Bab 6 #*#*

  Airin hanya terdiam, dia masih tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh pak dosennya.

  Airin mencoba menarik napasnya dengan pelan-pelan. Mencoba menenangkan pikirannya yang berantakkan dengan ucapan pak dosennya.

  Airin langsung duduk saling berhadapan dengan pak dosennya.

  "Bapak itu jangan aneh-aneh." ucap Airin yang masih bingung menanggapi pak dosennya.

  Pak Alex menatapnya dengan tajam, arah matanya menuju kearah dirinya.

  Tiba-tiba Airin merasa takut ketika pak Alex menatapnya dengan tajam kearah dirinya, sehingga dia sedikit menundukkan kepalanya.

  "Apa yang aku katakan memang benar adanya, aku cinta padamu Airin. Terserah kamu mau anggap semua hanya lelucon atau apapun, tapi aku benar-benar serius padamu." jawab pak Alex yang secara langsung mendapatkan respon kaget dari Airin.

  "Jadi apa yang dikatakan pak Alex benar." batin Airin yang diliputi rasa kebingungan.

 "Tapi apa bapak tidak salah, saya murid bapak." ucap Airin yang membenarkan status dia sebagai mahasiswa.

  "Memang salah, lalu kenapa?" tanya balik pak Alex pada Airin.

  "Sepantasnya saya sebagai murid bapak bukan pasangan bapak." ucap Airin yang tetap pada pendiriannya.

  "Walaupun nantinya kamu jadi pasangan saya pun, saya tidak masalah dengan status kamu sebagai murid saya." ucap pak Alex dengan tegas, Airin yang mendengarkan langsung terdiam.

  "Bagaimana?" tanya Pak Alex pada Airin.

  "Bagaimana apanya pak, jangan buat orang bingung dengan ucapan bapak." jawab Airin yang sudah kesal dengan pak dosennya.

  "Alex, panggil namaku. Jangan panggil dengan nama bapak." Alex memperingati Airin.

  "Itu namanya tidak sopan pak." jawab Airin yang secara langsung menjawab pertanyaan dari pak Alex.

  "Alex." dia menekan suaranya,Airin yang mendengar sontak saja terdiam.

  "Dasar aneh." gumam Airin yang mendengar ucapan dari pak dosennya.

  "Apa aku kurang romantis ya." batin Alex yang sudah berkata jujur tentang perasaannya pada Airin.

   Sedari tadi Airin melirik pak Alex, seakan seperti mimpi jika pak dosennya menyukai dirinya.

  "Aku tunggu besuk jawaban darimu." sontak saja membuat Airin kaget.

  "Maksudnya jawaban apa?" tanya Airin yang masih kebingungan.

  "Ya jawaban dari semuanya pertanyaan saya tadi, jika saya benar-benar serius denganmu." jawab pak Alex yang bersedia menunggu jawaban dari Airin.

  Airin mulai kebingungan, hingga dia menganggap semua itu hanya lelucon tapi kenyataannya benar.

  "Apa pak Alex yakin?"

  "Alex." untuk kedua kalinya dia menekan nama itu.

  Airin menepuk dahinya sendiri yang sudah memberi tanda gawat jika dia benar-benar harus berurusan dengan orang yang selama ini dia hindari.

  "Jadi semuanya itu benar?" tanya Airin yang memastikan untuk kedua kalinya.

  "Apa kamu anggap aku ini sedang main - main. Aku ini serius, aku tunggu besuk jawaban darimu." ucap Pak Alex yang serius dengan apa yang di ucapkan.

  Airin bertambah bingung, pak Alex langsung pergi meninggalkan Airin sendirian di ruang tamu.

  "Ini bagaimana?" Airin diliputi rasa bingung, kenapa harus dirinya yang di sukai oleh pak dosennya.

  "Pusing kepalaku." Airin sudah kesal sendiri dengan masalah yang dia hadapi. Airin masuk ke dalam kamarnya, dia tetap saja tak bisa tidur.

 "Apapun jawabannya aku harus jujur." Airin mantap dengan keputusannya. Daripada terlalu pusing memikirkan hal itu Airin memilih istirahat dikamarnya.

Pagi hari

   Waktu menunjukkan pukul 6 pagi, Airin masih malas untuk bangun hingga terdengar suara dari handphonenya.

  "Hallo."

  "Cepat bangun!" sontak saja Airin bangun dari tidurnya.

  "Pak Alex?"

  "Cepat bangun, kalau tidak aku tinggal kamu disini." Airin langsung bangun dengan mata yang masih terpejam.

  "Iya pak, sebentar dulu." jawab Airin yang langsung mematikan sambungan teleponnya. dengan cepat Airin langsung pergi ke kamar mandi mencuci wajahnya, Setelah itu dia baru keluar dari kamarnya.

  Sontak saja Airin kaget dengan kehadiran pak Alex yang sudah berdiri didepan pintu kamarnya.

  "Ya ampun pak, Pagi-pagi sudah buat kaget saja." Airin kaget dengan kehadiran pak Alex didepan pintu kamarnya.

  Alex hanya terdiam memandang Airin yang baru saja bangun dari tidurnya. "Ayo kita keluar sekarang." ajak Alex.

  "Mau kemana pak?" tanya balik Airin pada pak Alex.

  "Kita cari sarapan di luar." ucap Alex yang sudah siap dengan jaket yang dia pakai, Airin hanya bisa mengikuti perintah pak dosennya.

  Mereka berdua masuk ke dalam mobil, mereka menuju warung yang menjual makanan.

  "kamu mau pilih apa?" tanya Alex pada Airin yang berdiri disampingnya.

  "pilih telur saja pak." jawab Airin.

  Setelah semuanya Dibungkus, mereka berdua kembali ke Villa. Airin segera mengambil piring dan sendok, mereka berdua duduk diteras belakang dengan menikmati pemandangan dikebun belakang Villa.

  Mereka berdua menikmati sarapan sederhana dengan teh hangat dimeja mereka. Setelah selesai sarapan Airin membereskan meja didepannya.

  "Airin."

  "Iya pak Alex." jawab Airin yang baru saja selesai sarapan pagi.

  "Kamu itu ya, panggil nama saja." ucap Alex yang harus sering mengingatkan Airin.

  "Apa tidak sopan pak?" tanya Airin pada Pak Alex.

  " Sudahlah, sekarang saya tunggu apa jawabanmu." kata pak Alex yang tak sabar menunggu jawaban dari Airin.

  "Jawaban?"

  "Jangan banyak alasan kalau kamu lupa." ucap pak Alex yang langsung membuat Airin bingung mau jawab bagaimana.

  Airin mulai kebingungan, tangannya keringat dingin. " bagaimana ini." batin Airin yang mulai dilanda kebingungan.

  " Jawab Iya atau tidak. Jika kamu jawab tidak, kamu tidak akan dapat nilai dari saya." Airin sontak kaget.

  "Itu sama saja bapak ." Airin terlihat kesal dengan ucapan pak dosennya.

  "Terserah kamu mau menilai bagaimana." jawab pak Alex dengan santai.

  Airin menutup wajahnya dengan tanganya. " kalau aku tolak aku tak dapat nilai, jika kalau terima selamanya aku akan berurusan dengan pak dosen satu ini. Aduh aku harus bagaimana " batin Airin yang dilanda kebingungan.

  "Iya atau tidak?" tanya pak Alex untuk kedua kalinya.

  "Baiklah aku terima." dengan terpaksa Airin menjawabnya, karena pilihan yanga diberikan pak dosen sama saja menguntungkan baginya tapi rugi bagi Airin.

  Reaksi Alex begitu bahagia, akhirnya rencana dia berhasil. Berbeda dengan Airin yang tampak tertekan dengan apa yang dia pilih.

  Tiba-tiba saja pak Alex menampakkan senyumannya kepada Airin yang sekarang ada didepan dirinya.

  "Terima kasih sudah mau menerimaku." jawab pak Alex yang begitu bahagia akhirnya cintanya diterima juga oleh Airin.

  Airin sontak kaget dengan jawaban dari pak Alex pada dirinya.

  "Sepertinya aku harus lebih bersabar menghadapi orang ini."Airin mencoba menetralkan hatinya yang sedang berantakan.

   " Ya sudah aku mau ke kamar dulu." pamit Airin pada Alex yang saat itu masih diruang meja makan.

  " Ingat, 1 jam lagi kita akan pulang." Alex mengingat Airin, Airin membalas dengan anggukkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!