Aku sudah memakai skincare ini dari lama, kenapa aku tidak kinclong kinclong ya. Jadi sedikit tergoda, dengan yang bermerkuri karena bagus keliatannya mulus. Tapi pas tua nya jelek. Heh apa yang aku pikirkan" tangan Reina sibuk dengan mengoleskan krim di wajahnya, dengan bergumam gumam pelan, setelah sadar ia menepuk jidat nya pelan.
"Ini namanya investasi jangka panjang Reina, aku udah kayak orang bener aja" Reina tertawa pelan.
Tanpa sadar Fatir ternyata sudah selesai dengan ritual mandinya, yang kini tengah memperhatikan Reina. Fatir melihat itu sedikit menyunggingkan senyumnya, sambil menggeleng gelengkan kepalanya pelan.
"Kalau sudah selesai, ayo turun kita makan malam" tegur Fatir yang berhasil membuat Reina terjingkat kaget.
"Mas, mas mandinya cepet banget" Reina segera menengok ke arah Fatir dengan ekpresi wajah kagetnya, yang lucu di mata Fatir. Tapi Fatir hanya memberikan ekpresi datarnya seperti biasa.
"Aku hanya mandi" setelah mengucapkan hal itu Fatir segera keluar kamar, sementara Reina hanya melongo di buatnya.
"Kau percaya itu Reina, dia mandi seperti kilat atau aku yang skincare an nya lama. Atau jangan jangan mas Fatir tidak mandi, mungkin dia hanya membasahi alisnya saja. Heh kapan pula dia ganti baju. Apa suamiku hantu" Reina kembali berguman gumam sambil dengan cepat menyelesaikan ritual wajib Skincare an nya itu.
Sementara Fatir yang masih berada di luar pintu kamarnya, bibirnya sudah berkedut kedut antara kesal di katai hantu, dan merasa istrinya terlalu di luar bumi pemikirannya. Padahal memang dia pula yang aneh, dia cepat ya karena hanya mencuci tangan, kaki, dan wajahnya. Lalu berganti baju tentu saja cepat. Tapi, dia justru berkata, hanya mandi. Bukankah Fatir yang di luar bumi...
Semua anggota keluarga kini telah berkumpul di meja makan, untuk makan malam bersama sama.
"Sayang, mama dengar dari maid, kamu yang memasak ini semua ya. Apa kamu tidak lelah, mama kawatir kamu kelelahan" ucap Bu Aina
"Tidak apa apa ma, aku suka memasak untuk Mas Fatir, mama, dan papa." Reina kembali tersenyum senang.
"Terimakasih ya sayang" Bu Aina memandang Reina dengan sayang, ia merasa beruntung mempunyai menantu seperti Reina.
"Wah makanan yang kamu masak benar benar enak nak, terimakasih ya" puji Pak Rudi.
"Terimakasih Pa" Reina senang karena makanan yang ia buat di sukai.
"Mas Fatir mau tambah" tanya Reina pelan pada Fatir yang berada di sebelahnya.
"Boleh" jawab Fatir singkat.
"Aku ambilin lagi ya Mas" semakin sumringah lah Reina, kembali mengambilkan makanan untuk sang suami.
Melihat itu Bu Aina dan Pak Rudi tersenyum senang. Mereka bersyukur anak menantunya terlihat bahagia, dan tentunya sebagai orang tua. Mereka berharap hubungan anak anaknya ini langggeng dan bahagia.
"Lapar Fatir" celetuk Pak Rudi ketika melihat Reina selesai mengambilkan makanan untuk Fatir lagi.
"Iya pa, makanannya enak" jawab Fatir dengan tersenyum kecil, membuat mereka semua tersenyum senang.
Seusai makan malam hangat itu, mereka semua memilih untuk beristirahat karena memang sangat lelah rasanya.
Saat memasuki kamar bersama, Fatir dan Reina terlihat canggung.
"Ayo tidur bersama" ucap Fatir.
"Ha" Reina langsung menoleh kaget, ia langsung keringat dingin karena mengira Fatir mengajak melakukan ritual malam pertama mereka yang tertunda, bagaimana pun Reina tetap gugup.
Fatir yang melihat gelagat Reina, hanya terdiam acuh dan segera melipir tidur begitu saja. Reina yang melihat itu kembali melongo dengan malu ia juga mulai membaringkan diri. Melihat Fatir sudah terlelap, Reina membatin ' ya ampun dianggurin lagi, aku terlalu berfikir kesana, aku malu'.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments