Bab 5 Rumah Adam Hawa

Kondisi Aurel mulai membaik walau sebelah kaki Aurel belum bisa berjalan hingga Aurel harus menggunakan kursi roda kemanapun ia pergi.

Dan hari ini juga Aurel sudah boleh pulang. Karena bingung kemana Aurora harus pergi Malik memutuskan akan membawa Aurel ke rumah Adam Hawa.

Semenjak ponsel Aurel sudah kembali bagus namun sampai detik ini tak ada satupun orang yang Aurel hubungi membuat Malik percaya mungkin Aurel benar-benar tak punya sanak saudara.

Itulah kenapa Malik memutuskan akan membawa Aurel ke rumah Adam Hawa.

"Hey, kemana lo akan membawa gue. Gue bisa pergi sendiri!"

"Dengan keadaan kamu yang begini!"

Sial!

Umpat Aurel dalam hati, sungguh Aurel tak mau ikut dengan Malik namun Aurel juga tak mau pulang kerumah yang seperti kuburan neraka.

Sialnya kaki Aurel masih pincang dan Aurel tak mungkin tinggal juga di rumah sahabat-sahabat nya apalagi Aurel tahu sahabat-sahabat juga punya masalah masing-masing.

Dengan terpaksa Aurel ikut saja kemana Malik membawanya. Toh selama ini Malik sangat baik merawatnya walau terkadang nyebelin karena Aurel selalu saja kalah berargumen.

Melihat Aurel yang diam Malik hanya bisa tersenyum tipis. Malik membantu Aurel masuk ke dalam mobil.

Siapa Laki-laki ini sebenarnya, kenapa mau merawat aku sampai sekarang. Mobil ini, apa dia orang kaya.

Batin Aurel sangat penasaran siapa Malik sebenarnya namun ego yang membuat Aurel enggan bertanya.

Ya sudahlah, seperti nya lebih baik gue ikut dengannya.

Aurel menatap keluar jendela menikmati pemandangan yang hampir satu bulan tak ia lihat.

Aurel tahu sahabat-sahabat nya sedang mencari dia tapi Aurel tak mau menggangu mereka. Setidaknya sampai Aurel sedikit bisa jalan walau harus pakai tongkat agar tidak terlalu menyusahkan sahabat nanti baru Aurel akan memberitahu di mana ia berada.

Aurel menautkan kedua alisnya melihat bangunan di depannya. Rumah namun halaman rumahnya seperti TK saja.

Aurel menatap tajam Malik, masa ia Aurel harus di bawa ke TK.

"Kak Malik!!"

Teriak anak-anak menyambut kepulangan Malik.

"Oh, jadi dia namanya Malik,"

Gumam Aurel menatap keluar mobil di mana memang Malik sudah keluar terlebih dahulu.

"Siapa anak-anak itu, apa anaknya dia!"

Monolog Aurel memicing masa ia Malik punya anak banyak begitu.

Aurel masih memerhatikan di dalam mobil. Aurel tak bisa langsung keluar karena memang kakinya sangat sakit.

Entah apa yang di bicarakan Malik bersama anak-anak dari ekspresi anak-anak sangat bahagia.

Tak lama Malik kembali ke arah mobil mengambil kursi roda di belakang.

Malik membuka pintu mobil bagian Aurel membuat anak-anak mengintip penasaran siapa yang di bawa Malik.

Malik menggendong Aurel lalu mendudukkannya di kursi roda.

"Perkenalkan anak-anak kita kedatangan keluarga baru, namanya kak Aurel?"

"Selamat datang di rumah Adam Hawa kak Aurel!"

Kompak anak-anak menyambut Aurel membuat Aurel nampak termenung.

Keluarga!

Satu kata membuat hati Aurel berdesir masih menatap datar anak-anak yang nampak tersenyum.

"Wow, kak Aurel sangat cantik kaya bidadari,"

"Iya betul, Marsel. Kak Aurel sangat cantik."

"Sudah anak-anak Salim dulu pada kak Aurel?"

Lagi-lagi Malik memperingati membuat anak-anak langsung berjajar ngantri menyalami Aurel membuat tubuh Aurel menegang.

Baru kali ini Aurel di perlakukan begini bahkan Aurel tak bisa berkata apa-apa ketika anak-anak mencium punggung tangannya.

"Kak Aurel calon istri kak Malik ya?"

Bisik Aurora si paling kecil di antara yang lain. Bisikan gadis imut itu membuat pupil Aurel melebar.

Melihat ekspresi Aurel membuat Aurora terkikik gemas.

Apalagi ekspresi Aurel seperti orang bodoh di antara mereka.

"Sudah, sekarang kalian lanjutkan belajarnya. Ingat sebentar lagi kak Mawar akan mengajar?"

"Siap kak Malik, dadah kakak cantik,"

Ucap Anak-anak kompak seolah mereka sudah biasa.

Malik tersenyum melihat anak-anak ceria dan se-semangat itu. Kebahagiaan anak-anak salah satu kenikmatan yang tak bisa Malik jabarkan.

"Ini rumah ku, rumah mereka juga dan akan menjadi rumah mu juga. Selamat datang di rumah Adam Hawa."

Ucap Malik mendorong kursi roda Aurel masuk kedalam rumah.

Aurel terdiam melihat bangunan yang cukup rapih dan nyaman. Ini panti asuhan namun tidak seperti panti asuhan pada umumnya.

"Kamu akan tinggal di sini sementara waktu sampai kaki kamu sembuh. Sesudah itu tanggung jawabku selesai."

"Semoga kamu nyaman di sini, jika ada yang ingin kamu tanyakan silahkan, tanyakanlah?"

Ucap Malik namun orang yang sendari tadi di ajak bicara malah diam seribu bahasa.

Aurel sibuk dengan lamunannya sendiri. Sungguh apa Aurel akan betah tinggal di sini. Namun yang membuat Aurel diam kata rumah dan keluarga masih terngiang di telinga Aurel.

Dua kata yang di rindukan Aurel sejak dulu. Dua kata yang ingin Aurel gapai kehangatan di dalamnya.

Namun, dua kata itu hanya neraka bagi Aurel hingga Aurel harus pergi.

Akankah Aurel menemukan makna dua kata itu atau tidak sama sekali.

"Hey, aku sedang mengajak mu bicara!"

Teriak Malik membuat Aurel terkejut. Aurel langsung melotot tajam tak suka dengan apa yang Malik katakan.

"Apa sih lo, teriak-teriak."

Kesal Aurel memutar bola matanya malas.

"Ingat Aurel peraturan yang aku katakan. Di sini kamu jangan menggunakan kosa kata Lo and Gue aku tak mau anak-anak mengikuti mu!"

Tegas Malik menatap tajam Aurel karena tak suka. Malik takut ada anak-anak yang mendengar.

"Suka-suka gue, mulut-mulut gue apa masalah loe!"

Ketus Aurel membuat Malik menghela nafas kasar. Sungguh Malik harus banyak bersabar menghadapi sikap bar-bar Aurel.

Andai saja tak ada insiden tabrakan mungkin Malik tak akan merasa bertanggung jawab. Ogah banget harus merawat orang yang tak mau kerja sama.

Harusnya Malik sadar sendari awal sikap Aurel memang seperti itu. Seperti nya Malik harus sedikit-sedikit memperingati Aurel supaya Aurel mengerti.

Allahuakbar Allahuakbar ....

"Alhamdulillah!"

Ucap Malik mendengar adzan ashar sudah berkumandang. Suara Bima memang sangat merdu membuat Malik menyukainya.

"Hey, suara nyanyian apa ini? kenapa jelek sekali?"

"Astaghfirullah!"

"Lo kenapa?"

Malik hanya bisa mengelus dada sambil terus beristigfar menatap Aurel tak percaya. Sungguh Malik tak tahu lagi harus bilang apa. Apa Aurel tak tahu kalau ini suara adzan.

"Aurel, apa agama mu?"

"Ngapain lo nanya agama-agama gue!"

"Aku cuma ingin tahu,"

Malik berusaha sesabar mungkin kata pak Adam orang sabar di sayang tuhan. Itulah yang sering pak Adam ajarkan pada Malik dan anak-anak lain.

"Islam!"

"Hah!"

Kini Malik bukan lagi terkejut namun mulut Malik menganga dengan mata melotot tak percaya. Rasanya jantung Malik ingin copot dari tempatnya.

Sungguh ya rabb berikan hidayah dan taufik padanya.

"Tunggu di sini, aku akan Sholat ashar dulu!"

"Hey, lo mau kemana?"

"Sholat!"

"Sholat?"

Beo Aurel mengerutkan kening bingung apa yang di maksud Malik.

"Apa semacam makanan, minuman, atau apa. Dasar manusia menjengkelkan kenapa gue harus di tinggal sendiri."

Kesal Aurel menatap kiri kanan rumah ini begitu luas tapi sangat hening membuat Aurel membenci keheningan.

"Kapan kaki gue bisa jalan, gue kangen club yang ramai tak hening kaya kuburan!"

Aurel benar-benar kesal karena Malik meninggalkannya. Apalagi ini sangat lama dan Aurel tak tahu harus apa.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ....

Semoga kalian suka ya, sama ceritanya ...

Jangan lupa juga baca novel Author lainnya ..

Takdir illahi

2.Takdir illahi 2

Hati istri yang di madu

Terpopuler

Comments

marrydianaa26

marrydianaa26

🌹untuk author😄

2024-02-04

1

Jumi Saddah

Jumi Saddah

mari kita amiiiiin 🤲🤲🤲🤲🤲🤲🤲 kan,,,aurel di buka kan hati nya,,

2024-01-12

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tabrakan
2 Bab 2 Aurel
3 Bab 3 Bukankah aku juga anak ayah?
4 Bab 4 Terus mencari
5 Bab 5 Rumah Adam Hawa
6 Bab 6 Doa pertama
7 Bab 7 Perasaan Aurel
8 Bab 8 Kekesalan Aurel
9 Bab 9 Rasa sakit
10 Bab 10 Tidak adil
11 Bab 11 Gue mau sama lo, titik.
12 Bab 12 Suara aneh, tempat aneh
13 Bab 13 Suara adzan
14 Bab 14 Sikap Aurel
15 Bab 15 Sholat
16 Bab 16 Tiba-tiba berubah
17 Bab 17 Belajar wudhu dan shalat
18 Bab 18 Omong kosong
19 Bab 19 Khawatir
20 Bab 20 Akan tetap percaya
21 Bab 21 Kenapa dengan dadaku?
22 Bab 22 Aku yakin Aurel berbeda!
23 Bab 23 Tatapan tak suka Raja
24 Bab 24 Sebuah kejujuran
25 Bab 25 Pergi
26 Bab 26 Isi hati Aurel
27 Bab 27 Saling memaafkan
28 Bab 28 Pertengkaran
29 Bab 29 Aku pulang
30 Bab 30 Pakar permasalahan
31 Bab 31 Kedatangan dua sahabat
32 Bab 32 Sahabat beda agama
33 Bab 33 Ayah!
34 Bab 34 Waalaikumsalam bunda
35 Bab 35 Masa lalu Malik
36 Bab 36 Memohon ampun
37 Bab 37 Bertemu seseorang!
38 Bab 38 Orang baik
39 Bab 39 Teman baru
40 Bab 40 Menolong
41 Bab 41 Pemandangan indah
42 Bab 42 Cahaya iman
43 Bab 43 Semangat kerja
44 Bab 44 Indri Nugroho
45 Bab 45 Pertemuan yang tak terduga
46 Bab 46 sang pemilik suara merdu itu ...
47 Bab 47 Pindah tugas
48 Bab 48 Merajuk
49 Bab 49 Sepenggal kesakitan
50 Bab 50 Memaafkan
51 Bab 51 Selalu saja begitu!
52 Bab 52 Pertemuan kita sebuah takdir!
53 Bab 53 (Aurel) Pencari keyakinan akan tuhan
54 Bab 54 SARAH
55 Bab 55 Astaghfirullah!
56 Bab 56 Aib yang viral
57 Bab 57 Hasutan
58 Bab 58 Khawatir nya para sahabat
59 Bab 59 Bukan putri saya
60 Bab 60 Di sini sakit, sangat sakit!!
61 Bab 61 Abang
62 Bab 62 Malik
63 Bab 63 Permintaan Malik
64 Bab 64 Alhamdulillah
65 Bab 65 Mulai ragu
66 Bab 66 Apa om mencintai mama?
67 Bab 67 Ketegangan
68 Bab 68 Saya setuju
69 Bab 69 Putra, putri
70 Bab 70 Perasaan Indri
71 Bab 71 Jantungan masal
72 Bab 72 Gadis berbaju pink?
73 Bab 73 Cie, yang lagi pdkt
74 Bab 74 Dia bukan putriku!
75 Bab 75 Bersyukur lah .....
76 Bab 76 Ya Allah ...
77 Bab 77 Sah
78 Bab 78 Maaf jika Aurel cengeng!
79 Bab 79 Musibah di balik Masalah
80 Bab 80 Nikahi Nisa!
81 Bab 81 Pasangan halal
82 Bab 82 Om--
83 Bab 83 Sama-sama sayang
84 Bab 84 Gadis istimewa
85 Bab 85 Umma
86 Bab 86 Kehangatan sebuah pelukan
87 Bab 87 Terimakasih, Albi
88 Bab 88 Kalau gagal bagaimana Bun?
89 Bab 89 Gara-gara kue
90 Bab 90 Setitik ujian
91 Bab 91 Pembohong
92 Bab 92 Ik-ikhlas kan--
93 Bab 93 Albi ada di sini!
94 Bab 94 Lelah
95 Bab 95 Ke-kenapa bukan aku!
96 Bab 96 Ukiran nama (Indri Nugroho)
97 Bab 97 Sadar
98 Bab 98 Albi mau--
99 Bab 99 Bukan yang pertama
100 Bab 100 Mandi bareng
101 Bab 101 Nona muda
102 Bab 102 Identitas
103 Bab 103 Sama-sama belajar
104 Bab 104 Akan om coba
105 Bab 105 Best husband, I love you!
106 Bab 106 Barakallah fi umrik.
107 Bab 107 Pengalaman memang tak akan bohong.
108 Bab 108 Berita heboh
109 Bab 109 Aku menginginkan mu,
110 Bab 110 Malam mencengkram
111 Bab 111 Entah sedih atau bahagia
112 Bab 112 Terimakasih bunda
113 Bab 113 Tunggu, Ibrahim!!
114 Bab 114 Beri Albi waktu
115 Bab 115 Penjelasan Malik
116 Bab 116 Nisa masuk rumah sakit
117 Bab 117 Merepotkan
118 Bab 118 Bau-bau pelakor
119 Bab 119 Nisa itu adalah Hajar
120 Bab 120 Memata-matai
121 Bab 121 Keputusan Aurel
122 Bab 122 Sekarat
123 Bab 123 Kisah Isabela
124 Bab 124 Makannya jangan banyak pikiran.
125 Bab 125 Biadab
126 Bab 126 Meminjam nama besar keluarga
127 Bab 127 Mengagumkan
128 Bab 128 Salim
129 Bab 129 Konferensi pers
130 Bab 130 balasan dari setiap perbuatan
131 Bab 131 Kepolosan Nisa
132 Bab 132 Tentang Nisa
133 Minal aidzin wal Faidzin
134 Bab 133 Minta maaf
135 Bab 134 Tubuh saya
136 Bab 135 Keputusan kakek
137 Bab 136 Maafkan saya
138 Bab 137 Resepsi pernikahan
139 Bab 138 Kakek!
140 Bab 139 Aku ibu nya
141 Bab 140 Melahirkan
142 Bab 141 Baby A
143 Bab 142 Kecupan plus-plus
144 Bab 143 Kemarahan Nisa
145 Bab 144 Rindu yang membelenggu
146 Bab 145 Abang terbaik
147 Bab 146 Kangen
148 Bab 147 Sang asisten
149 Bab 148 Aku tak rela
150 Bab 149 Adik untuk baby A
151 Bab 150 Tak sadarkan diri
152 Bab 151 Muhamad Athar Zayn Nugroho
153 Bab 152 Berusaha jadi ibu yang baik.
154 Bab 153 Salah faham
155 Bab 154 Merasa tak enak dan kesal
156 Bab 155 Menginap
157 Bab 156 Kabar bahagia
158 Bab 157 Pernikahan Intan dan Rangga
159 Bab 158 Semoga Istiqomah
160 Bab 159 Lamaran
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Tabrakan
2
Bab 2 Aurel
3
Bab 3 Bukankah aku juga anak ayah?
4
Bab 4 Terus mencari
5
Bab 5 Rumah Adam Hawa
6
Bab 6 Doa pertama
7
Bab 7 Perasaan Aurel
8
Bab 8 Kekesalan Aurel
9
Bab 9 Rasa sakit
10
Bab 10 Tidak adil
11
Bab 11 Gue mau sama lo, titik.
12
Bab 12 Suara aneh, tempat aneh
13
Bab 13 Suara adzan
14
Bab 14 Sikap Aurel
15
Bab 15 Sholat
16
Bab 16 Tiba-tiba berubah
17
Bab 17 Belajar wudhu dan shalat
18
Bab 18 Omong kosong
19
Bab 19 Khawatir
20
Bab 20 Akan tetap percaya
21
Bab 21 Kenapa dengan dadaku?
22
Bab 22 Aku yakin Aurel berbeda!
23
Bab 23 Tatapan tak suka Raja
24
Bab 24 Sebuah kejujuran
25
Bab 25 Pergi
26
Bab 26 Isi hati Aurel
27
Bab 27 Saling memaafkan
28
Bab 28 Pertengkaran
29
Bab 29 Aku pulang
30
Bab 30 Pakar permasalahan
31
Bab 31 Kedatangan dua sahabat
32
Bab 32 Sahabat beda agama
33
Bab 33 Ayah!
34
Bab 34 Waalaikumsalam bunda
35
Bab 35 Masa lalu Malik
36
Bab 36 Memohon ampun
37
Bab 37 Bertemu seseorang!
38
Bab 38 Orang baik
39
Bab 39 Teman baru
40
Bab 40 Menolong
41
Bab 41 Pemandangan indah
42
Bab 42 Cahaya iman
43
Bab 43 Semangat kerja
44
Bab 44 Indri Nugroho
45
Bab 45 Pertemuan yang tak terduga
46
Bab 46 sang pemilik suara merdu itu ...
47
Bab 47 Pindah tugas
48
Bab 48 Merajuk
49
Bab 49 Sepenggal kesakitan
50
Bab 50 Memaafkan
51
Bab 51 Selalu saja begitu!
52
Bab 52 Pertemuan kita sebuah takdir!
53
Bab 53 (Aurel) Pencari keyakinan akan tuhan
54
Bab 54 SARAH
55
Bab 55 Astaghfirullah!
56
Bab 56 Aib yang viral
57
Bab 57 Hasutan
58
Bab 58 Khawatir nya para sahabat
59
Bab 59 Bukan putri saya
60
Bab 60 Di sini sakit, sangat sakit!!
61
Bab 61 Abang
62
Bab 62 Malik
63
Bab 63 Permintaan Malik
64
Bab 64 Alhamdulillah
65
Bab 65 Mulai ragu
66
Bab 66 Apa om mencintai mama?
67
Bab 67 Ketegangan
68
Bab 68 Saya setuju
69
Bab 69 Putra, putri
70
Bab 70 Perasaan Indri
71
Bab 71 Jantungan masal
72
Bab 72 Gadis berbaju pink?
73
Bab 73 Cie, yang lagi pdkt
74
Bab 74 Dia bukan putriku!
75
Bab 75 Bersyukur lah .....
76
Bab 76 Ya Allah ...
77
Bab 77 Sah
78
Bab 78 Maaf jika Aurel cengeng!
79
Bab 79 Musibah di balik Masalah
80
Bab 80 Nikahi Nisa!
81
Bab 81 Pasangan halal
82
Bab 82 Om--
83
Bab 83 Sama-sama sayang
84
Bab 84 Gadis istimewa
85
Bab 85 Umma
86
Bab 86 Kehangatan sebuah pelukan
87
Bab 87 Terimakasih, Albi
88
Bab 88 Kalau gagal bagaimana Bun?
89
Bab 89 Gara-gara kue
90
Bab 90 Setitik ujian
91
Bab 91 Pembohong
92
Bab 92 Ik-ikhlas kan--
93
Bab 93 Albi ada di sini!
94
Bab 94 Lelah
95
Bab 95 Ke-kenapa bukan aku!
96
Bab 96 Ukiran nama (Indri Nugroho)
97
Bab 97 Sadar
98
Bab 98 Albi mau--
99
Bab 99 Bukan yang pertama
100
Bab 100 Mandi bareng
101
Bab 101 Nona muda
102
Bab 102 Identitas
103
Bab 103 Sama-sama belajar
104
Bab 104 Akan om coba
105
Bab 105 Best husband, I love you!
106
Bab 106 Barakallah fi umrik.
107
Bab 107 Pengalaman memang tak akan bohong.
108
Bab 108 Berita heboh
109
Bab 109 Aku menginginkan mu,
110
Bab 110 Malam mencengkram
111
Bab 111 Entah sedih atau bahagia
112
Bab 112 Terimakasih bunda
113
Bab 113 Tunggu, Ibrahim!!
114
Bab 114 Beri Albi waktu
115
Bab 115 Penjelasan Malik
116
Bab 116 Nisa masuk rumah sakit
117
Bab 117 Merepotkan
118
Bab 118 Bau-bau pelakor
119
Bab 119 Nisa itu adalah Hajar
120
Bab 120 Memata-matai
121
Bab 121 Keputusan Aurel
122
Bab 122 Sekarat
123
Bab 123 Kisah Isabela
124
Bab 124 Makannya jangan banyak pikiran.
125
Bab 125 Biadab
126
Bab 126 Meminjam nama besar keluarga
127
Bab 127 Mengagumkan
128
Bab 128 Salim
129
Bab 129 Konferensi pers
130
Bab 130 balasan dari setiap perbuatan
131
Bab 131 Kepolosan Nisa
132
Bab 132 Tentang Nisa
133
Minal aidzin wal Faidzin
134
Bab 133 Minta maaf
135
Bab 134 Tubuh saya
136
Bab 135 Keputusan kakek
137
Bab 136 Maafkan saya
138
Bab 137 Resepsi pernikahan
139
Bab 138 Kakek!
140
Bab 139 Aku ibu nya
141
Bab 140 Melahirkan
142
Bab 141 Baby A
143
Bab 142 Kecupan plus-plus
144
Bab 143 Kemarahan Nisa
145
Bab 144 Rindu yang membelenggu
146
Bab 145 Abang terbaik
147
Bab 146 Kangen
148
Bab 147 Sang asisten
149
Bab 148 Aku tak rela
150
Bab 149 Adik untuk baby A
151
Bab 150 Tak sadarkan diri
152
Bab 151 Muhamad Athar Zayn Nugroho
153
Bab 152 Berusaha jadi ibu yang baik.
154
Bab 153 Salah faham
155
Bab 154 Merasa tak enak dan kesal
156
Bab 155 Menginap
157
Bab 156 Kabar bahagia
158
Bab 157 Pernikahan Intan dan Rangga
159
Bab 158 Semoga Istiqomah
160
Bab 159 Lamaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!