Noella sedang berada di mobil bersama Damian dan Daniel yang sedang menyopir di depan. Mata Noella berbinar melihat pemandangan malam itu, mereka sedang melewati jembatan dengan desain melengkung di bagian atas.
'Harbour Bridge' siapa yang tak mengenal jembatan legendaris dari kota itu? Lampu-lampu berbentuk persegi menyala warna-warni menerangi pelabuhan Sydney. Bahkan di atasnya terdapat jalur kereta api, juga untuk kendaraan motor dan sepeda, serta trotoar.
"Woahhh! Hahahah! So beautifull!" Noella terkesan dengan pemandangan di depan matanya, ia belum pernah melihat Harbour Bridge sebelumnya.
Damian tersenyum melihat Noella terlihat bahagia. "You like it?" Pria itu bertanya.
"Of course i like it!" Pandangan Noella tak teralihkan dari luar kaca mobil.
Damian semakin senang melihatnya. Daniel juga tersenyum, ia mengarahkan mobil menuju suatu tempat yang juga cukup terkenal di kota itu.
Noella menginjakkan kakinya di sebuah tempat yang membuatnya terkesan, ia cukup mengenal tempat itu. Sebuah bangunan dengan bentuk cangkang putih berlapis yang berada di kelilingi air pelabuhan. 'Sydney Opera House' mungkin tempat itu selalu menjadi tujuan pertama dari sebagian besar tourist yang berlibur di Australia.
"Wahhh, i love Sydney!"
"Kamu bisa mengunjungi tempat-tempat ini kapanpun kamu mau." Damian mendekati Noella dan mengulurkan tangan padanya.
Noella hanya menatap tangannya tanpa ekspresi. "Aku mau jalan sendiri!" Wanita itu meninggalkan Damian begitu saja.
Damian menghembuskan nafas kesalnya, ia memasukan tangan ke dalam saku celana karna di tolak oleh Noella. Daniel berusaha menahan tawanya melihat kejadian tersebut.
"Turut berduka, tuan." Daniel menatap Damian dengan maksut meledeknya.
"Kamu aman karna Noella, Daniel!"
Damian melirik kesal pria itu, ia meninggalkannya, mengikuti wanita yang menjelajahi tempat itu seenaknya sendiri. Meskipun begitu, Damian tetap senang melihat Noella menikmati jalan-jalannya malam ini.
*
*
"Apa katamu?! Damian menggandengnya?!"
"Kenapa sampai terkejut seperti itu, Elena? Hanya bergandengan tangan."
Sepasang adik kakak itu sedang mengobrol di ruang tamu dalam apartemen mereka. Edward sedang membahas tentang Noella pada Elena.
"Ini bukan tentang bergandengan! Tapi dia Damian! Damian menggandeng seorang wanita!"
"Positive thinking saja, mungkin dia saudarinya?"
"Damian tidak punya saudara! Apa kamu lupa ayah pernah bercerita bahwa kelahiran Damian bahkan sangat mengejutkan untuk keluarganya!"
Edward kembali berpikir setelah mendengar ucapan dari adiknya, ia mengingat bagaimana cara Damian memperlakukan wanita itu.
"Well, sayang sekali kalau wanita mengagumkan seperti Noella harus jatuh di tangan Damian.." batin Edward.
*
*
Damian mengajak Noella menonton opera musik klasik di dalam Opera House Sydney malam itu, tapi irama musik ballade dari Chopin yang di padukan antara piano dan biola membuat wanita itu mengantuk hingga ia tertidur.
"Ballade number 1 in G minor, opening 23. Musik itu milik Chopin, kamu suka?"
Damian menoleh ke arah Noella yang ternyata sudah tertidur saat ia berusaha menjelaskan nama musik klasik itu. Damian tersenyum melihatnya, ia merangkul Noella dan menaruh kepala wanita itu menyender di pundaknya.
Alih-alih menyaksikan pertunjukan musik klasik itu, Damian justru memandangi wanita yang tertidur di sebelahnya sambil mengelus helaian rambut Noella.
"Mungkin kekosongan hatiku akan terisi jika dirimu terus disisiku, Noella Narcissa."
PUK PUK PUK
"Ssshh! Bangun!"
Pertunjukkan musik sudah berakhir, para penonton mulai meninggalkan tempat duduk mereka. Damian menepuk pelan pipi Noella untuk membangunkannya, hingga wanita itu perlahan membuka mata.
"Hmm? Sudah selesai?"
"Iya, masih mengantuk? Kamu keberatan untuk berjalan?"
Noella menatap Damian dengan curiga. "Aku tidak mau di gendong di tempat umum ya!" Noella memberinya peringatan.
Damian terkekeh, Noella beranjak dari kursinya. Masih sedikit sempoyongan karna mengantuk berat, akhirnya Damian menggendong paksa wanita itu.
"Damian!" Noella berteriak terkejut, tapi Damian tak menghiraukannya.
BUG
Damian menutup pintu mobil setelah ia meletakkan Noella duduk di dalam mobil itu, terlihat Daniel yang juga sudah mengantuk di kursi depan.
"Mengantuk? Mau ku ganti?"
"Hoamm!" Daniel masih menguap. "It's okey, biar aku saja."
"Fine." Damian menjawab tanpa ekspresi, menatap Daniel heran karna ia mulai berbicara santai padanya.
Noella tertidur di sepanjang jalan, sepanjang jalan itu pula Damian menatap wajahnya. Bahkan hingga sampai dirumah pun wanita itu belum terbangun, Damian tak ingin membangunkannya lagi. Pada akhirnya Damian harus mengangkat tubuhnya lagi memasuki rumahnya.
Dengan perlahan pria itu meletakkan Noella di tempat tidurnya agar ia tak terbangun, bibirnya tersenyum melihat wajah wanita itu yang sedang tertidur. Damian menyadari pakaian yang ia kenakan tak nyaman untuk tidur, pria itu keluar dari kamar Noella mencari seseorang.
"Hei kalian, tolong bantu ganti pakaian Noella. Bersihkan juga wajah dan tubuhnya, tapi pelan-pelan dia sudah tertidur."
Damian menyuruh dua pelayan yang tak sengaja melewati koridor kamar malam itu, seorang wanita paruh baya dan gadis. Mereka segera mengangguk dan memasuki kamar Noella.
"Kamu bersihkan wajah nona Noella, Glorie. Aku akan ambilkan baju ganti untuknya."
Glorie mengangguk dan mengambil segala kebutuhan untuk membersihkan Noella, gadis itu melakukannya dengan perlahan dan hati-hati.
"Wahh, cantiknya nona.." gumam gadis itu.
Kedua pelayan itu hendak menggantikan baju Noella, tapi wanita itu terbangun karna merasa ada yang bergerak di tubuhnya. Ternyata ada dua orang wanita yang sedang mengurusnya begitu ia membuka mata.
"Eh? Ada apa? Aku sudah di kamar?"
"Malam, nona. Kami di minta tuan Damian untuk membantu anda berganti baju." Wanita paruh baya itu menjelaskan pada Noella.
"Oh astaga, yasudah tidak usah. Biar aku ganti sendiri, terimakasih atas bantuannya ya."
Kedua pelayan itu mengangguk, tapi Noella masih memperhatikan salah satunya. Ia mengenal gadis itu.
"Hai, Glorie. Kamu belum tidur?" Noella menyapa gadis itu.
"Sudah nona, kami hanya tidak sengaja terbangun tadi.." jawab gadis itu.
Noella tersenyum pada mereka. "Yasudah, lanjutkan tidur kalian.." suruhnya.
Kedua wanita itu tersenyum senang dan berpamitan pada Noella. Noella memberinya anggukan, mereka pergi meninggalkan ruangannya.
"Dasar si Damian itu, kenapa nyuruh orang malam-malam?!" gerutu Noella.
Noella membersihkan dirinya sendiri dan mengganti bajunya dengan piyama. Selesai dengan persiapan tidurnya pun ia segera kembali berbaring dan memejamkan mata.
"Kamu lebih banyak tidur disini ya.."
Noella membuka matanya, merasakan seseorang sedang membelai pipinya. Nampak pemandangan menyejukkan mata begitu ia terbangun, sosok pria tampan sedang tidur di sebelahnya sambil menatapnya dan membelai pipinya.
"Kenapa ada orang setampan dirimu?" Noella masih setengah sadar mengucapkannya.
"Memang."
Noella membulatkan matanya terkejut, ia menyadari dirinya sedang berada di alam nyata. Tangannya langsung mendorong Damian agar menjauh darinya.
"Apa yang kamu lakukan disini?!"
Damian terkekeh dengan kelakuan Noella. "Apa aku tidak boleh memasuki kamar yang ada dalam rumahku sendiri?" godanya.
"Kalau begitu antarkan aku pulang!"
Ekspresi Damian seketika berubah kesal begitu mendengar Noella meminta untuk pulang. Pria itu beranjak dari kasur, ia berjalan menuju pintu untuk pergi.
"Bersiaplah, ku ajak jalan-jalan.." ucap Damian seraya meninggalkan ruangan itu.
"Kamu tidak kerja?"
Pertanyaan Noella tentu tak mendapat jawaban dari Damian karna ia sudah menutup pintunya. Noella menghembuskan nafas dan menyenderkan tubuhnya di sandaran kasur.
"Fine, mau dibawa kemana lagi aku?"
*
*
Kali ini Noella memakai dress berwarna coklat susu, lagi-lagi Damian memberinya dress bodycon panjang. Setelah para maid selesai membantu Noella bersiap-siap, mereka mengantarkan wanita itu keluar menghampiri Damian.
"Mau menculikku kemana lagi tuan?" tanya Noella begitu ia sampai di hadapan Damian.
"Surga wanita."
Damian membukakan pintu mobil untuk Noella. Wanita itu masih menatapnya sambil mengerutkan dahi, ia gagal paham dengan jawaban Damian. Tapi Noella tak ingin berpikir keras, ia segera masuk dalam mobil itu.
Setelah 30 menit lamanya mobil itu berjalan, akhirnya Daniel membelokkan mobil di suatu gedung besar. Noella terkagum, ia mengamati gedung itu, melihat lambang bintang emas yang terdapat atas sana.
"Alpha Centaury?!" tebak Noella.
"Exactly, kamu pintar sekali sayang." Damian memujinya sambil tersenyum bangga.
Noella melirik Damian dengan tatapan kesalnya. "Jangan sembarangan memanggilku seperti itu!" kesal Noella, Damian hanya tersenyum melihatnya.
"Kamu sudah pernah mengunjungi mall Alpha Centaury sebelumnya, Noella?" tanya Daniel yang sedang menyupir.
"Sudah, di kota ku."
"Masuklah ke dalam sini, dan rasakan perbedaannya." Daniel tersenyum bangga, tangan kanan Damian itu sepertinya yakin Noella akan menyukai tempat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments