Bab 7 #*#*

  Airin langsung masuk ke kamarnya, dia masih berdiri dibelakang pintu." Terpaksa aku harus memilih itu." Airin kebingungan harus bagaimana, dia pun sadar diri jika dirinya belum 100% menyukai pak dosennya. Tapi mau apa lagi jika dia diberi pilihan tapi pilihan itu merugikan dirinya.

 "Tenang Airin kamu harus tenang." batin Airin yang mulai menenangkan dirinya sendiri.

  Dilain tempat

  Alex sedang menghubungi seseorang.

  "Bagaimana, apa semuanya sudah ada ditempat?" tanya Alex pada seseorang di telepon itu.

  "Sudah tuan." jawab Pria itu.

  "Bagus, jika semuanya sudah beres." jawab Alex yang secara langsung mematikan sambungan teleponnya.

  Pikirannya langsung tertuju pada Airin yang saat ini dia sedang bersamanya . Alex segera masuk ke kamarnya, dia mulai bereskan beberapa barang miliknya, sekarang waktunya mereka pergi dari tempat itu.

  Alex segera menuju kamar disampinya. " tok... tok..." Pintu kamar Airin pun terbuka.

  "Ada apa?" tanya Airin pada pak Alex.

  "Ayo kita pergi sekarang." ajak Alex yang sudah siap berangkat.

  "Sebentar pak, mau beres-beres barang dulu." tiba-tiba saja ekpresi wajah Alex mulai kesal.

  "Sudah aku bilang kan jangan panggil dengan nama pak, harus berapa kali aku bilang padamu." ucap Alex yang memperingati Airin untuk memanggil namanya saja.

  Airin tak berani berkata apa-apa setelah dirinya dimarahi oleh Alex. Dia membisu dengan tatapan matanya menatap secara langsung wajah Alex yang berdiri didepannya.

  "Lebih baik kamu bersiap-siap, aku tunggu didepan." kata Alex yang langsung pergi meninggalkan Airin di ruangan itu.

  Airin sejenak membisu, setelah dia dimarahi oleh Alex. Airin mengelus dadanya dengan tangan kanannya.

  "Kenapa kamu diam saja, harusnya kamu harus bisa protes." batin Airin yang memarahi dirinya sendiri. mau bagaimana lagi, mau membantah pak Alex pun dia tak bisa.

  Airin segera membereskan barang miliknya, Satu-persatu barang dia masukkan ke dalam tasnya. Setelah selesai dia segera pergi kedepan.

  Didepan sudah ada Alex berdiri didepan pintu." Sudah semuanya? " tanya Alex pada Airin.

  Airin membalas dengan anggukkan, akhirnya mereka masuk ke dalam mobil bersama. Selama diperjalanan, Airin lebih memilih diam tanpa bicara sepatah kata pada Alex.

  Jujur saja, Airin masih canggung dengan pak Alex. Dia pun harus menerima, jika memang seperti itulah sifat dari pak dosennya yang sedikit dingin padanya.

  Begitu juga dengan Alex yang melirik Airin yang duduk disampingnya, seperti dia menyadari ada sesuatu yang membuat Airin memilih terdiam,tiba-tiba Alex memberanikan diri untuk bicara.

  "Maaf kalau aku sering membentakmu." ucap Alex yang merasa dirinya bersalah, apalagi Alex tahu apa yang dia perbuat memang salah. Dia selalu memarahi terus Airin.

  Semua itu pada dasarnya dia kesal hingga dia tak bisa mengontrol dirinya untuk lebih bersabar.

  "Iya." jawab singkat Airin dengan pandangannya masih menghadap dikaca disamping tempat duduknya.

  "Airin." Alex mencoba memanggil namanya.

  "Ada apa?" tanya Airin lagi.

  "Airin, kalau bicara menghadap langsung ke orangnya bukan kaca yang kamu lihat." kata Alex yang mencoba sedikit bersabar menghadapi Airin.

  Airin langsung menoleh ke arah Alex, Alex pun membalas dengan senyuman. Bagi Airin momen melihat pak Alex tersenyum momen paling langka dalam hidupnya .

  Selama di kampus pak Alex hanya menampakkan wajah dingin, kaku dan irit bicara. Kalau sudah bermasalah dengan pak Alex langsung saja mereka lebih memilih untuk menghindari jika berurusan dengan pak dosen satu ini.

  Sebenarnya wajah pak Alex tampan hingga beberapa dari mereka mengaguminya, tapi sifat galaknya langsung membuatnya dari mereka berpikir dua kali untuk mendekatinya.

  Tapi berbeda dengan Airin, kebalikkannya dia malah di sukai oleh pak dosennya. Entah apa yang dia suka dari dirinya,Itu membuat Airin bingung.

  jujur saja, Airin penasaran apa yang di suka dari dirinya hingga pak Alex mengungkapkan rasa sukanya pada dirinya.

  Selama diperjalanan Airin masih tetap terdiam dengan pandangan mengarah ke depan, Alex yang duduk disampingnya hanya bisa melirik.

  "Aku antarkan kamu langsung pulang ya." kata Alex pada Airin.

  "Iya." jawab singkat Airin yang pandangannya masih tertuju di depan.

  Akhirnya mereka sampai di depan Apartemen, Airin langsung keluar dari mobil di ikuti Alex yang juga ikut keluar dari mobil.

  "Kenapa dia ikut juga?" batin Airin yang melihat Alex jalan mengikuti dirinya.

  "Kanapa malah mengikuti saya keluar, bukannya langsung pulang?" tanya Airin pada Alex.

  "Aku akan mengantarkanmu sampai didalam." ucap Alex yang langsung mengajak untuk masuk ke dalam Apartemen.

  Akhirnya mereka sampai di Apartemen milik Airin."Ya sudah, saya mau masuk kedalam." pamit Airin pada Alex.

  Alex membalas dengan anggukkan dengan sedikit senyuman padanya. Setelah Airin sudah masuk ke dalam, Alex segera menghubungi Asistennya.

  "Hallo."

  "Iya tuan, ada yang bisa saya bantu."

  "Tolong kamu carikan makanan dan antarkan ke apartemen. Aku kirim alamatnya nanti." perintah Alex pada Asistennya.

  "Baik tuan." jawab Asisten dari Alex, sambungan telepon langsung terputus. Alex pun segera mengirim alamat Apartemen itu. Setelah selesai barulah Alex pergi dari tempat itu.

  Ditempat lain

Airin langsung masuk ke kamarnya, dia langsung tiduran ditempat tidur.

"Lelah juga." Airin mengeluh kelelahan setelah seharian aktivitas.

Airin Tiba-tiba mengingat sesuatu, kejadian di pagi itu.

"Akhhh, kenapa harus aku. Kenapa juga dia suka denganku, orang yang selama ini aku hindari kenapa malah makin mendekati." Airin kesal dengan dirinya sendiri.

Airin mengacak-acak rambutnya yang masih kesal dengan dirinya sendiri.

"Kenapa harus aku." teriak Airin didalam kamar melampiaskan kemarahannya pada bantal yang dia pegang.

Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.

"Hallo."

" Hallo rin. " sapa Mita salah satu teman Airin dikampusnya.

" Ada apa kamu telepon aku." jawab Airin pada Mita.

"Kedengarannya kamu lagi kesal rin, apa kamu masalah lagi?" tanya Mita pada Airin.

"Iya, masalah sama pak dosen itu lagi." Airin mengeluh tentang pak Alex.

"Bosan aku dengerin keluh kesah kamu. Itu saja yang kamu permasalahankan, kalau begini terus lama-lama kamu bisa suka sama pak Alex" Mita mulai bercanda.

"Bicara sembarangan kamu." Airin mengelak jika dirinya suka pada pak Alex.

"Ingat kata-kataku ini, benci jadi cinta tahu kamu rin. Tapi daripada mikirin pak dosen itu, nanti malam ayo kita nongkrong di cafe biasa. Nanti aku kabarin Nissa sama Lusi, gimana mau tidak." ajak Mita.

"Aku malas keluar Mita." Airin mengeluh dia tak mau pergi.

" Kalau nantinya hanya kami bertiga kurang asyik kalau tidak ada kamu." jawab Mita yang sedikit protes.

"Daripada bingung kalian semua nongkrong di apartemenku aja, sekalian makan ramai - ramai di apartemenku." ajak Airin yang malas keluar rumah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!