Bab 6 Doa pertama

"Apa kakak suka kamarnya?"

Tanya Sinta membuat Aurel melirik kearah Sinta.

Seorang gadis berseragam SMA wajahnya sangat imut, sedikit chubby dengan mata bulat dan hidung mancung pas.

"Kakak istirahat di sini, aku mau ganti baju dulu. Nanti aku ke sini nanti malam sekalian ajak kakak makan."

"Tunggu!"

Sinta menghentikan langkahnya menatap Aurel.

"Si-siapa nama kamu?"

"Sinta kak"

Sinta langsung pergi karena tak ada yang di bahas lagi.

Aurel menatap ke sekeliling kamar tidak sempit dan tidak luas juga.

Aurel pikir ia akan tidur bareng anak-anak seperti di panti-panti lain. Namun nyatanya Aurel salah besar. Ia di tempatkan di kamar yang terlihat bersih dan rapi. Seperti kamar miliknya sendiri walau kamar Aurel jauh tiga kali lipat lebih besar dari ini.

"Apa gue betah di sini?"

Gumam Aurel mengelus ranjang tidak lembut tidak keras juga.

"Ini lebih baik, setidaknya gue butuh ketenangan. Masa bodo dengan semuanya toh kaki gue masih sakit."

Monolog Aurel tak ingin ambil pusing dengan semuanya.

Nikmati dulu jangan pikirkan nanti karena nanti kita tak ada yang tahu.

Itulah selogan yang selalu Aurel terapkan dalam dirinya.

Aurel mencoba menggerakkan kakinya yang sakit namun ini terlalu sakit bahkan membuat Aurel meringis. Aurel ingin segera bisa berjalan lagi dan pergi dari sini. Seperti nya Aurel harus sabar menunggu kakinya sembuh.

"Kemana laki-laki menyebalkan itu, lama sekali pergi ya."

Kesal Aurel karena hanya Malik yang Aurel kenal di sini. Apa Aurel harus terus duduk di kursi roda padahal pantat Aurel sudah sangat kebas.

Tok .. Tok ...

"Masuk!"

Ketus Aurel kesal karena harus berada di dalam kamar. Sungguh hidupnya sangat sial sekali.

"Kakak ayo makan malam, maaf sedikit lama,"

"Eh, iya tak apa!"

Dusta Aurel padahal sendari tadi ngedumel tak jelas.

Sinta mendorong kursi roda Aurel menuju tempat makan di mana terdapat ruang yang begitu luas ada tiga meja panjang. Yang satu khusus anak laki-laki, satu lagi khusus anak perempuan dan yang terakhir selalu di gunakan oleh Malik dan Raja atau Mawar sesekali selalu ikut jika ada waktu.

Sinta mendorong kursi roda kearah meja di mana sudah ada Malik dan seorang laki-laki dewasa dan gadis cantik berkerudung biru.

Tiba-tiba ada rasa insecure melihat penampilan gadis cantik itu yang terlihat anggun walau bagi Aurel pakainya sangat aneh.

Sinta kembali ke tempat duduknya setelah selesai membantu Aurel.

"Selamat bergabung mba di rumah Adam Hawa, perkenalkan saya Mawar!"

Aurel kesal mendengar suara lembut yang memperkenalkan namanya Mawar. Aurel menatap uluran tangan Mawar tanpa berniat menjabatnya.

Malik yang melihat sikap cuek Aurel menghela nafas berat.

"Aurel, namanya Aurel, maaf jika sikapnya kurang sopan."

Ucap Malik tak enak hati pada Mawar.

"Tak apa mas, Mawar mengerti!"

"Aurel ini Raja salah satu donatur di sini dan Mawar tadi guru ngaji anak-anak."

"Hm,"

"Kau tak salah membawa wanita ini ke sini?"

Bisik Raja tak suka melihat Aurel yang judes namun yang membuat Raja tak suka adalah tak sengaja melihat tangan Aurel yang terdapat tato karena memang saat ini Aurel memakai baju berlengan pendek.

"Tidak!"

"Lihatlah, tangannya terdapat tato apa kata anak-anak nanti!"

"Raja!"

Tekan Malik tak suka jika sahabatnya melihat seseorang dari penampilannya saja. Toh, kita tak ada yang tahu siapa Aurel dan bagaimana kehidupan kerasnya hingga sampai mempunyai tato.

Raja kesal tapi ia tak bisa berbuat apa-apa Raja tersenyum tipis menatap Mawar.

"Baiklah anak-anak karena kak Aurel sudah bergabung di sini. Silahkan Marsel pimpin doa makannya?"

"Baik kak Malik!"

Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa 'adzaa bannaar.

Artinya: "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Ya Allah, berkahilah rezeki yang Engkau berikan kepada kami, dan karuniakan lah rezeki yang lebih baik dari itu dan pelihara lah kami dari siksa api neraka." (HR Ibnu Sunni).

Amin ..

Semua orang mulai makan malamnya dengan tenang.

Sedang Aurel masih diam saja tak mengerti doa yang tadi di bacakan. Ini doa pertama yang Aurel dengar setelah tadi mendengar lagu aneh (adzan) bagi Aurel.

Maklum Aurel sangat gelap dalam agama bahkan di keluarganya tak ada yang mengajarkan hal-hal berbaur agama.

"Kenapa tak makan, apa kamu tak suka dengan makanannya?"

Tanya Malik sedikit berbisik membuat Aurel menggeleng. Jujur Aurel bukan tak suka dengan makanannya tapi Aurel hanya merasakan aneh saja.

"Lalu, apa yang membuat kamu tak makan?"

"Ak-aku akan makan!"

Jawab cepat Aurel langsung menarik bagian dirinya. Perlahan Aurel makan jujur karena perutnya sudah sangat lapar.

Malik tersenyum tipis melanjutkan makannya. Tingkah Malik tak lepas dari tatapan Mawar dan Raja yang memutar bola matanya malas melihat kelakukan Malik yang selalu baik pada siapapun.

"Anak-anak jika sudah selesai makan jangan lupa bereskan kembali. Masuk kedalam kamar dan istirahat jangan lupa baca doa sebelum tidurnya?"

"Siap kak Malik!"

Jawab serempak anak-anak langsung membereskan tempat makan masing-masing.

Aurora gadis imut si paling kecil di antara yang lain berjalan menghampiri Aurel dengan malu-malu.

"Kak cantik!"

Aurel sontak terkejut ketika lengannya di tarik hampir saja Aurel menepisnya.

"Ah ,, iya?"

Gugup Aurel menatap gadis di sampingnya yang terlihat menggemaskan namun Aurel tak suka anak-anak.

"Boleh Aurora tidur sama kakak?"

Sontak permintaan Aurora membuat Malik, Raja dan Mawar terkejut. Pasalnya Aurora anak paling sulit dekat dengan orang baru. Bahkan jika ada tamu pun Aurora selalu bersembunyi di balik punggung Sinta.

"Dek, tidur sama kak Sinta ya!"

Bujuk Sinta tiba-tiba datang merasa terkejut juga dengan apa yang Aurora lakukan.

"Gak mau, Aurora mau sama kakak cantik!"

Aurel tak tahu harus berbuat apa jujur dia tak suka anak-anak tapi melihat tatapan polos Aurora membuat Aurel iba.

"Kak Aurel kaki nya sakit nanti siapa yang akan ngantar Aurora jika mau ke kamar mandi!"

Bujuk Sinta merasa takut apa lagi tatapan Aurel sangat tajam.

"Benar Aurora, tidur sama kak Sinta ya!"

"Tidak mau!"

Bentak Aurora dengan mata berkaca-kaca di bujuk bagaimana pun Aurora tetap tak mempan membuat Malik kelabakan.

Tak biasanya Aurora bersikap seperti ini pada orang baru.

Melihat perdebatan di sampingnya membuat Aurel pusing. Apalagi Aurel merasa kasihan melihat gadis kecil itu hampir menangis.

"Biarkan dia tidur dengan ku!"

Deg ...

Malik menatap Aurel tak percaya, pasalnya Malik sedikit tahu sikap Aurel yang ketus dan masa bodo.

"Kenapa kau menatapku begitu, mau gue congkel mata loe!"

Sontak bukan lagi terkejut, Malik membulatkan kedua matanya menatap tajam Aurel yang berani menggunakan kata Lo and Gue yang Malik larang di sini.

Bukan hanya Malik tentu Raja, Mawar dan Sinta pun terkejut karena hanya ada mereka di sana sedang Aurora tak mengerti tapi Aurora berbinar ketika Aurel mau tidur dengannya.

"Siapa nama kamu sa-sayang?"

Gugup Aurel karena baru kali ini bicara lembut pada orang dan ini anak kecil yang Aurel benci.

Aurel masa bodo dengan tatapan yang lain.

"Aurora!"

"Baiklah Aurora ayo ikut kakak!"

Aurel menekan sebuah tombol membuat kursi roda itu jalan sendiri di mana Aurora mengekor di sampingnya.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

Terpopuler

Comments

Jumi Saddah

Jumi Saddah

moga ini adlh awal hidayah mulai masuk ke hati aurel,,,semangat jgn nyerah aurel,,

2024-01-13

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tabrakan
2 Bab 2 Aurel
3 Bab 3 Bukankah aku juga anak ayah?
4 Bab 4 Terus mencari
5 Bab 5 Rumah Adam Hawa
6 Bab 6 Doa pertama
7 Bab 7 Perasaan Aurel
8 Bab 8 Kekesalan Aurel
9 Bab 9 Rasa sakit
10 Bab 10 Tidak adil
11 Bab 11 Gue mau sama lo, titik.
12 Bab 12 Suara aneh, tempat aneh
13 Bab 13 Suara adzan
14 Bab 14 Sikap Aurel
15 Bab 15 Sholat
16 Bab 16 Tiba-tiba berubah
17 Bab 17 Belajar wudhu dan shalat
18 Bab 18 Omong kosong
19 Bab 19 Khawatir
20 Bab 20 Akan tetap percaya
21 Bab 21 Kenapa dengan dadaku?
22 Bab 22 Aku yakin Aurel berbeda!
23 Bab 23 Tatapan tak suka Raja
24 Bab 24 Sebuah kejujuran
25 Bab 25 Pergi
26 Bab 26 Isi hati Aurel
27 Bab 27 Saling memaafkan
28 Bab 28 Pertengkaran
29 Bab 29 Aku pulang
30 Bab 30 Pakar permasalahan
31 Bab 31 Kedatangan dua sahabat
32 Bab 32 Sahabat beda agama
33 Bab 33 Ayah!
34 Bab 34 Waalaikumsalam bunda
35 Bab 35 Masa lalu Malik
36 Bab 36 Memohon ampun
37 Bab 37 Bertemu seseorang!
38 Bab 38 Orang baik
39 Bab 39 Teman baru
40 Bab 40 Menolong
41 Bab 41 Pemandangan indah
42 Bab 42 Cahaya iman
43 Bab 43 Semangat kerja
44 Bab 44 Indri Nugroho
45 Bab 45 Pertemuan yang tak terduga
46 Bab 46 sang pemilik suara merdu itu ...
47 Bab 47 Pindah tugas
48 Bab 48 Merajuk
49 Bab 49 Sepenggal kesakitan
50 Bab 50 Memaafkan
51 Bab 51 Selalu saja begitu!
52 Bab 52 Pertemuan kita sebuah takdir!
53 Bab 53 (Aurel) Pencari keyakinan akan tuhan
54 Bab 54 SARAH
55 Bab 55 Astaghfirullah!
56 Bab 56 Aib yang viral
57 Bab 57 Hasutan
58 Bab 58 Khawatir nya para sahabat
59 Bab 59 Bukan putri saya
60 Bab 60 Di sini sakit, sangat sakit!!
61 Bab 61 Abang
62 Bab 62 Malik
63 Bab 63 Permintaan Malik
64 Bab 64 Alhamdulillah
65 Bab 65 Mulai ragu
66 Bab 66 Apa om mencintai mama?
67 Bab 67 Ketegangan
68 Bab 68 Saya setuju
69 Bab 69 Putra, putri
70 Bab 70 Perasaan Indri
71 Bab 71 Jantungan masal
72 Bab 72 Gadis berbaju pink?
73 Bab 73 Cie, yang lagi pdkt
74 Bab 74 Dia bukan putriku!
75 Bab 75 Bersyukur lah .....
76 Bab 76 Ya Allah ...
77 Bab 77 Sah
78 Bab 78 Maaf jika Aurel cengeng!
79 Bab 79 Musibah di balik Masalah
80 Bab 80 Nikahi Nisa!
81 Bab 81 Pasangan halal
82 Bab 82 Om--
83 Bab 83 Sama-sama sayang
84 Bab 84 Gadis istimewa
85 Bab 85 Umma
86 Bab 86 Kehangatan sebuah pelukan
87 Bab 87 Terimakasih, Albi
88 Bab 88 Kalau gagal bagaimana Bun?
89 Bab 89 Gara-gara kue
90 Bab 90 Setitik ujian
91 Bab 91 Pembohong
92 Bab 92 Ik-ikhlas kan--
93 Bab 93 Albi ada di sini!
94 Bab 94 Lelah
95 Bab 95 Ke-kenapa bukan aku!
96 Bab 96 Ukiran nama (Indri Nugroho)
97 Bab 97 Sadar
98 Bab 98 Albi mau--
99 Bab 99 Bukan yang pertama
100 Bab 100 Mandi bareng
101 Bab 101 Nona muda
102 Bab 102 Identitas
103 Bab 103 Sama-sama belajar
104 Bab 104 Akan om coba
105 Bab 105 Best husband, I love you!
106 Bab 106 Barakallah fi umrik.
107 Bab 107 Pengalaman memang tak akan bohong.
108 Bab 108 Berita heboh
109 Bab 109 Aku menginginkan mu,
110 Bab 110 Malam mencengkram
111 Bab 111 Entah sedih atau bahagia
112 Bab 112 Terimakasih bunda
113 Bab 113 Tunggu, Ibrahim!!
114 Bab 114 Beri Albi waktu
115 Bab 115 Penjelasan Malik
116 Bab 116 Nisa masuk rumah sakit
117 Bab 117 Merepotkan
118 Bab 118 Bau-bau pelakor
119 Bab 119 Nisa itu adalah Hajar
120 Bab 120 Memata-matai
121 Bab 121 Keputusan Aurel
122 Bab 122 Sekarat
123 Bab 123 Kisah Isabela
124 Bab 124 Makannya jangan banyak pikiran.
125 Bab 125 Biadab
126 Bab 126 Meminjam nama besar keluarga
127 Bab 127 Mengagumkan
128 Bab 128 Salim
129 Bab 129 Konferensi pers
130 Bab 130 balasan dari setiap perbuatan
131 Bab 131 Kepolosan Nisa
132 Bab 132 Tentang Nisa
133 Minal aidzin wal Faidzin
134 Bab 133 Minta maaf
135 Bab 134 Tubuh saya
136 Bab 135 Keputusan kakek
137 Bab 136 Maafkan saya
138 Bab 137 Resepsi pernikahan
139 Bab 138 Kakek!
140 Bab 139 Aku ibu nya
141 Bab 140 Melahirkan
142 Bab 141 Baby A
143 Bab 142 Kecupan plus-plus
144 Bab 143 Kemarahan Nisa
145 Bab 144 Rindu yang membelenggu
146 Bab 145 Abang terbaik
147 Bab 146 Kangen
148 Bab 147 Sang asisten
149 Bab 148 Aku tak rela
150 Bab 149 Adik untuk baby A
151 Bab 150 Tak sadarkan diri
152 Bab 151 Muhamad Athar Zayn Nugroho
153 Bab 152 Berusaha jadi ibu yang baik.
154 Bab 153 Salah faham
155 Bab 154 Merasa tak enak dan kesal
156 Bab 155 Menginap
157 Bab 156 Kabar bahagia
158 Bab 157 Pernikahan Intan dan Rangga
159 Bab 158 Semoga Istiqomah
160 Bab 159 Lamaran
161 Bab 160 Boleh minta nomor ayah mu?
162 Bab 161 Rahasia di balik penolakan.
163 Bab 162 Kapan kamu menikah?
164 Bab 163 Dia menendang?
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Bab 1 Tabrakan
2
Bab 2 Aurel
3
Bab 3 Bukankah aku juga anak ayah?
4
Bab 4 Terus mencari
5
Bab 5 Rumah Adam Hawa
6
Bab 6 Doa pertama
7
Bab 7 Perasaan Aurel
8
Bab 8 Kekesalan Aurel
9
Bab 9 Rasa sakit
10
Bab 10 Tidak adil
11
Bab 11 Gue mau sama lo, titik.
12
Bab 12 Suara aneh, tempat aneh
13
Bab 13 Suara adzan
14
Bab 14 Sikap Aurel
15
Bab 15 Sholat
16
Bab 16 Tiba-tiba berubah
17
Bab 17 Belajar wudhu dan shalat
18
Bab 18 Omong kosong
19
Bab 19 Khawatir
20
Bab 20 Akan tetap percaya
21
Bab 21 Kenapa dengan dadaku?
22
Bab 22 Aku yakin Aurel berbeda!
23
Bab 23 Tatapan tak suka Raja
24
Bab 24 Sebuah kejujuran
25
Bab 25 Pergi
26
Bab 26 Isi hati Aurel
27
Bab 27 Saling memaafkan
28
Bab 28 Pertengkaran
29
Bab 29 Aku pulang
30
Bab 30 Pakar permasalahan
31
Bab 31 Kedatangan dua sahabat
32
Bab 32 Sahabat beda agama
33
Bab 33 Ayah!
34
Bab 34 Waalaikumsalam bunda
35
Bab 35 Masa lalu Malik
36
Bab 36 Memohon ampun
37
Bab 37 Bertemu seseorang!
38
Bab 38 Orang baik
39
Bab 39 Teman baru
40
Bab 40 Menolong
41
Bab 41 Pemandangan indah
42
Bab 42 Cahaya iman
43
Bab 43 Semangat kerja
44
Bab 44 Indri Nugroho
45
Bab 45 Pertemuan yang tak terduga
46
Bab 46 sang pemilik suara merdu itu ...
47
Bab 47 Pindah tugas
48
Bab 48 Merajuk
49
Bab 49 Sepenggal kesakitan
50
Bab 50 Memaafkan
51
Bab 51 Selalu saja begitu!
52
Bab 52 Pertemuan kita sebuah takdir!
53
Bab 53 (Aurel) Pencari keyakinan akan tuhan
54
Bab 54 SARAH
55
Bab 55 Astaghfirullah!
56
Bab 56 Aib yang viral
57
Bab 57 Hasutan
58
Bab 58 Khawatir nya para sahabat
59
Bab 59 Bukan putri saya
60
Bab 60 Di sini sakit, sangat sakit!!
61
Bab 61 Abang
62
Bab 62 Malik
63
Bab 63 Permintaan Malik
64
Bab 64 Alhamdulillah
65
Bab 65 Mulai ragu
66
Bab 66 Apa om mencintai mama?
67
Bab 67 Ketegangan
68
Bab 68 Saya setuju
69
Bab 69 Putra, putri
70
Bab 70 Perasaan Indri
71
Bab 71 Jantungan masal
72
Bab 72 Gadis berbaju pink?
73
Bab 73 Cie, yang lagi pdkt
74
Bab 74 Dia bukan putriku!
75
Bab 75 Bersyukur lah .....
76
Bab 76 Ya Allah ...
77
Bab 77 Sah
78
Bab 78 Maaf jika Aurel cengeng!
79
Bab 79 Musibah di balik Masalah
80
Bab 80 Nikahi Nisa!
81
Bab 81 Pasangan halal
82
Bab 82 Om--
83
Bab 83 Sama-sama sayang
84
Bab 84 Gadis istimewa
85
Bab 85 Umma
86
Bab 86 Kehangatan sebuah pelukan
87
Bab 87 Terimakasih, Albi
88
Bab 88 Kalau gagal bagaimana Bun?
89
Bab 89 Gara-gara kue
90
Bab 90 Setitik ujian
91
Bab 91 Pembohong
92
Bab 92 Ik-ikhlas kan--
93
Bab 93 Albi ada di sini!
94
Bab 94 Lelah
95
Bab 95 Ke-kenapa bukan aku!
96
Bab 96 Ukiran nama (Indri Nugroho)
97
Bab 97 Sadar
98
Bab 98 Albi mau--
99
Bab 99 Bukan yang pertama
100
Bab 100 Mandi bareng
101
Bab 101 Nona muda
102
Bab 102 Identitas
103
Bab 103 Sama-sama belajar
104
Bab 104 Akan om coba
105
Bab 105 Best husband, I love you!
106
Bab 106 Barakallah fi umrik.
107
Bab 107 Pengalaman memang tak akan bohong.
108
Bab 108 Berita heboh
109
Bab 109 Aku menginginkan mu,
110
Bab 110 Malam mencengkram
111
Bab 111 Entah sedih atau bahagia
112
Bab 112 Terimakasih bunda
113
Bab 113 Tunggu, Ibrahim!!
114
Bab 114 Beri Albi waktu
115
Bab 115 Penjelasan Malik
116
Bab 116 Nisa masuk rumah sakit
117
Bab 117 Merepotkan
118
Bab 118 Bau-bau pelakor
119
Bab 119 Nisa itu adalah Hajar
120
Bab 120 Memata-matai
121
Bab 121 Keputusan Aurel
122
Bab 122 Sekarat
123
Bab 123 Kisah Isabela
124
Bab 124 Makannya jangan banyak pikiran.
125
Bab 125 Biadab
126
Bab 126 Meminjam nama besar keluarga
127
Bab 127 Mengagumkan
128
Bab 128 Salim
129
Bab 129 Konferensi pers
130
Bab 130 balasan dari setiap perbuatan
131
Bab 131 Kepolosan Nisa
132
Bab 132 Tentang Nisa
133
Minal aidzin wal Faidzin
134
Bab 133 Minta maaf
135
Bab 134 Tubuh saya
136
Bab 135 Keputusan kakek
137
Bab 136 Maafkan saya
138
Bab 137 Resepsi pernikahan
139
Bab 138 Kakek!
140
Bab 139 Aku ibu nya
141
Bab 140 Melahirkan
142
Bab 141 Baby A
143
Bab 142 Kecupan plus-plus
144
Bab 143 Kemarahan Nisa
145
Bab 144 Rindu yang membelenggu
146
Bab 145 Abang terbaik
147
Bab 146 Kangen
148
Bab 147 Sang asisten
149
Bab 148 Aku tak rela
150
Bab 149 Adik untuk baby A
151
Bab 150 Tak sadarkan diri
152
Bab 151 Muhamad Athar Zayn Nugroho
153
Bab 152 Berusaha jadi ibu yang baik.
154
Bab 153 Salah faham
155
Bab 154 Merasa tak enak dan kesal
156
Bab 155 Menginap
157
Bab 156 Kabar bahagia
158
Bab 157 Pernikahan Intan dan Rangga
159
Bab 158 Semoga Istiqomah
160
Bab 159 Lamaran
161
Bab 160 Boleh minta nomor ayah mu?
162
Bab 161 Rahasia di balik penolakan.
163
Bab 162 Kapan kamu menikah?
164
Bab 163 Dia menendang?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!