Bab 20 Akan tetap percaya

Raja pulang habis isya karena magrib di rumah Mawar berjamaah dengan keluarga Mawar.

Walau keluarga Mawar bukan keluarga seorang kiai tapi keluarga Mawar terbilang keluarga yang sangat agamis.

Raja, Marsel dan Ara pamit pulang setelah sholat magrib.

Namun Marsel dan Ara ingin jalan-jalan sebentar membuat Raja mengabulkannya. Itulah kenapa Raja pulang habis isya karena mereka sholat isya juga di luar.

Raja mendengus kesal melihat Malik yang semakin dekat dengan Aurel. Entah kenapa Raja sangat tidak suka sahabatnya dekat dengan Aurel. Entah siapa Aurel tiba-tiba datang di kehidupan Malik dan membuat Malik selalu repot.

Sekali pandangan tak suka tetap saja tak suka. Bahkan Raja sendiri tak mengerti kenapa ia tak menyukai Aurel.

Ingin sekali Raja mengusir Aurel tapi tak enak karena Malik. Karena tak suka melihat Aurel yang menurut Raja wanita gak baik hanya karena sebuah tato yang ada di tangan Aurel.

Raja memilih masuk langsung tatkala Aurel tak sengaja melihat sosok Raja.

"Hey, kenapa bengong?"

Tanya Malik heran karena Aurel malah bengong. Malik melihat kearah yang di lihat Aurel tapi tak ada siapa-siapa.

"Kenapa dia, apa dia se-benci itu pada gue?"

"Siapa?"

"Sahabat lo, dari pertama tatapannya selalu sinis ke gue. Apa gue punya salah?"

Kesal Aurel karena Raja selalu saja memandang ia tak suka bahkan terkesan jijik. Padahal Aurel tak punya salah sedikitpun.

"Jangan di ambil hati. Raja sebenarnya baik kok!"

"Tapi gue gak suka di tatap begitu. Apa gue seburuk itu?"

"Tidak! Jangan mikir macam-macam. Bagi ku kamu orang baik."

"Lo tak sedang merayu gue?"

"Tidak! aku yakin kamu orang baik. Terbukti kamu mau menerima Aurora tidur bareng. Padahal Aurora orang yang sulit menerima orang baru. Tapi entah kenapa sejak pertama Aurora suka sama kamu. Bukankah hati anak kecil selalu jujur?"

"Terserah lah, tapi gue gak suka di tatap begitu."

"Maafkan Raja, Raja memang seperti itu. Jika kalian dekat kamu pasti nyaman dengannya."

"Ogah, cih. Gue udah nyaman sama lo!"

Deg ...

Aurel membekam mulutnya keceplosan menatap Malik takut.

Malik terdiam terkejut mendengar ucapan Aurel. Apa Aurel sedang mengungkap perasaan, batin Malik.

"Jangan salah paham. Maksud gue nyaman sama lo. Karena lo baik sama gue dan mau bantu gue sembuh."

"Kirain apa? Beneran juga gak papa kok!"

"Hah!"

Mulut Aurel menganga membuat Malik terkekeh geli. Aurel memang lucu dan menggemaskan. Tingkahnya selalu polos dan ceplas-ceplos.

"Sudah, ayo latihan jalan lagi?"

"Hm!"

Malik berdiri mengulurkan tangan. Dengan senang hati Aurel meraih tangan Malik.

Aurel sudah berdiri kaku memegang lenga Malik erat.

"Pelan saja jalannya?"

"Iya!"

Aurel berusaha melangkahkan kakinya pelan. Satu langkah berhasil membuat Malik tersenyum senang.

"Ayo, maju lagi?"

Aurel terus melangkah lagi dengan pegangan yang semakin kuat. Aurel bak anak kecil saja yang sedang di latih berjalan.

"Alhamdulillah, ok bagus. Sekarang aku lepas ya. Kamu coba jalan sendiri?"

"Tapi gue takut?"

"Jangan takut, kan ada aku. Lepas ya?"

Aurel menghela nafas berat perlahan melepaskan tangan Malik. Aurel masih takut melangkah karena tak berpegangan.

"Ayo, jangan takut?"

Aurel berusaha melangkahkan kakinya. Terasa berat dan ngilu namun Aurel harus semangat.

Akhh ....

Pekik Aurel meringis sakit dengan sigap Malik langsung menahan lengan Aurel yang akan tersungkur.

Padahal Aurel sudah empat langkah berjalan namun kakinya belum cukup kuat.

"Kita istirahat ya!"

Malik menggendong Aurel menuju kursi roda dan mendudukkannya perlahan.

"Maaf, sakit ya?"

"Jangan kencang-kencang, sakit tahu!"

Ketus Aurel berkaca-kaca ketika Malik berusaha mengurutnya agar Aurel merasa nyaman.

"Bagaimana, sekarang sudah enakkan belum?"

"Sedikit, tapi lebih baik."

"Alhamdulillah."

"Malik?"

"Ya!"

"Apa lo benar-benar percaya pada Tuhan?"

Malik mengangkat kepalanya menatap Aurel yang bertanya hal yang sering di pertanyakan.

"Sangat percaya!"

Jawab tegas Malik lalu melanjutkan kembali mengurut kaki Aurel.

Aurel menatap ke atas langit sana. Tak ada bulan namun masih ada taburan bintang.

Entah apa yang Aurel pikirkan, hanya ia yang tahu.

"Kenapa Hm, apa yang sedang kamu pikirkan?"

Tanya Malik menyudahi mengurutnya ia duduk di atas kursi.

"Se-percaya itulah lo terhadap tuhan?"

"Ya!"

"Jika suatu saat nanti lo mengetahui tentang gue. Apa lo akan tetap percaya pada gue?"

Kini Malik tak langsung menjawab. Malik menatap Aurel intens lalu mengalihkan pandangannya kembali.

"Ya! aku akan tetap percaya."

"Jika semua orang menganggap gue buruk apa lo akan tetap percaya gue baik?"

"Iya, aku percaya pada kamu. Karena aku bukan orang yang suka menghakimi seseorang."

Tegas Malik, entahlah kenapa Malik yakin akan jawabannya. Padahal Malik tak tahu bagaimana masal lalu Aurel dan bagaimana kehidupannya.

Malik tak peduli akan hal itu, Malik percaya Aurel gadis baik-baik.

"Kenapa bertanya seperti itu? Apa ada yang kamu sembunyikan?"

"Banyak! Tapi berjanjilah lo harus tetap percaya sama gue?"

Entah kenapa Aurel takut Malik akan membencinya jika Malik tahu bagaimana dunianya. Apalagi Raja tak menyukainya walau tak tahu siapa dia. Bagaimana jika Raja tahu pasti akan semakin membencinya dan Aurel takut jika Malik berbalik membencinya.

"Katakanlah, aku akan tetap percaya?"

"Terimakasih, tapi belum saatnya. Gue akan jujur kalau kaki gue sudah bisa berjalan normal."

"Baiklah."

"Tapi gue mau ngasih tahu sesuatu!"

"Apa?"

"Gue sudah hapal doa pemanasan olahraga (wudhu) dan juga doa olahraga intinya (sholat)."

"Benarkah!"

Sungguh Malik terkejut mendengarnya walau ada rasa bahagia di hati Malik. Malik jadi penasaran apa benar Aurel sudah hapal semuanya dalam kurun waktu tiga puluh lima jam.

"Lo remehkan gue?"

"Tidak! Coba baca aku pengen dengar?"

"Dengar baik-baik ya. Awas lo terpesona?"

"Hm!"

Aurel mulai mempraktekan dengan gerakannya dari mulai doa wudhu. Sudah selesai Aurel langsung membaca doa-doa dalam sholatnya sampai tuntas, lugas dan jelas bahkan tak ada sedikitpun yang terlewatkan.

"Bagaimana? benarkan?"

Malik terdiam sungguh tak menyangka jika Aurel tak bohong. Bahkan Aurel membacanya dengan lancar tak ada sedikitpun yang terlewatkan.

Sungguh siapa Aurel sebenarnya kenapa bisa dengan cepat menghafalnya, pikir Malik.

"Hey, kenapa lo bengong. Gue bilang jangan terpesona!"

"Masyaallah, Aurel. Subhanallah bacaan kamu lancar dan lugas. Bagaimana bisa kamu secepat ini hapal bahkan tak tertinggal sedikitpun?"

"Gue gitu loh. Jangan remehkan gue, gini-gini gue paling pintar di antara murid lain. Menghafal doa begitu saja gampang. Bahkan dulu gue harus menghapal kosa kata bahasa arab saja cuma butuh tiga hari. Apalagi ini cuma sedikit."

Sombong Aurel membuat Malik menggelengkan kepala. Sungguh di balik sikap Aurel yang judes dan ceplas-ceplos ternyata ada keistimewaan di balik semuanya.

Bahkan Malik terkagum-kagum mendengarnya. Seolah Aurel sudah hapal sejak awal.

"Gue jadi gak sabar pengen cepat-cepat sembuh dan mempraktekkannya!"

"Amin, semoga Tuhan mendengar ke inginkan kamu."

Senyum Aurel seketika hilang tatkala mendengar Malik bicara seperti itu. Bahkan raut wajah Aurel jadi berubah.

"Kenapa? Apa aku salah bicara?"

Tanya Malik bingung dengan perubahan sikap Aurel.

"Tuhan tak akan pernah mendengar keinginan gue!"

"Yakinlah, aku yakin Tuhan mendengarnya!"

Bagaimana gue bisa percaya Malik. Sudah belasan tahun Tuhan tak pernah mengabulkan keinginan gue. Apa sekarang gue harus tetap percaya?

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

Terpopuler

Comments

Dwi Sulistyaningsih

Dwi Sulistyaningsih

Alasan kau fergusoo🤣

2024-01-28

2

Dwi Sulistyaningsih

Dwi Sulistyaningsih

ehhhh

2024-01-28

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tabrakan
2 Bab 2 Aurel
3 Bab 3 Bukankah aku juga anak ayah?
4 Bab 4 Terus mencari
5 Bab 5 Rumah Adam Hawa
6 Bab 6 Doa pertama
7 Bab 7 Perasaan Aurel
8 Bab 8 Kekesalan Aurel
9 Bab 9 Rasa sakit
10 Bab 10 Tidak adil
11 Bab 11 Gue mau sama lo, titik.
12 Bab 12 Suara aneh, tempat aneh
13 Bab 13 Suara adzan
14 Bab 14 Sikap Aurel
15 Bab 15 Sholat
16 Bab 16 Tiba-tiba berubah
17 Bab 17 Belajar wudhu dan shalat
18 Bab 18 Omong kosong
19 Bab 19 Khawatir
20 Bab 20 Akan tetap percaya
21 Bab 21 Kenapa dengan dadaku?
22 Bab 22 Aku yakin Aurel berbeda!
23 Bab 23 Tatapan tak suka Raja
24 Bab 24 Sebuah kejujuran
25 Bab 25 Pergi
26 Bab 26 Isi hati Aurel
27 Bab 27 Saling memaafkan
28 Bab 28 Pertengkaran
29 Bab 29 Aku pulang
30 Bab 30 Pakar permasalahan
31 Bab 31 Kedatangan dua sahabat
32 Bab 32 Sahabat beda agama
33 Bab 33 Ayah!
34 Bab 34 Waalaikumsalam bunda
35 Bab 35 Masa lalu Malik
36 Bab 36 Memohon ampun
37 Bab 37 Bertemu seseorang!
38 Bab 38 Orang baik
39 Bab 39 Teman baru
40 Bab 40 Menolong
41 Bab 41 Pemandangan indah
42 Bab 42 Cahaya iman
43 Bab 43 Semangat kerja
44 Bab 44 Indri Nugroho
45 Bab 45 Pertemuan yang tak terduga
46 Bab 46 sang pemilik suara merdu itu ...
47 Bab 47 Pindah tugas
48 Bab 48 Merajuk
49 Bab 49 Sepenggal kesakitan
50 Bab 50 Memaafkan
51 Bab 51 Selalu saja begitu!
52 Bab 52 Pertemuan kita sebuah takdir!
53 Bab 53 (Aurel) Pencari keyakinan akan tuhan
54 Bab 54 SARAH
55 Bab 55 Astaghfirullah!
56 Bab 56 Aib yang viral
57 Bab 57 Hasutan
58 Bab 58 Khawatir nya para sahabat
59 Bab 59 Bukan putri saya
60 Bab 60 Di sini sakit, sangat sakit!!
61 Bab 61 Abang
62 Bab 62 Malik
63 Bab 63 Permintaan Malik
64 Bab 64 Alhamdulillah
65 Bab 65 Mulai ragu
66 Bab 66 Apa om mencintai mama?
67 Bab 67 Ketegangan
68 Bab 68 Saya setuju
69 Bab 69 Putra, putri
70 Bab 70 Perasaan Indri
71 Bab 71 Jantungan masal
72 Bab 72 Gadis berbaju pink?
73 Bab 73 Cie, yang lagi pdkt
74 Bab 74 Dia bukan putriku!
75 Bab 75 Bersyukur lah .....
76 Bab 76 Ya Allah ...
77 Bab 77 Sah
78 Bab 78 Maaf jika Aurel cengeng!
79 Bab 79 Musibah di balik Masalah
80 Bab 80 Nikahi Nisa!
81 Bab 81 Pasangan halal
82 Bab 82 Om--
83 Bab 83 Sama-sama sayang
84 Bab 84 Gadis istimewa
85 Bab 85 Umma
86 Bab 86 Kehangatan sebuah pelukan
87 Bab 87 Terimakasih, Albi
88 Bab 88 Kalau gagal bagaimana Bun?
89 Bab 89 Gara-gara kue
90 Bab 90 Setitik ujian
91 Bab 91 Pembohong
92 Bab 92 Ik-ikhlas kan--
93 Bab 93 Albi ada di sini!
94 Bab 94 Lelah
95 Bab 95 Ke-kenapa bukan aku!
96 Bab 96 Ukiran nama (Indri Nugroho)
97 Bab 97 Sadar
98 Bab 98 Albi mau--
99 Bab 99 Bukan yang pertama
100 Bab 100 Mandi bareng
101 Bab 101 Nona muda
102 Bab 102 Identitas
103 Bab 103 Sama-sama belajar
104 Bab 104 Akan om coba
105 Bab 105 Best husband, I love you!
106 Bab 106 Barakallah fi umrik.
107 Bab 107 Pengalaman memang tak akan bohong.
108 Bab 108 Berita heboh
109 Bab 109 Aku menginginkan mu,
110 Bab 110 Malam mencengkram
111 Bab 111 Entah sedih atau bahagia
112 Bab 112 Terimakasih bunda
113 Bab 113 Tunggu, Ibrahim!!
114 Bab 114 Beri Albi waktu
115 Bab 115 Penjelasan Malik
116 Bab 116 Nisa masuk rumah sakit
117 Bab 117 Merepotkan
118 Bab 118 Bau-bau pelakor
119 Bab 119 Nisa itu adalah Hajar
120 Bab 120 Memata-matai
121 Bab 121 Keputusan Aurel
122 Bab 122 Sekarat
123 Bab 123 Kisah Isabela
124 Bab 124 Makannya jangan banyak pikiran.
125 Bab 125 Biadab
126 Bab 126 Meminjam nama besar keluarga
127 Bab 127 Mengagumkan
128 Bab 128 Salim
129 Bab 129 Konferensi pers
130 Bab 130 balasan dari setiap perbuatan
131 Bab 131 Kepolosan Nisa
132 Bab 132 Tentang Nisa
133 Minal aidzin wal Faidzin
134 Bab 133 Minta maaf
135 Bab 134 Tubuh saya
136 Bab 135 Keputusan kakek
137 Bab 136 Maafkan saya
138 Bab 137 Resepsi pernikahan
139 Bab 138 Kakek!
140 Bab 139 Aku ibu nya
141 Bab 140 Melahirkan
142 Bab 141 Baby A
143 Bab 142 Kecupan plus-plus
144 Bab 143 Kemarahan Nisa
145 Bab 144 Rindu yang membelenggu
146 Bab 145 Abang terbaik
147 Bab 146 Kangen
148 Bab 147 Sang asisten
149 Bab 148 Aku tak rela
150 Bab 149 Adik untuk baby A
151 Bab 150 Tak sadarkan diri
152 Bab 151 Muhamad Athar Zayn Nugroho
153 Bab 152 Berusaha jadi ibu yang baik.
154 Bab 153 Salah faham
155 Bab 154 Merasa tak enak dan kesal
156 Bab 155 Menginap
157 Bab 156 Kabar bahagia
158 Bab 157 Pernikahan Intan dan Rangga
159 Bab 158 Semoga Istiqomah
160 Bab 159 Lamaran
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Tabrakan
2
Bab 2 Aurel
3
Bab 3 Bukankah aku juga anak ayah?
4
Bab 4 Terus mencari
5
Bab 5 Rumah Adam Hawa
6
Bab 6 Doa pertama
7
Bab 7 Perasaan Aurel
8
Bab 8 Kekesalan Aurel
9
Bab 9 Rasa sakit
10
Bab 10 Tidak adil
11
Bab 11 Gue mau sama lo, titik.
12
Bab 12 Suara aneh, tempat aneh
13
Bab 13 Suara adzan
14
Bab 14 Sikap Aurel
15
Bab 15 Sholat
16
Bab 16 Tiba-tiba berubah
17
Bab 17 Belajar wudhu dan shalat
18
Bab 18 Omong kosong
19
Bab 19 Khawatir
20
Bab 20 Akan tetap percaya
21
Bab 21 Kenapa dengan dadaku?
22
Bab 22 Aku yakin Aurel berbeda!
23
Bab 23 Tatapan tak suka Raja
24
Bab 24 Sebuah kejujuran
25
Bab 25 Pergi
26
Bab 26 Isi hati Aurel
27
Bab 27 Saling memaafkan
28
Bab 28 Pertengkaran
29
Bab 29 Aku pulang
30
Bab 30 Pakar permasalahan
31
Bab 31 Kedatangan dua sahabat
32
Bab 32 Sahabat beda agama
33
Bab 33 Ayah!
34
Bab 34 Waalaikumsalam bunda
35
Bab 35 Masa lalu Malik
36
Bab 36 Memohon ampun
37
Bab 37 Bertemu seseorang!
38
Bab 38 Orang baik
39
Bab 39 Teman baru
40
Bab 40 Menolong
41
Bab 41 Pemandangan indah
42
Bab 42 Cahaya iman
43
Bab 43 Semangat kerja
44
Bab 44 Indri Nugroho
45
Bab 45 Pertemuan yang tak terduga
46
Bab 46 sang pemilik suara merdu itu ...
47
Bab 47 Pindah tugas
48
Bab 48 Merajuk
49
Bab 49 Sepenggal kesakitan
50
Bab 50 Memaafkan
51
Bab 51 Selalu saja begitu!
52
Bab 52 Pertemuan kita sebuah takdir!
53
Bab 53 (Aurel) Pencari keyakinan akan tuhan
54
Bab 54 SARAH
55
Bab 55 Astaghfirullah!
56
Bab 56 Aib yang viral
57
Bab 57 Hasutan
58
Bab 58 Khawatir nya para sahabat
59
Bab 59 Bukan putri saya
60
Bab 60 Di sini sakit, sangat sakit!!
61
Bab 61 Abang
62
Bab 62 Malik
63
Bab 63 Permintaan Malik
64
Bab 64 Alhamdulillah
65
Bab 65 Mulai ragu
66
Bab 66 Apa om mencintai mama?
67
Bab 67 Ketegangan
68
Bab 68 Saya setuju
69
Bab 69 Putra, putri
70
Bab 70 Perasaan Indri
71
Bab 71 Jantungan masal
72
Bab 72 Gadis berbaju pink?
73
Bab 73 Cie, yang lagi pdkt
74
Bab 74 Dia bukan putriku!
75
Bab 75 Bersyukur lah .....
76
Bab 76 Ya Allah ...
77
Bab 77 Sah
78
Bab 78 Maaf jika Aurel cengeng!
79
Bab 79 Musibah di balik Masalah
80
Bab 80 Nikahi Nisa!
81
Bab 81 Pasangan halal
82
Bab 82 Om--
83
Bab 83 Sama-sama sayang
84
Bab 84 Gadis istimewa
85
Bab 85 Umma
86
Bab 86 Kehangatan sebuah pelukan
87
Bab 87 Terimakasih, Albi
88
Bab 88 Kalau gagal bagaimana Bun?
89
Bab 89 Gara-gara kue
90
Bab 90 Setitik ujian
91
Bab 91 Pembohong
92
Bab 92 Ik-ikhlas kan--
93
Bab 93 Albi ada di sini!
94
Bab 94 Lelah
95
Bab 95 Ke-kenapa bukan aku!
96
Bab 96 Ukiran nama (Indri Nugroho)
97
Bab 97 Sadar
98
Bab 98 Albi mau--
99
Bab 99 Bukan yang pertama
100
Bab 100 Mandi bareng
101
Bab 101 Nona muda
102
Bab 102 Identitas
103
Bab 103 Sama-sama belajar
104
Bab 104 Akan om coba
105
Bab 105 Best husband, I love you!
106
Bab 106 Barakallah fi umrik.
107
Bab 107 Pengalaman memang tak akan bohong.
108
Bab 108 Berita heboh
109
Bab 109 Aku menginginkan mu,
110
Bab 110 Malam mencengkram
111
Bab 111 Entah sedih atau bahagia
112
Bab 112 Terimakasih bunda
113
Bab 113 Tunggu, Ibrahim!!
114
Bab 114 Beri Albi waktu
115
Bab 115 Penjelasan Malik
116
Bab 116 Nisa masuk rumah sakit
117
Bab 117 Merepotkan
118
Bab 118 Bau-bau pelakor
119
Bab 119 Nisa itu adalah Hajar
120
Bab 120 Memata-matai
121
Bab 121 Keputusan Aurel
122
Bab 122 Sekarat
123
Bab 123 Kisah Isabela
124
Bab 124 Makannya jangan banyak pikiran.
125
Bab 125 Biadab
126
Bab 126 Meminjam nama besar keluarga
127
Bab 127 Mengagumkan
128
Bab 128 Salim
129
Bab 129 Konferensi pers
130
Bab 130 balasan dari setiap perbuatan
131
Bab 131 Kepolosan Nisa
132
Bab 132 Tentang Nisa
133
Minal aidzin wal Faidzin
134
Bab 133 Minta maaf
135
Bab 134 Tubuh saya
136
Bab 135 Keputusan kakek
137
Bab 136 Maafkan saya
138
Bab 137 Resepsi pernikahan
139
Bab 138 Kakek!
140
Bab 139 Aku ibu nya
141
Bab 140 Melahirkan
142
Bab 141 Baby A
143
Bab 142 Kecupan plus-plus
144
Bab 143 Kemarahan Nisa
145
Bab 144 Rindu yang membelenggu
146
Bab 145 Abang terbaik
147
Bab 146 Kangen
148
Bab 147 Sang asisten
149
Bab 148 Aku tak rela
150
Bab 149 Adik untuk baby A
151
Bab 150 Tak sadarkan diri
152
Bab 151 Muhamad Athar Zayn Nugroho
153
Bab 152 Berusaha jadi ibu yang baik.
154
Bab 153 Salah faham
155
Bab 154 Merasa tak enak dan kesal
156
Bab 155 Menginap
157
Bab 156 Kabar bahagia
158
Bab 157 Pernikahan Intan dan Rangga
159
Bab 158 Semoga Istiqomah
160
Bab 159 Lamaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!