Bab 14 #*#*

  " Itu untuk kamu." jawab Alex dengan santai,Airin memandang aneh kearah Alex.

  "Ya sudah." Airin segera menutup pintu, tiba-tiba pintunya ditahan oleh Alex.

  "Ada apa lagi?" tanya Airin pada Alex yang masih berdiri didepan pintu apartemennya.

  "Kamu tidak menyuruhku masuk kedalam, lihat di luar sana. Diluar sedang hujan deras." kata Alex yang cuaca saat itu hujan deras.

  Dengan terpaksa dia harus menerima pria itu masuk ke Apartemennya.

  "Silakan masuk." Airin mempersilakan masuk Alex kedalam apartemennya. Airin menampakkan ekpresi kesal pada Alex.

  Dengan santai dia masuk dan langsung duduk di ruang tamu. Airin pun pergi kedapur membuat minuman untuk Alex.

  Dari tadi Airin terus mengomel dalam hatinya. " kenapa juga dia datang kesini." batin Airin yang sedari tadi kesal pada Alex.

  Berbeda dengan Alex yang begitu gencar mendekati Airin, Alex mengecek situasi didalam apartemen Airin. Hanya ada beberapa foto yang tertata rapi ditembok.

  Ada foto Airin dengan keluarga, berserta foto dia bersama teman-teman kampusnya.

  Airin datang membawa segelas minuman untuk Alex, setelah itu Airin duduk.

  "Ada kepentingan apa sampai datang kesini sampai membawa makanan?" tanya Airin pada Alex.

  "Memangnya kamu terasa terganggu dengan kehadiranku?" tanya Alex yang langsung the point.

  "Kamu jangan banyak bertanya, kalau aku tanya ." jawab Airin yang mulai tak sabar menghadapi pria satu ini.

   "Baiklah kalau itu mau kamu, ayo kita ke dapur." ajak Alex yang secara langsung menarik tangan Airin. Sontak saja Airin kaget.

  "Untuk apa kita kedapur?" tanya Airin pada Alex.

"Ayo kita masak." ajak Alex yang ingin memasak sesuatu. Airin pun hanya bisa mengikuti dari belakang, kantong plastik itu langsung Alex bongkar yang berisi bahan makanan.

  Ada makanan kaleng yang siap jadi yang kini Alex tambahi dengan bumbu lainnya.

  "Ternyata lengkap juga bumbu didapur." ucap Alex yang sengaja membuka lemari mini yang berisi bumbu hingga beberapa bahan makanan.

   "Gini-gini aku sering masak sendiri kalau sedang santai di apartemen. Biar aku saja yang masak." Airin pun mengambil alih pekerjaan itu.

  Akhirnya Alex pun mundur dan duduk dibelakang Airin, Alex memandang dari Airin belakang.

  "Harum juga." Batin Airin yang puas dengan masakkannya. Tiba-tiba saja Alex datang dengan membawa sendok.

  "Alex" Airin sontak saja kaget Alex berdiri disampingnya.

  "Sekedar mencicipi." ucap Alex yang penasaran.

  Alex pun mencicipi masakkan itu. "Lumayan juga." jawab Alex yang mengakui masakkan Airin enak.

  "Ya sudah kalau rasanya sudah pas." jawab Airin yang langsung saja menyelesaikan masakkannya.

  Airin segera menyelesaikan pekerjaannya, masakkan sudah siap kini dia tinggal dia pindah dimangkok ukuran sedang dengan krupuk yang sudah ada didalam toples.

   "Terimakasih sudah memasak untukku." ucapan terimakasih Alex pada Airin, Alex pun pergi ke ruang meja makan.

  Wajah Airin memerah, begitu malunya dia mendengar apa yang dikatakan Alex pada dirinya sendiri.

  "Sadar rin." dia menepuk kedua pipinya, dia pun mencoba mengontrol perasaannya yang masih berantakan.

  "Tenang rin, jangan terlalu gugup." batin Airin yang mencoba untuk lebih bersabar.

  Airin langsung membawa masakannya diruang meja makan, diruangan itu sudah ada Alex yang lebih dulu menunggu kedatangan dia.

  Airin sibuk meletakkan Satu-persatu piring dan sendok untuk mereka, setelah itu Airin menyiapkan minuman dan gelas dimeja makan.

  "Ayo sekarang kita makan." ajak Alex yang tidak sabar memakan masakkan Airin. Mereka berdua makan malam bersama. Cuaca diluar makin deras hingga terdengar suara petir yang cukup keras.

  Mereka berdua baru saja selesai makan malam." Makin malam makin deras hujannya. " ucap Alex yang mulai mengintip dibalik jendela kaca.

  Airin berada diposisi diruang tamu duduk memperhatikan Alex dari kejauhan. Tiba-tiba saja suara petir terdengar keras, hingga Airin kaget menutup kedua telinganya.

  Airin benar-benar kaget dengan suara keras dari petir.

   "Kamu tenang saja, itu hanya suara." Alex mencoba menenangkan Airin yang sedang ketakutan.

  Airin mencoba menenangkan dirinya sendiri, dia mencoba untuk tidak takut lagi. Apalagi suara petir untuk cukup keras, hingga dia sedikit ketakutan.

  "Aku tahu itu suara petir" ucap Airin, yang mencoba tenang dan menghilangkan rasa takutnya.

Airin mulai duduk santai , hujan pun makin deras dengan suara petir yang cukup keras terdengar di dalam Apartemennya.

Alex pun pindah duduk disamping Airin, Alex menatap wajah Airin yang sudah tidak ketakutan lagi. Dia terus menatap wajah cantik Airin dari arah samping.

Airin pun merasa risih dengan cara pandang Alex pada dirinya, Airin pun memberanikan diri bertanya pada Alex yang sedari tadi memperhatikan dirinya.

"Sebenarnya apa yang kamu lihat dariku?" tanya Airin yang merasa kesal pada Alex yang selalu memandang wajahnya.

  "Airin aku sayang kamu." ucapan itu sontak membuat Airin terdiam.

  "Mungkin dimata kamu aku pria yang menyebalkan, tapi kamu harus tahu jika aku benar-benar serius denganmu." ucap Alex yang sungguh - sungguh dengan apa yang di ucapkan oleh dirinya.

  "Dasar bucin." kata Airin yang spontan bicara langsung pada Alex.

 Alex membalas dengan senyuman manisnya.

 "Aku tak akan marah jika kamu memanggilku bucin, itu sebagai bukti cintaku padamu " jawab Alex pada Airin yang benar-benar membuat jatuh cinta.

  Alex pun tersenyum melihat wajah Airin, nampak Airin kesal dengan Alex, berbeda dengan Alex yang benar-benar ingin menunjukkan keseriusan dan mulailah menunjukkan kesungguhan dia yang tak pernah bermain-main dengan waktu.

 "Aku akui itu nama yang layak untuk kamu." jawab Airin yang mencoba bercanda dengan Alex.

   "Terserah kamu mau bilang apa, Aku serius Airin, aku hanya bisa berharap semoga kamu bisa memahaminya jika aku benar-benar serius padamu." Alex mengungkapkan akan keseriusan dia bersama dia.

  Airin terdiam mendengarnya, Alex pun mulai menyakinkan Airin jika dia benar-benar serius.

  Airin bingung ingin menjawab, dan disaat itulah dia mulai membalas dengan anggukkan.

  Alex pun tersenyum bahagia.

  "Terimakasih sudah menerimaku." hati Alex merasa lega akhirnya dia bisa menerima diriku.

  Airin mengakui betapa gigihnya alex mengejar dirinya. Hingga Airin mengakui betapa serius alex padanya.

 Tak terasa waktu menunjukkan 9 malam."Sepertinya sudah reda hujannya." ucap Alex yang mulai yakin jika malam ini dia akan pergi.

  "Sepertinya aku akan pergi sekarang." kata Alex yang sudah yakin jika dia akan pergi.

  "Kalau ada waktu luang, aku akan datang kesini lagi melihat keadaanmu." jawab Alex yang tidak lelahnya menyapa Airin.

  Airin pun membalas dengan anggukkan pada Alek, Alex pun membalas dengan senyuman.

  Malam itu Alex langsung pergi meninggalkan dirinya. Kini Airin tinggal sendirian, Airin mencoba mengingat apa yang dikatakan Alex pada dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!