"Are u okey, Noella?" Damian terus mengecek kondisi Noella setelah ia tersiram wine, padahal tubuhnya sama sekali tak terluka.
"I'm okey! Sudah kubilang aku tidak kenapa-napa, tapi kamu berlebihan!"
Damian menghembuskan nafasnya, ia tak ingin berkutik lagi, wanita itu sudah terlihat sangat kesal padanya. Damian menyadari Daniel sudah berdiri di dekat mereka.
"Baju," ucap Damian pada Daniel.
Pria itu mengangguk mengerti. "Akan saya ambilkan. Mrs. Noella anda bisa ke belakang dulu, biar Moona yang antarkan baju gantinya." Daniel berbicara pada Noella.
"Panggil aku Noella, Daniel. Aku tidak gila untuk di hormati seperti tuanmu." Noella melirik Damian sesaat sebelum ia pergi meninggalkan tempat itu.
Damian menghembuskan nafas lagi, ia berusaha mengontrol dirinya untuk Noella. "Moona sudah kamu beri teguran?" tanya Damian pada Daniel.
"Sudah tuan, saya meminta maaf atas kekacauan ini." Daniel sedikit membungkuk padanya.
"Bicara santai padaku, Daniel. Berhenti terlalu sopan."
Daniel sontak mengangkat wajahnya menatap Damian karna terkejut. Pria itu menepuk pundak Daniel beberapa kali, lalu ia kembali ke tempat duduknya.
"Cepat berikan dia baju ganti," ucap Damian sebelum meninggalkan Daniel.
"Wahh, the power of woman.." batin Daniel terheran
*
*
Noella membuka pintu yang berada di bagian belakang, ia melihat seorang wanita berseragam yang sedang merapikan tempat itu. Noella mencoba tersenyum padanya, wanita itu terlihat sangat murung.
"Hai, namamu Moona?" sapa Noella menanyakan namanya.
Moona terhenti, ia menatap Noella yang tiba-tiba menyapanya. "Eum, iya.. Nona," jawab Moona sedikit canggung.
Noella memperhatikan wajah wanita itu, hidungnya memerah dan matanya sembab. Noella mendekatinya dan memegang lengan Moona dengan lembut.
"Kamu menangis, Moona?" tanya Noella penuh perhatian.
Moona perlahan melepas tangan Noella dan menjaga jarak darinya, bahkan ia enggan menatap wanita yang berada di sebelahnya. Noella mengerutkan dahi melihat Moona yang bersikap aneh.
"Jadi begitu caramu merayu tuan Damian, nona?"
"What?!"
CEKLEK
Pintu terbuka sebelum mereka menyelesaikan pembicaraannya, Daniel masuk membawa paperbag berisi baju ganti untuk Noella. Moona pun bergegas mengambil benda itu.
"Biar ku bawakan. Mrs. Noella, anda bisa berganti di toilet."
Daniel meninggalkan ruangan itu. Noella merasa sedikit aneh, tapi ia mengabaikan perasaannya. Noella menuruti permintaan wanita itu, ia pergi ke toilet untuk melepas bajunya.
Setelah Noella pergi ke dalam toilet, Moona membuka isi paperbag itu, ia melihat baju branded di dalamnya. Moona mengambil bajunya, ia meremas kain itu dengan kesal.
"Dia mendapat segalanya? Tentu saja, dia memiliki tuan Damian."
Moona mencoba menarik kain itu ke arah berlawanan, ia berusaha keras untuk merobeknya. Tapi kainnya cukup bagus dan sulit untuk di robek dengan tangan saja, akhirnya Moona mengambil cutter yang ada di sakunya ia merobek-robek bajunya dengan cutter itu.
TAK TAK TAK
Matanya tertuju pada high heels hitam yang menghampirinya ketika ia sibuk merobek baju itu. Moona mengangkat wajahnya, melihat sosok wanita yang hanya memakai baju dalam yang pendek dan tipis, sambil menggenggam dress di tangannya.
"Kamu sengaja menumpahkan wine itu di dress ku kan? Moona." Noella menatap wanita itu dengan tajam, ia sedang menahan amarah melihat wanita itu merusak baju ganti yang diberikan untuknya.
"Kalau iya kenapa, nona? Mau melapor pada tuan Damian?" Moona menaikkan alisnya meremehkan Noella.
Noella mendekatkan dirinya pada wanita itu. "Kenapa tidak?" ucap Noella.
"Don't play with me, Mrs. Noella." Moona menodongkan cutter itu pada Noella.
Wanita itu tersenyum dan tertawa kecil melihat cutter yang berada tepat di depan wajahnya. Alih-alih takut, ia justru semakin mendekatinya.
"Don't play with me, bitch."
BRUKKK! BRAAKKK!
"Aghhh!"
CEKLEK!
"Noella!"
Damian terkejut begitu ia membuka pintu ruangan itu, ia melihat Noella sedang menindih Moona sambil menodongkan cutter di atas kepalanya.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Membunuh pramugarimu."
Tentu Noella tak benar-benar melakukannya, ia segera berdiri menjauh dan menutup cutter yang di pegang. Moona yang ketakutan langsung lari memeluk tuannya, Damian.
"Tuan, aku takut."
Noella mendengus kesal melihat gadis pick me itu langsung memeluk Damian dengan manja, ia memalingkan wajah tak ingin melihat pemandangan yang membuatnya geli.
Damian mengerutkan dahinya, ia menatap Noella dengan penuh tanda tanya. "Ada apa, Noella?" tanya Damian, ia melepas pelukan Moona.
Damian berjalan mendekati Noella, menyentuh pundak wanita itu dengan lembut. "Hei, katakan apa yang terjadi? Kenapa kamu melakukan itu padanya?" tanya Damian.
"Kenapa? Mau marah padaku?!" Noella menatap kesal pria itu.
"Tidak, aku bertanya padamu."
Noella terpatung menatap pria di hadapannya, ia tak menyangka pria itu akan tetap lembut padanya setelah ia melihat Noella berusaha melukai pegawai pribadinya.
"Just tell me what happened." Damian memegang kedua pipi Noella meminta pernyataan.
"A-Aku.." Perlakuan Damian padanya membuat Noella gugup untuk menjelaskan yang sedang terjadi.
Damian menatap tubuh wanita itu yang hanya memakai baju dalam tipis. "Hei, kenapa tidak pakai baju?" tanya Damian
"Apa yang terjadi?"
Daniel datang mengamati keadaan, ia melihat tempat itu berantakan dengan baju-baju Noella yang berserakan di lantai. Daniel bingung menatap ketiga orang yang sedang berada disana, ia mengambil baju baru yang beberapa saat lalu diberikan pada Noella.
"Apa ini?!" Daniel terkejut ketika melihat baju itu sudah tercabik-cabik.
Damian juga terkejut melihat baju yang telah rusak itu, ia menatap kedua wanita yang berada disana dengan heran.
"Ayo ke depan, kalian harus menjelaskan semua ini." Damian meminta Noella dan Moona untuk pergi bersamanya.
Noella langsung melangkah tanpa ragu untuk menuruti permintaan Damian, ia percaya diri karena merasa tak bersalah. Tapi tangan Damian menghalangi tubuhnya, pria itu menatap tubuh Noella yang hanya berbalut kain tipis. Damian membuka jas yang ia kenakan, lalu memakaikan pada Noella.
"Jangan keluar dengan keadaan seperti ini," ujar Damian ketika ia memakaikan jas itu pada Noella.
"Come on." Damian menggandeng tangan wanita itu, Noella masih dengan tatapan kesalnya, tapi ia tetap mengikuti pria itu.
Kini keempat orang itu sedang duduk berhadapan, jet tersebut memiliki kursi dengan posisi yang berhadapan. Damian di depan Noella, lalu Daniel berada di depan Moona. Mereka diam sebelum Damian membuka suaranya.
"Apa yang kamu lakukan tadi, Noella?" Damian bertanya pada wanita di hadapannya.
"Kenapa hanya terus menanyaiku?! Mau membela pramugari genit kesayanganmu ini dan memojokkanku?!"
"Apa tujuanmu membawaku kemari Damian? Noella akan mendapatkan pelayanan terbaik? Mana janjimu yang tertulis di surat itu?!"
"Atau jangan-jangan kamu memang sengaja ingin melakukan ini semua padaku? Mau mempermainkanku?!"
"Pulangkan aku ke rumah, sekarang!"
Damian tak mampu menyela Noella yang terus berbicara. Damian hanya menunggu ia sampai diam karna tak ingin membentaknya seperti saat ia menyikapi orang lain.
"Ssshh! Sshhh! Sshhh! Noella, tenang. Okey, aku akan bertanya pada Moona." Damian mencoba membuat Noella diam dan tetap tenang.
"Jelaskan." Damian langsung meminta Moona untuk menjelaskan yang sedang terjadi.
"Aku tidak tau tuan, Mrs. Noella tiba-tiba marah karena tidak suka bajunya, lalu ia merobeknya dan memarahiku."
Noella terkejut dengan pernyataan Moona yang sudah jelas ia berbohong. "Fuck, bitch! Jangan mengada-ngada! Kenapa aku harus merobek bajunya?!" kesal Noella
"Tenang, Noella. Kamu boleh memberi penjelasan dari sudut pandangmu." Damian menatap Noella, ia menyuruhnya dengan nada halus.
"Sial, kenapa saat berbicara dengannya jadi lembut begitu?!" batin Moona kesal.
"Singkat saja, dia tidak suka padaku. Sengaja menumpahkan wine di dress ku, lalu merobek baju gantiku dengan cutter. Dia juga menodongkan cutter padaku saat aku ingin mengadu padamu."
"Apa?!" Damian terkejut mendengar pernyataan Noella.
"Excuse me? Nona, aku sudah bekerja disini selama lima tahun. Aku selalu melayani tuan Damian dan tamunya dengan baik!"
"Kamu pikir lamanya kamu bekerja disini bisa melindungi kebohonganmu?!" bantah Noella.
Damian menghembuskan nafas lagi, ia pusing dengan perdebatan kedua wanita itu. "Apa pendapatmu tentang ini, Daniel?" Damian bertanya pada Daniel yang berada di sampingnya, kedua wanita itu diam menunggu tanggapan Daniel.
"Moona, segeralah minta maaf pada Noella."
Ucapan Daniel membuat Moona dan Damian terkejut merasa bingung, Daniel memang sudah menduga semua yang terjadi adalah kesalahan Moona.
"Well, ternyata kamu lebih waras dari pada bossmu, Daniel." Noella sedikit melirik Damian.
"I'm sorry?" kata Damian menanggapi Noella.
"Apakah penjelasanku tidak lebih masuk akal dari omong kosong wanita ini, sampai kamu sulit untuk percaya?!"
"Aku bukan tidak percaya padamu, Noella. Aku hanya meminta pendapat." Damian menegaskan setiap ucapannya.
"Aku tidak pernah mendapat perlakuan seburuk ini dalam hidupku." Noella kesal meninggalkan tempat duduknya, ia pergi menuju kursi depan.
Damian langsung berdiri menyusulnya, ia menarik tangan wanita itu meskipun Noella langsung menolak dan melepasnya.
"Antar aku pulang! Aku mau pulang!"
"Noella, please! Bisakah kamu sedikit tenang? Biarkan Moona mengatakannya langsung padaku kalau dia memang bersalah."
"I don't give a fuck! Damian. Persetan dengan liburan, aku hanya ingin pulang!" Noella berpaling darinya dan hendak pergi, tapi Damian kembali menariknya.
"Lepas! Kamu tidak bisa seenaknya menyuruhku! Menahanku! Dan mengaturku!" Noella berusaha melepas tangannya dari cengkraman kuat Damian.
"Tenang, Noella. Tenang!"
"Tenang?! Aku sudah muak! Just take me home!" Noella masih berusaha melawan Damian.
BRUKKK!
Damian menjatuhkannya di kursi dan menindih tubuh wanita itu, kedua tangannya ia tahan di atas kepalanya. Damian mengatur nafas emosinya sambil menatap wanita itu.
"Aku hanya menyuruhmu untuk tenang, aku akan menyelesaikan semua ini. Mengerti?!" Damian menatapnya dengan tajam.
"Kamu tidak ada bedanya dengan Regan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments