Aku Adalah Mimpi Burukmu

Austin sudah memerintahkan anak buahnya untuk menuju gedung kosong itu terlebih dahulu sedangkan dia sudah berlari pergi untuk menyusul. Siapa pun sniper yang baru saja ingin membunuhnya, harus dia dapatkan karena orang itu sudah berani mengincar nyawanya.

Dia mengambil kesimpulan jika Sniper itu ada hubungannya dengan hacker yang menantangnya dan mengerjai dirinya. Jangan katakan Sniper itu dan si hacker adalah orang yang sama.

Jangan-jangan malam itu dia memang dipancing karena Sniper itu ingin melihat rupanya. Tidak heran jika hari ini dia mulai bertindak untuk membunuh dirinya. Sungguh musuh yang sangat berani dan dia tidak akan melepaskan pembunuh itu begitu saja.

Alicia yang panik karena sudah ketahuan, segera bergegas untuk melarikan diri. Setelah menyimpan senjata api ke dalam tas, Alicia melakukan beberapa persiapan untuk berjaga-jaga.

Jangan sampai Austin melihat rupanya lalu menangkap dirinya. Dia tidak sudi sampai pria itu menawannya lagi apalagi sampai diperlakukan seperti 6 tahun yang lalu di mana dia menjadi budak naf*su dari Austin.

Kini Alicia berlari menuruni bangunan melalui anak tangga. Dia berharap tidak bertemu dengan Austin dan dapat melarikan diri sebelum pria itu tiba namun sayangnya anak buah Austin sudah terdengar di bawah saat Alicia sudah mencapai lantai 15.

Celaka, mereka pasti akan segera menemukan dirinya karena tangga yang dia lewati saat ini adalah satu-satunya akses yang bisa digunakan untuk menuju ke atas sebab beberapa tangga sudah rusak dan beberapa lainnya ditutup sehingga tak bisa digunakan.

“Dia pasti masih berada di atas, cepat naik!” seseorang berteriak demikian dan tentunya itu bukan hal baik.

Alicia mengambil dua pistol karena dia harus bisa melindungi diri dari anak buah Austin. Tak punya pilihan membuatnya kembali ke atas. Dia akan mencari cara agar dia bisa melarikan diri dari mereka.

Austin yang sudah berlari menuju lokasi pun sudah mempersiapkan senjata apinya. Jika dia tidak bisa menangkap si Sniper dalam keadaan hidup maka dia akan membunuhnya di tempat karena dia tidak  pernah melepaskan musuhnya.

Alicia memilih bersembunyi karena dia akan menyerang anak buah Austin supaya dia bisa melarikan diri tanpa perlu melakukan hal extreme. Selama keadaan tak mendesak maka dia akan melakukan upaya untuk lolos dari situasi itu.

Anak buah Austin sudah terdengar begitu dekat. Dua pistol yang ada di tangan pun diangkat sedikit tinggi. Alicia masih menunggu mereka mendekat dan ketika dia merasa jika musuh sudah tak jauh darinya, Alicia langsung keluar dari persembunyian dan melepaskan tembakan ke arah anak buah Austin.

Dor! Dor!  Dua peluru dilepaskan untuk membunuh dua orang yang ada di depan.

Anak buah Austin terkejut mendapat serangan yang tiba-tiba. Dua dari mereka mati di tempat akibat tembakan yang Alicia berikan.

“Bunuh dia!” teriak mereka yang mulai menembaki Alicia.

Alicia berlari untuk menghindari timah panas sembari menembaki musuhnya. Suara letusan senjata api terdengar oleh Austin yang sudah berada di lantai bawah bangunan itu. Austin bergegas berlari ke atas bersama dengan beberapa anak buahnya.

Hari ini dia tidak akan mengampuni sniper yang sudah mempermainkan dirinya dan hari ini dia harus mendapatkan Sniper itu. Suara letusan senjata api semakin tak relakan di atas sana karena Alicia dan anak buahnya masih saling menyerang.

Alicia dihujani dengan timah panas dari sebuah senjata api laras panjang yang dibawa oleh anak buah Austin. Bagaimanapun mereka kalah jumlah sebab Alicia seorang diri dan mereka berjumlah belasan orang.

Alicia terus berlari untuk menghindari timah panas yang tak henti menghujaninya. Dia bahkan bersalto beberapa kali untuk menghindar dan setelah itu dia menembak meski kesempatannya hanya sedikit tapi setidaknya peluru yang dia lepaskan cukup memberinya celah untuk melarikan diri.

“kejar!”

Alicia kembali berlari ke atas untuk menghindari para musuhnya. Dia kembali menembak sekali namun peluru dari pistol yang dia miliki mulai sekarat. Dia harus mendapatkan tempat bersembunyi agar dia dapat mengisi peluru pistolnya namun dia terus dikejar dan sesekali dihujani dengan timah panas.

“Sial, kau terlalu ceroboh!” ucap Alicia pada diri sendiri yang terus berlari menuju atap gedung. Jika dia tidak ragu, Austin pasti sudah mati di tangannya.

Austin sangat terkejut ketika mendapati dua anak buahnya sudah terkapar bersimbah darah. Dia semakin marah karena Sniper itu benar-benar mencari perkara dengannya. Tak ingin membuang waktu, Austin terus berlari mengikuti petunjuk dari anak buahnya.

“Dia menuju atap gedung!” laporan itu dia dapatkan.

Alicia pun sudah terpojok karena dia tidak memiliki ruang lagi untuk melarikan diri saat berada di atap gedung. Dia dikepung oleh anak buah Austin yang berhasil mengejarnya.

“Letakkan senjatamu sekarang juga dan berbalik!” perintah itu dia dapatkan.

Alicia tersenyum di balik topeng yang dia gunakan. Dia memang sudah bersiap-siap dan menyamar agar tak bisa dikenali oleh Austin.

“Sayangnya, tidak!” ucap Alicia.

“Jika begitu aku akan menangkap dan membunuhmu!” dia sangat terkejut ketika mendengar suara Austin sudah berada di belakangnya. Sial, pria itu sungguh cepat dari dugaan.

“Kau sudah terkepung sekarang jadi menyerahlah dan letakkan pistol itu baik-baik!” ucap Austin yang melangkah maju sambil mengarahkan senjata apinya ke arah Alicia.

Dia sempat menghentikan langkah sebentar setelah melihat postur tubuh Alicia yang tidak seperti tubuh laki-laki. Apakah dia salah melihat ataukah memang orang yang memakai pakaian serba hitam dan memakai topeng itu adalah seorang perempuan?

“Siapa kau sebenarnya dan apa tujuanmu ingin membunuh aku?” tanya Austin namun Alicia tetap diam karena dia tidak mau pria itu mengenali dirinya dari suaranya tapi sudah 6 tahun berlalu, apakah Austin masih mengingat suaranya?

“Jawab, jika tidak aku akan melubangi kepalamu sekarang juga!” teriak Austin penuh emosi.

“Aku adalah mimpi burukmu!” jawaban Alicia membuat Austin semakin yakin jika Alicia adalah hacker yang telah mempermainkan dirinya karena jawaban itu sama dengan jawaban yang diberikan oleh hacker itu.

“Rupanya kalian adalah orang yang sama yang begitu berani mempermainkan aku. Sepertinya kau sudah bosan hidup dan aku tidak akan ragu untuk meledakkan kepalamu!” suara pelatuk pistol sudah berbunyi yang menandakan Austin sudah akan menembak dirinya.

Alicia diam namun tidak lama kemudian dia tertawa dengan keras. Hal itu membuat Austin sangat heran begitu juga dengan anak buahnya karena ini kali pertama mereka menghadapi musuh yang tertawa padahal kematian sudah jelas di depan matanya.

“Apakah ada sesuatu yang lucu sehingga kau tertawa seperti itu?” Austin semakin kesal sebab dia seperti sedang diejek oleh Sniper itu.

“Percayalah padaku, kau tidak akan bisa membunuh aku!” ucap Alicia.

“Kau terlalu percaya diri. Seharusnya kau melihat situasi jika kau sudah kalah dan aku bisa meledakkan kepalamu  saat ini juga jadi katakan padaku, dari organisasi mana kau dan siapa yang telah memerintahkan dirimu untuk membunuh aku?” Austin masih mencari tahu akan hal ini karena dia akan menghancurkan organisasi yang menaungi Sniper itu karena mereka telah menantang namun yang dia dapatkan lagi-lagi tawa Alicia.

“Sebaiknya kau menghentikan tawamu itu karena kali ini aku tidak ragu!” teriak Austin.

“Satu hal yang harus kau lakukan ketika berhadapan dengan musuh, bunuh musuhmu tanpa ragu dan jangan kau ajak bicara!” Alicia melemparkan senjata apinya untuk mengalihkan perhatian Austin dan para anak buahnya lalu dia berlari menuju sisi gedung.

Menyadari hal itu anak buah Austin mengejar lalu melepaskan beberapa tembakan ke arah Alicia. Austin pun melakukan hal yang sama, dia juga menembaki Alicia sehingga satu tembakan Alicia dapatkan sebelum dia melompat ke bawah padahal mereka berada di atas gedung puluhan lantai.

Austin melihat ke bawah, begitu juga anak buah yang terus menembaki Alicia. Alicia berusaha bertahan dan ketika permukaan tanah sudah terlihat, Alicia mengeluarkan pistol pelontar tali lalu menembak ke arah sebuah tiang sehingga Alicia berayun menggunakan tali itu untuk mendarat ke bawah.

Austin mengumpat, orang itu cukup licin. Dia melihat Alicia melarikan diri di bawah sana. Hari ini sniper itu bisa lolos tapi lain kali dia pastikan orang itu tidak akan pernah bisa lolos darinya lagi.

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Jd ingat aksi Vivian dan Marlene saat terjun dr gedung puluhan lantai..

2024-03-16

3

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

good job Alicia

2024-03-09

0

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᵇᵘᵗᵗᵉʳᶠˡʸ 𝒜𝓃𝒿𝒽𝓊🌺

kaget weh main dor dor aja 😳😳

2024-02-29

0

lihat semua
Episodes
1 One Night Mistake
2 Melarikan Diri
3 Memutuskan Kembali Untuk Balas Dendam
4 Kembali
5 Siapa Kedua Anak Itu?
6 Salah Lihat
7 Melawan Anak Sendiri
8 Surat Tantangan
9 Dipermainkan Oleh Putra Sendiri
10 Curiga
11 Hari Pembalasan Dendam
12 Aku Adalah Mimpi Burukmu
13 Masih Beruntung
14 Selalu Berbohong
15 Percayalah Padaku
16 Mencari Sekutu
17 Langkah Awal
18 Dia Datang
19 Pertemuan
20 Terjalinnya Kerja Sama
21 Buktikan Padaku!
22 Kriteria Ayah Yang Diinginkan
23 Apa Yang Mau Kau Perbaiki?
24 Anak-anak Yang Ketakutan
25 Tidak Diterima Lagi
26 Tak Sudi Mendengarkan
27 Mereka Benar-benar Ada
28 Aku Ayah Kalian
29 Tak Ada Yang Perlu Dijelaskan
30 Ditolak Mentah-mentah
31 Antara Dendam Dan Anak-anak
32 Pantas Mendapat Hukuman
33 Pantas Dibenci
34 Lakukan Seperti Perjanjian
35 Apa Kau Tidak Mau Melakukannya?
36 Bukan Urusanmu
37 Kami Tidak Butuh
38 Jangan Sentuh Aku!
39 Hinaan Dari Kakek
40 Kita Hanya Anak-anak
41 Kalian Boleh Menerimanya
42 Ikuti Saja Permainannya
43 Jangan Lakukan
44 Percayalah
45 Tidak Bodoh
46 Balasan Dari Archer Dan Arabella
47 Bermain Di Dalam Bahaya
48 Membuat Kesepakatan
49 Apa Kau Sudah Membunuhnya?
50 Hidup Dalam Pelarian
51 Sebuah Rahasia Besar
52 Tidak Akan Mencegah
53 Tertangkap
54 Harga Diri Yang Dipertaruhkan
55 Sudah Menemukannya
56 Pertemuan
57 Bukan Keinginanku
58 Maafkan Aku
59 Penyebab Masalah Yang Terjadi
60 Menagih Janji
61 Pencuri Cookies
62 Kerja Sama Ayah Dan Anak
63 Harus Terbiasa
64 Meski Hanya Satu Kali
65 Kesempatan Terakhir Merry
66 Akan Berdamai
67 Mulailah Percaya
68 Sifat Buruk Yang Mulai Terlihat
69 Kembalikan Padaku
70 Tidak Menginginkannya
71 Dia Adalah Milikmu
72 Belum Menjadi Sebuah Keluarga
73 Diskusi
74 Perasaan Iri
75 Rasa Sesal
76 Keputusan Yang Tiba-tiba
77 Apa Kau Sudah Memikirkannya?
78 Jadilah Anak Baik
79 Lupakan Saja
80 Balasan Yang Sepadan
81 Tidak Akan Menghindar
82 Berapa Yang Kau Inginkan?
83 Akan Diselesaikan
84 Ada Yang Mengikuti
85 Masuk Ke Dalam Jebakan
86 Perjalanan Yang Berakhir
87 Kesempatan
88 Takut Berubah Pikiran
89 Ending
Episodes

Updated 89 Episodes

1
One Night Mistake
2
Melarikan Diri
3
Memutuskan Kembali Untuk Balas Dendam
4
Kembali
5
Siapa Kedua Anak Itu?
6
Salah Lihat
7
Melawan Anak Sendiri
8
Surat Tantangan
9
Dipermainkan Oleh Putra Sendiri
10
Curiga
11
Hari Pembalasan Dendam
12
Aku Adalah Mimpi Burukmu
13
Masih Beruntung
14
Selalu Berbohong
15
Percayalah Padaku
16
Mencari Sekutu
17
Langkah Awal
18
Dia Datang
19
Pertemuan
20
Terjalinnya Kerja Sama
21
Buktikan Padaku!
22
Kriteria Ayah Yang Diinginkan
23
Apa Yang Mau Kau Perbaiki?
24
Anak-anak Yang Ketakutan
25
Tidak Diterima Lagi
26
Tak Sudi Mendengarkan
27
Mereka Benar-benar Ada
28
Aku Ayah Kalian
29
Tak Ada Yang Perlu Dijelaskan
30
Ditolak Mentah-mentah
31
Antara Dendam Dan Anak-anak
32
Pantas Mendapat Hukuman
33
Pantas Dibenci
34
Lakukan Seperti Perjanjian
35
Apa Kau Tidak Mau Melakukannya?
36
Bukan Urusanmu
37
Kami Tidak Butuh
38
Jangan Sentuh Aku!
39
Hinaan Dari Kakek
40
Kita Hanya Anak-anak
41
Kalian Boleh Menerimanya
42
Ikuti Saja Permainannya
43
Jangan Lakukan
44
Percayalah
45
Tidak Bodoh
46
Balasan Dari Archer Dan Arabella
47
Bermain Di Dalam Bahaya
48
Membuat Kesepakatan
49
Apa Kau Sudah Membunuhnya?
50
Hidup Dalam Pelarian
51
Sebuah Rahasia Besar
52
Tidak Akan Mencegah
53
Tertangkap
54
Harga Diri Yang Dipertaruhkan
55
Sudah Menemukannya
56
Pertemuan
57
Bukan Keinginanku
58
Maafkan Aku
59
Penyebab Masalah Yang Terjadi
60
Menagih Janji
61
Pencuri Cookies
62
Kerja Sama Ayah Dan Anak
63
Harus Terbiasa
64
Meski Hanya Satu Kali
65
Kesempatan Terakhir Merry
66
Akan Berdamai
67
Mulailah Percaya
68
Sifat Buruk Yang Mulai Terlihat
69
Kembalikan Padaku
70
Tidak Menginginkannya
71
Dia Adalah Milikmu
72
Belum Menjadi Sebuah Keluarga
73
Diskusi
74
Perasaan Iri
75
Rasa Sesal
76
Keputusan Yang Tiba-tiba
77
Apa Kau Sudah Memikirkannya?
78
Jadilah Anak Baik
79
Lupakan Saja
80
Balasan Yang Sepadan
81
Tidak Akan Menghindar
82
Berapa Yang Kau Inginkan?
83
Akan Diselesaikan
84
Ada Yang Mengikuti
85
Masuk Ke Dalam Jebakan
86
Perjalanan Yang Berakhir
87
Kesempatan
88
Takut Berubah Pikiran
89
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!