"Aku berjanji akan kembali."
BRAKKK
Noella membanting tubuhnya di kasur, ia merasa sangat lelah malam ini. Tanpa ia sadari belakangan ini Noella mencari banyak kesibukan sampai membuat ia kelelahan.
"Kenapa aku merasa aneh saat tidak sedang sibuk seperti ini?" Noella memegang dadanya, suasana hatinya sedang terasa tak nyaman.
Noella mengambil ponselnya, ia membuka layar dan menatap angka tanggal yang tertera disana. Tanggal tertulis di angka 30, yang artinya hari ini adalah hari terakhir sebelum bulan akan berganti.
"Dia berjanji akan kembali.."
Noella menutup layar ponselnya, ia meletakkan ponselnya di meja dengan keras. Wanita itu menghembuskan nafas kasar, berusaha mengendalikan pikirannya.
"Obsesi akan berakhir dalam waktu yang singkat. Damian tidak akan kembali, tidak ada janji yang ditepati oleh pria."
"Dia tak jauh berbeda dari Regan."
"Noella please! What's wrong with you?! Kamu menantikan pria itu kembali?!"
"Tidak, tidak Noella. Kamu waras, jatuh cinta adalah hal gila yang pernah terjadi padamu. Cinta itu racun!"
"Hahahah, mungkin aku hanya penasaran dengan janjinya? Ya, aku bukan menantikannya, aku hanya penasaran apakah Damian Maverick akan menepati setiap kata-katanya."
Noella meracau tidak jelas malam itu, pikirannya terasa penuh, badannya terasa sakit dan suasana hatinya naik turun. Masalah hormon, seorang wanita mengalaminya setiap bulan.
*
*
"Hai Noella!"
Frisly datang memasuki ruang kerja Noella dengan senyuman lebar, gadis itu memang selalu memiliki suasana hati yang baik.
Senyuman gadis itu pudar ketika ia tak mendapat respon dari Noella. Wanita itu diam saja dan terlihat murung, Frisly memutar bola matanya kesal tak mendapat tanggapan darinya.
"Kenapa kamu selalu murung saat aku datang Noella?!" Frisly protes padanya.
"Hmm, aku sedang badmood Frisly."
CEKLEK!
Tessa masuk kedalam ruangan Noella, terlihat wajahnya yang sedang bingung, ia membawa beberapa kertas ditangannya.
"Ada apa Tes?" tanya Noella.
"Noella, ada apa denganmu hari ini?" Tessa menyerahkan kertas itu pada Noella.
"Disitu tertulis 20 barang, yang datang hanya 15. Tapi kamu memberi tanda ceklis dan membayar dengan harga senilai 20 barang."
"Benarkah? Yang datang hanya 15?"
Tessa menganggukkan kepalanya. "Sudah ku bilang biar aku saja yang mengecek nota dan barangnya, kamu melakukan semuanya sendiri akhir-akhir ini.." ucap Tessa
Frisly menatap Noella dengan penuh tanda tanya. "Are you okey, Noella?" tanya Frisly
Noella menggelengkan kepalanya. "Entahlah, aku merasa agak aneh belakangan ini, terkadang sangat senang dan bisa berubah sedih kapan saja.." jawab Noella
"Kamu mau datang bulan?" Tessa bertanya
"Maybe," jawab Noella sambil mengangkat bahunya.
"Astaga Noella, seharusnya kamu banyak-banyak istirahat saja.." sahut Frisly
"Tenang saja, Fris. Aku sudah beristirahat dengan cukup."
*
*
"Thank you for the meeting, Mr. Damian Maverick."
Seorang pria menjabat tangan Damian dalam sebuah ruangan meeting. Damian yang sangat menghormatinya mengangguk sambil menepuk pundak pria itu, mereka sedikit berpelukan sebelum berpisah.
"Saya juga sangat berterimakasih atas ketersediaan anda untuk datang kesini."
Pria itu menggeleng. "Tidak, tuan. Sebuah kehormatan bagi saya bisa datang di Alpha Centaury," ujarnya.
Damian kembali dalam ruangan kerjanya setelah meetingnya selesai, mejanya di penuhi dengan berbagai kertas dan map disana.
Damian memegangi pelipisnya, ia kesulitan untuk fokus pada pekerjaannya. Pikirannya selalu tertuju pada hal lain yang saat ini jauh darinya, bayangan wajah wanita itu benar-benar menguasai pikiran Damian.
"Damn!" Damian membanting berkas yang semula ia pegang di meja, pria itu beranjak dari duduknya dan meninggalkan ruangan itu.
"HAH.. HAH.. HAH.."
Nafas pria itu terengah-engah, tangan kekarnya mengangkat barbel besar, ia sedang melatih massa ototnya. Dari alat satu ke alat lainnya, pria itu terus melakukan latihan angkat beban di sebuah ruangan gym yang hanya terdapat ia disana. Tempat itu memang miliknya pribadi, ia sudah berada disana sejak dua jam lalu.
"Air putih yang anda minta, tuan."
Seorang wanita mengantarkan air putih dengan botol ukuran lebih dari 1 liter untuk Damian, pria itu langsung mengambil botolnya dan sebagian ia guyurkan ke tubuhnya.
Wanita itu melebarkan matanya, ia ternganga dan terpesona. Badan lelaki itu sempurna, bentuk dan besar ototnya sangat menggoda, apalagi saat ini ia hanya menggunakan celana pendek.
Wanita berseragam yang merupakan pelayan di rumahnya itu mencoba untuk menyentuh Damian dengan jemarinya, ia ingin merasakan otot yang terbentuk indah di tubuh pria gagah itu.
PLAKK!
"Aghh!"
Pria itu menyibak dengan kasar tangan yang hendak menyentuhnya, sebelum jari-jarinya berhasil menggapai tubuh Damian. Ia langsung berbalik badan menuju alat latihan beban lagi.
"Sial, Noella membuatku gila!" umpat Damian.
Wanita bergaun hitam yang ia temui di pantai biru benar-benar memenuhi isi pikirannya, Damian kesulitan menyingkirkan bayang-bayang wajahnya meskipun ia sudah berusaha keras.
"Tuan Damian menyentuh tanganku?" Wanita yang hendak menyentuh Damian justru tersenyum setelah mendapat pukulan dari pria itu, ia menatap tangannya sambil tersenyum.
"Mr. Damian?"
Daniel berjalan dengan cepat memasuki ruang olahraga yang terdapat di rumah Damian. Wajah Daniel terlihat serius, ia segera menghampiri pria yang sedang melakukan latihan otot disana.
"Kenapa anda tiba-tiba menghilang tuan? Saya kebingungan mencari anda kemana-mana!"
"Hufftt.." Damian menghembuskan nafasnya dengan kasar setelah menurunkan beban yang ia angkat.
"Diamlah Daniel," ucap Damian.
"Are u okey, sir?" Daniel khawatir dengan latihan Damian, ia memakai beban terberat.
"Tidak, aku kacau."
"Ada yang bisa saya bantu?" Daniel menawarkan dirinya basa-basi.
"Ya, ada."
"Kenapa dia malah benar-benar menjawab iya?!" batin Daniel.
*
*
BRUKKK
Noella merebahkan tubuhnya dikasur setelah selesai membersihkan tubuhnya sepulang kerja, ia sangat lelah dan ingin segera istirahat.
Matanya terpejam, kesadarannya sudah mulai pudar. Wajahnya merasakan sesuatu, ada tangan yang sedang membelainya, belaian itu perlahan mulai turun di leher dan semakin kebawah.
Noella membuka matanya, ia melihat pria tampan dengan bola mata warna cokelat sedang tidur disampingnya, tangan kekarnya membelai Noella, membuat ia merasa semakin nyaman.
"Kamu kembali, tuan?"
"Aku berjanji akan kembali, señorita.."
Damian bergerak mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Noella, ia membelai rambut wanita itu, semakin mendekatkan wajahnya dan bibirnya. Noella tak menolak, juga mendekatkan wajahnya, hingga bibir mereka benar-benar bersatu.
CUPPP!
DRRRRTTT..
Mata Noella terbuka mendengar alarm yang berbunyi dari hpnya, ia melihat layar ponsel yang menunjukkan pukul 05.00. Wanita itu terdiam sejenak, ia bangun dan menyandarkan tubuhnya di headboard atau sandaran kasur, melihat sekeliling kamarnya yang masih terasa sepi, hanya ada dirinya disana.
"Sial, aku bermimpi?!"
Noella memegangi kepalanya, ia tarik nafas mencoba menyadarkan diri. Tak selang lama kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya, segera mandi dan memulai harinya, berusaha mengabaikan mimpi aneh yang baru saja ia alami.
"Pagi, nyonya."
"Pagi.."
Noella tersenyum ramah menanggapi sapaan para bawahan tokonya, ia berjalan ke arah anak tangga, hendak pergi ke dalam ruangannya.
"Pagi, Noella.." sapa Tessa
"Pagi, Tess."
Tessa mengamati Noella, senyumannya terlihat berbeda hari ini, ia benar-benar seperti dalam bawah tekanan, tak seperti Noella yang biasanya.
"Apa dia baik-baik saja?" gumam Tessa
"Kak Tessa, ini kosmetik-kosmetik yang sudah rusak. Mau di apakan?" tanya salah seorang karyawan.
"Taruh rak belakang, nanti minta retur. Lakukan hal yang sama kalau ada produk rusak lagi, jangan selalu bertanya, okey?"
Karyawan itu menganggukkan kepalanya, ia menuruti perintah Tessa untuk menaruh produk rusak itu di rak belakang.
"Mungkinkah.. Noella sedang memikirkan tuan Damian? Sudah satu bulan berlalu semenjak ia pergi." Tessa masih memikirkan tentang Noella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments