Episode 3

"Kalo begitu kami pamit ya, Bu, nak Reina"ucap Bu Aina.

"Iya, Bu" ucap Bu Darmi dan Reina bersamaan.

"Kami akan datang lagi minggu depan, bersama putra kami Fatir Bu, nak Reina" ucap Pak Rudi.

"Iya, Pak" ucap Bu Darmi dan Reina.

"Assalammualaikum wr wb"

"waalaikum salam wr wb.

Mobil Pak Rudi dan Bu Aina pun, perlahan mulai meninggalkan pelataran rumah Bu Darmi. Reina dan Bu Darmi masih setia melihat di depan teras rumah, sampai mobil itu tak terlihat lagi oleh mereka.

"Mari masuk, nak" ucap Bu Darmi.

"Iya, Bu" jawab Reina

"Kamu yakin nak, dengan keputusan mu menerima perjodohan itu. Kenapa tidak perkenalan dulu, baru nanti kalo cocok. Bisa di teruskan ke jenjang yang lebih serius, nak" ucap Bu Darmi.

"Iya Bu, tadi Reina juga sudah memikirkan hal ini. Reina yakin, kalo Bapak dan Ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk ku. Sebagai bakti terakhir, aku mau menjalankan wasiat terakhir mereka Bu, dengan menerima perjodohan ini" ucap Reina

"Baiklah nak, kalo itu sudah menjadi keputusanmu. Ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik buat kamu. Kalo ada apa apa bilang sama ibu ya. Kamu sudah ibu anggap sebagai anak ibu."ucap Bu Darmi.

"Terimakasih banyak, Bu."ucap Reina.

****

Ke esokan pagi nya, Reina di sibuk kan dengan agenda, mengecek semua lahan persawahan juga ladang perkebunan milik keluarganya. Seperti beberapa hari ini yang dia kerjakan.

Beruntung semua berkas berkas penting aman, karena berada di brankas bank. Beberapa hari yang lalu Reina juga telah membuat ATM, karena sebelumnya ATM nya ikut hangus terbakar.

Reina di bantu juga oleh beberapa orang kepercayaan orang tuanya, sehingga dia hanya mengecek saja, sedangkan mereka lah yang mengelola semuanya.

Tak terasa seminggu pun berlalu, tepat hari ini seharusnya Pak Rudi, Bu Aina, juga Fatir. Akan bertandang ke rumah Bu Darmi. Pagi itu Reina juga Bu darmi, di sibukkan dengan acara masak memasak. Untuk menyambut kedatangan keluarga Pak Rudi.

"Alhamdulillah, masakan sudah matang semua nya nak"ucap Bu Darmi.

"Iya Bu, alhamdulillah, biar aku yang menata nya di meja makan ya Bu" ucap Reina.

"Ndak usah nak, biar ibu saja. Kamu lebih baik mandi dulu, terus siap siap ya" ucap Bu Darmi.

"Tapi, Bu..

"Sudah, sana mandi dulu nak" ucap Bu Darmi.

Reina hanya bisa menurut, dan berlalu untuk segera membersihkan diri, juga bersiap siap. Sementara Bu Darmi, kembali menata makanan di meja makan.

Tepat pukul 9 pagi terlihat ada sebuah mobil, yang mulai memasuki pelataran rumah Bu Darmi. Setelah mobil itu berhenti, keluarlah Bu Aina, Fatir, dan Pak Rudi. Yang langsung di sambut hangat oleh Bu Darmi dan Reina.

"Assalammualaikum wr wb"

"waalaikum salam wr wb"

"Mari masuk Pak, Bu, nak Fatir" ramah Bu Darmi

"Iya, Bu" ucap ketiga nya juga dengan ramah.

"Silahkan Pak, Bu, Mas, di minum teh nya" ucap Reina dengan sopan.

"Terimakasih nak Reina" ucap Pak Rudi dan Bu Aina. Sementara Fatir hanya diam saja, sampai di senggol oleh Bu Aina, kemudian baru ia pun angkat ikut bicara.

"Iya, terimakasih"ucap Fatir

"Nah Bu Darmi, nak Reina. Perkenalkan ini Fatir anak kami, yang mau di jodohkan sama nak Reina"ucap Bu Aina sumringah.

"Perkenalkan nama saya Fatir, Bu, Rei-Reina"ucap Fatir sedikit kagok saat menyapa Reina.

"Iya Mas Fatir"ucap Bu Darmi dan Reina bersamaan.

"Tadi habis perjalanan jauh ya Bu, Pak, nak Fatir. Bagaimana kalo kita makan dulu, baru membicarakan perihal perjodohan nak Reina, sama nak Fatir" ajak Bu Darmi ramah.

"Aduh Bu Darmi, kami jadi merepotkan" ucap Bu Aina.

"Tidak apa apa Bu, Mari kita makan dulu" ucap Bu Darmi.

Mereka berlima pun mulai makan bersama dengan nikmat, ketiga tamu nya memuji masakan buatan Bu Darmi dan Reina. Yang memiliki cita rasa yang pas dan enak.

Keduanya pun tersenyum senang, karena masakan mereka sesuai dengan selera tamu nya.

"Alhamdulillah, terimakasih banyak atas jamuannya lo Bu Darmi, nak Reina"ucap Bu Aina.

"Iya Bu Darmi nak Reina, makanannya enak sekali, terimakasih"ucap Pak Rudi.

"Terimakasih Bu Darmi dan Reina, makanannya enak" ucap Fatir.

"Alhamdulillah kalo Ibu dan Bapak suka makanannya" ucap Bu Darmi.

Sedangkan Reina hanya tersenyum saja, ia teringat dulu saat makan, pasti bapak akan senang. Dan selalu menghabiskan makanan buatannya juga sang ibu, tak lupa bapak pasti akan memuji juga masakan mereka enak, membuat ibu bahagia.

Mereka pun kembali lagi ke ruang tamu, untuk membicarakan perihal perjodohan Reina dan Fatir.

"Alhamdulillah nak Reina, juga anak saya Fatir sama sama menerima perjodohan ini"ucap Pak Rudi.

"Alhamdulillah"ucap mereka semua.

"Jadi sebaiknya, tanpa berlama lama lagi. Bagaimana kalo kita langsungkan saja, acara pernikahan keduanya." ucap Pak Rudi.

Reina dan Fatir terhenyak kaget mendengar penuturan Pak Rudi, mereka tidak menyangka akan segera di nikahkan secepat itu. Fatir mulai memasang muka masam, namun tepuk an pelan Bu Aina di paha nya, membuat Fatir merubah ekspresi.

"Hal baik memang tidak sepatutnya di tunda tunda Pak Rudi. Kalo keduanya setuju, maka kita bisa melakukan persiapannya, segera" ucap Bu Darmi.

"Jadi bagaimana, nak Reina dan Fatir" ucap Bu Aina.

"Saya ikut saja, baiknya bagaimana Bu" ucap Reina sambil menunduk malu malu.

"Fatir" ucap Pak Rudi.

"Saya juga ikut saja baiknya" ucap Fatir.

"Alhamdulillah" ucap mereka bersama.

"Bu Darmi, bagaimana kalo acara pernikahannya di laksanakan minggu depan di sini. Semuanya akan di tanggung dan di urus oleh kami sebagai keluarga mempelai Pria, bagaimana Bu" ucap Pak Rudi.

"Baik Pak Rudi, saya setuju lebih cepat memang lebih baik" ucap Bu.

Akhirnya hari baik pernikahan sudah di tentukan. Reina dan Bu Darmi segera mengunjungi makam Pak Wardi juga Bu Sulis, ke esokan harinya untuk nyekar. Dan untuk meminta izin, restu pernikahan yang akan segera di langsungkan, dengan tangis haru keduanya membacakan doa doa.

Hingga akhirnya, Reina mulai di pingit begitupun Fatir di kediaman mereka masing masing. Reina nampak gelisah dan tak tenang, namun dia berusaha tenang dengan rajin sholat tahajud. Memohon petunjuk dari sang pemilik hidup.

Sementara Fatir terlihat malas dengan semua itu.

*******

Hari yang di tunggu tunggu pun tiba, pernikahan Fatir dan Reina berlangsung di rumah Bu Darmi. Undangan sebagian besar adalah warga desa, juga tetangga Reina. Untuk Fatir hanya beserta kedua orang tuanya saja.

"Saya terima nikah dan kawinnya Reina Agustina binti almarhum Bapak Wardi kusuma, dengan maskawin 100 juta rupiah dan satu set berlian 35 karat di bayar tunai" ucap Fatir.

"Bagaimana saksi sah"

"Sahhhh....

"Sahhhhh....

"Alhamdulillah..."

Reina terkejut dengan nominal mahar yang di sebutkan sang suami, sangat besar. Namun Reina berusaha tenang, dan mulai mengikuti prosesi pernikahannya dengan hikmat.

Hingga tiba saatnya untuk mempelai pria mendoakan sang istri. Sambil memegang ubun ubunya, Reina langsung merasa berdebar debar, juga merinding sebadan badan.

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

wow...😱 maharnya..🤑 gila. bnyk bngt ya...

2024-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!