Liora sangat terkejut karena putranya berlari masuk ke dalam ruangan lalu duduk di depan komputer. Tentunya yang ingin Austin lakukan adalah mengecek CCTV untuk melihat siapa sniper yang baru saja menyerang dirinya.
Dia pasti akan mendapatkan identitas Sniper itu lalu dia akan menangkapnya untuk dia introgasi. Dia tidak peduli, Sniper itu pria atau wanita karena dia tidak akan melepaskan siapa pun yang telah berani menodongkan senjata api padanya.
Suara keyboard komputer terdengar. Austin terlihat begitu sibuk oleh sebab itu ibunya tak bertanya meskipun dia sudah sangat ingin tahu siapa yang menyerang putranya namun bertanya di saat seperti itu tidaklah tepat.
Tidak butuh waktu lama bagi Austin. Dia sudah sudah mendapatkan rekaman CCTV sebelum Sniper itu menembak dirinya tapi rekaman yang dia temukan sangatlah aneh karena Sniper itu tak terlihat sama sekali.
Meski gedung kosong itu tidak memiliki CCTV yang tak bisa dia retas tapi seharusnya ada jejak ketika Sniper itu memasuki gedung kosong tersebut namun ia tak menemukan jejaknya sama sekali.
Dia tidak heran mengingat yang dihadapi bukan saja sniper melainkan seorang hacker. Austin masih menganggap jika Sniper itu juga Hacker adalah orang yang sam. Tidak menyerah, Austin pun mencari jejak ke mana Sniper itu pergi tapi lagi-lagi dia tak menemukan jejak sama sekali.
“Sial!” teriak Austin sambil memukul meja.
Liora menggeleng melihat tingkah putranya yang tak seperti biasanya. Meski dia tahu Austin memiliki emosi yang tidak baik.
“Ada apa, Austin? Siapa yang kau kejar dan siapa yang hendak membunuhku?” tanya ibunya seraya melangkah mendekati putranya.
“Entahlah. Aku rasa sebaiknya Mommy tidak pergi ke mana pun karena aku khawatir Mommy akan diincar jadi sebaiknya Mommy di rumah saja!”
“ Apa ada musuh yang hendak membunuhmu, Austin?”
“Mommy bisa melihatnya. Aku baru saja mengejar Sniper itu tapi dia begitu licin dan sekarang, aku tak bisa menemukan keberadaannya. Dia musuh yang cukup berbahaya oleh karena itu, sebaiknya Mommy tidak sembarangan pergi karena bisa saja Sniper itu menargetkan Mommy karena dia telah gagal membunuh aku.”
“Baiklah, Mommy akan pulang saja. Kau juga harus berhati-hati, Austin. Jangan sampai terjadi sesuatu padamu.”
“Aku tahu, Mom. Terima kasih sudah mengkhawatirkan aku. Mengenai dua anak kecil yang Mommy lihat, meski aku tidak percaya akan keberadaan mereka tapi aku akan mencoba mencarinya jadi Mommy diam saja di rumah.”
“Berjanjilah kau akan mencari mereka. Mommy sangat yakin jika kedua anak itu memang ada jadi carilah mereka sampai ketemu.”
“Aku tahu!” kecurigaannya tetap tertuju pada Alicia jika yang ibunya katakan mengenai kedua anak itu adalah benar. Dia yakin Alicia telah melahirkan anaknya secara diam-diam dan mungkin saja dia berada tidak jauh darinya saat ini.
Dia juga curiga jika sniper itu adalah utusan Aiden yang hendak membalas dendam. Kemungkinan besar kedua kakak adik itu sudah bersama dan mereka sedang ingin membalas dendam padanya. Dia yakin pikirannya ini tidak salah karena kembalinya Merry semakin membuatnya curiga saja. Penghianat itu tidak mungkin kembali secara tiba-tiba tanpa ada tujuan.
Sepertinya apa yang dikatakan oleh anak buahnya adalah benar jika dia harus menginterogasi Merry jika dia ingin mengetahui keberadaan Aiden sebab Mary pasti tahu, di mana Aiden bersembunyi saat ini. Meski dia muak dan tak mau lagi bertemu dengan Merry, dia terpaksa harus melakukannya.
Walau dia tahu sudah terjadi sebuah kesalahpahaman tapi dia tetap tidak akan mengampuni Aiden karena dialah sumber masalah yang telah membuat situasi kacau. Jika seandainya Aiden tidak membawa Merry pergi maka beberapa kejadian yang seharusnya tidak terjadi tak perlu terjadi.
Ibunya berpamitan pulang, sedangkan Austin kembali mencari jejak akan ke mana perginya Sniper itu namun hebatnya, dia tak menemukan jejak sama sekali. Dia bahkan mencari ke arah Sniper itu pergi tapi lagi-lagi hasilnya nihil.
Sungguh luar biasa. Dia akui orang itu hebat meski dalam keadaan terluka akibat sebuah tembakan tapi dia masih berusaha untuk menghilangkan jejak. Musuh yang cerdik dan berbahaya jadi dia harus semakin waspada.
Austin tak akan bisa menemukan ke mana Alicia lari karena Alicia langsung menghapus jejak keberadaan dirinya setelah dia mendapatkan tempat untuk bersembunyi. Semua tentu sudah dipertimbangkan dan dia sudah memperhitungkan konsekuensinya saat dia gagal oleh karena itu Austin tidak akan bisa menemukan keberadaannya.
Alicia berada di toilet umum di sebuah stasiun yang sudah terbengkalai. Dia baru saja selesai menghapus jejak keberadaannya namun luka tembakan yang dia dapatkan semakin mengeluarkan banyak darah.
Dia tahu dia harus segera pergi karena bisa saja Austin memerintahkan anak buahnya untuk mengejar dirinya tapi dia tidak bisa pulang dalam keadaan seperti itu karena putra-putrinya akan cemas melihat keadaannya jadi mau tidak mau, Alicia bersembunyi di sana sambil berusaha mengeluarkan peluru yang ada di punggungnya.
Mengandalkan cermin yang ada di kamar mandi juga pisau yang sudah dia bakar, Alicia berusaha mengeluarkan peluru yang ada di punggungnya. Tentu saja itu bukan perkara mudah karena dia mengalami sedikit kesulitan untuk menggapai peluru itu menggunakan mata pisau yang tajam.
Rasa sakit susah payah dia tahan dan rasanya sangat mustahil untuk melakukannya namun setelah 2 jam berlalu, akhirnya Alicia berhasil mengeluarkan peluru dan untuk menghentikan pendarahan, Alicia menempelkan lukanya dengan mata belati yang dibakar sampai panas.
Alicia berusaha menahan diri agar tidak berteriak dengan cara menggigit bajunya dengan kencang. Dia berusaha bertahan dari rasa sakit juga kesadaran yang mulai perlahan akan hilang. Alicia bahkan melangkah masuk ke dalam kamar mandi dengan susah payah lalu dia pingsan setelah pintu kamar mandi terkunci.
Entah sudah berapa jam, Alicia tidak tahu dan dia tersadar karena suara dering ponselnya. Dengan kekuatan yang ada Alicia segera mengambil ponsel yang ada di dalam tas lalu menjawab panggilan dari putranya.
“Sudah malam, kenapa Mommy belum juga pulang?” tanya Archer yang cemas karena ibunya tak juga kunjung pulang padahal hari sudah malam.
“Mommy pulang sekarang, maaf membuat khawatir,” meski kepalanya masih terasa sakit tapi Alicia mengambil semua barang-barangnya yang berserakan di lantai kamar mandi dan menyimpannya ke dalam tas.
“Ada apa dengan Mommy? Kenapa Mommy terdengar tidak begitu baik?” tanya putranya curiga.
“Mommy baik-baik saja. Ajaklah adikmu untuk tidur dan jangan menakuti dirinya. Sebentar lagi Mommy akan tiba di rumah," Alicia melihat jam dan terkejut sebab waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ternyata dia sudah pingsan cukup lama.
“Apa Mommy baik-baik saja?” tanya putranya lagi. Perasaan tidak nyaman sedari tadi mereka rasakan apalagi ibu mereka tidak juga pulang. Mereka sudah berusaha menghubungi ibu mereka tapi karena Alicia pingsan jadi tak ada yang menjawab dan hal itu semakin membuat mereka khawatir.
"Bagaimana, kakak. Apa Mommy baik-baik saja?" terdengar suara tangisan Arabella
“Tenangkan adikmu, Archer. Mommy sudah akan tiba di rumah jadi ajak adikmu untuk segera tidur dan jangan menakuti dirinya!” Alicia mengulangi perintahnya agar putranya mendengarkan apa yang dia perintahkan.
“Baiklah, Mom,” jawab Archer yang mulai menenangkan Arabella agar dia tidak menangis lagi.
Alicia sudah selesai berbicara dengan putranya, dia pun merasa sudah memiliki tenaga. Alicia memantau situasi di sekitar stasiun yang sangat sepi. Hari ini dia masih beruntung karena dapat lolos dari Austin tapi dia tidak yakin untuk hari berikutnya.
Sepertinya dia harus mengubah strategi dan tak bergerak sendiri karena kejadian yang menimpanya hari ini tak boleh terulang lagi. Mencari sekutu mungkin harus dia lakukan untuk langkah selanjutnya karena yang kedua kali, dia tidak boleh gagal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Lyn
seru pasti nnti pas mereka Duel, apalagi pas austin tau klo Alicia lahirin anak2nya, Entah permainan apa yg bakal terjadi
2025-01-08
0
gia nasgia
kurasa tidak semudah itu kamu membunuh ayah dari anak"mu
2024-09-06
0
Rafanda 2018
coba austin mati trus anaknya tau ibunya membunuh ayahnya nyesel lo
2024-05-03
0