Austin Barnard, ternyata pria itulah yang telah menodai dirinya. Sebelum pergi dengan putra dan putrinya untuk membeli beberapa keperluan yang mereka butuhkan untuk memperbaiki rumah, Alicia mencari informasi akan pria yang akan dia bunuh agar dia bisa menyusun rencana untuk melancarkan aksi balas dendamnya.
Sebagai seorang hacker seperti dirinya, mencari tahu data pria itu tidaklah sulit. Rumah pribadi yang dipakai oleh Austin untuk menodai dirinya, juga perusahaan dan rumah keluarganya, semua sudah dia dapatkan setelah dia meretas situs pertahanan yang dibuat oleh anak buah Austin. Memang memakan waktu cukup lama tapi apa yang dia lakukan tidaklah sia-sia.
Hari ini tidak saja membeli perlengkapan untuk memperbaiki rumah, dia juga ingin membeli beberapa senjata api. Itulah sebabnya dia mengatakan kepada Putra dan putrinya jika dia tidak memiliki cukup uang karena dia harus membeli beberapa senjata api. Lagi pula tidak mudah membeli rumah di kota itu karena harga rumah yang cukup tinggi jadi selain bertahan di rumah kedua orang tuanya, tidak ada pilihan lain yang bisa dia lakukan.
Alicia sedang melihat sebuah gedung pencakar langit dan itu adalah perusahaan Austin. Dia bisa memulai dari sana namun dia harus mencari lokasi yang tepat untuk melancarkan aksinya. Alicia yang begitu serius buru-buru menutup laptop saat pintu dibuka dan putranya masuk ke dalam.
“Kami sudah menunggu Mommy begitu lama, apa tidak jadi pergi?” putranya bersedekap dada dan memperlihatkan ekspresi kesal serta angkuhnya.
"Sorry, Mommy lupa jika kita akan pergi.”
“Mommy belum tua, tapi sudah lupa. Itulah sebabnya Mommy harus menikah!”
"Kau masih anak-anak jadi tidak tahu jika menikah bukanlah perkara mudah. Mommy sudah selesai, sekarang kita bisa pergi!”
“Apa yang Mommy lakukan? Apa Mommy mengambil pekerjaan berbahaya lagi?” putranya masuk ke dalam namun Alicia buru-buru menyimpan laptopnya agar Archer tidak membukanya karena dia tidak mau Archer melihat apa yang sedang dia lakukan.
“Yeah, Mommy memang sedang mencari pekerjaan. Kita sudah memutuskan akan tinggal di sini jadi kita harus memulai semuanya dari awal.”
“Aku tahu, Mom. Tapi bisakah Mommy tidak mengambil pekerjaan berbahaya seperti yang Mommy lakukan sebelumnya? Aku tidak suka Mommy menjadi pembunuh bayaran apalagi mommy sering membantu para penjahat itu untuk melancarkan aksi kejahatan mereka!”
“Archer, hidup ini sulit dan penuh tantangan. Tidak semua indah dan kau tidak akan bisa mendapatkan apa yang kau lihat dari orang lain sebab semua orang memiliki tantangannya masing-masing. Mungkin kau melihat kedua orang tua sahabatmu bekerja di kantoran sehingga dia memiliki kehidupan yang sempurna tapi hal itu juga tidak bisa kau dapatkan karena nasib orang itu berbeda-beda. Kau tahu kehidupan kita begitu sulit dan Mommy sudah berusaha mencari pekerjaan yang layak tapi kau tahu kita hampir mati kelaparan karena Mommy tidak memiliki pekerjaan sehingga mau tidak mau Mommy harus melakukan pekerjaan kotor itu untuk menghidupi kita bertiga. Jadi kita harus bersyukur untuk apa yang kita miliki saat ini. Jika kau selalu mengeluh dan membandingkan kehidupanmu dengan para sahabatmu maka kau tidak akan menemukan kebahagiaan karena hanya ada rasa iri dan dengki saja dalam hatimu.”
Dia tidak akan pernah lupa di mana mereka pernah memakan sepotong roti yang dibagi menjadi tiga lalu dicelupkan ke dalam air supaya kenyang akibat tidak ada penghasilan yang dia dapatkan karena itulah dia bekerja di beberapa organisasi gelap untuk menjadi seorang hacker juga pembunuh bayaran. Dia tidak memiliki pilihan karena dia tidak mau putra dan putrinya mati kelaparan.
“Archer tidak iri pada, Mommy. Archer hanya tidak ingin Mommy mengambil pekerjaan yang berbahaya karena kami membutuhkan Mommy.”
“Baiklah, Mommy akan mencari pekerjaan yang layak dan tidak lagi mengambil pekerjaan yang berbahaya.”
“Apa Mommy berjanji?”
“Of course, I'm promise. Mana adikmu, kita pergi sekarang!”
Archer berlari keluar untuk memanggil adiknya yang sedang sibuk menyusun boneka di kamar yang sudah dibersihkan. Rumah itu masih bisa mereka tinggali meski ada beberapa yang rusak. Tinggal diperbaiki maka semuanya akan jadi sempurna.
mereka segera pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Tidak lupa Alicia memakaikan topi juga penutup wajah untuk putra-putrinya. Beruntungnya mereka tidak banyak bertanya sehingga Alicia tidak perlu banyak berbohong kepada mereka berdua .
Untuk sementara waktu hanya itu yang bisa dilakukan tapi setelah dia dapat membunuh Austin maka Putra dan putrinya tidak perlu lagi melakukan hal itu bahkan dia tidak perlu lagi menyamar. Austin Barnard, sebentar lagi dia pasti akan membunuh pria itu.
Mereka menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan cukup lama. Alicia membelikan beberapa barang yang putra dan putrinya inginkan agar mereka senang. Setelah tinggal di kota kecil yang tidak memiliki fasilitas memadai, Arabella dan Archer sangat senang bisa berada di tempat yang begitu bagus dan besar.
“Mommy ingin pergi ke kamar mandi. Apa kalian bisa menunggu sebentar?" tanya Alicia pada putra dan putrinya.
"Bisa, tapi kami ingin es cream," jawab putrinya.
"Pergilah beli tapi ingat kalian harus kembali lagi ke sini," Alicia memberikan uang pada putra dan putrinya.
Mereka sangat senang, Archer dan Arabella berlari pergi untuk membeli es cream sedangkan Alicia pun pergi.
Sesungguhnya dia tidak ingin pergi ke kamar mandi. Alicia turun ke bawah sebab di lantai bawah ada sebuah toko yang menjual senjata api begitu lengkap. Tidak mungkin dia membeli benda berbahaya itu di depan kedua anaknya jadi dia harus memanfaatkan waktu untuk membelinya.
"Kakak, bolehkah aku membuka topi dan masker ini?" tanya Arabella.
"Jangan, Mommy akan marah!"
"Mommy tidak ada, jadi tidak apa-apa!" Arabella membuka topinya lalu maskernya.
"Jangan!" Archer mencegah namun Arabella juga membuka topi Archer dan menarik maskernya. Mereka bercanda dan berlari sampai mereka tiba di kedai es cream.
Arabella dan Archer sudah mengantri untuk mendapatkan es cream yang mereka inginkan sedangkan tidak jauh dari kedai itu seorang wanita paruh baya baru saja keluar dari butik langganannya.
Beberapa tas belanjaan berada di tangan asistennya, wanita itu sudah berniat pulang namun langkahnya tiba-tiba berhenti ketika melihat Archer dan Arabella. Kedua mata disipitkan karena pemandangannya sudah kurang bagus, dia bahkan mencoba mencari kacamata yang ada di dalam tas namun saat dibutuhkan sulit ditemukan. Apa yang dia lihat itu tidak salah?
Wanita paruh baya itu adalah Liora Barnard dan dia adalah ibu Austin yang kebetulan sedang berbelanja. Dia tidak mungkin salah lihat namun Liora buru-buru bersembunyi untuk mencari kacamatanya. Tidak mungkin, apa dia tidak salah lihat ataukah dia sedang merindukan putranya?
Tak mau membuang waktu karena kacamata tak ditemukan, Liora mengambil ponselnya sebab dia ingin menghubungi putranya. Austin yang saat itu sedang melakukan sebuah rapat penting dan tampak bosan menjawab panggilan ibunya di tengah rapat sedang berlangsung. Dia menebak ibunya ingin memintanya pulang untuk makan malam.
“Aku sedang rapat, Mom. Bisakah nanti saja?”
“Tidak, Ini penting Austin. Mommy yakin jika Mommy tidak bermimpi karena Mommy baru saja bertemu dengan dua anak yang sangat mirip denganmu. Sekarang katakan padaku wanita mana yang telah kau tiduri dan melahirkan anakmu secara diam-diam!”
“Jangan bercanda, kau tahu semenjak aku dikhianati aku tidak pernah lagi menjalin hubungan dengan wanita mana pun!”
“Jika begitu siapa kedua anak itu?” tanya ibunya.
Austin diam sejenak namun dia menyadari sesuatu.
"Sial, tutup tempat itu!" teriaknya. Rapat pun dibubarkan, Austin bergegas pergi untuk menyusul ibunya dan memastikan apakah yang dikatakan oleh ibunya benar atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Lyn
seru seru seru ni, malah neneknya yg nemuin mereka
2025-01-08
0
M Fikri
lanjuuut
2024-08-04
0
⏤͟͟͞R•Dḕɛ 🌸
good boy, pengertian sekali
2024-07-03
1