Aurel menghela nafas berat harus sendiri lagi di rumah.
Karena anak-anak sekolah dan Malik berangkat kerja. Aurel hanya bisa menunggu di dalam kamar saja.
Dari pada bosan Aurel memilih membaca buku yang Sinta belikan.
Entah buku apa yang Sinta belikan seperti nya Aurel menyukai itu.
Aurel fokus membaca walau terkadang raut wajah Aurel berubah-ubah. Terkadang Aurel terlihat berpikir entah apa yang ia pikirkan seolah sedang memahami maksud buku yang ia baca.
Saking asiknya membaca padahal ini hobi baru yang Aurel lakukan. Padahal dulu Aurel sangat benci sekali membaca bahkan buku catatan Aurel dari jaman sekolah sampai kuliah selalu kosong hanya akan ada beberapa lembar saja yang terisi.
Karena semuanya sudah di luar kepala Aurel. Gadis penuh prestasi namun sayang semua yang Aurel lakukan tak pernah di lirik sedikitpun oleh kedua orang tuanya.
Kini Aurel mencoba membaca karena keingintahuannya.
Bahkan Aurel cepat sekali membaca hingga Aurel terus mengulang-ulang sampai isi buku tersebut hapal. Namun Aurel belum mengerti maknanya apa karena buku yang Aurel baca sangat berbeda. Mungkin Aurel akan menanyakannya langsung pada Malik.
Apalagi hari ini jadwal Aurel praktek wudhu dan sholat yang menurut Aurel sebuah olahraga aneh.
Karena pusing tak mengerti juga apa yang di maksud dalam buku tersebut Aurel memilih menutupnya.
Kening Aurel mengerut mendengar suara berisik di luar.
Karena penasaran Aurel keluar guna melihat apa yang terjadi.
Ternyata ada beberapa mobil boks yang datang. Entah apa Aurel penasaran semakin mendekat ke arah pintu.
Orang-orang itu adalah orang yang akan mempersiapkan sebuah tenda besar untuk acara pengajian.
Aurel tak tahu itu karena memang Malik belum memberitahu nya.
Aurel hanya melihat saja orang-orang itu bekerja.
Senyum Aurel mengembang tatkala melihat mobil Malik. Ternyata Malik pulang lebih awal karena harus melihat persiapan acara.
Malik tersenyum ketika melihat Aurel melambaikan tangan padanya. Sesudah bicara dengan penanggung jawab so sistem Malik langsung menghampiri Aurel.
"Assalamualaikum?"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh!"
"Wah, sekarang panjang jawabnya!"
"Lo yang ngajarin!"
"Bukan, tapi kamu yang mau belajar!"
"Ayo masuk di sini panas."
Malik mendorong kursi roda Aurel membawanya ke ruang tamu.
"Banyak orang ada acara apa?"
"Pengajian bulanan, setiap sebulan sekali di sini akan mengadakan pengajian agar anak-anak semangat terus dalam mempelajari ilmu agama. Begitu pun dengan ku."
"Pengajian bagaimana?"
"Nanti juga kamu akan tahu, ini buat kamu. Nanti pakai pas acara ya!"
Malik memberikan Tate bag pada Aurel. Malik tadi memang mampir sebentar ke toko baju guna membeli gamis plus kerudung agar nanti Aurel mengenakan pas acara.
"Oh no, lo menyuruh gue pakai pakaian aneh lagi. Bahkan ini lebih aneh!"
Protes Aurel bahkan memberikan kembali pada Malik.
"Kamu harus memakai nya, semua orang akan memakai pakaian begini. Kamu akan malu sendiri karena berbeda."
Malik memberikan kembali pada Aurel yang mengerucutkan bibirnya kesal. Apa Malik tak membeli baju lain selain baju aneh itu. Sungguh membayangkannya saja membuat Aurel pusing.
"Sudah jangan cemberut. Aku harus keluar melihat persiapan."
Izin Malik keluar lagi guna melihat kinerja para pekerja karena Malik tak mau ada yang salah.
Tak lama anak-anak baru pulang sekolah langsung mencium punggung tangan Malik.
"Cie, di perhatikan terus tuh!"
Celetuk Ara membuat Malik langsung mengalihkan pandangannya. Ternyata Aurel sedang berada di dekat jendela.
"Hus, Ara tak boleh gitu. Bagaimana kalau kak Aurel dengar nanti marah!"
"Iya, kak Aurel cantik kok."
"Ara!"
"He .. He ... Maaf-maaf kak!"
Kikik Ara langsung berlari menyusul anak yang lain masuk ke dalam.
Ara mencium punggung tangan Aurel lembut, bukan ciumannya yang lembut melainkan tangan Aurel yang lembut membuat Ara suka.
"Kakak kenapa cantik sih?"
"Adek juga cantik kok."
"Benarkah?"
"Ya! Sana ganti baju dulu nanti kak Malik marah loh!"
"Siapa kak!"
Aurel menggeleng sungguh sangat senang ia mulai bisa berinteraksi lebih dengan anak-anak. Bahkan Aurel tidak terlihat kaku lagi seperti awal. Apalagi anak-anak sangat sopan dan santun padanya.
Rasanya Aurel kangen pada Aurora gadis itu belum pulang merengek ingin ikut Raja.
Allahuakbar ... Allahuakbar ...
Adzan ashar berkumandang membuat Aurel refleks memejamkan kedua matanya.
Kini Aurel tak merasa risih atau sakit lagi mendengar suara adzan bahkan kini Aurel merasa tenang setiap mendengar suara adzan.
Malik tersenyum melihat Aurel yang memejamkan kedua matanya. Ternyata selama ini Aurel mengikuti saran dari Malik.
Perlahan Aurel membuka kedua matanya ketika adzan berhenti.
Deg ...
Hampir saja Aurel berteriak saking terkejutnya oleh keberadaan Malik di depannya. Untung Malik segera membekam mulut Aurel dengan sapu tangannya.
"Maaf, ayo kita olahraga pemanasan."
"Yes!"
"Tapi ingat, kamu memerhatikan dulu saja."
"Ok!"
Aurel bersemangat kali pertama akan pemanasan olahraga (wudhu) bahkan anak-anak juga sudah berjajar di depan keran. Sedang anak-anak wanita ada di balik satu lagi.
Aurel memerhatikan anak-anak yang sedang wudhu.
"CK, pemanasan begitu gue juga bisa!"
Gumam Aurel melihat anak-anak wudhu yang terlihat gampang sekali. Bahkan lebih gampang dari pada latihan zumba.
Bahkan Aurel menggerakkan sendiri tangannya.
Karena dalam tahap belajar Malik sengaja menempatkan Aurel melihat cara anak laki-laki berwudhu karena lebih jelas.
Sudah sesi wudhu Malik membantu Aurel masuk kedalam mushola.
Malik mengimami anak-anak. Aurel yang ada di belakang terus memerhatikan setiap gerakan sholat sampai selesai.
Gue pikir sulit, di lihat dari caranya itu sangat gampang. Gue juga bisa.
Batin Aurel ingin segera sembuh agar cepat mempraktekannya.
Di atas kursi roda Aurel hanya bisa ruku' saja rasanya Aurel tak sabar untuk mempraktekkannya langsung.
Mudah bagi Aurel mengingat setiap gerakan karena memang Aurel sangat cerdas dalam daya ingatnya.
Karena hari sibuk anak-anak libur mengajinya apalagi Mawar sedang membantu Raja.
"Bagaimana, apa mudah?"
Tanya Malik ketika mendorong Aurel ke arah aula di mana nantinya akan mengadakan acara di sana.
"Mudah banget, begitu doang gue juga bisa."
Sombong Aurel membuat Malik tersenyum saja.
"Benarkah?"
"Lo gak percaya! Lihat gue praktek kan langsung!"
Aurel langsung mempraktekkan nya tanpa terkecuali. Membuat Malik tercengang, bagaimana bisa Aurel hapal dalam satu kali lihat sungguh daya ingat Aurel sangat kuat.
"Gitu kan, gampang!"
"Ya begitu! Kamu ternyata pintar!"
Deg ...
Lagi-lagi Aurel terdiam ketika Malik mengelus kepalanya. Sungguh jantung Aurel rasanya ingin meloncat dari tempatnya.
"Tapi kamu harus tahu, ada doa nya juga dalam setiap gerakan yang kamu lakukan."
"Hah doa! ngapain olahraga sambil doa?"
"Hey, itulah kenapa banyak manfaat nya dalam olahraga ini. Karena ada doa di dalamnya. Jika tak pake doa olahraga itu tak akan manjur!"
"Hm, benarkah. Ribet banget ternyata!"
Keluh Aurel, Aurel pikir hanya di gerakan saja terus selesai ternyata ada doanya.
"Mau sehat atau gak, hm!"
"Mau lah, cepat kasih tahu gue apa doanya?"
Senyum Malik semakin melebar mendengar ucapan Aurel.
"Ini!"
Malik menyerahkan sebuah buku panduan wudhu dan Sholat beserta doanya.
Malik sengaja membelinya yang ada bacaan latin agar Aurel bisa membacanya.
اللّٰهُمَّاحْفَظْيَدَيَّمِنْمَعَاصِكَكُلِّهَا
"Allahumma ihfadh yadi min ma'ashika kullaha."
"Hah, kamu bisa membaca bahas arab!"
Pekik Malik terkejut ketika Aurel bisa membaca tulisan arabnya.
"Woy, gini-gini juga gue itu jago dalam bahasa arab. Bahkan gue hapal tujuh bahasa dan salah satunya bahasa arab!"
Ya iyalah gue bisa karena kakek gue turunan arab. Terpaksa gue dulu harus belajar.
Sombong Aurel menatap Malik penuh ejekan.
Bersambung ...
Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments