Daniel memalingkan pandangannya, mencoba tak melihat tuannya yang sedang merayu wanita. Pria itu memutar bola matanya kesal keberadaannya tak di anggap.
"Apa pertengkaran mereka akan selalu berakhir seperti ini?!" gerutu Daniel dalam hati.
"Mungkin semakin lama hubungan mereka, saat Noella mengajak bertengkar Damian akan langsung menggendongnya di ranjang!"
*
*
Pada akhirnya Damian kalah dalam perdebatan itu, ia membiarkan Noella menghadiri pesta dengan pakaian pilihannya. Mata mereka bertiga sudah ditutupi oleh topeng, Daniel juga mengenakannya karna Damian meminta Daniel untuk ikut.
Noella memasuki sebuah tempat dengan desain yang mirip dengan istana, sangat banyak orang di dalam sana. Mereka mengenakan berbagai topeng dan melakukan beberapa pertunjukkan, tak lupa juga dengan musik yang mengisi acara malam ini.
Noella sedikit gugup, untung saja ia bersama Damian. Pria itu berjalan sambil merangkul pinggang Noella, diikuti oleh Daniel dibelakangnya.
"Damian, aku gugup." Noella berbisik pada Damian.
"Aku bersamamu, Noella.." Damian semakin merapatkan tubuh Noella.
Pria itu menarik kursi, mempersilahkan wanitanya untuk duduk. Noella tersenyum dan menduduki kursi itu dengan senang hati, Daniel juga duduk bersama mereka.
"Noella Narcissa.."
Sepasang mata sedang mengamatinya, ia mengenakan gaun warna putih dengan rambut terurai. Wanita itu merasa kesal memperhatikan kedekatan Damian bersama wanita lain.
"Selamat malam, hadirin. Sebuah kehormatan dapat menyambut kalian semua di acara ini.."
Noella melihat seorang pria berambut putih sedang berbicara di depan mic, ia mengucapkan penyambutan untuk para tamu yang hadir disana.
"Apa saja acaranya di pesta ini?" tanya Noella pada Damian.
"Perlelangan, kita sedang di sesi perlelangan." Damian menjawab wanita itu.
*
"10 ribu dollar!"
"13 ribu dollar!"
"Baik, 13 ribu dollar. Adakah yang lain? 14 ribu? 15 ribu? Tidak ada? Terjual!"
Noella diam saja menyaksikan kegiatan tawar menawar itu, ada berbagai barang yang mereka tawarkan, tapi Noella tak terlalu mengerti.
"Tidak mau menawar?" tanya Damian.
"Tidak ada yang membuatku tertarik," jawab wanita itu.
"Terjual! Baiklah selanjutnya.."
Seseorang dari balik tirai keluar membawakan sesuatu, sebuah patung manusia bagian atas yang terdapat sebuah benda cantik di lehernya. Mata Noella membulat sempurna melihat benda berkilauan itu.
"Kalung berlian 4 karat! Kita mulai dari 120 ribu dollar?"
"120 ribu dollar!"
"125 ribu dollar!"
"126 ribu dollar!"
Mata Noella tak dapat teralihkan dari benda cantik itu, sangat berkilau! Bentuknya lonjong dengan desain sangat cantik. Tak terbayang betapa bahagianya ia jika dapat mengenakan kalung itu dilehernya. Tangannya bergetar, ingin sekali mengangkat nomornya dan menawar harga benda itu.
"130 ribu dollar!"
Noella menatap sekitarnya, penawaran masih berlanjut, benda itu belum terjatuh ditangan orang lain.
"Baik, 130 ribu dollar. Ada yang lain? 131 ribu? 132 ribu? Tidak ada?"
"Terju--"
"Seratus lima puluh ribu dollar!"
Wanita itu berhasil membuat seluruh isi ruangan itu bungkam, pandangan mereka semua seketika tertuju padanya.
"Noella?!" Daniel terkejut Noella tiba-tiba menawar dengan harga tinggi.
Damian juga sempat terkejut, bukan karna jumlah uangnya. Tapi ia terkejut wanita itu tiba-tiba memberanikan diri, ia menyadari Noella pasti sangat menginginkan kalung itu.
"Maaf, kebablasan.." Noella menatap Damian dengan rasa bersalah, karna Damian lah yang akan menanggung biaya itu. Tapi Damian justru tersenyum padanya.
"Baik.. 150 ribu dollar, wah! Ada yang mau melebihinya? 151 dollar? 152 dollar?" Ruangan itu hening, tak ada lagi yang menawar.
"Baiklah, kalung berlian. Terju--"
"160 ribu dollar!"
Noella terkejut ada orang yang menawarnya lagi, dengan harga yang lebih tinggi darinya. Seorang wanita bergaun putih, wanita itu menatap Noella dengan sinis setelah menawar dengan harga yang lebih tinggi darinya.
"Kamu pikir bisa mengalahkanku? Noella Narcissa.."
"Dua ratus ribu dollar!"
"200 ribu dollar?!"
Noella sangat terkejut ketika pria disebelahnya dengan cekatan menawar dengan harga yang menjulang tinggi, setelah seorang wanita menawarnya dengan harga 160ribu dollar.
"Damian?!" batin wanita itu kesal.
"200 ribu dollar Damian! Apa kamu gila?!" bisik Noella heran.
"Akan ku pastikan kalung itu melingkar di lehermu, Noella."
"W-Well, 200 ribu dollar. Mungkin ada yang ingin menawarnya lagi? 250 ribu atau bahkan 350 ribu?"
Seluruh peserta di ruangan itu terdiam, setelah ditunggu beberapa menit oleh pembawa acara, mereka tetap terdiam, tak ada lagi yang menawarnya dengan harga lebih.
"Kalung berlian, terjual!"
Damian menatap Noella dengan senyuman, wanita itu terlihat masih heran dengan Damian.
"Apa bisa dibatalkan?" tanya Noella
"Kenapa harus dibatalkan?"
"Aku tidak sanggup menggantinya."
"Aku tidak memintamu untuk menggantinya, aku memintamu untuk memakainya."
Noella tertawa kecil, pria itu tak memberinya ruang untuk membantah lagi.
Damian memakaikan kalung di leher cantik Noella, wanita itu tersenyum memandangi dirinya sendiri lewat cermin. Damian memeluknya dari belakang usai memakaikan kalung itu padanya.
"Aku lelah setiap detik jatuh cinta padamu," ujar Damian.
Noella tersenyum, ia masih tak percaya terdapat berlian di lehernya. Damian membalikkan tubuh wanita itu, menyatukan bibirnya pada milik Noella, tak peduli sedang berada dimana mereka sekarang.
"Elena.."
Edward datang menghampiri wanita bergaun putih yang merupakan adiknya, ia tampak sedang memperhatikan seseorang, mata Edward langsung tertuju pada salah satu pasangan yang berada di bawah sana.
"Apa itu.. Noella?"
"Apa yang lebih baik darinya dari pada diriku?!" Elena kesal.
Damian melepas pautannya, ia merangkul pinggang Noella. "Let's dance with me, señorita." Pria itu berbisik pada Noella.
Noella tersenyum, ia jadi merasa dejavu. "I loved, when you call me señorita. Mr. Damian." Noella melingkarkan tangannya di pundak Damian.
Adegan dansa pun terjadi lagi, dengan musik romantis yang tenang mengiringi dansanya, mereka menari dengan lembut. Saling menatap satu sama lain, Noella mengusap dada bidang Damian.
"Don't play with me, señorita.." Damian menatapnya dengan serius.
Noella terkekeh. "Aku hanya mengusap dadamu, ada yang salah?" tanya wanita itu.
"Ya, kamu membuatku ingin menidurimu."
Noella terdiam, sedikit kesal tapi juga salah tingkah. Padahal ia hanya sedang mengagumi bentuk tubuh gagah pria itu.
"Aku mau pergi.." ujar Noella.
"Jangan, jangan tinggalkan aku."
Noella terkekeh mendengarnya. "Kalau begitu mau ikut ke kamar mandi?" godanya.
"Mau bermain disana?"
"Jangan gila!" Noella langsung mendorong tubuh pria itu, ia sangat kesal dan segera meninggalkannya.
Damian tersenyum puas melihatnya, wanita itu pergi dengan tergesa-gesa. Damian membiarkannya, ia tau Noella hanya ingin mencari kamar mandi.
"Dasar pria gila!" Noella melepas topengnya dengan kasar di depan kaca kamar mandi.
Ia merasa kesal, tapi senyumannya mengembang ketika melihat benda cantik itu menggantung di lehernya. Tak selang lama setelah memandangi dirinya di cermin, ia melihat seseorang sedang memasuki kamar mandi.
Seorang wanita bergaun putih yang masih memakai topengnya, ia berjalan perlahan dan tatapannya terus menuju Noella. Noella melihatnya dari pantulan cermin, tapi Noella berusaha menghiraukannya.
Noella mengambil lipstick untuk mencari kesibukan, ia ingin mengabaikan wanita bergaun putih itu.
"Kalung itu cocok denganmu."
Noella menatapnya ketika wanita itu memberi pujian, ia tersenyum kikuk. "Terimakasih," jawabnya.
Wanita itu semakin mendekat pada Noella, ia mengambil benda yang sedang di genggam wanita itu.
"Kenapa kamu bisa mendapat varian limited edition ini?!"
KLEK
Noella cukup terkejut ketika wanita itu mematahkan lipstick miliknya, padahal ia belum sempat memakai lipstick itu. Mereka saling menatap dengan gaya pandangannya masing-masing.
"Apa kamu semarah itu karna tidak berhasil mendapatkan kalung ini?" tanya Noella.
Wanita itu terkekeh sambil melepas topengnya. "Mendapatkan kalung itu? Aku marah karna tidak berhasil mendapatkan Damian karna dirimu!"
Noella terpatung, ternyata wanita itu mengenal Damian. Entah apa hubungannya dengan Damian, tapi Noella tak berani berkutik karna tau strata sosial mereka pasti berbeda.
"Aku Elena, Elena Esmeralda. Tunangan Damian, jika saja dirimu tidak tiba-tiba muncul!"
"I'm sorry?" Noella gagal memahami maksut dari wanita itu.
"Kamu merebutnya dariku, Noella Narcissa."
"Kamu mengetahui namaku?"
"Aku tidak akan membiarkanmu begitu saja!"
Wanita itu pergi meninggalkan Noella yang masih mematung. Noella berbalik kembali menatap dirinya lewat cermin, kali ini raut wajahnya terlihat gusar.
"Tunangan Damian?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments