Bab 3 Bukankah aku juga anak ayah?

Malik menyiapkan makan untuk Aurel karena sendari sadar Aurel belum makan apapun. Malik tak ingin Aurel lama sakitnya hingga ia harus lama juga merawatnya.

"Mau apa Lo?"

"Menyuapi mu makan, kau harus makan agar cepat sehat,"

"Gak mau, sana pergi kenapa masih di sini?"

Ketus Aurel tak bersahabat seperti nya Malik harus menyiapkan kesabarannya merawat gadis yang tak tahu asal usulnya tapi Malik harus bertanggung jawab.

"Kamu harus makan Aurel, biar cepat sembuh."

"Baiklah, gue mau sendiri?"

"Tidak, aku akan menyuapi mu?"

"Hey, yang sakit itu kepala, kaki dan hati gue bukan kedua tangan gue. Jadi gue masih bisa makan menggunakan tangan gue!"

"Baiklah!"

Pasrah Malik tak mau berdebat kembali karena yang di katakan Aurel memang benar. Yang sakit itu, kepala, kaki dan hatinya bulan tangan.

Sial!

Gadis kecil ini membuat Malik terus bersabar padahal Malik masih belajar apa namanya sabar.

Aurel melirik sekilas pada Malik yang sibuk memainkan ponselnya.

Aurel tak habis pikir kenapa Malik masih di sana padahal Aurel sendari tadi terus mengusirnya.

"Aku tahu aku tampan,"

"Cih, kenapa Lo masih di sini. Pergi sana?"

"Sudah ku bilang, aku akan bertanggung jawab merawat mu sampai sembuh. Jika kau sudah bisa berjalan lagi baru aku akan pergi tanpa kamu usir,"

"Terserah, tapi gue tak butuh tanggung jawab lo."

"Bukankah kamu bilang tak punya keluarga, jika saya pergi lantas siapa yang merawat mu?"

"Apa peduli mu?"

Ya, apa peduli Malik padahal bisa saja Malik meninggalkan Aurel apalagi ia sudah membayar semua biaya pengobatan Aurel sepenuhnya.

Entahlah, Malik hanya kasihan saja mengingat Aurel tak punya keluarga apalagi melihat sikap Aurel yang seperti itu membuat Malik takut Aurel melakukan hal yang aneh-aneh. Karena seperti nya Aurel tak peduli dengan hidupnya.

"Istirahat lah, saya ada urusan di luar,"

Malik pergi begitu saja karena melihat acuh tak acuh Aurel bahkan Aurel cuek bebek.

Entah kenapa Malik jadi penasaran bagaimana kehidupan Aurel kenapa gadis itu mau bunuh diri.

Apa kehidupannya memang sesakit itu hingga membuat Aurel bersikap begitu.

Sebelum pulang Malik terlebih dahulu sholat ashar. Malik tahu ia juga makhluk penuh dosa namun Malik sedang berusaha menjadi diri yang baik.

Sudah sholat Malik langsung pulang mengingat ia dari kemaren belum pulang. Malik takut anak-anak panti mengkhawatirkan nya.

Malik Ibrahim Al-karim laki-laki matang di mana usinya sudah menginjak usia dua puluh tujuh tahun.

Tinggal di panti asuhan karena sebuah alasan namun di sana Malik bisa menemukan dirinya sendiri.

Belajar agama di mana dulu Malik tak mengenalnya. Oleh bimbingan seseorang baik hati membuat mata hati Malik terbuka jika Tuhan itu ada sangat ada bahkan dekat dengan hambanya.

Sebelum ke panti Malik membelikan makanan untuk anak-anak panti.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh!"

Jawab serempak anak-anak berlari menghampiri Malik dengan senyum cerianya.

"Kak Malik!!"

Satu persatu anak-anak menyalami Malik membuat Malik tersenyum.

"Kakak bawa makanan untuk kalian,"

"Hore!"

"Sinta bantu kakak bagikan?"

"Baik kak Malik."

Sinta membantu Malik membagi rata kue yang Malik bawa pada anak-anak lain.

Sinta yang paling tua di antara anak-anak lain. Gadis yang sedang duduk di bangku kelas X. Namun usianya yang baru menginjak enam belas tahun Sinta sudah sangat dewasa dalam berpikir.

Semua anak-anak duduk di kursi dengan tertib di mana tempat mereka makan.

"Kakak dari mana kenapa kemaren tak pulang?"

Tanya Sinta ketika sudah membagikan kue pada anak-anak.

"Maafkan kakak, kemaren kakak menabrak seseorang!"

"Astaghfirullah, apa korban tak apa kak?"

"Alhamdulillah baik-baik saja, tapi kakak harus menjaganya karena beliau tak punya keluarga."

"Jadi kakak akan bulak balik ke rumah sakit?"

"Iya! Maafkan kakak ya!"

"Tidak apa-apa kak, Sinta mengerti. Kakak jangan khawatir di sini kami baik-baik saja apalagi ada kak Raja yang menjaga kami. Kak Mawar juga selalu datang untuk mengajar ngaji!"

"Alhamdulillah kakak lega kalau begitu. Kakak ke kamar dulu ya mau ganti baju setelah itu mau kembali ke rumah sakit lagi."

"Baik kak!"

Malik masuk ke dalam rumah cukup besar. Sebenarnya rumah itu bukan panti asuhan melainkan rumah megah di mana pemiliknya sudah meninggal. Semasa hidupnya sepasang suami istri tak punya anak dan mereka mengasuh anak-anak jalanan dan menganggap mereka anak hingga rumah itu di namakan rumah Adam Hawa di mana sepasang suami istri itu kebetulan namanya pak Adam dan Bunda Hawa.

Malik tinggal di sana ketika hidupnya di selamatkan oleh pak Adam dan tinggal di sana hingga sampai saat ini Malik lah yang bertanggung jawab atas anak-anak yang dulu di rawat pak Adam dan bunda Hawa.

Sinta anak pertama yang pak Adam dan bunda Hawa rawat sebelum anak-anak lain.

Sudah mandi dan berganti pakaian Malik sudah siap kembali ke rumah sakit karena takut Aurel melakukan hal bodoh lagi.

"Kakak sudah mau berangkat?"

Tanya Sinta tiba-tiba membuat Malik menghentikan langkahnya.

"Iya Sinta. Tolong jaga anak-anak ya jika ada apa-apa telepon kakak atau kak Raja ya?"

"Baik kak, jangan khawatir!"

"Ya sudah, kakak pergi dulu."

"Hati-hati kak?"

"Siap!"

Malik langsung pergi kerumah sakit dengan perasaan tak menentu.

Padahal Aurel hanya orang asing yang tak tahu asal usulnya tapi kenapa Malik sangat mengkhawatirkan.

Bukan khawatir melainkan Malik tak ingin ada orang yang melakukan hal bodoh lagi seperti yang ia lakukan dulu.

Itulah Malik capek-capek harus merawat Aurel walau Aurel tak menginginkannya. Bahkan Aurel hanya ingin mati tapi seperti nya nyawanya masih banyak.

Bahkan Aurel masa bodo dengan hidupnya toh tak ada yang peduli padanya.

Ayah, mama semuanya hanya sibuk mengurusi urusannya masing-masing tanpa peduli dirinya sendari dulu.

Punya kedua orang tua namun Aurel merasa tak punya. Itulah kenapa Aurel menjawab tidak ketika Malik bertanya tentang kedua orang tuanya.

Bagi Aurel mereka sudah mati, mengingat semua itu membuat Aurel mengepalkan kedua tangannya kuat.

Aurel membenci semuanya sungguh dada Aurel sangat sakit.

Bayang-bayang sang ayah merangkul mesra seorang gadis seusianya atau mungkin lebih dan memperlakukannya dengan manja.

"Kenapa Ayah lakukan ini yah. Bukankah aku juga anak ayah."

Gumam Aurel sakit sungguh sangat sakit ketika tak di akui. Bertahun-tahun menginginkan pengakuan sang ayah namun yang ia terima hanya kesakitan.

"Kenapa ayah memilih wanita itu, apa aku benar-benar bukan anak ayah seperti yang ayah katakan!"

"Kalian jahat, semuanya jahat tak ada yang sayang padaku. Aku benci kalian aku benci hiks ..."

Aurel meringkuk memeluk tubuhnya erat tak peduli kakinya yang sakit.

Tak ada yang bisa menggambarkan sakitnya tak di akui.

Malik menghentikan penggerakan ya mendengar Aurel menangis. Bahkan bisa Malik lihat punggung Aurel terguncang.

Sungguh Malik sangat penasaran apa yang membuat Aurel seperti itu.

Malik menutup kembali pintu dengan hati-hati takut Aurel menyadarinya.

Malik memilih menunggu di luar saja sampai Aurel puas meluapkan kesesakannya.

Semoga saja ponsel Aurel bisa hidup kembali dan Malik ingin melihat siapa yang akan di hubungi Aurel.

Setidaknya Malik akan tahu di mana panti asuhan tempat tinggal Aurel.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ...

Terpopuler

Comments

Dwi Sulistyaningsih

Dwi Sulistyaningsih

Lah, bener juga sih🤭.

2024-01-24

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tabrakan
2 Bab 2 Aurel
3 Bab 3 Bukankah aku juga anak ayah?
4 Bab 4 Terus mencari
5 Bab 5 Rumah Adam Hawa
6 Bab 6 Doa pertama
7 Bab 7 Perasaan Aurel
8 Bab 8 Kekesalan Aurel
9 Bab 9 Rasa sakit
10 Bab 10 Tidak adil
11 Bab 11 Gue mau sama lo, titik.
12 Bab 12 Suara aneh, tempat aneh
13 Bab 13 Suara adzan
14 Bab 14 Sikap Aurel
15 Bab 15 Sholat
16 Bab 16 Tiba-tiba berubah
17 Bab 17 Belajar wudhu dan shalat
18 Bab 18 Omong kosong
19 Bab 19 Khawatir
20 Bab 20 Akan tetap percaya
21 Bab 21 Kenapa dengan dadaku?
22 Bab 22 Aku yakin Aurel berbeda!
23 Bab 23 Tatapan tak suka Raja
24 Bab 24 Sebuah kejujuran
25 Bab 25 Pergi
26 Bab 26 Isi hati Aurel
27 Bab 27 Saling memaafkan
28 Bab 28 Pertengkaran
29 Bab 29 Aku pulang
30 Bab 30 Pakar permasalahan
31 Bab 31 Kedatangan dua sahabat
32 Bab 32 Sahabat beda agama
33 Bab 33 Ayah!
34 Bab 34 Waalaikumsalam bunda
35 Bab 35 Masa lalu Malik
36 Bab 36 Memohon ampun
37 Bab 37 Bertemu seseorang!
38 Bab 38 Orang baik
39 Bab 39 Teman baru
40 Bab 40 Menolong
41 Bab 41 Pemandangan indah
42 Bab 42 Cahaya iman
43 Bab 43 Semangat kerja
44 Bab 44 Indri Nugroho
45 Bab 45 Pertemuan yang tak terduga
46 Bab 46 sang pemilik suara merdu itu ...
47 Bab 47 Pindah tugas
48 Bab 48 Merajuk
49 Bab 49 Sepenggal kesakitan
50 Bab 50 Memaafkan
51 Bab 51 Selalu saja begitu!
52 Bab 52 Pertemuan kita sebuah takdir!
53 Bab 53 (Aurel) Pencari keyakinan akan tuhan
54 Bab 54 SARAH
55 Bab 55 Astaghfirullah!
56 Bab 56 Aib yang viral
57 Bab 57 Hasutan
58 Bab 58 Khawatir nya para sahabat
59 Bab 59 Bukan putri saya
60 Bab 60 Di sini sakit, sangat sakit!!
61 Bab 61 Abang
62 Bab 62 Malik
63 Bab 63 Permintaan Malik
64 Bab 64 Alhamdulillah
65 Bab 65 Mulai ragu
66 Bab 66 Apa om mencintai mama?
67 Bab 67 Ketegangan
68 Bab 68 Saya setuju
69 Bab 69 Putra, putri
70 Bab 70 Perasaan Indri
71 Bab 71 Jantungan masal
72 Bab 72 Gadis berbaju pink?
73 Bab 73 Cie, yang lagi pdkt
74 Bab 74 Dia bukan putriku!
75 Bab 75 Bersyukur lah .....
76 Bab 76 Ya Allah ...
77 Bab 77 Sah
78 Bab 78 Maaf jika Aurel cengeng!
79 Bab 79 Musibah di balik Masalah
80 Bab 80 Nikahi Nisa!
81 Bab 81 Pasangan halal
82 Bab 82 Om--
83 Bab 83 Sama-sama sayang
84 Bab 84 Gadis istimewa
85 Bab 85 Umma
86 Bab 86 Kehangatan sebuah pelukan
87 Bab 87 Terimakasih, Albi
88 Bab 88 Kalau gagal bagaimana Bun?
89 Bab 89 Gara-gara kue
90 Bab 90 Setitik ujian
91 Bab 91 Pembohong
92 Bab 92 Ik-ikhlas kan--
93 Bab 93 Albi ada di sini!
94 Bab 94 Lelah
95 Bab 95 Ke-kenapa bukan aku!
96 Bab 96 Ukiran nama (Indri Nugroho)
97 Bab 97 Sadar
98 Bab 98 Albi mau--
99 Bab 99 Bukan yang pertama
100 Bab 100 Mandi bareng
101 Bab 101 Nona muda
102 Bab 102 Identitas
103 Bab 103 Sama-sama belajar
104 Bab 104 Akan om coba
105 Bab 105 Best husband, I love you!
106 Bab 106 Barakallah fi umrik.
107 Bab 107 Pengalaman memang tak akan bohong.
108 Bab 108 Berita heboh
109 Bab 109 Aku menginginkan mu,
110 Bab 110 Malam mencengkram
111 Bab 111 Entah sedih atau bahagia
112 Bab 112 Terimakasih bunda
113 Bab 113 Tunggu, Ibrahim!!
114 Bab 114 Beri Albi waktu
115 Bab 115 Penjelasan Malik
116 Bab 116 Nisa masuk rumah sakit
117 Bab 117 Merepotkan
118 Bab 118 Bau-bau pelakor
119 Bab 119 Nisa itu adalah Hajar
120 Bab 120 Memata-matai
121 Bab 121 Keputusan Aurel
122 Bab 122 Sekarat
123 Bab 123 Kisah Isabela
124 Bab 124 Makannya jangan banyak pikiran.
125 Bab 125 Biadab
126 Bab 126 Meminjam nama besar keluarga
127 Bab 127 Mengagumkan
128 Bab 128 Salim
129 Bab 129 Konferensi pers
130 Bab 130 balasan dari setiap perbuatan
131 Bab 131 Kepolosan Nisa
132 Bab 132 Tentang Nisa
133 Minal aidzin wal Faidzin
134 Bab 133 Minta maaf
135 Bab 134 Tubuh saya
136 Bab 135 Keputusan kakek
137 Bab 136 Maafkan saya
138 Bab 137 Resepsi pernikahan
139 Bab 138 Kakek!
140 Bab 139 Aku ibu nya
141 Bab 140 Melahirkan
142 Bab 141 Baby A
143 Bab 142 Kecupan plus-plus
144 Bab 143 Kemarahan Nisa
145 Bab 144 Rindu yang membelenggu
146 Bab 145 Abang terbaik
147 Bab 146 Kangen
148 Bab 147 Sang asisten
149 Bab 148 Aku tak rela
150 Bab 149 Adik untuk baby A
151 Bab 150 Tak sadarkan diri
152 Bab 151 Muhamad Athar Zayn Nugroho
153 Bab 152 Berusaha jadi ibu yang baik.
154 Bab 153 Salah faham
155 Bab 154 Merasa tak enak dan kesal
156 Bab 155 Menginap
157 Bab 156 Kabar bahagia
158 Bab 157 Pernikahan Intan dan Rangga
159 Bab 158 Semoga Istiqomah
160 Bab 159 Lamaran
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Tabrakan
2
Bab 2 Aurel
3
Bab 3 Bukankah aku juga anak ayah?
4
Bab 4 Terus mencari
5
Bab 5 Rumah Adam Hawa
6
Bab 6 Doa pertama
7
Bab 7 Perasaan Aurel
8
Bab 8 Kekesalan Aurel
9
Bab 9 Rasa sakit
10
Bab 10 Tidak adil
11
Bab 11 Gue mau sama lo, titik.
12
Bab 12 Suara aneh, tempat aneh
13
Bab 13 Suara adzan
14
Bab 14 Sikap Aurel
15
Bab 15 Sholat
16
Bab 16 Tiba-tiba berubah
17
Bab 17 Belajar wudhu dan shalat
18
Bab 18 Omong kosong
19
Bab 19 Khawatir
20
Bab 20 Akan tetap percaya
21
Bab 21 Kenapa dengan dadaku?
22
Bab 22 Aku yakin Aurel berbeda!
23
Bab 23 Tatapan tak suka Raja
24
Bab 24 Sebuah kejujuran
25
Bab 25 Pergi
26
Bab 26 Isi hati Aurel
27
Bab 27 Saling memaafkan
28
Bab 28 Pertengkaran
29
Bab 29 Aku pulang
30
Bab 30 Pakar permasalahan
31
Bab 31 Kedatangan dua sahabat
32
Bab 32 Sahabat beda agama
33
Bab 33 Ayah!
34
Bab 34 Waalaikumsalam bunda
35
Bab 35 Masa lalu Malik
36
Bab 36 Memohon ampun
37
Bab 37 Bertemu seseorang!
38
Bab 38 Orang baik
39
Bab 39 Teman baru
40
Bab 40 Menolong
41
Bab 41 Pemandangan indah
42
Bab 42 Cahaya iman
43
Bab 43 Semangat kerja
44
Bab 44 Indri Nugroho
45
Bab 45 Pertemuan yang tak terduga
46
Bab 46 sang pemilik suara merdu itu ...
47
Bab 47 Pindah tugas
48
Bab 48 Merajuk
49
Bab 49 Sepenggal kesakitan
50
Bab 50 Memaafkan
51
Bab 51 Selalu saja begitu!
52
Bab 52 Pertemuan kita sebuah takdir!
53
Bab 53 (Aurel) Pencari keyakinan akan tuhan
54
Bab 54 SARAH
55
Bab 55 Astaghfirullah!
56
Bab 56 Aib yang viral
57
Bab 57 Hasutan
58
Bab 58 Khawatir nya para sahabat
59
Bab 59 Bukan putri saya
60
Bab 60 Di sini sakit, sangat sakit!!
61
Bab 61 Abang
62
Bab 62 Malik
63
Bab 63 Permintaan Malik
64
Bab 64 Alhamdulillah
65
Bab 65 Mulai ragu
66
Bab 66 Apa om mencintai mama?
67
Bab 67 Ketegangan
68
Bab 68 Saya setuju
69
Bab 69 Putra, putri
70
Bab 70 Perasaan Indri
71
Bab 71 Jantungan masal
72
Bab 72 Gadis berbaju pink?
73
Bab 73 Cie, yang lagi pdkt
74
Bab 74 Dia bukan putriku!
75
Bab 75 Bersyukur lah .....
76
Bab 76 Ya Allah ...
77
Bab 77 Sah
78
Bab 78 Maaf jika Aurel cengeng!
79
Bab 79 Musibah di balik Masalah
80
Bab 80 Nikahi Nisa!
81
Bab 81 Pasangan halal
82
Bab 82 Om--
83
Bab 83 Sama-sama sayang
84
Bab 84 Gadis istimewa
85
Bab 85 Umma
86
Bab 86 Kehangatan sebuah pelukan
87
Bab 87 Terimakasih, Albi
88
Bab 88 Kalau gagal bagaimana Bun?
89
Bab 89 Gara-gara kue
90
Bab 90 Setitik ujian
91
Bab 91 Pembohong
92
Bab 92 Ik-ikhlas kan--
93
Bab 93 Albi ada di sini!
94
Bab 94 Lelah
95
Bab 95 Ke-kenapa bukan aku!
96
Bab 96 Ukiran nama (Indri Nugroho)
97
Bab 97 Sadar
98
Bab 98 Albi mau--
99
Bab 99 Bukan yang pertama
100
Bab 100 Mandi bareng
101
Bab 101 Nona muda
102
Bab 102 Identitas
103
Bab 103 Sama-sama belajar
104
Bab 104 Akan om coba
105
Bab 105 Best husband, I love you!
106
Bab 106 Barakallah fi umrik.
107
Bab 107 Pengalaman memang tak akan bohong.
108
Bab 108 Berita heboh
109
Bab 109 Aku menginginkan mu,
110
Bab 110 Malam mencengkram
111
Bab 111 Entah sedih atau bahagia
112
Bab 112 Terimakasih bunda
113
Bab 113 Tunggu, Ibrahim!!
114
Bab 114 Beri Albi waktu
115
Bab 115 Penjelasan Malik
116
Bab 116 Nisa masuk rumah sakit
117
Bab 117 Merepotkan
118
Bab 118 Bau-bau pelakor
119
Bab 119 Nisa itu adalah Hajar
120
Bab 120 Memata-matai
121
Bab 121 Keputusan Aurel
122
Bab 122 Sekarat
123
Bab 123 Kisah Isabela
124
Bab 124 Makannya jangan banyak pikiran.
125
Bab 125 Biadab
126
Bab 126 Meminjam nama besar keluarga
127
Bab 127 Mengagumkan
128
Bab 128 Salim
129
Bab 129 Konferensi pers
130
Bab 130 balasan dari setiap perbuatan
131
Bab 131 Kepolosan Nisa
132
Bab 132 Tentang Nisa
133
Minal aidzin wal Faidzin
134
Bab 133 Minta maaf
135
Bab 134 Tubuh saya
136
Bab 135 Keputusan kakek
137
Bab 136 Maafkan saya
138
Bab 137 Resepsi pernikahan
139
Bab 138 Kakek!
140
Bab 139 Aku ibu nya
141
Bab 140 Melahirkan
142
Bab 141 Baby A
143
Bab 142 Kecupan plus-plus
144
Bab 143 Kemarahan Nisa
145
Bab 144 Rindu yang membelenggu
146
Bab 145 Abang terbaik
147
Bab 146 Kangen
148
Bab 147 Sang asisten
149
Bab 148 Aku tak rela
150
Bab 149 Adik untuk baby A
151
Bab 150 Tak sadarkan diri
152
Bab 151 Muhamad Athar Zayn Nugroho
153
Bab 152 Berusaha jadi ibu yang baik.
154
Bab 153 Salah faham
155
Bab 154 Merasa tak enak dan kesal
156
Bab 155 Menginap
157
Bab 156 Kabar bahagia
158
Bab 157 Pernikahan Intan dan Rangga
159
Bab 158 Semoga Istiqomah
160
Bab 159 Lamaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!