TOK TOK TOK
Tessa memasuki pintu ruang kerja Noella setelah ia mengetuknya. Noella menatapnya, menunggu apa yang ingin ia sampaikan pada Noella.
"Ada yang ingin bertemu denganmu Noella, dia berada di depan."
"Siapa? Penting atau tidak?"
Tessa mengangkat pundaknya. "Lihat saja sendiri.." jawabnya.
Noella menghembuskan nafasnya, ia meletakkan kertas yang semula ia pegang. Meninggalkan ruangan kerja, Noella menuruni anak tangga dan melihat seorang pria yang tengah duduk di sebuah sofa yang di sediakan dalam tokonya.
"Kamu?" Noella sudah familiar dengan wajahnya, pria itu langsung berdiri begitu Noella menghampirinya.
"Selamat siang, Mrs. Noella. Saya Daniel jika anda tidak mengingatnya."
Noella terkekeh mendengarnya. "Aku masih mengingatmu," ucap Noella.
Daniel mengangguk sambil tersenyum, ia membuka sebuah map dan mengambil kertas di dalamnya. Noella melipat kedua tangannya memperhatikan Daniel yang terlihat sedang serius.
"Saya disini bertugas untuk menyampaikan pesan tertulis dari Mr. Damian Maverick."
Noella dan Tessa saling menatap, menunggu Daniel membacakan isi pesan yang ada dalam kertas itu.
"Di dalam kertas ini, Mr. Damian Maverick selaku pemilik surat, menyatakan bahwa Mrs. Noella Narcissa, akan pergi ke Sydney tepatnya di Australia pada sore hari ini."
"Apa?!" Noella membulatkan matanya terkejut.
"Dan tertulis jika terjadi penolakan, maka penerima surat akan terkena denda senilai 1 miliar."
Noella tertawa berbahak-bahak setelah mendengar pernyataan kedua dari Daniel. "Kebodohan apa itu Daniel? Apa dia pikir aku anak-anak?" tanya Noella.
"Mrs. Noella, percayalah. Anda akan benar-benar kehilangan 1 miliar jika menolak tawaran ini, tuan Damian tidak pernah menerima penolakan."
Noella menatap Daniel dengan tajam, 1 miliar adalah nominal yang sangat besar untuk Noella. Meskipun ia hidup berkecukupan berkat usahanya, tapi untuk mendapatkan 1 miliar membutuhkan usaha yang lebih keras.
"Aku tidak mau di bodohi, Daniel. Aku bisa melapor tindakannya ke polisi."
"Aku bisa membereskan polisi hanya dengan selembar kertas, Noella. Kata tuan Damian, tertera dalam kertas ini."
Daniel menunjukkan isi kertasnya, wanita itu langsung merebut kertas tersebut dari tangan Daniel. Ternyata Damian sudah mengantisipasi segala bentuk penolakan Noella, segala konsekuensi dan keuntungan tertulis disana.
"What the fuck is that?" gumam Tessa yang ikut membaca isi kertas itu.
"Dia disini?!" Noella menatap Daniel kesal.
"Tidak, Mrs."
"Jangan gila! Kenapa aku harus ke Australia hanya demi menuruti kemauan Damian?!" Noella masih tak terima dengan pernyataan di kertas itu.
"Nona, tolong cermati keuntungan yang tertulis disitu. Damian tidak memberi tawaran buruk untuk anda."
Noella menuruti Daniel, ia mencermati kembali isi kertas itu. Memang benar ada lebih banyak keuntungan yang tertulis disana, agaknya Damian hanya ingin Noella untuk mengunjungi Australia.
"Noella akan mendapatkan fasilitas terbaik untuk liburan di Australia, Noella dapat membeli apapun yang ia mau, Noella dapat mengunjungi semua tempat yang ia mau."
Noella mulai membaca pernyataan-pernyataan yang tertulis disana, hingga sampai di pernyataan terakhir ia membacanya.
"Semua akan di dapatkan, dan Noella Narcissa tidak akan mengeluarkan uang sepeserpun."
"Sebaliknya, jika ia menolak tawaran ini. Maka akan di kenakan denda sebesar 1 miliar."
Noella memutar bola matanya dan merobek-robek kertas itu, ia merusak kertasnya dan membuangnya di tempat sampah dengan kasar.
"Aku menolak dan tidak akan membayar denda. Pekerjaanku banyak, tidak mungkin ku tinggalkan, jadi jangan harap aku akan menurutinya untuk datang ke Australia!" Wanita itu langsung meninggalkan Daniel begitu saja, diikuti oleh Tessa dibelakangnya.
TUT.. TUT..
Daniel langsung meraih ponsel dan menghubungi seseorang begitu Noella pergi dari sana. "Selamat siang, Mr. Damian," sapa Daniel.
"Sudah sore," jawab pria dari seberang sana.
"Oh maaf, perbedaan waktu."
"Bagaimana? Sudah berhasil membawanya?" tanya Damian.
"Tidak tuan, dia menolak dan merusak kertasnya."
Damian sedang duduk di kursi kerjanya sambil memainkan pensil dengan jemari-jemari kirinya, wajahnya terlihat kesal mendengar Noella menolak tawaran yang ia berikan.
"Alasan menolak?" Damian kembali bertanya.
"Banyak pekerjaan, katanya."
Damian menghembuskan nafasnya kesal, tatapannya menjadi tajam karna sedang merasakan emosi. Pria itu langsung berdiri dari duduknya.
"Pastikan dia ke bandara malam ini, Daniel."
Daniel tak sempat menjawab Damian, pria itu langsung mematikan teleponnya. Daniel memegang kepalanya yang terasa sakit karna tekanan dari Damian.
"Ya tuhan, untung saja gajiku bisa untuk beli tanah."
*
*
Noella pulang ke rumah pukul 20.30, ia pulang awal hari ini karena sedang merasa tak enak badan. Tapi betapa terkejutnya ia ketika melihat banyak mobil dan orang-orang tak dikenal berada di depan rumahnya. Terdapat lima pria memakai kacamata hitam dengan pakaian serba hitam, juga lima wanita yang mengenakan seragam hitam putih, mereka membawa beberapa paperbag di tangannya.
Noella bergegas keluar dari mobilnya, ia ingin mencari tahu apa yang sedang terjadi di rumahnya. Orang-orang tak di kenal itu berbaris dengan rapi di depan pintu Noella.
"Selamat malam, Mrs. Noella Narcissa." Mereka menyapa Noella dengan sopan dan hormat.
"Siapa kalian? Kenapa berada disini dan mengenalku?!"
"Kami akan membantu anda untuk bersiap nona," jawab salah satu wanita disana.
"Bersiap untuk apa?!"
"Berangkat ke Australia," jawabnya.
"Apa?!"
"Sudah kubilang untuk tidak menolaknya, Mrs. Noella." Seorang pria muncul dibelakang Noella.
Noella sontak menoleh ke arahnya, ia melihat Daniel sedang berdiri dibelakangnya. "Semua ini ulah Damian?!" tanya Noella kesal.
"Dia bisa melakukan apapun, Mrs. Noella."
Daniel kembali mengeluarkan sejumlah kertas dari dalam map, ia bersiap untuk membacakannya. "Penolakan kedua adalah tanda bahwa Noella Narcissa, siap membayar denda senilai 1 miliar." Daniel membacakannya di depan Noella.
"Jangan gila! Dia pikir 1 miliar hanya untuk main-main?!"
"Dia bisa melakukan apapun, Mrs. Noella." Daniel kembali mengingatkannya.
"Brengsek! Padahal dia yang berjanji akan datang, kenapa sekarang aku yang harus ke Australia?!" protes Noella.
"Anda menunggu kedatangannya, nona?"
Noella terdiam sejenak, ia memalingkan wajahnya. "Tidak!" jawab Noella.
Daniel terkekeh melihatnya. "Percayalah Damian akan menepati janjinya jika anda menuruti permintaannya. Dia tidak akan melukaimu nona, percayalah pada kami."
Noella masih enggan melihat Daniel, kepalanya terasa semakin pusing dengan tingkah Damian. Wanita itu bergegas masuk dalam rumahnya, meninggalkan orang-orang yang berada disana.
*
*
Supercar hitam mengantarnya, di iringi oleh sejumlah mobil dibelakang. Daniel memimpin perjalanan dengan seorang wanita disisinya. Pada akhirnya Noella tak bisa menolak permintaan Damian, wanita itu sudah berada di dalam mobil bersama Daniel menuju bandara.
"Anda tidak akan menyesal nona, percayalah."
Noella menatap Daniel yang sedang menyupir mobil di sebelahnya. "Panggil aku Noella, Daniel. Jangan terlalu sopan denganku," pintanya.
Daniel terkekeh menatap Noella. "Well, aku tidak bisa melakukannya kalau di depan Damian," jawab Daniel.
"Kamu memanggilnya tanpa tuan saat dia tidak ada." Noella bergurau dengannya.
Daniel tertawa mendengar teguran Noella. "Damian seumuran denganku, Noella. Aku merasa aneh memanggil tuan meskipun aku memang sangat menghormatinya," ujar Daniel.
"Ku akui kamu sangat hebat bisa bertahan bekerja bersama orang seperti dia," puji Noella.
"Yah, i'm used to it." Daniel tersenyum mengungkapkan bahwa ia sudah terbiasa dengan Damian.
Noella tersenyum melihatnya. "Mungkin kamu bisa membongkar rahasianya padaku bagaimana dia bisa jadi miliader?" tanya Noella bercanda.
Daniel terkekeh. "Usahanya, dia juga punya hobi yang bagus, investasi. Serta satu hal lagi yang membuat uangnya utuh dan terus bertambah." Daniel memotong pembicaraannya.
"Apa?" Noella penasaran bertanya padanya.
Daniel menatap Noella sambil mengangkat kedua alisnya. "Tidak punya wanita, jadi tidak ada yang menghabiskan uangnya," jawab Daniel berhasil membuat Noella terkekeh.
"Bohong sekali," kata Noella.
"Tidak bohong, tidak ada untungnya. Selama puluhan tahun menjadi tangan kanannya, aku tidak pernah menyaksikan ia berkencan."
Noella menatap pria itu ragu, tak mungkin seorang lelaki bergelimang harta seperti Damian tidak main perempuan.
"Satu-satunya wanita yang ia miliki hanya Mrs. Emma Maeve," sambung Daniel.
"Siapa itu?"
"His mom, satu-satunya wanita yang menghabiskan uang Damian, hanya ibunya. Tapi beliau juga jarang mengunjungi Australia."
"Jadi ibunya tidak tinggal bersama Damian di Australia?"
Daniel menggelengkan kepalanya. "Damian tidak pernah tinggal bersama orang tuanya, mereka berada di Spanyol.." jawab Daniel
"Ohh, jadi Damian merantau?"
Daniel tertawa hebat mendengar pertanyaan Noella. "Merantau katamu?" Daniel masih mentertawakan Noella.
Noella menatapnya kesal karna Daniel tak berhenti tertawa padanya. "Aku kan hanya bertanya!" kesal Noella.
Daniel mulai berhenti tertawa dan menghembuskan nafasnya. "Asal kamu tau, Damian itu tidak akur dengan ayahnya," ungkap Daniel.
"Benarkah? Kenapa?"
"Aku tidak tau." Daniel mengangkat kedua pundaknya.
Mereka mengakhiri pembicaraan, Noella menatap ke luar kaca mobil, ia menyadari Daniel tak sedang membawanya menyuju bandara.
"Kamu membawaku kemana? Ini bukan rute menuju bandara."
"Menuju bandara, tenang dan ikut saja Noella."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments