Bab 2 # *# *

"Kamu tunggu sebentar disini, aku antar kamu pulang sekarang." ucap Pak Alex pada Airin yang sudah berdiri didepan pintu uks.

Tiba-tiba saja Airin kaget dengan perkataan pak dosennya.

"Tidak pak, saya bisa pulang sendiri. Kan saya bawa sepeda motor pak." jawab Airin yang menolak ajakkan pak dosennya.

"Apa kamu tidak lihat, kakimu sakit seperti itu. Kamu tunggu disini, saya mau ambil tas diruang kerja."  pak Alex langsung pergi meninggalkan Airin diruang uks.

"Aduh, bagaimana ini. Kenapa aku harus berurusan dengan orang itu lagi."  Airin mengeluh kenapa harus dengan pak dosennya.

Diluar sudah ada pak Alex yang baru saja tiba di luar pintu uks.

"Ayo, saya antarkan kamu pulang sekarang."  ajak pak Alex pada Airin, pada akhirnya dia hanya bisa mengalah. Mau tidak mau dia harus mengikuti perintah pak dosennya.

Airin berjalan dengan pelan-pelan, sesekali dia menahan rasa sakit dikakinya.

"Maaf pak, kalau bapak mengantarkan saya pulang bagaimana dengan sepeda motor saya. Bapak tega besok saya berangkat ke kampus jalan kaki. " kata Airin pada pak Alex.

"Masalah sepeda motor nantinya ada yang mengantarkannya, sekarang ikut bapak. Jangan banyak protes kamu, sudah dibantu masih tidak terima kasih."  ucap Pak Alex pada Airin, sontak saja Airin terlihat kesal dengan ucapan pak dosennya.

"Sabar rin, sabar....."  batin Airin yang sedang menahan kesabarannya menghadapi satu dosen ini yang menurutnya sangat angkuh dan seenaknya sendiri.

Mereka akhirnya pulang bersama, jujur saja Airin sedikit canggung dengan dosen satu ini, jika dilihat tampan juga tapi satu yang menjadi permasalahannya. Dia merupakan dosen yang paling keras kepala dan seenaknya sendiri.

Dia masih ingat kejadian dia pernah dimarahi habis-habisan didepan kelas, hingga dirinya dicap sebagai mahasiswa yang paling anti jika berurusan dengan dosen satu ini.

"Belok kanan apa kiri?"  tanya Pak alex pada Airin tentang petunjuk jalan yang akan mereka lalui.

"Yang itu pak."  tunjuk didepan ada gedung tinggi tepat didepan mereka.

"Kamu tinggal disana?" tanya pak Alex pada Airin.

"Iya pak, memang masalah jika saya tinggal disana?"  tanya lagi Airin pada pak Alex yang selalu banyak bertanya.

"Kamu ya, ditanya baik-baik jawaban kamu seperti itu. Mana rasa hormat kamu."  pak Alex mulai kesal dengan jawaban Airin.

"Iya-iya."  jawab Airin yang terlihat kesal pak dosennya selalu menganggu hari-hari.

"Mana kunci sepeda motormu."  pak alex langsung meminta kunci itu.

"Bapak mau apa, mau jual sepeda motor saya. Enak saja asal dijual." ucap Airin pada pak Alex yang meminta kunci sepeda motornya.

"Bicara sembarangan kamu, siapa yang mau jual sepeda motormu. Bagaimana caranya bawa sepeda motormu jika kuncinya kamu bawa."

"Aduh, aku lupa."  Airin menepuk dahinya sendiri.

"Cepat mana kuncinya." Airin langsung memberikan kunci itu pada pak dosen.

"Jangan sampai rusak ya pak, kalau sampai rusak bapak tanggung jawab." ucap Airin pada pak dosen.

Pak Alex langsung melirik kearah Airin dengan tatapan tajam." Cepat turun, 1 jam lagi asistenku yang akan mengantarkannya. Di lantai berapa Apartemenmu?" tanya Pak alex pada Airin.

"Di lantai 5 pak."  jawab Airin pada pak Alex.

"Ya sudah, cepat keluar."  perintah pak Alex pada Airin untuk keluar dari mobilnya.

"Iya-iya pak."  Airin langsung keluar dari mobil,  Airin mencoba berjalan pelan-pelan. Mobil pak Alex pun sudah pergi, kini dia mencoba menaiki lift.

Akhirnya dia sampai juga di apartemen, Airin langsung pergi ke dapur mencari air di kulkas.

"Segarnya."  Airin duduk santai di kursi ruang tamu.

" Aduh sakit sekali."  Airin merasa kesakitan pada pergelangan kakinya,Airin mengecek jam dinding diruang tamunya.

"1 jam lagi."  batin Airin yang harus turun menemui asisten dari pak Alex. Airi pun menunggu santai diruang tamu.

Tak terasa waktu sudah melewati 1 jam, Airin segera turun ke bawah menemui seseorang. Saat dia akan keluar dari Apartemen, didepan pintu sudah ada seseorang yang berdiri tepat didepan pintu.

"Apakah nona yang bernama nona Airin?"  tanya pria itu pada dirinya, Airin membalas dengan anggukkan.

"Maaf nona, saya hanya diperintahkan untuk mengantarkan sepeda motor nona, dan ini kunci milik nona." kunci itu langsung diberikan pada Airin.

"Terimakasih sudah mengantarkan." jawab Airin yang mengucapkan terimakasih pada pria itu.

"Sama-sama nona."  jawab pria itu, pria itu langsung pergi meninggalkan Airin.

Airin langsung masuk kembali kedalam apartemennya. Dibelakang pria itu sedang menghubungi seseorang.

"Tuan, saya sudah mengantarkan sesuai perintah tuan" kata pria itu yang sudah melakukan tugasnya.

"Baiklah."  jawab singkat pria itu, langsung saja sambungan telepon langsung terputus. Pria itu langsung pergi dari tempat itu.

Di posisi pria yang menerima telepon itu, diam-diam menampakkan tersenyumnya. "Sepertinya aku harus bersabar mendekatimu, aku sudah lelah jika terus menahan."  batin pria itu yang sungguh - sungguh tidak sabar langsung menemuinya.

Ditempat lain

Airin sedang asyiknya duduk santai didepan kursi belajarnya dengan laptop di depannya.

"Besok tugas ini harus selesai setelah itu barulah aku lolos dari dosen itu." batin Airin yang menyelesaikan tugas dari pak Alex yang selama ini menjadi orang yang harus dia hindari.

Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.

"Hallo."

"Hallo sayang, ini mama sayang."

"Ada apa mama menghubungi Airin?"  tanya Airin pada mamanya.

"Mama kangen sekali sama kamu sayang."  ucap Mama Airin yang merindukan putrinya yang tersayang.

"Oh begitu."  jawab Airin yang lebih fokus pandangannya kearah laptopnya.

"Sayang kapan kamu pulang?" tanya mama Airin.

"Untuk beberapa minggu ini Airin belum bisa ma, pekerjaan di kampus lagi sedang sibuk. Kalau semuanya sudah selesai Airin janji akan pulang."  ucap Airin yang sibuk dengan tugas kampusnya.

"Ya sudah sayang, ingat janji kamu ya. Mama tunggu kabar dari kamu."  ucap Mama Airin yang hanya bisa menunggu kabar dari putrinya.

"Oke ma."  jawab Airin.

"Ya sudah, mama mau bantu bibi didapur dulu."  pamit mama Airin pada putrinya.

"Iya mam."  jawab Airin yang secara langsung sambungan telepon terputus.

Airin melanjutkan pekerjaannya, tapi sebelum itu dia pergi ke dapur.

"Aduh semuanya habis, mau tidak mau aku harus pergi ke mini market."  ternyata stok makanan di dalam kulkas sudah habis, kini Airin bergegas pergi ke kamarnya mencari jaket yang ingin dia pakai keluar.

Dia bergegas keluar dengan langkah kaki yang masih sakit. "Tahan rin."  batin Airin yang menahan rasa sakit di kakinya.

Dia segera ke tempat pakiran mengambil sepeda motor miliknya dan langsung berangkat ke mini market dekat dengan apartemennya.

Beberapa menit kemudian Airin sampai juga di mini market di dekat apartemennya.

  

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!