"Waahhh! Hotel bintang sembilan!"
Senyuman mereka terukir setelah membuka pintu kamar itu. Ruangannya luas, terdapat dua kasur besar, sofa, juga window seat atau kursi santai yang terletak di dekat jendela. Masih terdapat beberapa ruangan juga disana.
Noella dan kedua temannya bergegas masuk lalu menutup pintu, mengelilingi ruangan kamar mewah itu.
"Noella kamar mandinya luas dan estetik! Lihat!"
Noella dan Frisly segera menghampiri Tessa ketika ia mengatakan tentang kamar mandi. Terdapat bath up bundar dengan ukuran lumayan besar, shower, juga wastafel dan kaca yang estetik.
"Aaaaaa! Kita harus mandi bareng!"
Noella melirik Frisly sinis. "Kamu mau lihat apa?!" tanya Noella.
"Heh! Jangan sembarangan ya! Saya tidak nafsu dengan anda!"
Noella dan Tessa terkekeh. Mereka menghabiskan waktu di kamar itu, menunggu sore hari datang. Tersedia tv berukuran besar disana, mereka menonton film bersama.
"Kita mau ke pantai jam berapa?" tanya Frisly
"Dibawah jam 3 sore, nanti lihat sunset!" jawab Noella
"Sepertinya banyak orang luar di pantai itu," sahut Tessa sambil mengunyah camilannya.
"Kenapa? Kamu mau cari bule?" Noella terkekeh
"Kalau ada yang tampan.." ungkapnya
"Ngomong-ngomong soal tampan, jadi teringat orang tadi." Frisly menyahut pembicaraan mereka.
"Siapa?" tanya Noella
"Ohh tuan yang lewat di lobby tadi?! Wah itu sih terlalu keren!" kata Tessa
"Maksutmu pria tidak sopan yang menginjak dompetku?!" Noella langsung terpikir oleh pria yang melewatinya secara tak sopan.
"Dia menginjak menginjak dompetmu?" Tessa terkekeh.
"Kalian tidak lihat?!"
"Astaga Noella, jadi tadi mau ambil dompet? Kukira mau cari perhatian." Frisly ikut mentertawakannya.
"Apa?!" Noella kesal dengan kedua makhluk itu.
*
*
Jam telah menunjukkan pukul 15.35, ketiga wanita itu tengah bersiap untuk pergi ke pantai. Noella mengenakan dress hitam bodycon, memperjelas lekuk tubuhnya. Bagian atasnya tanpa lengan, dadanya juga terlihat menonjol, tapi ia tutupi dengan syal persegi panjang, yang juga berwarna hitam sedikit bercorak coklat emas. Rambutnya ia ikat, menyisakan rambut depan atau poni panjang.
"Noella kenapa kamu cantik sekali.." Frisly memeluknya manja, Noella yang sedang memakai pewarna bibir tersenyum melihat Frisly lewat kaca.
"Sudah siap Noella?" tanya Tessa
Noella mengangguk, Tessa tersenyum dan membuka pintu kamarnya. Mereka segera keluar untuk pergi ke pantai.
Letak hotel itu memang dekat dengan pantai, Noella dan kedua temannya hanya berjalan kaki untuk pergi kesana. Angin kencangnya bahkan sudah mulai terasa saat mereka belum memasuki area pantainya.
WUSHHHHH...!
Angin menerbangkan rambut mereka begitu kaki telah menginjak pasir putih itu. Sejuk disertai pemandangan yang indah, pantai biru disana memang salah satu tempat terbaik untuk berlibur.
*
*
"Pantai ini sangat terkenal tuan, anda memang ahlinya memilih tempat yang strategis."
Daniel mendampingi seorang pria disisinya, ia memakai celana pendek se atas lutut dengan kemeja coklat tua panjang yang lengannya ia lipat.
Damian berdiri melipat kedua tangan, ia mengamati pemandangan pantai itu. Wajahnya terlihat biasa saja, ia memang tak mudah terkagum dengan sesuatu.
"Saya sudah memesan sun lounger, jika anda ingin duduk santai.."
Damian yang mendengarnya pun meninggalkan tempat ia berdiri, menuju sun lounger atau kursi pantai yang telah disediakan untuknya. Pria itu duduk dengan melipat kedua tangannya, tetap melihat pemandangan pantai tanpa ekspresi.
*
*
Hari sudah menjelang petang. Noella berdiri menatap ombak pantai yang menghampiri kakinya. Wanita itu melepas ikat rambutnya, membiarkan setiap helainya terbawa arah angin. Tangannya ia angkat dengan gerakan ikonik ia memejamkan mata menikmati sejuknya angin pantai.
Disisi lain seorang pria sedang melihat wanita yang sedang berdiri disana, gerakan tubuhnya mengundang Damian untuk terus memperhatikannya. Senyumnya terukir tipis ketika melihat wanita itu menoleh ke belakang menampakkan wajah cantiknya, kelihatannya wanita itu sedang tersenyum dengan teman-temannya.
"Nikmati minuman anda tuan.."
Wanita berpakaian seksi sedang menyajikan minuman untuk Damian, ia tersenyum genit sambil merabanya dari perut hingga ke dada. Damian terlihat menikmatinya saja, tapi pandangannya tak tertuju pada wanita yang berada disebelahnya.
Wanita tersebut bingung, ia menatap ke arah Damian melihat, rupanya pria itu sedang memperhatikan wanita bergaun hitam yang sedang berjalan menyusuri pantai.
Wanita yang sedang berada disebelahnya mendengus kesal, merasa tak di anggap. Ia pergi meninggalkan Damian.
"She's gorgeous." Damian memberi pujian cantik pada wanita yang sedang ia lihat.
Daniel terkejut dengan ucapan tuannya, ia segera mencari tahu wanita yang berhasil mendapat pujian dari pria itu.
"Yang mana tuan?" tanya Daniel, namun diabaikan oleh Damian.
*
Sedang asik menikmati semilir pantai, tiba-tiba syal ditubuhnya tertarik. Noella menoleh ke belakang untuk memastikan apa yang menarik syalnya, ia melihat tiga bocah bule yang sengaja mengambil syal miliknya dan mereka berlari.
Damian membelalakkan matanya melihat syal wanita itu terlepas, kedua buah dadanya langsung terlihat. Lekuk tubuhnya juga menjadi lebih menonjol.
"Hey! Kembalikan itu milikku!"
"Sialan!" Noella kesal dan segera mengejar ketiga bocah itu.
"That's mine! Give it to me!" Wanita itu berteriak meminta syalnya untuk dikembalikan.
"Ah bocah sialan!"
Ketiga bocah itu masih meledek Noella dan tak mau mengembalikan syal miliknya, padahal syal tersebut adalah syal kesayangan. Noella sudah lelah mengejar mereka, tapi ia masih ingin syalnya kembali.
"Kembalikan padaku, dasar anak nakal!"
"Astaga, Noella?"
Tessa dan Frisly langsung berdiri begitu melihat sahabatnya dalam masalah, namun mereka hanya diam dan tak melakukan apapun.
*
Damian tersenyum melihat wanita itu berlarian, ia segera beranjak dari duduknya, menahan bocah yang sedang berlari sambil membawa syal yang ia rebut dari seorang wanita.
"Hey kids, kenapa kalian mengambil itu darinya? Kembalikan saja syal jelek itu, nanti ku berikan yang lebih bagus."
Noella melotot terkejut sekaligus kesal, mendengar pria itu mengolok-olok syal miliknya. Wanita itu melipat kedua tangannya dan memalingkan wajah, hingga tak lama kemudian ketiga anak yang merebut syalnya benar-benar mengembalikan benda itu pada Noella.
"Bagus!" Noella segera mengambil syal yang diberikan.
"Kita akan mendapatkan yang lebih bagus wle!"
Ingin sekali Noella menjewer kedua telinga anak-anak itu, tapi ia menahannya. Mengingat mereka adalah anak orang yang tak dikenal, wanita itu memilih untuk segera pergi.
"Tidakkah dirimu diajarkan sopan santun untuk berterimakasih nona?"
Langkah wanita itu terhenti mendengar teguran dari pria yang menolongnya, ia berbalik dengan kesal menghadap pria itu. Lalu berjalan mendekat padanya.
"Well, terimakasih banyak sudah membantu mendapatkan kembali syal JELEK ku ini tuan!" Noella memperjelas kata ejekan yang sempat pria itu gunakan.
"Mierda." Damian mengumpat dalam bahasanya sambil terkekeh.
Noella melipat kedua tangannya menatap pria itu. "Kamu dari Spanyol?" tanya Noella, pasalnya ia mendengar pria itu berbicara bahasa Spanyol.
Damian langsung menatap wanita itu dengan serius. "Damn, kamu mengerti bahasa Spanyol?" Damian langsung bertanya balik padanya.
Noella tersenyum puas. "Of course!" ucapnya bangga.
"Padahal hanya tau satu dua kosakata dan umpatannya saja, hehe.." batin Noella
Sudah merasa bangga, senyuman Noella langsung pudar ketika pria itu malah benar-benar berbicara dengan bahasa Spanyol padanya.
"Kamu sedang mengatakan apa?!" kesal Noella
Pria itu terkekeh, ia sudah menduga wanita itu tak benar-benar menguasai bahasa Spanyol. "Kamu berasal dari mana?" tanya Damian.
"Aku penduduk asli!" jawab Noella
"Really?"
"Ya. Kamu dari spanyol?"
"Tak sepenuhnya, aku tinggal di Australia.." jawab pria itu
Noella mengamati bentuk tubuh pria itu, ia merasa seperti mengenalnya. Apalagi ia sedang bersama seorang pria yang sama seperti yang ia lihat di hotel dibelakangnya, Daniel.
"Mau ku perlihatkan lebih jelas?" Damian malah membuka kancing bajunya dihadapan Noella.
"Kamu memang tidak sopan ya?!" Noella memukulnya dengan syal yang ia genggam.
"Sudah menginjak dompetku dan sekarang buka baju seenaknya?!"
Damian langsung terdiam bingung, ia teringat tentang teguran Daniel tentang dompet yang tak sengaja ia injak. Pria itu langsung menoleh kebelakang, melihat bawahannya yang juga sedang menatapnya.
*
"Wahhh, Noella beruntung sekali.."
"Aku juga mau.."
Kedua temannya yang sedang melihat Noella dari kejauhan, sedang membicarakan Noella yang terlihat sedang asik bicara dengan pria tampan disana.
Noella kesal dengan perlakuan pria dihadapannya, ia segera pergi meninggalkan kedua pria asing itu.
Damian menyadari wanita itu telah menjauh, terlihat ia sedang berusaha menahan diri untuk tak mengejar dan menghentikannya.
"Tidak apa tuan, dia menginap di hotel mu.."
"Benarkah?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Ajengzz
nah tinggal samperin wkwk
2024-01-10
1
gamingmato channel
Saya bangga bisa membaca karya thor yang luar biasa ini, semoga sukses selalu! ❤️
2024-01-09
1