"May i know your name, señorita.."
"Kenapa aku harus memberitahu namaku padamu, tuan?" Noella mendongak pada pria itu, mempertegas harga dirinya.
Damian tertawa pelan melihatnya. "Lalu aku harus memanggilmu apa, señorita?" tanya Damian sambil melepas topeng yang menempel di wajah Noella.
"Hermoso." Damian memberinya pujian cantik dalam bahasa Spanyol.
"Apa itu? Kamu sedang menghinaku?" Noella tak mengerti apa yang pria itu ucapkan.
Damian terkekeh mendengarnya. "Mungkin," jawab Damian.
"So, what is your name, lady?" Damian kembali mengulang pertanyaannya yang belum terjawab.
"No--"
"Mr. Damian!"
Noella tak sempat menyampaikan namanya karna seorang pria yang tiba-tiba datang memanggil Damian. Pria itu menoleh dengan kesal, panggilan itu membuat momennya bersama Noella terganggu.
"Apa?!" Damian bertanya dengan nada tinggi, ia geram dengan kedatangan Daniel.
"Tuan Andres kemari, tuan." Daniel berbisik pelan di dekat telinga Damian.
Pria itu langsung melepas Noella dan pergi begitu saja, ia terlihat sangat tergesa-gesa setelah mendengar bisikan dari Daniel. Noella yang tak mengerti dengan apa yang sedang terjadi hanya mematung dengan tatapan kesal disana.
"What the fuck is that?!" Noella sedikit kesal karna ditinggal begitu saja, ia bahkan belum sempat menyelesaikan ucapannya.
"Noella!"
Wanita itu langsung menoleh begitu seseorang meraih pundaknya, Noella lega karena ternyata Tessa yang memanggilnya.
"Tess?! Frisly mana?" tanya Noella setelah menyadari bahwa Tessa datang seorang diri.
"Disana! Dia mabuk berat." Tessa menunjuk sebuah arah, Noella pun segera pergi ke tempat itu setelah mendapat petunjuk Tessa.
"Astaga Frisly!" Noella terkejut melihat Frisly yang sudah tepar dan benar-benar kehilangan kesadarannya.
"Anak ini memang gila!"
*
*
"Membuka tempat baru tanpa mengundang orang tua, betapa mulianya dirimu Damian."
Pria itu membalikkan badan kearahnya begitu Damian memasuki ruangan tersebut. Pria dengan rambut yang sudah sedikit beruban itu menatap Damian dengan sinis, begitu juga dengan Damian yang tak senang dengan kehadirannya.
"Ada keperluan apa sampai jauh-jauh datang kemari? Tuan Andres Faustino." Damian tak mengubah gaya tatapannya pada pria itu.
"Bisakah kamu lebih sopan sedikit dengan pria tua ini? Damian Maverick Faustino." Andres berjalan duduk di sofa, tatapannya tak lepas dari pria angkuh yang masih berdiri di hadapannya.
"Just Damian Maverick." Pria itu menolak nama belakang yang disebutkan oleh pria paruh baya tersebut.
Andres tertawa padanya, pria angkuh itu merupakan putra satu-satunya yang ia miliki. Tapi sayang mereka tak memiliki hubungan baik satu sama lain. Alih-alih saling menyayangi sebagai keluarga, mereka justru saling bersaing dalam berbisnis.
"Sudah merasa bangga bisa melampaui ayahmu Damian?" Andres melontar pertanyaan sambil mengambil segelas wine.
"Yes, i'm fuckin' proud of me." Damian menjawabnya dengan santai.
GLUK!
Andres meneguk sedikit wine di gelasnya. "Begitu? Jadi inikah kehebatan anak yang terbuang?" ketusnya.
Damian memalingkan wajahnya. "Aku tidak ingin bertindak tidak sopan dengan mengusir ayahku sendiri, tapi sayangnya kamu bukan ayahku. Pintuku terbuka lebar dan akan senang hati melihat kepergianmu." Damian hendak meninggalkan tempat itu setelah ia mengucapkan hal tersebut.
"Aku punya tawaran bagus untukmu."
Damian menghentikan langkahnya mendengar ucapan yang baru keluar dari mulut pria tua itu, ia terdiam sejenak sengaja ingin mendengar pernyataan lebih lanjut darinya.
"Bukankah sudah saatnya untuk kita berdamai? My lovely son.." Andres berdiri mendekati putranya.
Damian mengerutkan dahi menatap pria itu, setelah puluhan tahun tak berhubungan baik baru kali ini ia menawarkan perdamaian dengan putranya.
"Kamu tau perusahaan tuan Leandro akan sangat berpengaruh padamu, Alpha Centaury akan lebih berkembang jika kamu bekerja sama dengannya."
Damian masih terdiam membiarkan Andres melanjutkan kata-katanya, entah apa yang ia mau dari putranya kali ini.
"Elena, adalah pasangan ideal untukmu."
Damian langsung memalingkan wajahnya lagi dan terkekeh, ia sudah menduga ada maksut tersendiri dari tawaran manis ayahnya itu.
"Mau mengambil keuntungan dari putra terbuangmu ini tuan? Aku tidak membutuhkan kerja sama dengan tuan Leandro, apalagi menikah dengan Elena, tidak akan pernah!" Damian mempertegas setiap kata, menunjukkan penolakan besarnya pada tawaran Andres.
Damian meninggalkan ruangan itu, ia tak ingin melihat Andres lagi. Pria tua itu terkekeh dengan jawaban putranya, ia menatap Damian yang sedang melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan tersebut.
"Dia tidak pernah berubah."
*
*
BRUKKK
Setelah susah payah menyeret Frisly, akhirnya Noella dan Tessa bisa membaringkannya di kamar mereka.
"Hahhh!"
Noella dan Tessa menghembuskan nafas kasarnya, mereka lelah karna harus membawa Frisly yang sedang mabuk sampai ke kamar.
"Frisly sialan," umpat Noella sambil mengatur nafasnya.
"Are u okey, Noella?" Tessa tiba-tiba menanyakan keadaan wanita itu.
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" Noella bertanya balik
"Kejadian tadi, kenapa sampai ada Regan dan tuan Damian?"
Noella terdiam sejenak, ia juga tidak mengira akan ada kejadian seperti itu menimpa dirinya malam ini. Padahal ia pergi ke pesta untuk bersenang-senang, tapi berujung petaka.
"Aku tidak mengira Regan ada disini, dia pasti sedang bersama ayahnya."
"Aku juga tidak menyangka, tapi ada apa tadi sampai tuan Damian pun ikut campur?" Tessa bertanya lagi padanya.
"Bukan apa-apa Tess, aku sendiri tidak tau kenapa dia tiba-tiba muncul.." jawab Noella
"Tidakkah kamu merasa dia tertarik denganmu Noella?"
"Tessa, orang seperti itu hanya penasaran saja. Dia tidak benar-benar tertarik."
Mengingat Regan yang mempermainkan perasaannya, Noella tak mudah lagi untuk percaya pada laki-laki. Wanita itu terlihat tak ingin membahas hal ini lebih lanjut, Tessa memilih untuk diam demi menjaga perasaan Noella.
*
*
"Regan! Kamu membuat keributan apa?!"
Regan menoleh terkejut ketika tuan Asgar yang merupakan ayahnya tiba-tiba memasuki kamarnya dengan murka. Pria itu terdiam, berusaha membuat alasan untuk disampaikan pada sang ayah.
"Jangan macam-macam dengan orang besar Regan! Ayah bisa melindungimu dari orang-orang di kota ini, tapi tidak dengan tuan Damian Maverick!"
"Memang apa hebatnya dia? Hanya karna dia memiliki hotel mewah kamu menyebutnya orang besar?!" Regan tak terima dengan ayahnya yang lebih membela pria itu.
"Kamu ini bodoh atau bagaimana?! Privilege Damian Maverick jauh berbeda darimu, dasar idiot! Berhenti mempermalukan ayahmu atau ku sita semua fasilitasmu!" Asgar meninggalkan ruangan itu usai mengecam anaknya, ia bahkan menutup pintu dengan cukup kasar.
"ARGHH!" Regan kesal menendang sebuah kursi untuk melampiaskan emosinya.
"Aku lebih heran kenapa Noella bisa mengenal orang seperti Damian?!"
*
*
Tengah malam memanglah suasana paling tenang. Noella berjalan-jalan menyusuri hotel ketika jam sudah menunjukkan pukul 2 malam, ia mendengar gemercik air dari arah taman. Penasaran dengan tempatnya, wanita itu menghampiri sumber suara tersebut.
Setelah beberapa kali melangkahkan kaki, akhirnya ia menemukan air mancur di tengah bunga-bunga yang di hiasi dengan berbagai lampu disana. Tempatnya indah, sunyi, dan terasa sejuk. Tapi matanya langsung tertuju pada seorang pria yang tengah duduk di sebuah kursi dekat air mancur.
Pria itu termenung, ia duduk sambil melipat kedua tangannya, terlihat seperti seseorang yang mengemban beban berat dari sorot matanya. Noella menghampiri pria itu, dengan langkah kaki kecil yang akhirnya membuat pria itu menoleh kearahnya.
"Aku kemari karna mendengar air mancur." Noella mengatakannya begitu Damian melihat dirinya.
Pria itu tersenyum dan memalingkan wajahnya, ia kembali menatap air mancur yang ada di hadapannya. "Sesuatu yang telah ditakdirkan pasti akan datang dengan sendirinya," ucap pria itu.
Noella menatapnya sinis sambil mengerutkan dahinya. "Maksutmu takdirku dengan air mancur?!" tanya Noella.
Pria itu menatapnya kembali, ia beranjak dari tempat duduk dan menghampiri wanita yang berdiri disana. "Lebih tepatnya takdirmu dengan pria yang berada di dekar air mancur.." jawab Damian Maverick.
"Kamu cukup suka menggoda wanita? Tuan Damian Maverick." Noella melalui pria itu, ia mengambil alih tempat duduk yang semula di duduki oleh Damian.
"Kamu merasa sedang di goda nona?" Damian menghampiri wanita itu, ia duduk disebelahnya.
"Well, baru kali ini aku melihat seorang miliarder sudi duduk bersama wanita biasa sepertiku," gurau Noella.
"Tapi kamu tidak biasa." Damian menatapnya.
Noella langsung memalingkan wajah sedikit salah tingkah. "Maksutnya aku hanya rakyat menengah! Dibanding dirimu yang ternyata orang besar.." ungkap Noella.
Damian terkekeh melihat wanita itu. "Kenapa kamu mempermasalahkannya?" tanya Damian.
Noella kembali menatap pria sampingnya. "Kamu baik pada semua wanita?" Ia bertanya dengan tatapan sinis.
"Apa mantan kekasihmu tadi begitu? Sampai dirimu mencurigaiku seperi itu." Damian terkekeh lagi
Noella memutar bola matanya kesal. "Dia bukan mantanku, lebih tepatnya aku tidak ingin mengakuinya."
"Kamu tidak bisa merubah sesuatu yang telah terjadi hanya karna kamu tidak menginginkannya nona.."
Noella diam tak menjawabnya, ia mengamati pria di sebelahnya yang sedang melihat air mancur. Noella cukup terkesan dengan ketampanannya, darah luar negri memang berbeda.
Damian menoleh ke arah Noella karna menyadari wanita itu sedang mengamatinya, ia tersenyum ketika Noella langsung mengalihkan pandangan darinya.
"Kenapa melihatku sampai begitu? Aku tampan?" tanya Damian dengan penuh percaya diri.
Noella menatapnya kesal. "Tidak! Kamu aneh!" ketus Noella.
Wanita itu langsung meninggalkan Damian, ia berjalan dengan cepat merasa kesal dengan Damian. Pria itu tersenyum puas berhasil membuat wanita itu kesal, tapi senyumannya langsung pudar ketika teringat sesuatu.
"Sial, aku belum menanyakan namanya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments