Selalu Berbohong

“Bangun Mommy, bangun!” panggilan Arabella yang disertai dengan tangisannya terdengar.

Arabella menepuk pipi ibunya sampai ibunya terbangun. Alicia sangat heran mendapati Arabella sedang menangis sedangkan putranya tampak cemas.

“Ada apa denganmu, Arabella. Kenapa sepagi ini kau sudah menangis?” Alicia berusaha mengangkat tubuhnya yang terasa sakit.

“Punggung Mommy berdarah. Apa yang terjadi dengan Mommy?” tanya putrinya di sela tangisannya yang tak juga kunjung berhenti. Mereka berniat membangunkan ibu mereka tapi mereka justru dikejutkan dengan darah yang membasahi baju ibu mereka.

"Darah?" Alicia berbalik untuk melihat punggungnya. Benar saja, bajunya sudah basah dan dia tak menyadarinya.

"Apa yang terjadi dengan Mommy? Apa Mommy bertemu dengan orang jahat?"

"Tidak, jangan menangis lagi. Mommy baik-baik saja," Alicia mendekati putrinya untuk menenangkan tangisannya.

"Mommy bohong. Mommy pasti melakukan pekerjaan berbahaya lagi!" ucap putranya karena dia curiga ibunya mengambil pekerjaan yang berbahaya lagi seperti dulu.

"Tidak, Mommy belum mendapatkan pekerjaan. Percayalah jika Mommy tidak lagi melakukan pekerjaan seperti dulu!" Alicia meyakinkan putra dan putrinya.

"Lalu kenapa punggung Mommy terluka?" ekspresi wajah Archer berubah, dia seperti ingin menangis tapi dia tahan. Dia tidak tega melihat keadaan ibunya yang seperti itu.

"Hei, laki-laki tidak boleh menangis!" Alicia pun mendekati putranya.

"Mommy selalu berbohong pada kami berdua. Mommy selalu berkata jika Mommy baik-baik saja tapi nyatanya, Mommy selalu melakukan pekerjaan yang berbahaya. Kenapa, Mom?" Archer tak bisa lagi membendung air matanya.

"Sejak dulu, Mommy selalu berbohong pada kami!" ucap putranya lagi yang sudah menangis terisak.

"Benar, Mommy selalu saja berbohong pada kami!" ucap putrinya pula.

"Maaf... tolong maafkan Mommy!" Alicia memeluk putra dan putrinya.

Dia jadi merasa bersalah pada mereka berdua karena dia selalu membuat putra putrinya cemas dengan keadaannya. Seharusnya dia lebih berhati-hati tapi dia justru membuat Archer dan Arabella selalu mencemaskan dirinya.

"Jangan menangis lagi, Mommy tidak sanggup melihat kalian menangis seperti ini!"

"Berjanjilah pada kami, Mommy. Berjanjilah jika Mommy tidak akan melakukan pekerjaan berbahaya lagi," pinta putranya.

"Mommy berjanji. Bukankah waktu itu Mommy sudah berjanji tidak akan melakukan pekerjaan yang berbahaya? Jadi percayalah dengan Mommy."

"Jika begitu kenapa punggung Mommy terluka?" tanya putrinya.

"Ini kecelakaan," Alicia melepaskan pelukannya.

"Mommy terjatuh tanpa sengaja jadi tidak perlu khawatir," dustanya sambil menghapus air mata Arabella.

"Laki-laki tidak boleh menangis seperti ini, maaf telah membuat Archer khawatir," kini dia mengusap air mata putranya.

"Jika ada Daddy, Mommy pasti tidak akan mengalami kejadian seperti ini!" ucap putrinya.

"Kenapa kau berkata seperti itu, Arabella?"

"Teman-teman memiliki Daddy tapi kenapa kami tidak memiliki Daddy, Mommy? Apa kami benar-benar sudah tidak memiliki Daddy lagi?" Arabella menghapus air matanya yang tersisa. Dia sangat merindukan sosok ayah dan dia rasa ibunya tidak akan terluka seperti itu jika mereka memiliki seorang ayah.

"Arabella, kita tidak harus seperti orang lain jadi kita tidak perlu menanyakan keberadaan Daddy!"

"Kenapa, Kakak? Arabella ingin memiliki seorang Daddy. Apa itu salah? Jika kita memiliki Daddy, Mommy pasti tidak akan melakukan pekerjaan berbahaya."

"Tapi Daddy sudah tiada jadi tidak perlu dipertanyakan lagi!"

"Sudah, jangan bertengkar. Tolong maafkan Mommy!" Alicia kembali memeluk putra putrinya dengan perasaan bersalah.

Seandainya dia bukan korban pemerkosaan, seandainya putra dan putrinya hadir bukan karena perbuatan keji yang Austin lakukan, mereka pasti akan mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Mereka pasti memiliki seorang ayah yang akan menyayangi mereka tapi nasib buruk yang menimpanya dan suratan takdir yang telah tertulis, tak dapat dia ubah.

"Tolong maafkan Mommy!" pinta Alicia lagi namun kali ini, dia tak mampu menahan air matanya sebab dia tidak bisa memberikan kebahagiaan untuk putra dan putrinya.

"Apa Mommy menangis?" tanya putranya.

"Tidak, Mommy tidak menangis!" Alicia buru-buru menghapus air mata agar putra dan putrinya tidak melihatnya.

"Maafkan Arabella, Mommy. Arabella tidak bermaksud membuat Mommy menangis."

"Tidak perlu meminta maaf, Sayang. Mommy tidak menangis. Kau lihat?" Alicia melepaskan pelukannya kembali dan berusaha memperlihatkan senyumannya pada putra putrinya.

"See, Mommy tidak menangis bukan?"

"Kami sangat menyayangi Mommy jadi Mommy jangan menangis!" Archer dan Arabella kembali memeluk ibunya.

"Mommy juga sangat menyayangi kalian berdua. Maaf jika Mommy tidak bisa memberikan kebahagiaan pada kalian."

"Mommy tidak boleh berkata seperti itu. Kebahagiaan kami adalah memiliki Mommy," ucap putranya.

"Benar, Mommy. Kami sangat bahagia karena memiliki Mommy," ucap putrinya pula.

"Baiklah, Mommy juga bahagia memiliki kalian. Sekarang pergilah mandi agar kalian tidak terlambat ke sekolah. Mommy akan mengobati luka yang ada di punggung Mommy."

“Arabella yang akan mengobati luka Mommy," ucap putrinya. yang segera melepaskan pelukannya dan berlari pergi untuk mengambil kotak obat.

"Jika begitu Archer pergilah mandi."

"Apa Mommy baik-baik saja?" putranya masih terlihat mengkhawatirkan keadaannya.

"Tentu saja, ini hanyalah luka ringan."

"Archer tahu Mommy berbohong tapi Archer berharap, Mommy menjaga diri baik-baik karena jika Mommy tidak ada, lalu kami dengan siapa? Apa Mommy tega meninggalkan Archer dan Arabella begitu saja?"

"Maaf," perkataan putranya benar-benar membuatnya merasa bersalah dan membuatnya berpikir, bagaimana jika dia mati di tangan Austin semalam? Apa yang akan terjadi dengan putra putrinya jika dia mati?

Putra dan putrinya pasti akan sedih dan mereka berdua akan tinggal sebatang kara tanpa dirinya apalagi mereka tidak tahu siapa ayah mereka. Sepertinya dia harus lebih berhati-hati dalam bertindak dan kejadian yang dia alami tak boleh terulang karena dia harus memikirkan putra dan putrinya.

"Kami sangat menyayangi Mommy jadi Mommy harus jaga diri baik-baik," pinta putranya.

"Mommy pasti akan melakukannya. Maaf telah membuat Archer menangis," Alicia mengusap wajah putranya. Ini kali pertama dia melihat putranya seperti itu dan dia tidak akan membuat putranya khawatir lagi.

"Sekarang pergilah mandi agar kalian tidak terlambat ke sekolah."

Archer mengangguk namun dia tampak ragu untuk meninggalkan ibunya. Alicia kembali meyakinkan putranya jika dia baik-baik saja.

"Archer akan segera kembali," Archer meninggalkan ibunya mau tidak mau. Dia akan segera kembali untuk melihat keadaan ibunya.

Arabella yang mengambil kotak obat pun telah kembali, dia segera menghampiri ibunya yang sedang menarik selimut kotor akibat darahnya.

"Sini Mommy, Arabella obati lukanya," ucap putrinya.

"Mommy akan melakukannya sendiri. Arabella pergilah mandi agar tidak terlambat."

"Apa Mommy bisa melakukannya?"

"Tentu saja. Mommy bisa mengobatinya sambil melihat cermin jadi pergilah. Berikan kotak obatnya pada Mommy."

"Baiklah, Mommy. Jika tidak bisa Mommy harus memanggil Arabella," kotak obat diletakkan ke atas meja dan setelah itu Arabella berlari keluar karena dia harus mandi.

Alicia tersenyum, namun senyumannya sirna karena rasa bersalah kembali memenuhi hatinya. Lagi-lagi dia berpikir, bagaimana jika dia mati akibat tembakan yang dia dapatkan? Selama ini yang dia pikirkan hanya dendamnya saja dan begitu dia memulai aksi balas dendamnya, dia justru membuat putra dan putrinya khawatir.

Sepertinya dia harus mencari sekutu yang bisa bekerja sama dengannya untuk menghabisi Austin karena jika dia memiliki sekutu, dia tidak akan bergerak seorang diri lagi dan hal itu tidak akan terulang kembali. Sepertinya itu bukan ide buruk, dia tak mau membuat putra dan putrinya selalu mengkhawatirkan dirinya. Dia ingin mereka menikmati hidup mereka seperti anak-anak pada umumnya.

Apa yang terjadi dengannya akan menjadi pelajaran jika dia harus lebih berhati-hati. Dia harus lebih memikirkan putra dan putrinya karena merekalah yang paling penting dibandingkan dengan dendamnya pada Austin.

Terpopuler

Comments

Rafanda 2018

Rafanda 2018

end aja thorr,,malas bacanya cewe sikopet taunya balas dendam doang.ga mikirin anak

2024-05-03

0

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

dih ulet bulu ada motif apa lagi nemuin si Austin apa ngga malu ya dia🙄

2024-02-29

0

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿ Mitt²🐾

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿ Mitt²🐾

Hmmm, dedemitnya muncull.
Joroginnn aja nuhhh,
Biarr kapokkk, tahu rasaaa siiiaaa 😡😒

2024-02-29

0

lihat semua
Episodes
1 One Night Mistake
2 Melarikan Diri
3 Memutuskan Kembali Untuk Balas Dendam
4 Kembali
5 Siapa Kedua Anak Itu?
6 Salah Lihat
7 Melawan Anak Sendiri
8 Surat Tantangan
9 Dipermainkan Oleh Putra Sendiri
10 Curiga
11 Hari Pembalasan Dendam
12 Aku Adalah Mimpi Burukmu
13 Masih Beruntung
14 Selalu Berbohong
15 Percayalah Padaku
16 Mencari Sekutu
17 Langkah Awal
18 Dia Datang
19 Pertemuan
20 Terjalinnya Kerja Sama
21 Buktikan Padaku!
22 Kriteria Ayah Yang Diinginkan
23 Apa Yang Mau Kau Perbaiki?
24 Anak-anak Yang Ketakutan
25 Tidak Diterima Lagi
26 Tak Sudi Mendengarkan
27 Mereka Benar-benar Ada
28 Aku Ayah Kalian
29 Tak Ada Yang Perlu Dijelaskan
30 Ditolak Mentah-mentah
31 Antara Dendam Dan Anak-anak
32 Pantas Mendapat Hukuman
33 Pantas Dibenci
34 Lakukan Seperti Perjanjian
35 Apa Kau Tidak Mau Melakukannya?
36 Bukan Urusanmu
37 Kami Tidak Butuh
38 Jangan Sentuh Aku!
39 Hinaan Dari Kakek
40 Kita Hanya Anak-anak
41 Kalian Boleh Menerimanya
42 Ikuti Saja Permainannya
43 Jangan Lakukan
44 Percayalah
45 Tidak Bodoh
46 Balasan Dari Archer Dan Arabella
47 Bermain Di Dalam Bahaya
48 Membuat Kesepakatan
49 Apa Kau Sudah Membunuhnya?
50 Hidup Dalam Pelarian
51 Sebuah Rahasia Besar
52 Tidak Akan Mencegah
53 Tertangkap
54 Harga Diri Yang Dipertaruhkan
55 Sudah Menemukannya
56 Pertemuan
57 Bukan Keinginanku
58 Maafkan Aku
59 Penyebab Masalah Yang Terjadi
60 Menagih Janji
61 Pencuri Cookies
62 Kerja Sama Ayah Dan Anak
63 Harus Terbiasa
64 Meski Hanya Satu Kali
65 Kesempatan Terakhir Merry
66 Akan Berdamai
67 Mulailah Percaya
68 Sifat Buruk Yang Mulai Terlihat
69 Kembalikan Padaku
70 Tidak Menginginkannya
71 Dia Adalah Milikmu
72 Belum Menjadi Sebuah Keluarga
73 Diskusi
74 Perasaan Iri
75 Rasa Sesal
76 Keputusan Yang Tiba-tiba
77 Apa Kau Sudah Memikirkannya?
78 Jadilah Anak Baik
79 Lupakan Saja
80 Balasan Yang Sepadan
81 Tidak Akan Menghindar
82 Berapa Yang Kau Inginkan?
83 Akan Diselesaikan
84 Ada Yang Mengikuti
85 Masuk Ke Dalam Jebakan
86 Perjalanan Yang Berakhir
87 Kesempatan
88 Takut Berubah Pikiran
89 Ending
Episodes

Updated 89 Episodes

1
One Night Mistake
2
Melarikan Diri
3
Memutuskan Kembali Untuk Balas Dendam
4
Kembali
5
Siapa Kedua Anak Itu?
6
Salah Lihat
7
Melawan Anak Sendiri
8
Surat Tantangan
9
Dipermainkan Oleh Putra Sendiri
10
Curiga
11
Hari Pembalasan Dendam
12
Aku Adalah Mimpi Burukmu
13
Masih Beruntung
14
Selalu Berbohong
15
Percayalah Padaku
16
Mencari Sekutu
17
Langkah Awal
18
Dia Datang
19
Pertemuan
20
Terjalinnya Kerja Sama
21
Buktikan Padaku!
22
Kriteria Ayah Yang Diinginkan
23
Apa Yang Mau Kau Perbaiki?
24
Anak-anak Yang Ketakutan
25
Tidak Diterima Lagi
26
Tak Sudi Mendengarkan
27
Mereka Benar-benar Ada
28
Aku Ayah Kalian
29
Tak Ada Yang Perlu Dijelaskan
30
Ditolak Mentah-mentah
31
Antara Dendam Dan Anak-anak
32
Pantas Mendapat Hukuman
33
Pantas Dibenci
34
Lakukan Seperti Perjanjian
35
Apa Kau Tidak Mau Melakukannya?
36
Bukan Urusanmu
37
Kami Tidak Butuh
38
Jangan Sentuh Aku!
39
Hinaan Dari Kakek
40
Kita Hanya Anak-anak
41
Kalian Boleh Menerimanya
42
Ikuti Saja Permainannya
43
Jangan Lakukan
44
Percayalah
45
Tidak Bodoh
46
Balasan Dari Archer Dan Arabella
47
Bermain Di Dalam Bahaya
48
Membuat Kesepakatan
49
Apa Kau Sudah Membunuhnya?
50
Hidup Dalam Pelarian
51
Sebuah Rahasia Besar
52
Tidak Akan Mencegah
53
Tertangkap
54
Harga Diri Yang Dipertaruhkan
55
Sudah Menemukannya
56
Pertemuan
57
Bukan Keinginanku
58
Maafkan Aku
59
Penyebab Masalah Yang Terjadi
60
Menagih Janji
61
Pencuri Cookies
62
Kerja Sama Ayah Dan Anak
63
Harus Terbiasa
64
Meski Hanya Satu Kali
65
Kesempatan Terakhir Merry
66
Akan Berdamai
67
Mulailah Percaya
68
Sifat Buruk Yang Mulai Terlihat
69
Kembalikan Padaku
70
Tidak Menginginkannya
71
Dia Adalah Milikmu
72
Belum Menjadi Sebuah Keluarga
73
Diskusi
74
Perasaan Iri
75
Rasa Sesal
76
Keputusan Yang Tiba-tiba
77
Apa Kau Sudah Memikirkannya?
78
Jadilah Anak Baik
79
Lupakan Saja
80
Balasan Yang Sepadan
81
Tidak Akan Menghindar
82
Berapa Yang Kau Inginkan?
83
Akan Diselesaikan
84
Ada Yang Mengikuti
85
Masuk Ke Dalam Jebakan
86
Perjalanan Yang Berakhir
87
Kesempatan
88
Takut Berubah Pikiran
89
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!