Noella keluar dari kamar setelah ia selesai membersihkan tubuhnya. Damian yang berada di ruang tamu langsung menoleh ketika mendengar suara pintu dari kamar Noella, wanita itu mengenakan kaos pendek dan celana pendek.
"The fuck, kamu masih disini?!" Wanita itu terkejut melihat Damian yang masih duduk santai di ruang tamunya.
"Hai, señorita, kenapa kamu selalu terlihat seksi? Sudah siap untuk pergi?" Damian melontar pertanyaan sambil mengamatinya dari atas kebawah.
"Kemana?!"
"Jalan-jalan sebentar, aku akan pergi malam ini."
"Persetan! Aku mau masak!" Noella menolak ajakan pria itu, ia langsung menuju dapur.
Damian tersenyum melihatnya, ia beranjak dari duduknya dan mengikuti kemana perginya wanita itu. Noella memutar bola matanya kesal, menyadari ada seseorang yang membuntutinya.
"Mau apa?! Bantu masak?!" tanya wanita itu begitu sampai di dapur.
"Boleh saja, aku cukup pandai membuat gazpacho kalau kamu suka soup."
Noella mengerutkan dahinya bingung. "Lupakan, aku tidak mengerti makananmu!" Noella berpaling dari Damian dan mulai menyiapkan bahan masakannya.
Damian terkekeh. "Memang kamu mau membuat apa, hm?" Pria itu memeluk Noella dari belakang.
"Lepas! Jangan seenaknya menyentuhku tuan!" Wanita itu menodongkan garpu pada Damian.
Damian tertawa kecil sampai wanita itu kembali berpaling dan melanjutkan kegiatan memasaknya. Damian hanya diam memperhatikan Noella yang sedang menusuk-nusuk daging dengan garpu, ia lakukan agar bumbunya meresap sempurna dalam daging itu.
"Lihat ini, kalau kamu macam-macam denganku akan ku perlakukan seperti ini." Noella melirik Damian yang berada disampingnya sambil terus menusuk daging.
"Kalau begitu aku memilih untuk ditusuk-tusuk dengan garpu." Damian tersenyum dan kembali mendekat pada Noella.
"Tidak ada kapoknya ya!" Noella segera menjauhi pria itu. Damian tertawa puas melihat ekspresi Noella, ia memang sengaja ingin membuat wanita itu kesal.
Aroma masakan Noella tercium sedap ketika ia mulai menggoreng daging itu di atas teflon dengan sedikit minyak, wanita itu sedang mencoba membuat chicken steak.
"Aromanya enak sekali, meskipun aku lebih suka aroma tubuhmu." Damian memeluk Noella dari belakang, ia menghirup aroma leher Noella.
"Shhh, Damian Maverick!" Noella memukul perut pria itu dengan sikutnya, tapi ia merasa ada yang aneh.
"Sial, perutnya keras sekali. Pasti sixpack," batin Noella.
Damian tertawa kecil sambil mendekap Noella, ia tak ingin melepaskan pelukan itu. "Baru seperti ini saja aku sudah kecanduan, kalau melakukan yang lebih mungkin tidak akan kulepas semalaman." Damian sambil mengusap perut Noella dengan lembut.
Noella terkejut membelalakkan matanya, siapa yang tak akan berpikir negatif dengan ucapan pria itu barusan? Noella berbalik dan mendorong Damian dengan paksa, ia berhasil membuat pria itu sedikit menjauh.
"Kenapa kamu selalu membahas yang tidak-tidak hah?!" kesal Noella
"Memang aku membahas apa?" Damian pura-pura bodoh sambil tersenyum menggodanya.
Dengan kesal Noella mematikan kompor, ia mengambil piring dan mengangkat masakannya. Damian tersenyum puas melihat wajah Noella yang murung.
"Kenapa kamu terlihat lucu saat murung, Noella?" goda Damian
"Tuan bisakah anda pergi dari rumah saya sekarang?!" Noella melirik Damian dengan tajam sambil membawa piringnya yang berisi makanan, ia pergi menuju meja makan.
Damian masih setia mengikutinya, ia duduk di sebelah Noella, memperhatikan ia yang sedang sibuk memakan daging ayam dengan pisau dan garpu di kedua tangannya.
Sesekali Noella menatapnya dengan kesal, tapi ia tetap melanjutkan kegiatannya. Noella memotong daging itu dan hendak memakannya dari garpu, tapi pria itu merebut makanan yang sudah hampir masuk dalam mulut Noella.
"Mierda!" Noella mengumpat dalam bahasa kelahiran Damian, membuat pria itu tertawa mendengar ia mengumpat.
"Jangan mengucapkan itu jika ku perkenalkan dengan ibuku, Noella."
"Well, aku tidak ada niatan berkenalan dengan ibumu." Noella kembali melanjutkan makannya.
Damian menatap Noella, tatapannya terlihat sedih. "Tenang saja, memang tidak akan semudah itu bertemu dengan ibu.." ujarnya
Noella menatap pria itu, ekspresinya tiba-tiba berubah. "Why?" tanya Noella penasaran.
Damian menatap Noella sambil tersenyum. "Masakanmu enak." Pria itu mengacak-acak rambut Noella dan beranjak pergi dari sana.
Noella menatap punggung pria itu, ia mengerti ada sesuatu yang terjadi dengan keluarganya. Tapi Noella menghiraukan hal tersebut, itu bukan sesuatu yang harus ia urus, Noella kembali melahap makanannya.
DRRRTTT..
Noella melihat handphonenya berdering, layarnya menunjukkan panggilan dari Tessa. Tanpa ragu Noella langsung mengangkat panggilan itu.
"Hai, Tess." Noella mulai menyapanya.
"Noella, aku sedang berada di toko. Ada seller datang, aku harus order sekarang atau menunggu barangnya sampai habis saja?"
"Barangnya masih banyak atau tidak? Tingkat lakunya bagaimana?" tanya Noella sambil mengotak-atik makanannya.
Damian yang sedang mengambil minum di kulkas Noella mengerutkan dahinya mendengar obrolan Noella dalam telepon, ia mengerti apa yang sedang wanita itu bicarakan.
"Oh itu produknya cepat habis, kalau masih setengah order lagi saja. Setelah ini aku akan ke toko," ucap Noella.
"Baik nyonya Noella yang terhormat! Yasudah ku akhiri dulu ya." Tessa menutup teleponnya, Noella terkekeh mendengar panggilan yang Tessa berikan.
"Noella, kamu punya pekerjaan?" Damian tiba-tiba datang dan menanyakan itu padanya.
"Tentu saja! Kalau tidak mau makan pakai apa?!" Noella menjawab dengan kesal, ia langsung pergi meninggalkan pria itu.
"Aku akan merobohkan ke angkuhanmu nona," Damian terkekeh.
DRRRTTTT...
Damian mengamati ponselnya, ia mendapat panggilan dari Daniel. Pria itu menggeser tombol hijau menerima panggilan tersebut.
"Tuan, Mr. Grayson minta untuk segera bertemu besok. Kita harus berangkat ke Amerika malam ini juga," ujar Daniel dari telepon.
"Aku tau."
Damian mematikan teleponnya kesal, ia masih ingin berada disini. Daniel yang berada di seberang sana menghembuskan nafasnya, ia sudah menduga Damian masih ingin bersama dengan Noella.
CEKLEK!
Damian pergi ke arah kamar Noella ketika ia mendengar suara pintu. Terlihat Noella sudah berpakaian rapi, ia menggunakan setelan rok panjang dengan atasan yang panjangnya setengah lengan saja, dilengkapi sepatu heels warna black matte. Damian sudah menduga wanita itu akan pergi ke tempat kerjanya.
"You look so good, señorita." Damian memujinya.
"Aku mau pergi, kamu juga harus pergi dari sini."
"Of course aku juga akan pergi, mengantarmu."
"Apa?! Tidak!" Noella menolak kemauan Damian untuk mengantarnya.
Damian mendekati Noella dan membuat wajahnya sejajar dengan wajah Noella. "Turuti aku jika kamu tak ingin menyusahkan dirimu sendiri nona.." ujarnya
Damian pergi melalui Noella, wanita itu mengumpat kesal, seperti mendapat aturan baru dalam hidupnya, padahal selama ini tak ada yang mengatur-atur hidupnya.
"What the fuck is that?!" Dengan terpaksa Noella mengikuti Damian.
BRUMMMM
Mobil sport itu sangat brisik, tapi suaranya tetap merdu. Harga knalpotnya saja mungkin bisa membeli satu unit mobil lagi.
Noella terlihat ragu untuk menaikinya, ia belum pernah naik mobil semewah itu sebelumnya. Damian tersenyum melihat Noella yang masih terpatung di luar, ia keluar untuk membukakan pintu, memberi kode bahwa ia mempersilahkan Noella masuk kedalam mobil.
"Masuklah, Mrs. Narcissa."
Supercar hitam itu melaju dengan kecepatan sedang, tak ada yang menandingi kemewahannya di jalan itu, sehingga mereka menjadi pusat perhatian.
Noella berlagak tenang meskipun sebenarnya ia sangat senang. Siapa yang tak terpesona dengan mobil setampan itu? Mungkin ia tak akan merasakan pengalaman ini jika tetap berpacaran dengan Regan.
Sesekali Noella mengamati Damian yang sedang menyupir, pria itu juga beberapa kali membalas tatapannya dengan senyuman.
DRRRRTTT..
Handphone Damian berdering ketika mereka berada di dalam mobil, pria itu mengangkat panggilannya setelah melihat nama yang tertera di layar.
Noella diam mendengarkan Damian berbicara dalam telepon, ia sama sekali tak mengerti bahasanya. Damian sedang berbicara dengan bahasa prancis dengan orang yang berada dalam telepon.
"Kamu bisa berapa bahasa?" tanya Noella setelah Damian selesai dengan teleponnya.
"Lima? Atau mungkin enam? Atau tujuh? Masih ada yang belum terlalu lancar, aku ragu untuk mengatakan lebih dari lima."
Noella tersenyum lebar mendengarnya, tentu saja ia terkesan. "Great. Aku bahkan membutuhkan waktu lama untuk menguasai satu bahasa," ujar Noella.
Damian tersenyum melihat wanita itu. "Bahasa asing yang kamu kuasai hanya bahasa inggris?" tanya Damian.
"Memangnya apa lagi? Kamu mau aku belajar bahasa Spanyol? Mierda."
Damian terkekeh mendengar umpatan berbahasa Spanyol di akhir ucapan Noella, tentu wanita itu sengaja melakukannya untuk bercanda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments