DRRRRTTT..
"Noella bangun, ayo ambil sarapan."
Tessa berusaha membangunkan Noella, tak biasanya wanita itu bangun siang, bahkan alarm yang berdering di hp nya pun tak mampu membangunkannya.
"Astaga Noella, kamu tidur jam berapa semalam?"
Tessa menghembuskan nafas melihat Noella dan Frisly yang masih tertidur pulas, padahal jam sudah menunjukkan pukul 9, dan restoran hotel itu akan tutup di jam 10 pagi.
"Kalian tidak mau ambil breakfast?!"
*
*
"Masih ingin disini tuan?"
Daniel bingung menunggu Damian yang tak kunjung pergi dari tempat sarapan, padahal makanannya sudah habis dan mereka sudah disana lebih dari dua jam. Damian diam tak menjawab, ia mencermati sekeliling tempat itu sambil mengetukkan jarinya di meja.
"Dimana dia?!" ucapnya dalam hati
Pria itu tiba-tiba berdiri dan pergi, Daniel langsung mengikutinya. "Anda mau kemana tuan?" tanya Daniel.
"Resepsionis."
Daniel mengerutkan dahinya bingung, memikirkan apa yang ingin bossnya lakukan di resepsionis. Tapi ia tak berani bertanya, hanya terus mengikutinya dari belakang.
"Selamat pagi tuan!" Resepsionis perempuan itu langsung menyambut sang pemilik dengan senyuman lebar begitu ia menghampirinya.
"Aku ingin menanyakan soal tamu yang datang kemarin."
Daniel terkekeh mengerti apa yang Damian mau. "Sekarang aku mengerti," batin Daniel.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya resepsionis tersebut.
"Eum, kamu tau tamu wanita yang datang kemarin? Rambutnya cukup panjang, warna dark brown, tingginya mungkin 165cm?"
Resepsionis itu terlihat kebingungan, pasalnya ciri-ciri yang disebutkan Damian sangat umum. "Maaf tuan? Bisa anda sebutkan ciri-ciri yang lain? Mungkin saya bisa ingat.." ujarnya
"Sial, aku tidak terlalu memperhatikannya saat pertama kali datang.." gerutu Damian dalam hati
"Dia datang bertiga, bersama kedua temannya. Temannya ada yang berkulit gelap dengan rambut sedikit ikal.." sahut Daniel berusaha memberikan penjelasan lebih pada resepsionis
"Exactly!" Damian langsung mengiyakannya.
"Ohh itu, kalau tidak salah.." Resepsionis itu mengecek komputernya.
"Tamu kamar nomor 57 tuan."
"Atas nama siapa?!"
*
*
"Hoaammmm!" Noella menguap baru terbangun dari tidurnya.
Noella melihat Tessa yang sedang beres-beres, ia mengemasi barangnya dalam koper. Lalu ia melihat kasur disebelahnya, Frisly masih tertidur pulas disana.
"Frisly belum bangun?" tanya Noella
Tessa yang sedang beberes menengok padanya. "Akhirnya kamu bangun?" ucap Tessa
Noella mengerutkan dahinya, ia bingung kenapa Tessa mengucapkan hal itu. "Kamu bangun lebih awal ya?" tanya Noella
"Tidak, kamu yang kesiangan."
"Memangnya ini jam berapa?!"
Noella langsung melihat handphonenya, padahal terdapat jam dinding juga di kamar itu. Ia berteriak histeris ketika melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11.00, hari ini ia bangun sangat siang.
"Kenapa kamu tidak membangunkanku Tess? Astaga kita juga telat sarapan!" Wanita itu langsung berlarian bingung untuk segera memulai harinya.
"Aku sudah berusaha membangunkanmu seribu kali ya! Tapi kamu tidak bangun-bangun!" ucap Tessa
"Benarkah?!"
Noella langsung masuk ke dalam kamar mandi membawa handuk, ia ingin segera mandi, karna hari ini mereka harus segera check out dari hotel. Tessa terkekeh melihat Noella yang gelagapan.
BYURRRR
"Bangun! Atau kutinggalkan kamu disini!"
Kesal karna Frisly tak kunjung bangun dari tidurnya, Noella menyiramnya dengan sedikit air dari gelas. Gadis itu langsung terbangun sambil memegangi kepalanya.
"Aduuhh! Kepalaku pusing!" keluh Frisly yang baru bangun.
"Ada roti dan air putih, itu dimakan dulu!" suruh Tessa
"Kamu minum berapa botol sampai tepar begitu hah?!" tanya Noella
"Tidak sampai satu botol ya!"
Noella dan Tessa tertawa, gadis itu memang sangat suka alkohol meskipun ia tak kuat minum banyak. Setelah ia memakan roti dan minum air putih, Noella menyuruh Frisly untuk segera mandi.
*
*
Sambil memegang ponsel yang menempel di telinganya, pria itu duduk di dekat jendela ditemani secangkir kopi.
"Putramu masih angkuh, Emma.." ujar pria itu untuk seseorang yang berada di teleponnya.
"Dia menolak tawaranmu, Andres?" tanya wanita itu dari sebrang sana.
"Well, aku sudah tau jawabannya dari awal.." kata pria itu.
Wanita itu terkekeh. "Kamu masih menemuinya meskipun sudah tau jawaban yang akan dia berikan?" tanya Emma
Andres menghembuskan nafasnya. "Aku hanya ingin melihat hotel barunya di negara ini," kata pria itu.
"Tidak, Andres. Kamu bukan ingin melihat hotelnya, tapi kamu ingin melihatnya, kamu merindukan putramu."
Jawaban Emma membuat Andres terdiam, ia terpaku melawan egonya. Damian memang putranya, tapi ia belum pernah benar-benar mengakui pria itu sebagai putranya.
"Jangan lampiaskan kesalahanku pada putramu, Andres."
TUT TUT TUT
Telepon itu terputus, Andres membiarkannya. Ia mengingat masalalu dimana ia memberikan Damian pada orang lain karna kesalah pahaman dengan Emma, istrinya. Entah masalah apa yang sedang terjadi pada saat itu.
TOK TOK TOK
Pandangannya teralihkan ke arah pintu ketika ia mendengar suara ketukan. Pintu itu tak terkunci, dua orang berseragam membuka pintunya, mempersilahkan sosok pria muda memasuki ruangan itu.
"Bisa tidur nyenyak di hotel mewahku, mr. Andres Faustino?" Pria itu langsung melempar pertanyaan tersebut begitu ia memasuki kamarnya.
Andres tersenyum dan mengalihkan pandangannya. "Apakah semewah itu? Kurasa biasa saja," ujarnya.
"Setidaknya bisa melebihi pendapatanmu perbulan."
Andres terkekeh. "Begitukah? Kerahkan semua kesombonganmu tuan Damian Maverick yang terhormat." Andres menatap putranya dengan tajam.
"Aku menghargaimu hari ini sebagai tamu di hotel ini."
"Aku tau kamu tidak akan membiarkanku bermalam lagi disini, Damian." Andres sudah menebak maksut pria itu.
"Bisa saja, jika bersedia membayar sepuluh kali lipat permalam." Damian pergi dari ruangan setelah menyampaikan ucapannya.
"Mierda," umpat Andres.
*
*
"Terimakasih atas kunjungan anda nyonya, kami memberi kenang-kenangan ini untuk anda."
Setelah selesai mengurus check outnya, Noella diberi sesuatu oleh pihak hotel itu. Sebuah kotak yang berisi satu set cangkir cantik dengan tulisan Alpha Centaury disana.
"Terimakasih banyak." Noella tersenyum ramah.
Noella menarik koper bersama kedua temannya, menuju pintu untuk keluar dari hotel itu. Mobil yang akan mengantarnya sudah terparkir di depan, petugas membantu mereka memasukan barang-barangnya.
"Terimakasih, pak."
Selesai dengan urusan barang-barangnya, Noella dan kedua temannya memasuki mobil itu. Noella duduk paling depan karna bangku kedua diisi oleh Tessa dan Frisly.
"Selamat menikmati perjalanan pulangmu, nona Noella.. Narcissa?"
Noella menoleh ke arah sopir ketika ia mengucapkan kalimat tersebut. Matanya terbuka lebar, ia terkejut melihat siapa yang sedang duduk di bangku sopir mobil itu.
"Apa yang kamu lakukan?!" tegur Noella
"Mr. Damian Maverick?!" Tessa dan Frisly ikut terkejut setelah melihat Damian yang akan mengantar kepulangan mereka.
"Mengantarmu pulang," jawab Damian pada Noella.
"Kenapa harus kamu yang mengantar?!" Noella masih tak habis pikir dengannya.
"Agar aku mengetahui rumahmu." Damian menjawab dengan santainya, ia segera menjalankan kendaraan itu.
Dalam sepanjang perjalanan suasana mobil itu hening dan canggung. Hanya Damian yang menikmati perjalanannya, sesekali ia menatap Noella, membuat Noella merasa tak nyaman padanya.
Damian hanya mengikuti petunjuk maps, karna sopir yang sebelumnya menjemput Noella telah menyetingkan alamat tujuannya untuk Damian. Mereka benar-benar diam sampai pria itu mengantarnya sampai rumah.
"Sudah sampai, nona.." ucap Damian begitu mobilnya sudah terhenti di depan rumah Noella.
"Bagus, terimakasih!" Noella mengucapkan terimakasih dengan tidak iklas, ia langsung keluar dari mobil itu.
BUGGG!
Dengan kencang Noella menutup pintu depan mobil itu dengan membantingnya, sampai membuat Tessa dan Frisly ikut terkejut. Damian terkekeh melihat wanita itu.
BUG!
Noella menoleh setelah mendengar suara pintu yang tertutup, ia melihat Damian ikut keluar dari mobilnya. Noella melipat kedua tangan dan menghadap padanya.
"Kenapa ikut keluar? Mau membantuku membawakan barang?!"
"Membantumu masuk ke dalam pun aku tidak keberatan." Damian terkekeh.
"Maksutnya?!"
"Mau ku praktekkan?" Damian mendekati Noella berusaha menggendongnya, tapi Noella segera menjauh dari pria itu.
"Jangan gila tuan Damian Maverick!"
Damian terkekeh melihat reaksi wanita itu, sedangkan Tessa dan Frisly berdiri terpatung melihat tingkah Damian dan Noella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments