"Toko ini milik keluargamu?"
Damian dan Noella telah sampai di toko kosmetik milik Noella. Mereka menjadi pusat perhatian karna datang dengan supercar. Tessa hanya tersenyum sambil melipat kedua tangannya karna sudah menduga Noella akan datang bersama Damian.
"Milikku lebih tepatnya, aku merintis sendiri dari nol. Kamu pasti tidak percaya."
"Percaya, aku mengalami hal yang sama."
"Apa?" Noella bingung dengan jawaban Damian.
"You doing wonderfully, Noella Narcissa." Damian memberinya pujian sambil tersenyum.
"Selamat sore. Mrs. Noella?" Tessa menyapa Noella sambil tersenyum menggodanya.
Noella terkekeh dengan gaya sapaan Tessa yang berbeda. "Langsung kerja sepulang staycation Tessa?" tanya Noella.
"Ya, aku memang punya banyak pekerjaan."
Noella tersenyum bangga dengan temannya yang mau bekerja dengan profesional bersamanya. "Frisly juga langsung ke kampus?" tanya Noella.
Berbeda dengan Tessa yang bekerja bersama Noella, Frisly adalah seorang mahasiswa semester akhir. Karna ia memang lebih muda dibanding kedua wanita itu.
"Noella, ini hari minggu. Frisly libur," ujar Tessa.
"Benarkah? Oh astaga aku lupa."
"Tidak fokus karna Mr. Damian?" Tessa menggoda Noella sambil melirik Damian yang berada di belakang Noella.
Wanita itu sontak menoleh ke belakang. "Kenapa masih mengikutiku?!" tanya Noella kesal dengan pria di belakangnya.
"Well, aku masih punya waktu luang untuk dihabiskan bersamamu."
DRRRRTTT..
Ekspresi Damian seketika berubah ketika ponselnya berdering, ia kesal karna panggilan itu menganggu pembicaraannya dengan Noella.
"Mr. Damian, tuan Grayson meminta untuk memajukan waktu pertemuan. Anda harus segera kembali, saya akan menyiapkan penerbangan."
"Apa?! Kenapa tiba-tiba berubah?!"
"Beliau memiliki jadwal padat di bulan ini tuan, kita juga harus segera kembali ke Sydney."
Damian menutup teleponnya dengan kesal, Noella melipat kedua tangannya sambil menertawakan Damian. Pria itu langsung menatapnya dengan tajam.
"Kenapa kamu tertawa?"
"Well, aku senang kamu akan segera pergi."
Damian berjalan mendekati wanita itu. "Aku berjanji akan kembali," ujarnya.
"Aku tidak peduli, dan tidak butuh kamu untuk kembali. Mr. Damian Maverick."
"Just wait and see, aku tidak hanya akan kembali." Damian tersenyum bangga, lalu ia segera meninggalkan tempat itu.
"Tidak hanya akan kembali? Maksutnya apa?" batin Noella
"Waw.. Noella, dia tipikal yang posesif?" Tessa bertanya padanya.
Noella menatap Tessa dengan kesal. "Kenapa kamu bertanya seolah aku kekasihnya?!" Noella meninggalkan Tessa begitu saja.
"Jadi belum pacaran?" gumam Tessa.
*
*
TAK TAK TAK
Pria itu berjalan bersama beberapa orang yang mengikutinya, mereka sedang berada di bandara yang terfokus di sektor penerbangan swasta. Damian disambut dan dilayani oleh beberapa orang ketika hendak menaiki jet yang merupakan miliknya pribadi, itulah alasannya ia tak memilih bandara komersial, karna pria miliader ini menggunakan jet pribadi untuk bepergian.
Pria itu tak menikmati perjalanannya, ia hanya memikirkan seorang wanita di sepanjang penerbangan. Sedangkan disisi lain, wanita itu sibuk dengan urusannya sendiri dan tak memiliki waktu untuk memikirkan Damian.
"Pemasukan kita bagus bulan ini, terimakasih atas kerja kerasmu, Tess." Noella tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Tessa.
Tessa pun meraih tangan Noella dengan senang hati. "Kamu juga sangat hebat, Noella.." ujar Tessa
"Aku tidak akan bisa melakukan semua ini jika tanpamu," jawab Noella.
"Kamu berlebihan Noella." Tessa terkekeh melihatnya.
*
*
"Selamat datang, Damian."
Pria paruh baya itu menyapanya dengan senyuman lebar, ia memang sudah menganggap rekan bisnis mudanya itu seperti putranya sendiri.
"Senang berjumpa denganmu lagi, Mr. Grayson." Damian menjabat tangan pria tua itu.
Mereka berjalan bersama menyusuri perusahaan Grayson sambil membicarakan beberapa hal. Tentu diikuti oleh Daniel dan tangan kanan Grayson juga.
"Kamu memang pemuda hebat Damian, jika memiliki anak perempuan mungkin akan ku nikahkan denganmu." Grayson bergurau padanya, Damian tersenyum tipis menanggapi candaan Grayson.
*
*
"Kerja bagus semuanya. Selamat malam, selamat tidur, istirahat yang cukup. Besok kita akan kembali bekerja."
Pada pukul 22.00 Noella selalu memberi ucapan penutupan itu untuk para karyawannya. Wanita karir muda itu memang terkenal ramah kepada para anak buah.
"Sampai jumpa besok bos!"
Noella melambaikan tangannya dan tersenyum pada mereka sebelum ia memasuki kendaraan beroda empatnya itu. Tak selang lama, mobil putih itu berjalan meninggalkan area toko Noella.
Memutar-mutar benda bundar itu, Noella tersenyum menikmati perjalanan pulangnya dalam mobil. Melihat lampu malam kota membuat ia bahagia, ia memang selalu menikmati hari-harinya sebagai wanita sukses di kota tersebut.
Disisi lain, seorang pria sedang duduk di dalam jet pribadinya. Ia melipat kedua tangan dan mengangkat salah satu kakinya, menatap pemandangan kota yang terlihat dari atas ketika ia melihat keluar jendela.
"Your wine, Mr. Damian.."
Seorang wanita menyerahkan segelas anggur merah pada Damian, pria itu langsung menerimanya. Lehernya di belai dengan jemari-jemari wanita berpakaian putih hitam itu, ia hanya meliriknya, wanita itu tersenyum mencoba menggoda Damian.
"Ekhm!" Kedatangan Daniel mengejutkan keduanya.
"Saya mengganggu tuan?"
"Sama sekali tidak, aku tidak akan menanggapi sentuhannya, Daniel."
Wanita itu menatap Damian kecewa, ia terlihat kesal karna di acuhkan. Dengan segera wanita itu pergi ke belakang melakukan pekerjaan lainnya.
Damian menghembuskan nafas, ia melonggarkan dasinya sambil mencari kenyamanan pada posisi duduknya. Lalu meneguk segelas wine setelah menemukan kenyamanan itu.
Daniel terkekeh menatap Damian. "Bagaimana rasanya diraba-raba berbagai jenis wanita tuan?" gurau Daniel.
"Mau? Coba saja." Damian memberinya kode untuk mencoba gadis yang berada di belakang.
Daniel terkekeh. "Well, maksutku di goda lebih dulu," ucapnya.
"Kalau begitu suruh dia membelaimu terlebih dulu. Dia akan menurut, percayalah."
"Begitu? Sekarang aku mengerti kenapa kamu memilih mrs. Noella," ujar Daniel
"Entah sejak kapan gaya bicaramu menjadi santai seperti itu." Damian menegurnya, Daniel terkejut dan segera bersikap profesional pada pria itu.
"Maafkan kelancangan saya tuan."
*
*
Hari-hari, minggu, dan hampir satu bulan berlalu semenjak Damian meninggalkan negara itu. Noella masih disibukkan dengar pekerjaannya, begitu juga dengan Damian. Bulan ini adalah bulan dengan jadwal sangat padat untuk Damian, sampai ia tak memiliki waktu luang dan kekurangan tidur.
"Tessa, hari ini tanggal berapa?" Noella bertanya ketika hendak membuat nota tertulis untuk barangnya.
"Dua puluh sembilan, Noella."
"Okey." Noella menulis angka itu dibagian paling atas kertas setelah mendengar jawaban Tessa.
"29?" Noella terhenti menyadari bulan itu akan segera habis dan berganti ke bulan selanjutnya.
"Satu bulan sudah terlewat?" batin Noella.
Noella menggeleng-gelengkan kepalanya, ia berusaha kembali fokus dengan pekerjaan. Entah apa yang tiba-tiba mengganggu pikirannya.
*
*
TOK TOK TOK
"Masuk."
Seorang pria masuk ke dalam ruangan besar itu begitu mendengar izin dari Damian. Terlihat Daniel yang membuka pintu, ia berjalan mendekat ke arah meja kerja Damian.
"Ada yang ingin menemuimu, tuan." Daniel menyampaikan pesannya.
"Who?"
"Mrs. Esmeralda," jawab Daniel.
"Kenapa dia berada di Australia?!"
Damian segera bangkit dari duduknya, ia meninggalkan ruangan itu, menuruti arahan Daniel dimana Elena berada.
"Apa yang kamu lakukan disini? Elena."
Wanita itu berdiri begitu pria yang ia nanti sudah berada di hadapannya, ia adalah Elena Esmeralda, putri Leandro Liborio.
"I came to see u, Damian. Aku merindukanmu." Elena membelai wajah Damian.
"Aku tidak menerima tamu tanpa kepentingan bisnis disini." Damian menyingkirkan tangan wanita itu dari wajahnya.
"Ku kira kita akan bekerja sama, Damian Maverick Faustino."
Suara seorang pria mengalihkan Damian, ia melihat sosok pria yang sudah cukup familiar untuknya. Damian meliriknya tanpa ekspresi, ia memang tak terlalu senang dengan kehadiran mereka.
"Edward Liborio, kalian membawa satu keluarga kemari?!"
"Tolong bicara yang lebih sopan dengan calon kakak iparmu, Damian." Edward merangkul Elena yang berdiri di hadapan Damian.
"Kakak ipar? Maaf saja aku tidak akan menikahi adikmu, Edward."
Edward Liborio, merupakan putra Leandro, kedua manusia itu adalah anak-anak dari Leandro Liborio, seorang pengusaha yang merupakan rekan bisnis ayah Damian.
"Yakin dengan penolakanmu, Damian? Kamu menolak adikku atau kerja samanya?" Edward melontarkan pertanyaan itu pada pria di hadapannya.
"Both, aku tidak menerima keduanya."
Edward tersenyum smirk padanya, ia berjalan mendekati pria itu. "Damian Maverick, atau akan ku panggil dirimu dengan sebutan, Mr. Arrogant?"
Damian ikut mendekatkan dirinya kepada Edward. "Tidak keberatan dengan panggilanmu, aku lebih keberatan untuk menjalin hubungan dengan keluarga kalian." Damian menatap mata Edward lalu meninggalkan mereka berdua begitu saja.
"Damian Maverick! Aku ingin menghancurkanmu!"
"Kakak gila?! Jangan apa-apakan dia atau aku akan menjadi musuhmu!"
Elena menatap tajam Edward, lalu ia meninggalkannya. Edward memalingkan pandangannya kesal pada adiknya yang sangat tergila-gila pada Damian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Siti Nina
ceritanya sangat bagus 👍tapi yg like nya ko sedikit,,,🤔
2024-03-01
1