Bab 9 Rasa sakit

Wajah cantik dan badan bagus memakai baju bagaimana pun terlihat cantik. Namun tidak dengan Aurel yang kesal karena harus memakai baju Malik yang kedodoran belum lagi celananya membuat Aurel seperti orang-orang sawah.

Penampilan Aurel menjadi pusat perhatian anak-anak mereka tersenyum lucu melihat tubuh mungil Aurel tenggelam di makan baju Malik.

Aurel menekuk wajahnya kesal karena harus menjadi bahan tertawaan anak-anak. Aurel menatap tajam Malik yang sama menertawakan.

"Kakak tetap cantik kok,"

Celetuk Siva tersenyum lembut menatap penuh kagum melihat wajah mulus Aurel tanpa noda.

"Ya, kakak tetap cantik walau pakai baju besar!"

Timpal Aurora gemas membuat Aurel melihat dua gadis yang menemaninya karena yang lain ikut pertandingan basket bersama Malik.

Aurel merasa risih di dekati tapi ia berusaha baik karena tak ingin membuat mereka ketakutan. Ini hanya sementara toh jika kaki Aurel sudah sembuh Aurel tak akan bisa merasakan kejengkelan ini lagi.

Harusnya sekarang Aurel bersenang-senang dengan para sahabatnya, gym dan juga nonton. Tapi Aurel seperti nya harus sabar dulu sampai kakinya sembuh.

Tawa anak-anak menggema membuat Aurel merasa ada rasa asing yang menghampiri dirinya namun Aurel menepisnya.

Fokus Aurel pada Malik yang entah kenapa terlihat tampan dengan senyum menawannya.

Apa Aurel benar-benar akan betah tinggal di sini. Di tempat yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Berbaur dengan anak-anak yang tak pernah tahu siapa orang tuanya. Sedang Aurel punya tapi ia merasa tak punya.

Di sini Malik bak ibu dan ayah bagi anak-anak, tawa mereka begitu lepas tanpa beban. Apa se-menyenangkan itu bermain dengan seorang ayah.

Aurel mengepalkan tangannya kuat rasa itu tak pernah ia rasakan.

Aurel pergi begitu saja ingin menyendiri entah kenapa mendengar tawa anak-anak membuat Aurel sakit. Kapan terakhir masa anak-anak Aurel tertawa lepas seperti itu. Hanya ada kesakitan, kehampaan yang Aurel rasakan.

Siva dan Aurora tak sadar akan kepergian Aurel karena mereka sibuk melihat pertandingan.

Aurel menekan tombol kursi rodanya menuju ke arah taman. Di sana sangat sepi mungkin ia bisa memenangkan pikirannya.

Apa se-menyedihkan itu kehidupan Aurel. Tak ada yang tahu rasa hampa nya dan rasa sakitnya.

Aurel menatap bunga yang terlihat mekar kenapa ia masih hidup jika hanya ada rasa sakit.

Punya ayah namun seakan tak punya. Mengemis pengakuan selama belasan tahun namun sampai saat ini tak pernah ia dapatkan.

Ayah?

Jangan memanggilku ayah, aku bukan ayah mu.

Pergi sana!

Aurel meremas lututnya kuat dengan dada sesak. Sungguh bayangan itu sangat menyakitkan. Lebih menyakitkan lagi ketika sang ayah malah pergi dengan anak lain.

"Kamu di sini!"

Deg ...

Aurel terkejut buru-buru menghapus air matanya. Tak ada yang boleh melihat kesedihannya tak boleh.

Malik berdiri di samping Aurel walau ada jarak di antara mereka.

"Aku akan pergi membeli baju untuk mu. Maaf aku lupa kemaren tak membelinya."

"Gue ikut?"

"Tidak!"

"Tapi lo tak tahu ukuran baju gue, dan gue juga tak mau lo membelikan gue baju mak-mak seperti mereka!"

Malik memutar bola matanya jengah Aurel selalu mengatakan hal yang menyinggung tentang apapun. Kini baju yang anak-anak pakai malah di sebut mak-mak. Padahal anak-anak memakai baju gamis dan Tunik sangat sopan. Tapi mulut Aurel sangat pedas dan tak bisa di rem.

"Itu namanya gamis dan Tunik, kamu pasti akan cocok memakai pakaian itu."

"Tidak! Awas saja lo jika membeli baju aneh begitu."

"Terserah aku!"

"Hey, pokok nya gue gak mau!"

Teriak Aurel namun Malik masa bodo ia tetap menjauh dari Aurel.

Aurel mendengus kesal karena Malik tak mengiyakan ucapannya. Awas saja jika Malik membeli baju aneh itu Aurel tak mau memakai nya.

"Kak Aurel!"

Teriak bocah SMP yang memakai kerudung kebesaran melihatnya aja membuat mata Aurel sakit. Apa tidak gerah, sungguh pakaian aneh, batin Aurel kesal.

"Kenalin aku Ara, ini Sindi dan ini Azizah kami di suruh kak Malik temani kakak!"

Oh no, gue pergi ke sini karena pusing lihat pakaian kalian. Dasar Malik sialan!!

Geram Aurel tertahan sungguh melihat anak-anak memakai kerudung kebesaran begitu membuat tubuh Aurel gerah sendiri.

Tapi Aurel hanya bisa diam dengan wajah di tekuk sungguh hidupnya kenapa sengsara begini harus tinggal dengan orang-orang yang berpakaian aneh.

"Kaki kakak pasti sakit ya?"

Udah tahu pake nanya nih bocah!

"Hm."

"Kak Malik bilang kakak begini karena ketabrak kak Malik,"

Gue yang nabrak-in sendiri, jangan sok tahu bocah.

"Benarkah?"

"Ya, kak Malik ngejelasin ke kami semua. Jadi kakak tenang saja kami akan menjaga kakak selama kakak di sini."

Siapa yang butuh kalian, sana pergi!

"Terimakasih, kalian baik banget!"

"Kami di sini di ajarkan saling tolong menolong, saling melindungi dan menyayangi. Andai masih apa bapak dan bunda pasti mereka senang kedatangan keluarga baru."

Aurel menautkan kedua alisnya bingung siapa yang anak-anak maksud. Tapi Aurel masa bodo tak peduli siapapun yang anak-anak bahas. Bahkan Aurel berkali-kali mengorek telinganya karena berisik akan ocehan tiga gadis ini. Yang nampak antusias menceritakan bapak dan bunda entah siapa mereka.

Stop bocah, telinga gue sakit dengar ocehan kalian.

Sial ini bocah, tak cape apa nyerocos terus sampai berbusa gitu.

Gue gak budeg kali!

Aurel terus saja ngedumel dengan kekesalan yang memuncak.

Sungguh telinga Aurel sangat sakit dan rasanya kepala Aurel mau pecah.

"Semoga kakak betah ya?"

"Ah, i-iya!"

Aurel gelagapan ketika ketiga bocah yang menemaninya menatap ke arahnya.

Allahuakbar Allahuakbar ...

"Alhamdulillah!"

Ucap serempak ketiga gadis itu tatkala mendengar adzan dzuhur.

Mereka tak menyangka jika waktu begitu cepat berputar sampai tak terasa sudah dzuhur lagi.

"Kakak kami pergi mau sholat dulu ya!"

"Hm, ya!"

Pergi dari tadi kek,

"Oh tuhan nyanyian ini lagi!"

Geram Aurel menutup telinganya rasanya berisik sekali.

Sungguh Aurel tak habis pikir kenapa suara ini sangatlah berisik dan juga sering terdengar.

Seperti nya Aurel harus meminta Malik membelikannya earphone. Supaya ketika mendengar nyanyian aneh ini Aurel tinggal menyetel musik. Bagi Aurel suara adzan membuat telinganya sakit.

Sungguh masih ada manusia yang benar-benar gelap dalam agama. Entah bagaimana kehidupan Aurel sampai tak tabu begini.

Di KTP cuma tercantum Islam namun Aurel tak mengerti dengan Islam itu sendiri karena belum ada yang mengajarkan dan mengenalkan.

Aurel seperti nya ia lebih baik istirahat saja dari pada kepalanya jadi pusing.

Aurel berhenti sejenak menatap ke arah mushola.

"Olahraga itu lagi, sungguh gerakannya sangat aneh. Mereka semua rajin sekali olahraga begitu. Apa olahraga itu menyehatkan tubuh!"

Gumam Aurel tak mengerti dengan gerakan-gerakan anak-anak.

"Seperti nya gue harus tanya Malik,"

Monolog Aurel menekan kursi rodanya kembali.

Jika memang itu olahraga menyehatkan Aurel akan meminta Malik mengajarkannya supaya tubuh dia juga sehat seperti anak-anak.

"Gue jadi kangen Gym, oh kaki kapan lo sembuh!"

Kesal Aurel menatap kaki kirinya yang terasa sakit.

Aurel berusaha merangkak keatas ranjang walau harus menahan kakinya yang sakit. Lebih baik Aurel tidur siang dari pada mikirin yang aneh-aneh.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ...

Jangan lupa sama kisah, Aurora dan Kaka ya ...

Terpopuler

Comments

Dwi Sulistyaningsih

Dwi Sulistyaningsih

Awas, nanti suka. 🤭

2024-01-25

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tabrakan
2 Bab 2 Aurel
3 Bab 3 Bukankah aku juga anak ayah?
4 Bab 4 Terus mencari
5 Bab 5 Rumah Adam Hawa
6 Bab 6 Doa pertama
7 Bab 7 Perasaan Aurel
8 Bab 8 Kekesalan Aurel
9 Bab 9 Rasa sakit
10 Bab 10 Tidak adil
11 Bab 11 Gue mau sama lo, titik.
12 Bab 12 Suara aneh, tempat aneh
13 Bab 13 Suara adzan
14 Bab 14 Sikap Aurel
15 Bab 15 Sholat
16 Bab 16 Tiba-tiba berubah
17 Bab 17 Belajar wudhu dan shalat
18 Bab 18 Omong kosong
19 Bab 19 Khawatir
20 Bab 20 Akan tetap percaya
21 Bab 21 Kenapa dengan dadaku?
22 Bab 22 Aku yakin Aurel berbeda!
23 Bab 23 Tatapan tak suka Raja
24 Bab 24 Sebuah kejujuran
25 Bab 25 Pergi
26 Bab 26 Isi hati Aurel
27 Bab 27 Saling memaafkan
28 Bab 28 Pertengkaran
29 Bab 29 Aku pulang
30 Bab 30 Pakar permasalahan
31 Bab 31 Kedatangan dua sahabat
32 Bab 32 Sahabat beda agama
33 Bab 33 Ayah!
34 Bab 34 Waalaikumsalam bunda
35 Bab 35 Masa lalu Malik
36 Bab 36 Memohon ampun
37 Bab 37 Bertemu seseorang!
38 Bab 38 Orang baik
39 Bab 39 Teman baru
40 Bab 40 Menolong
41 Bab 41 Pemandangan indah
42 Bab 42 Cahaya iman
43 Bab 43 Semangat kerja
44 Bab 44 Indri Nugroho
45 Bab 45 Pertemuan yang tak terduga
46 Bab 46 sang pemilik suara merdu itu ...
47 Bab 47 Pindah tugas
48 Bab 48 Merajuk
49 Bab 49 Sepenggal kesakitan
50 Bab 50 Memaafkan
51 Bab 51 Selalu saja begitu!
52 Bab 52 Pertemuan kita sebuah takdir!
53 Bab 53 (Aurel) Pencari keyakinan akan tuhan
54 Bab 54 SARAH
55 Bab 55 Astaghfirullah!
56 Bab 56 Aib yang viral
57 Bab 57 Hasutan
58 Bab 58 Khawatir nya para sahabat
59 Bab 59 Bukan putri saya
60 Bab 60 Di sini sakit, sangat sakit!!
61 Bab 61 Abang
62 Bab 62 Malik
63 Bab 63 Permintaan Malik
64 Bab 64 Alhamdulillah
65 Bab 65 Mulai ragu
66 Bab 66 Apa om mencintai mama?
67 Bab 67 Ketegangan
68 Bab 68 Saya setuju
69 Bab 69 Putra, putri
70 Bab 70 Perasaan Indri
71 Bab 71 Jantungan masal
72 Bab 72 Gadis berbaju pink?
73 Bab 73 Cie, yang lagi pdkt
74 Bab 74 Dia bukan putriku!
75 Bab 75 Bersyukur lah .....
76 Bab 76 Ya Allah ...
77 Bab 77 Sah
78 Bab 78 Maaf jika Aurel cengeng!
79 Bab 79 Musibah di balik Masalah
80 Bab 80 Nikahi Nisa!
81 Bab 81 Pasangan halal
82 Bab 82 Om--
83 Bab 83 Sama-sama sayang
84 Bab 84 Gadis istimewa
85 Bab 85 Umma
86 Bab 86 Kehangatan sebuah pelukan
87 Bab 87 Terimakasih, Albi
88 Bab 88 Kalau gagal bagaimana Bun?
89 Bab 89 Gara-gara kue
90 Bab 90 Setitik ujian
91 Bab 91 Pembohong
92 Bab 92 Ik-ikhlas kan--
93 Bab 93 Albi ada di sini!
94 Bab 94 Lelah
95 Bab 95 Ke-kenapa bukan aku!
96 Bab 96 Ukiran nama (Indri Nugroho)
97 Bab 97 Sadar
98 Bab 98 Albi mau--
99 Bab 99 Bukan yang pertama
100 Bab 100 Mandi bareng
101 Bab 101 Nona muda
102 Bab 102 Identitas
103 Bab 103 Sama-sama belajar
104 Bab 104 Akan om coba
105 Bab 105 Best husband, I love you!
106 Bab 106 Barakallah fi umrik.
107 Bab 107 Pengalaman memang tak akan bohong.
108 Bab 108 Berita heboh
109 Bab 109 Aku menginginkan mu,
110 Bab 110 Malam mencengkram
111 Bab 111 Entah sedih atau bahagia
112 Bab 112 Terimakasih bunda
113 Bab 113 Tunggu, Ibrahim!!
114 Bab 114 Beri Albi waktu
115 Bab 115 Penjelasan Malik
116 Bab 116 Nisa masuk rumah sakit
117 Bab 117 Merepotkan
118 Bab 118 Bau-bau pelakor
119 Bab 119 Nisa itu adalah Hajar
120 Bab 120 Memata-matai
121 Bab 121 Keputusan Aurel
122 Bab 122 Sekarat
123 Bab 123 Kisah Isabela
124 Bab 124 Makannya jangan banyak pikiran.
125 Bab 125 Biadab
126 Bab 126 Meminjam nama besar keluarga
127 Bab 127 Mengagumkan
128 Bab 128 Salim
129 Bab 129 Konferensi pers
130 Bab 130 balasan dari setiap perbuatan
131 Bab 131 Kepolosan Nisa
132 Bab 132 Tentang Nisa
133 Minal aidzin wal Faidzin
134 Bab 133 Minta maaf
135 Bab 134 Tubuh saya
136 Bab 135 Keputusan kakek
137 Bab 136 Maafkan saya
138 Bab 137 Resepsi pernikahan
139 Bab 138 Kakek!
140 Bab 139 Aku ibu nya
141 Bab 140 Melahirkan
142 Bab 141 Baby A
143 Bab 142 Kecupan plus-plus
144 Bab 143 Kemarahan Nisa
145 Bab 144 Rindu yang membelenggu
146 Bab 145 Abang terbaik
147 Bab 146 Kangen
148 Bab 147 Sang asisten
149 Bab 148 Aku tak rela
150 Bab 149 Adik untuk baby A
151 Bab 150 Tak sadarkan diri
152 Bab 151 Muhamad Athar Zayn Nugroho
153 Bab 152 Berusaha jadi ibu yang baik.
154 Bab 153 Salah faham
155 Bab 154 Merasa tak enak dan kesal
156 Bab 155 Menginap
157 Bab 156 Kabar bahagia
158 Bab 157 Pernikahan Intan dan Rangga
159 Bab 158 Semoga Istiqomah
160 Bab 159 Lamaran
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Tabrakan
2
Bab 2 Aurel
3
Bab 3 Bukankah aku juga anak ayah?
4
Bab 4 Terus mencari
5
Bab 5 Rumah Adam Hawa
6
Bab 6 Doa pertama
7
Bab 7 Perasaan Aurel
8
Bab 8 Kekesalan Aurel
9
Bab 9 Rasa sakit
10
Bab 10 Tidak adil
11
Bab 11 Gue mau sama lo, titik.
12
Bab 12 Suara aneh, tempat aneh
13
Bab 13 Suara adzan
14
Bab 14 Sikap Aurel
15
Bab 15 Sholat
16
Bab 16 Tiba-tiba berubah
17
Bab 17 Belajar wudhu dan shalat
18
Bab 18 Omong kosong
19
Bab 19 Khawatir
20
Bab 20 Akan tetap percaya
21
Bab 21 Kenapa dengan dadaku?
22
Bab 22 Aku yakin Aurel berbeda!
23
Bab 23 Tatapan tak suka Raja
24
Bab 24 Sebuah kejujuran
25
Bab 25 Pergi
26
Bab 26 Isi hati Aurel
27
Bab 27 Saling memaafkan
28
Bab 28 Pertengkaran
29
Bab 29 Aku pulang
30
Bab 30 Pakar permasalahan
31
Bab 31 Kedatangan dua sahabat
32
Bab 32 Sahabat beda agama
33
Bab 33 Ayah!
34
Bab 34 Waalaikumsalam bunda
35
Bab 35 Masa lalu Malik
36
Bab 36 Memohon ampun
37
Bab 37 Bertemu seseorang!
38
Bab 38 Orang baik
39
Bab 39 Teman baru
40
Bab 40 Menolong
41
Bab 41 Pemandangan indah
42
Bab 42 Cahaya iman
43
Bab 43 Semangat kerja
44
Bab 44 Indri Nugroho
45
Bab 45 Pertemuan yang tak terduga
46
Bab 46 sang pemilik suara merdu itu ...
47
Bab 47 Pindah tugas
48
Bab 48 Merajuk
49
Bab 49 Sepenggal kesakitan
50
Bab 50 Memaafkan
51
Bab 51 Selalu saja begitu!
52
Bab 52 Pertemuan kita sebuah takdir!
53
Bab 53 (Aurel) Pencari keyakinan akan tuhan
54
Bab 54 SARAH
55
Bab 55 Astaghfirullah!
56
Bab 56 Aib yang viral
57
Bab 57 Hasutan
58
Bab 58 Khawatir nya para sahabat
59
Bab 59 Bukan putri saya
60
Bab 60 Di sini sakit, sangat sakit!!
61
Bab 61 Abang
62
Bab 62 Malik
63
Bab 63 Permintaan Malik
64
Bab 64 Alhamdulillah
65
Bab 65 Mulai ragu
66
Bab 66 Apa om mencintai mama?
67
Bab 67 Ketegangan
68
Bab 68 Saya setuju
69
Bab 69 Putra, putri
70
Bab 70 Perasaan Indri
71
Bab 71 Jantungan masal
72
Bab 72 Gadis berbaju pink?
73
Bab 73 Cie, yang lagi pdkt
74
Bab 74 Dia bukan putriku!
75
Bab 75 Bersyukur lah .....
76
Bab 76 Ya Allah ...
77
Bab 77 Sah
78
Bab 78 Maaf jika Aurel cengeng!
79
Bab 79 Musibah di balik Masalah
80
Bab 80 Nikahi Nisa!
81
Bab 81 Pasangan halal
82
Bab 82 Om--
83
Bab 83 Sama-sama sayang
84
Bab 84 Gadis istimewa
85
Bab 85 Umma
86
Bab 86 Kehangatan sebuah pelukan
87
Bab 87 Terimakasih, Albi
88
Bab 88 Kalau gagal bagaimana Bun?
89
Bab 89 Gara-gara kue
90
Bab 90 Setitik ujian
91
Bab 91 Pembohong
92
Bab 92 Ik-ikhlas kan--
93
Bab 93 Albi ada di sini!
94
Bab 94 Lelah
95
Bab 95 Ke-kenapa bukan aku!
96
Bab 96 Ukiran nama (Indri Nugroho)
97
Bab 97 Sadar
98
Bab 98 Albi mau--
99
Bab 99 Bukan yang pertama
100
Bab 100 Mandi bareng
101
Bab 101 Nona muda
102
Bab 102 Identitas
103
Bab 103 Sama-sama belajar
104
Bab 104 Akan om coba
105
Bab 105 Best husband, I love you!
106
Bab 106 Barakallah fi umrik.
107
Bab 107 Pengalaman memang tak akan bohong.
108
Bab 108 Berita heboh
109
Bab 109 Aku menginginkan mu,
110
Bab 110 Malam mencengkram
111
Bab 111 Entah sedih atau bahagia
112
Bab 112 Terimakasih bunda
113
Bab 113 Tunggu, Ibrahim!!
114
Bab 114 Beri Albi waktu
115
Bab 115 Penjelasan Malik
116
Bab 116 Nisa masuk rumah sakit
117
Bab 117 Merepotkan
118
Bab 118 Bau-bau pelakor
119
Bab 119 Nisa itu adalah Hajar
120
Bab 120 Memata-matai
121
Bab 121 Keputusan Aurel
122
Bab 122 Sekarat
123
Bab 123 Kisah Isabela
124
Bab 124 Makannya jangan banyak pikiran.
125
Bab 125 Biadab
126
Bab 126 Meminjam nama besar keluarga
127
Bab 127 Mengagumkan
128
Bab 128 Salim
129
Bab 129 Konferensi pers
130
Bab 130 balasan dari setiap perbuatan
131
Bab 131 Kepolosan Nisa
132
Bab 132 Tentang Nisa
133
Minal aidzin wal Faidzin
134
Bab 133 Minta maaf
135
Bab 134 Tubuh saya
136
Bab 135 Keputusan kakek
137
Bab 136 Maafkan saya
138
Bab 137 Resepsi pernikahan
139
Bab 138 Kakek!
140
Bab 139 Aku ibu nya
141
Bab 140 Melahirkan
142
Bab 141 Baby A
143
Bab 142 Kecupan plus-plus
144
Bab 143 Kemarahan Nisa
145
Bab 144 Rindu yang membelenggu
146
Bab 145 Abang terbaik
147
Bab 146 Kangen
148
Bab 147 Sang asisten
149
Bab 148 Aku tak rela
150
Bab 149 Adik untuk baby A
151
Bab 150 Tak sadarkan diri
152
Bab 151 Muhamad Athar Zayn Nugroho
153
Bab 152 Berusaha jadi ibu yang baik.
154
Bab 153 Salah faham
155
Bab 154 Merasa tak enak dan kesal
156
Bab 155 Menginap
157
Bab 156 Kabar bahagia
158
Bab 157 Pernikahan Intan dan Rangga
159
Bab 158 Semoga Istiqomah
160
Bab 159 Lamaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!