Bab 5 #*#*

Pak Alex melirik ke arah sampingnya, Airin duduk tepat disampingnya.

"Masalah pekerjaan semuanya sudah selesai ." ucap pak Alex yang masih santai menjawab. Airin yang melihatnya sedikit merasa aneh.

"Dasar aneh." batin Airin yang kesal pada pak dosennya. Airin pun memilih berdiri menuju ruang belakang dengan menikmati indahnya pemandangan kebun walaupun cuacanya hujan.

"Ternyata disini dingin juga." dia menggosok kedua tangannya agar lebih hangat. Tiba-tiba dipunggungnya ada selimut besar menyelimuti punggungnya.

"Pakai ini, biar kamu tidak kedinginan." kata pak Alex yang langsung memberikan selimut hangat untuknya.

"Terima kasih pak." ucap Airin yang baru tahu jika pak Alex orang yang begitu pengertian.

"Maaf pak, dapurnya ada dimana? Tanya Airin yang ingin membuat sesuatu didapur.

" Kamu lewat lorong itu, disana lokasi dapur. " pak Alex memberikan petunjuk padanya.

Airin segera kedapur, dia mencoba membuat minuman hangat untuk mereka." Dinginnya." hawa dingin menyelimuti badannya.

Setelah selesai membuat minuman, Airin segera menemui pak Alex yang masih betah berdiri.

"Pak, ini teh hangatnya." dimeja ada 2 secangkir teh hangat untuk mereka nikmati, Pak Alex segera menyusul Airin.

"Ahh hangatnya." Airin menikmati teh hangatnya,Diam-diam pak Alex tersenyum.

"Jam berapa pak kita pulang?" tanya Airin yang merasa risih berdua dengan pak Alex.

"Besok pagi." jawab pak Alex dengan santai.

"Apa besuk!" teriak Airin yang benar-benar kaget dengan apa yang diucapkan oleh pak dosennya.

"Apa kamu tidak lihat, diluar sana hujan deras?" tanya balik pak Alex pada Airin.

"Lalu kenapa bapak ajak saya kesini. Bukannya besok saya harus masuk kampus." jawab Airin yang kebingungan kenapa dia menuruti perintah pak dosen itu.

Pak Alex langsung menepuk dahinya. "Apa kamu lupa besok hari apa?" tanya pak Alex pada Airin.

Sontak saja Airin memikirkan apa yang dikatakan oleh pak dosennya, Airin mulai berpikir.

"Oh iya, besok hari minggu." Airin baru mengingatnya, Airin membalas dengan ekpresi senyuman pada pak Alex. Respon pak Alex hanya menggelengkan kepala.

"Dasar kamu pelupa." jawab pak Alex pada Airin.

"Tapi pak, saya tidak bawa baju ganti." kata Airin yang kebingungan nantinya dia mau pakai baju apa.

"Masalah itu semuanya sudah ada di kamar." jawab pak Alex yang duduk santai menikmati teh hangat.

"Bapak yakin?" tanya Airin lagi pada pak Alex.

"Kamu cek saja, kamar pintu warna coklat disana." pak Alex menunjukkan arah dimana kamar itu.

Airin langsung menuju ke kamar itu, keadaan di dalam rapi dengan tidak banyak perabotan didalamnya.

Airin mengecek isi didalam lemari itu, benar saja ada baju tidur warna coklat gelap yang menggantung di lemari itu.

"Ternyata benar. tapi sebentar dulu,ini baju siapa?" batin Airin yang penasaran baju milik siapa.

Setelah selesai mengecek, Airin segera menghampiri pak Alex.

"Pak Alex."

"Bagaimana, apa sudah kamu cek?" tanya pak Alex pada Airin.

"Sudah pak. tapi maaf pak, baju yang ada di lemari itu milik siapa ya?" tanya Airin yang sedikit penasaran.

"Sudahlah jangan banyak tanya." jawab pak Alex yang berjalan menghampiri Airin didepannya.

Pak Alex berjalan melewati Airin, yang saat itu pak Alex ingin masuk ke dalam kamarnya. Posisi kamar mereka saling bersebelahan.

Airin pun masuk juga kedalam kamarnya, saat ini dia sedang tiduran di kamarnya. Setelah itu dia memakai baju tidur itu.

Setelah selesai barulah dia keluar menuju dapur, Airin mencari makanan yang bisa mereka makan.

Hanya ada makanan kaleng dan mie instan, Airin segera memasak dengan bumbu seadanya. Dengan cepat dia memasaknya, tidak lupa juga memasak nasi.

Akhirnya dia selesai masak,Satu-persatu semua masakkannya dia tata dimeja makan dengan minuman air putih.

"Airin ." sapa pak Alex yang baru saja keluar dari kamar.

"Iya pak." posisi Ariani masih memakai sibuk menuangkan air digelas.

"Kamu sedang apa?"

"Sedang ini pak." Airin menunjukkan dimeja makan sudah tersedia makanan untuk makan malam mereka.

"Jadi ini kamu semua yang memasaknya?" tanya pak alex pada Airin, Airin membalas dengan anggukkan.

Pak Alex langsung duduk dikursi itu."Maaf pak hanya makanan seadanya saja." ucap Airin yang memangnya adanya bahan makanan itu tidak saja. .

"Baiklah." jawab Pak Alex yang langsung mengambilnya, mereka saling makan berdua dimeja makan yang sama.

"Bagaimana pak?" tanya Airin yang penasaran rasa masakanan darinya.

"Lumayan." jawab pak Alex yang masih menikmati makan malam sederhana mereka.

"Ternyata kamu pintar juga memasak." ucap pak Alex yang baru mengetahui bakat Airin.

"Ya haruslah pak." jawab Airin yang mengakui dia pintar memasak, dia pun belajar mandiri dari masak hingga membereskan rumah sudah dia kuasai. Hidup di apartemen sendirian menuntut dia harus bisa mandiri.

Mereka berdua akhirnya menikmati makan malam dengan tenang. Setelah selesai Airin mulai membereskan beberapa piring kotor.

"Biar saya yang mengangkat, sekarang kamu bawa sebagian gelas itu didapur." perintah pak Alex pada Airin, Airin segera membereskan gelas itu.

Mereka berdua ada didapur, pak Alex sibuk membersihkan dapur begitu juga dengan Airin sibuk mencuci piring.

Pak Alex selesai membereskan semua, kini Pak Alex duduk dibelakang Airin. Tatapan dia masih tertuju kearah Airin, tidak lelahnya dia menatap Airin dari belakang.

"Saya boleh tanya sesuatu ?" tanya pak Alex pada Airin.

" Boleh pak, ada apa pak?"tanya balik Airin pada pak dosennya.

"Bisa tidak jangan panggil dengan nama bapak, panggil nama saja." sontak saja membuat Airin bingung.

"Panggil dengan nama?" tanya balik Airin pada pak Alex.

"Iya, panggil dengan nama Alex saja." jawab Pak Alex yang makin membuat Airin bingung dengan perubahan sikapnya pada dirinya.

"Bapak itu bagaimana, itu namanya tidak sopan." jawab Airin yang merasa tidak sopan menyebut namanya.

"Tapi itu untuk kamu, jadi tidak ada masalah." sontak saja Airin kaget dengan apa yang di ucapkan oleh pak Alex.

Airin makin bingung dengan cara bicara pak Alex pada dirinya, Airin pun tak memperdulikannya. Dia memilih Melanjutkan pekerjaan didapurnya.

"Aku cinta kamu Airin." kata Pak Alex yang secara langsung jujur dengan perasaannya. Airin yang mendengarnya sontak kaget.

"Bapak lagi bercanda ya, bapak itu lucu sekali." jawab Airin yang awalnya berdiri menoleh kedepan pak Alex, dengan cepat posisi dia membelakangi pak Alex yang sedang duduk dikursi belakang Airin.

"Aku serius Airin, apa yang aku katakan ini memang benar adanya. aku benar-benar cinta dan sayang padamu Airin. Aku sudah tak bisa berbohong lagi dengan perasaanku lagi." Pak Alex mulai tak bisa menahan perasaannya pada anak didiknya.

Apalagi sudah lama dia mengagumi Airin, hingga sekarang dia berani jujur dengan perasaannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!