Episode 4

Tepat setelah menyentuh kening sang istri dan melafalkan doa doa, Fatir mulai menurunkan tangannya dan bersiap mencium kening Reina.

Jantung Reina berdebar debar, ada getaran yang tak biasa yang menjalar di dalam dirinya, lewat sentuhan Fatir yang telah sah menjadi suaminya.

Acara pernikahan keduanya berjalan penuh hikmat dan suka cita. Beberapa undangan terharu akan hal ini, dan berdoa agar pernikahan Reina dan Fatir bahagia. Syukurlah Reina telah menikah, ada yang telah menjadi tumpuan nya kini, sepeninggalan kedua orang tua Reina, batin mereka.

"Alhamdulillah acaranya berjalan dengan lancar ya, Bu Darmi" ucap Bu Aina tersenyum haru, melihat keduanya telah sah menjadi sepasang suami istri.

"Iya Bu Aina, saya turut berbahagia" ucap Bu Darmi tersenyum haru.

"Alhamdulillah, maaf Bu Darmi. Kami akan memboyong menantu kami, nak Reina ke kota besok" ucap Pak Rudi.

"Iya Pak Rudi, Bu Aina, titip Reina ya" ucap Bu Darmi dengan mata berkaca kaca.

"Iya Bu" ucap Bu Aina tersenyum sambil mengelus pundak Bu Darmi. Pak Rudi menganggukan kepalanya sambil tersenyum senang.

Tak terasa acara pun sudah selesai, para tamu undangan juga sudah mulai meninggalkan kediaman Bu Darmi.

"Pak Rudi dan Bu Aina bisa menggunakan kamar ini untuk beristirahat. Maaf ya Pak, Bu, kamarnya kecil" sungkan Bu Darmi.

"Bu Darmi, terimakasih banyak sudah menyambut kami dengan baik. Ini kamar yang bagus Bu, dulu kami pas masih susah malah tidur di kamar yang kecil dan pengap" ungkap Bu Aina.

"Apa yang di katakan istri saya itu benar Bu Darmi. Terimakasih ya Bu, sudah repot repot menyiapkan kamar ini" ucap Pak Rudi.

"Iya Bu Aina, Pak Rudi sama sama. Selamat beristirahat" ucap Bu Darmi tersenyum ramah.

Akhirnya para orang tua pun beristirahat di kamar mereka masing masing, sementara di kamar yang Reina tempati saat ini justru terlihat sangat tegang. Dia merasa jantungnya berdebar debar menanti kedatangan sang suami, Fatir. Mengingat malam ini adalah malam pertama mereka.

Pintu kamar Reina di buka dari luar, menampakan Fatir yang mulai masuk ke dalam kamar.

"Ehem,, kamu belum tidur" ucap Fatir terlihat canggung, mendapati Reina masih duduk menanti dirinya. Yang sebenarnya sudah mencari alasan ingin makan terlebih dahulu, walaupun dia kenyang. Agar Reina tertidur lebih dulu baru dia masuk ke kamar.

"Belum, Mas" ucap Reina gugup.

"Em mau ganti baju dulu, aku sudah siapkan baju tidurnya mas"ucap Reina lagi yang melihat Fatir hanya diam saja sambil celingak celinguk canggung.

"Iya makasih" ucap Fatir singkat.

Fatir segera membersihkan dirinya dan mengganti baju, Reina menanti dengan jantung berdebar debar. Setelah tak berapa lama Fatir kembali.

"Ayo tidur" ucap Fatir dengan entengnya sambil merebahkan tubuhnya di kasur, membelakangi Reina.

"I-iya Mas" ucap Reina canggung. Ia hanya dapat mengedip kan mata bingung. Kenapa Mas Fatir tak menyentuhku di malam pertama kami, ah mungkin Mas Fatir lelah batin Reina.

Malam itu mereka pun tertidur tanpa melakukan apa apa, hingga pagi menjelang.

"Mas, Mas Fatir" Reina membangunkan sang suami, dengan menepuk pelan bahu Fatir.

"Iya, ada apa" jawab Fatir dengan suara serak dan mulai membuka mata.

"Mas Fatir sudah pagi, sebaiknya Mas bebersih terlebih dahulu, lalu sarapan." ucap Reina lembut.

"Ya, baiklah"ucap Fatir sambil mulai beranjak bangun.

Sarapan pagi itu pun penuh dengan suka cita, para orang tua mulai menggoda pengantin baru.

"Wah, wah, pengantin baru. Seger banget pagi pagi" ucap Bu Aina melihat kedatangan Fatir dengan rambut basahnya.

"Kenapa Ma" ucap Fatir bingung.

"Dah keramas aja nak" ucap Pak Rudi.

"Gerah Pa" ucap Fatir.

Yang sukses membuat Bu Aina, Pak Rudi, dan Bu Darmi terkekeh. Sementara Reina tersenyum malu malu. Fatir hanya menatap mereka bingung, kenapa pada tertawa apa yang lucu batin Fatir.

Setelah sarapan, mereka semua pun pergi ke makam orang tua Reina bersama. Berziarah kesana untuk mendoakan kedua almarhum dan almarhumah. Juga pamit Reina karena akan ikut pergi mengikuti sang suami ke kota.

Sebelumnya Reina sudah berpesan pada beberapa orang, untuk selalu membersihkan dan merawat makam kedua orang tuanya.

Mereka pun kembali ke kediaman Bu Darmi untuk bersiap siap, juga menata barang barang mereka kembali, untuk di bawa pulang.

"Bu" panggil Reina saat melihat Bu Darmi, keluar dari kamar mandi.

"Iya nak" ucap Bu Darmi.

"Bu makasih ya, maafin Reina banyak salah sama Ibu. Sudah merepotkan Ibu" ucap Reina.

"Jangan ngomong seperti itu nak, kamu gak ada salah sama ibu. Dan gak ngerepotin ibu" ucap Bu Darmi.

"Bu tolong terima ini" ucap Reina sambil menyodorkan amplop lumayan tebal pada Bu Darmi.

"Apa ini nak, jangan sudah kamu simpan saja nak" Bu Darmi langsung menolak amplop itu dengan halus.

"Ibu gak nganggep Reina anak ya. Emang salah kalo anak gadis ngasi sesuatu ke Ibu nya, Bu" ucap Reina berkaca kaca.

"Sayang"Bu Darmi langsung memeluk Reina sayang, dengan berat hati dia menerima amplop itu.

Setelah perbincangan itu, Bu Darmi pun membantu Reina membereskan beberapa barangnya, yang memang tidak terlalu banyak.

Menjelang siang, akhinya mereka mulai pamit pada Bu Darmi.

"Bu Darmi, kami izin pamit ya terimakasih banyak ya Bu" ucap Bu Aina sambil memeluk Bu Darmi, mereka sudah seperti besan.

"Iya Bu Aina, hati hati di jalan saya titip nak Reina Bu" ucap Bu Darmi yang di balas anggukan dan senyuman dari Bu Aina.

"Kami pamit Bu Darmi, terimakasih sebelumnya. Saya sekeluarga mohon maaf sudah merepotkan Ibu" ucap Pak Rudi.

"Tidak apa apa Pak, sama sekali tidak merepotkan" ucap Bu Darmi.

"Bu, Reina pamit ya.Terimakasih ibu sudah menolong aku selama ini, maafin salah ku selama ada di rumah Ibu ya, Bu" Reina mencium tangan Bu Darmi dengan takzim, ia berkaca kaca.

"Iya nak sama sama. Kamu tidak merepotkan dan tidak ada salah sama ibu, justru ibu bahagia ada kamu di rumah ini. Sekarang berbahagia lah ya nak dengan pernikahanmu ini. Kalo ada apa apa kabari Ibu ya" ucap Bu Darmi yang langsung memeluk Reina.

"Iya Bu" ucap Reina.

"Bu saya pamit, terimakasih banyak ya Bu" ucap Fatir.

"Iya sama sama nak Fatir" ucap Bu Darmi.

"Assalammualaikum"

"Waalaikumsalam"

Akhirnya Reina dan Keluarga sang suami pun mulai pergi meninggalkan desa. Menuju kediaman mertuanya di kota. Perjalanan di tempuh dengan Fatir yang membawa mobil, Reina duduk di sampingnya. Sementara kedua mertua Reina duduk di belakang.

Sepanjang perjalanan terdengar obrolan antara Bu Aina dan Reina, juga senda gurau keduanya yang mewarnai perjalanan pulang kali ini. Pak Rudi mulai sibuk dengan ponsel nya, tentu ada pekerjaan yang harus di kerjakan, ia sesekali tersenyum dan menanggapi Bu Aina juga Reina. Sementara Fatir hanya fokus menyetir dan sesekali membalas gurauan sang mama.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

suka thor bahasanya ringan

2024-03-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!