Godaan Damian

"Naiklah kembali ke mobil, nona nona. Sebentar lagi akan ada yang datang untuk mengantar kalian."

Damian menyuruh Tessa dan Frisly untuk kembali ke dalam mobil yang berada disana. Benar saja, tak selang lama setelah mereka di perintah untuk kembali masuk, terdengar knalpot mobil sport yang semakin mendekat ke arah rumah Noella.

BRUMMM

Supercar hitam itu terhenti di depan rumah Noella. Pria yang bernama Daniel keluar dari dalamnya sambil membawakan kunci, ia menghampiri Damian dan menyerahkan kunci kontak porsche mobil itu pada tuannya.

"Sejak kapan aku menjadi sopir tuan?" protes Daniel ketika berada di dekat Damian.

"Bukankah sudah kubilang semua ada imbalannya?" Damian mengambil kontak porsche dari tangan Daniel.

TING

Daniel mendengar ponselnya berbunyi, ia segera membuka dan mengecek notifikasi. Matanya membulat melihat ada transferan dengan jumlah yang cukup banyak masuk di rekeningnya.

"Bawakan barang-barang Noella kedalam, Daniel." Damian memberi perintah pada Daniel, pria itu langsung menurutinya.

"Tidak-tidak, terimakasih. Aku bisa membawanya sendir--"

"Aaaaa! Apa yang kamu lakukan?!"

Noella sangat terkejut ketika tubuhnya tiba-tiba terangkat, ia menatap pria itu dengan kesal. Damian menggendong Noella dengan bridal style, membawanya masuk kedalam rumah.

BRUKKK

"Aku hanya tidak ingin kaki cantikmu bekerja terlalu keras, señorita."

Damian membaringkan wanita itu di sofa, ia tersenyum sambil mengusap wajah cantiknya, tak mempedulikan Daniel masih berada disana menyaksikan mereka.

"Great!" gumam Daniel dalam hati, ia kesal merasa tak di anggap dan segera keluar dari ruangan itu setelah meletakkan koper Noella .

"Tidakkah kamu merasa bahwa dirimu sudah gila tuan?!" Noella menatap heran pria itu.

"Aku tidak bermasalah jika harus menjadi gila karenamu, Noella."

Noella menggeleng heran mendengar ungkapan anehnya, ia mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya dan segera berdiri.

"Apa yang mau kamu lakukan disini? Cepat pergi dari rumahku, aku mau istirahat!"

Damian sedang duduk dan menyenderkan tubuhnya di sofa, ia tersenyum menatap Noella yang berdiri di hadapannya sambil melipat kedua tangan.

"Aku menyukai ke angkuhanmu, señorita."

"Aku tidak mengerti apa maksutmu dan apa yang kamu mau, yang pasti aku hanya ingin kamu pergi dari sini sekarang."

Damian berdiri mendekati wanita yang berada di depannya. "Besok aku akan pergi ke Amerika, setelah itu kembali ke Australia Noella." Pria itu menyibakkan rambut Noella kebelakang telinganya.

"Dan kenapa kamu memberitahuku?!"

"Karna itu berarti kita akan jauh."

"Lalu apa masalahnya?"

Damian tersenyum kesal, ia semakin mendekatkan tubuh Noella padanya. "Jadi kamu tak enggan untuk jauh dariku, señorita?"

"Kalau tidak memangnya kenapa?!"

"Maka aku akan membuatmu enggan."

Damian mengangkat tubuh wanita itu, berusaha mencari kamar dalam rumahnya, tak peduli seberapa keras wanita itu berusaha memberontak, Damian tetap menggendongnya sampai ia menemukan ruangan disana.

BRUKKK

Pria itu membanting Noella bersama dengan tubuhnya di atas kasur, ia menindih wanita itu dan tanpa permisi membungkam bibir Noella dengan bibir miliknya.

"Mmph!" Noella terkejut, ia berusaha menjauhkan pria itu dari tubuhnya tapi begitu sulit.

"Hah.. Hah.. Hah.."

Damian melepas tautan bibirnya setelah beberapa menit ia memainkan bibir wanita itu, nafasnya terengah-engah sambil menatap wanita yang berada dibawahnya.

"Kamu benar-benar gila!"

Noella berusaha menyakiti tubuh pria itu agar ia bisa terlepas, sampai pria itu benar-benar menjauh darinya. Noella segera berdiri menjaga jarak dengan Damian.

"Apa yang sebenarnya ada dalam pikiranmu hah?! Hanya karna kamu memiliki banyak uang lalu bisa berbuat seenaknya?! Pergi dari rumah ini sekarang!"

Noella benar-benar murka, ia tak suka dengan perlakuan kurang ajar dari pria itu. Damian diam menatapnya, padahal ia belum pernah terbungkam dihadapan orang lain selama ini.

"Kamu marah?" Pria itu menatap Noella dengan penuh tanda tanya.

"Masih bertanya?!"

Damian terkekeh mendengar jawabannya, Noella menatapnya heran. Pria itu beranjak dari kasur dan mendekati wanita yang sedang marah padanya.

"Kenapa kamu membuatku semakin menginginkanmu, señorita?"

*

*

"Tessa, tidakkah kamu merasa ada yang aneh dengan Noella dan tuan Damian?"

Frisly dan Tessa sedang berada di mobil bersama Daniel yang akan mengantar mereka pulang. Daniel melirik pada kedua wanita itu mendengar nama Damian disebut oleh mereka.

"Aku sudah membahasnya dengan Noella, Fris. Kurasa tuan Damian memang tertarik dengan Noella. Well, Noella tidak akan menanggapinya dengan serius."

"Kalian sedang membicarakan tentang Mr. Damian dan Mrs. Noella, ladies?" sahut Daniel

"Yes, kamu tau sesuatu?" tanya Tessa

"Tentang apa yang terjadi? Sangat mudah ditebak dan disimpulkan. Damian tertarik dengan Noella, sudah pasti dia akan mengejarnya, aku belum pernah melihat Damian menyerah dalam mendapatkan sesuatu sebelumnya."

Tessa dan Frisly saling menatap mendengar ungkapan Daniel. Frisly melipat kedua tangan dan menatap pria itu dari rear mirror atau kaca dalam mobil yang terletak di depan.

"Noella sudah menolak puluhan lamaran, tuan. Dia tidak akan mendapatkan Noella."

Pernyataan Frisly justru membuat Daniel menertawainya. "Puluhan? Kamu tau berapa ribu wanita yang mengemis cinta pada Damian, nona?" ujar Daniel

"Make sense, tuan Damian tokoh publik. Dengan keuangannya dan penampilan yang seperti itu masuk akal kalau banyak yang mengantri." Tessa berbicara pada Frisly

"Tenang saja, hidup teman kalian akan terjamin jika bersama Damian. Kalian tau kan seberapa kaya dia?"

"Justru itu yang membuatku khawatir! Noella pernah berpacaran dengan anak orang kaya dan akhir kisah mereka menyebalkan! Apakah bossmu itu juga hanya akan mempermainkannya?!" Frisly membantah ucapan Daniel yang bermaksut mengagungkan Damian.

Daniel kembali menatap wanita itu dari rear mirror, tapi kali ini tatapannya berbeda. "Jangan samakan Damian dengan anak orang kaya, dia tidak dibesarkan oleh seorang ayah." Daniel membuat Frisly dan Tessa terdiam.

"Dia anak yatim?" batin Frisly

*

*

Di dalam ruangan persegi kecil, seorang wanita terpojokkan dan sedang berusaha menahan tubuh seseorang yang mencoba untuk menyentuhnya.

"Don't fuck with me, Damian Maverick!"

Nafas Noella terengah-engah, ia lelah menahan Damian dan sedikit takut. Padahal Damian tak mengerahkan seluruh tenaganya untuk memojokkan wanita itu di dinding kamarnya, tapi Noella sudah kewalahan untuk menahannya.

"Tidak, Noella. Aku tidak akan macam-macam padamu."

Noella menahan Damian lebih kuat, pria itu semakin mendekat padanya. Ucapan dan perbuatannya sama sekali tak sejajar, ia berkata tak akan macam-macam tapi tubuhnya semakin mendekat.

Damian terkekeh mengusap wajah wanita itu. "Aku suka ekspresimu, my señorita." Damian bersuara berat di dekat wajah Noella.

Noella bergetar, pria itu seperti orang tidak waras. "Jika berani macam-macam denganku, akan kutendang milikmu sampai pecah!" Noella mengatakannya dengan nafas terengah-engah, ia sedang mati-matian melindungi dirinya dari Damian.

Alih-alih takut, Damian justru mentertawakan ancaman wanita itu. "Lihatlah gadis ini, dia ingin melukai milikku disaat yang lain ingin membelainya?"

Noella ternganga mendengar tanggapan Damian, pria itu malah semakin menggodanya. Noella sampai lelah menahan tubuh Damian dan berusaha menyembunyikan rasa takutnya.

Pria itu menyadari rasa tak nyaman pada wanita yang ia goda. Damian mengerti dan menjauhkan tubuhnya dari Noella, ia mengacak-acak rambut wanita itu.

"Bercanda hmm, sudah kubilang aku tidak akan macam-macam."

Damian tersenyum dan melangkah pergi dari ruangan itu, ia ingin membiarkan Noella menenangkan dirinya. Badan Noella seketika ambruk saat pria itu menutup pintu kamarnya setelah ia keluar dari sana.

"Huffttt!" Noella membuang nafas kasar

"Dasar gila!"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***