Dearest Mr Villain
📍 Costword, Inggris.
Diatas ketinggian 14.000 kaki, seorang pria melompat dari dalam pesawat dengan penuh keyakinan dan keberanian. Kegiatan ekstrim yang memacu adrenalin itu sengaja ia lakukan untuk meluapkan amarah dan emosinya.
Dinginnya angin mulai menyapa kulitnya yang hanya memakai stelan training, di punggungnya sebuah menggendong parasut yang akan ia tarik tuas nya setelah mencapai ketinggian yang sudah di tentukan. Pria itu masih melayang dan menikmati berada di udara tanpa pengaman pelindung dan hanya mengandalkan parasut di punggungnya.
"Damn it, apa yang terjadi?" umpat Nick karena tidak bisa menarik tuas parasutnya. Tubuhnya terus jatuh mengikuti gravitasi bumi kearah yang seharusnya.
"Shittt...!!!" Nick kembali mengumpat karena tidak bisa berbuat apa-apa, kini dirinya hanya bisa pasrah kemana takdir akan membawanya jatuh. Nick sangat berharap jika dirinya punya sayap untuk di kepakkan agar tubuhnya terus terbang melayang tanpa takut jatuh.
Namun sayangnya Nick bukanlah seekor burung ataupun Peter Pan yang memiliki ilmu sihir untuk bisa terbang. Kemalangan memang tidak bisa di tolak, setelah cintanya bertepuk sebelah tangan, kini Nick seolah bunuh diri dari ketinggian 14.000 kaki karena parasutnya tidak berfungsi.
Brushh.......
Brukkkkkkkk.......
Tubuh Nick jatuh di atas pohon dan tentu saja terus terjauh hingga sampai dasar, tidak mungkin ranting pohon bisa menahan tubuh gagah nan kekar milik Nick.
"Aggghhhhhhh....." teriak Nick, training nya sobek di beberapa bagian, dan bahkan tubuh Nick belum berhenti. Setelah sampai tanah yang ternyata landai, membuat tubuh Nick menggelinding hingga jatuh dalam aliran sungai yang arusnya deras.
Braghh......
Tubuh Nick kembali menghantam batu besar dan membuat kesadaran pria itu hilang, Nick tidak tahu kemana arus sungai itu membawa tubuhnya. Nick berharap jika dirinya tidak bangun lagi, karena patah hati membuat jiwa kejam dan bengisnya melemah.
❄️❄️❄️
Seorang gadis cantik dengan rambut pirang, hidung mancung, mata lebar dan iris mata berwarna biru tengah berjalan-jalan di tepi sungai. Seperti biasanya, gadis itu akan melepas penat dan bosan dengan berjalan-jalan menelusuri hilir hingga ke hulu.
Jangan kaget jika terbalik bukan dari hulu ke hilir, karena tempat tinggal gadis itu berada di hilir sungai. Itu membuat nya berjalan ke arah hulu sungai.
"Kapan aku bisa pergi dari tempat ini?" kata gadis itu menatap sendu air sungai yang mengalir.
Sara Leah Knight, sudah tinggal di daerah terpencil itu sejak usianya 7 tahun. Gadis cantik itu sengaja di asingkan oleh Ayahnya tanpa tahu alasan pasti.
Secara finansial, Sara tidak kekurangan apapun karena sang Ayah rutin memberikan segala kebutuhan nya, sandang pangan tidak pernah datang terlambat.
Namun kehidupan yang Sara jalani tak ubahnya seperti kehidupan Rapunzel. Bedanya, Sara tidak terkurung dalam menara tinggi menjulang, Sara masih bisa berjalan-jalan disekitar tempat tinggalnya. Hanya saja Sara tidak pernah bisa benar-benar keluar dari tempat itu.
Sara tidak pernah tahu siapa Ibunya, sejak kecil Sara di asuh oleh wanita yang di panggil nya Bibi Jully. Bahkan sampai sekarang Bibi Jully masih rutin mengunjungi Sara seminggu sekali.
"Apa itu?" ucap Sara melihat sesuatu tersangkut pada batu besar di pinggir sungai.
"Dia manusia," Sara mendekat untuk memastikan.
"Benar, apakah dia korban kecelakaan?" ucap Sara memeriksa tubuh itu.
"Dia seorang pria" gumam Sara.
"Tuan, Tuan bangunlah." Sara mengguncang tubuh itu namun tidak ada reaksi apapun, pria itu tetap menutup matanya.
"Bagaimana ini?" bingung Sara, dengan sekuat tenaga menarik pria itu untuk naik ke daratan.
"Api, aku harus membuat api." kata Sara mulai mengumpulkan ranting kering dan mengadu dua buah batu untuk menyalahkan api.
Sara tidak mungkin mengangkat tubuh kekar itu dengan tubuh mungilnya, Sara tidak akan mempu. Tapi jika pria itu sadar, Sara bisa membantu memapahnya.
Usaha tidak mengkhianati hasil, api yang di buat Sara sudah membakar kumpulan ranting kecil itu hingga membuat hawa panas di sekitar.
"Tuan, bangunlah." kata Sara mengusap-usap tangan pria itu, ia melihat luka di beberapa bagian tubuhnya.
"Ini tempat yang sangat terpencil dan jauh dari kota, tidak mungkinkan jika dia korban kecelakaan mobil?" ucap Sara masih heran, lalu ia merobek bajunya dan membalut kepala pria itu karena melihat luka yang sangat basah.
Langit sudah mulai menggelap, udara semakin dingin namun belum ada tanda-tanda pria itu akan sadar. Tidak ada cara lain, karena semua cara sudah Sara lakukan. Sara terpaksa memberikan nafas buatan pada pria itu, dan setelah beberapa kali percobaan akhirnya pria itu mulai memberikan reaksi.
Uhukk.....uhukk...uhukk...
Pria itu terbatuk dengan suara yang sangat lemah, hal itu membuat Sara lega meskipun belum membuka matanya.
"Tuan, syukurlah..." ucap Sara tersenyum.
"Tuan, kau bisa bangun? Kita harus segera pulang karena langit sudah gelap." kata Sara berusaha membangunkan pria itu, meskipun sangat lemah setidaknya ia bisa mengendalikan tubuhnya.
"Bertahanlah Tuan." kata Sara semua tenaga memapah tubuh gagah yang lemas itu.
Setelah berjalan hampir dua puluh menit, akhirnya Sara sampai di rumah minimalis nya, dan merebahkan pria itu sofa ruang tamu.
Sara segera mengambil kotak obat untuk mengobati luka yang ada di tubuh pria itu.
"Haus....." lirih pria itu dengan mata tertutup, Sara yang mendengar itu langsung mengambilkan air minum.
"Minumlah," kata Sara mengangkat kepala pria itu. Hanya dua teguk dan menurut Sara itu sangat sedikit. Lalu Sara kembali meletakkan kepala pria itu diatas bantal kecil dan kembali mengobati luka pria itu.
Sara mengambil air hangat untuk menyeka tubuh pria itu dan menggunting sebagian baju dan celananya karena memang sudah sobek tak beraturan.
"Setidaknya ini lebih baik." gumam Sara menyelimuti tubuh pria itu, lalu pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.
Sara menuju dapur setelah membersihkan diri dan menganti baju, gadis itu menghangatkan susu dan membuat sup untuk diberikan pada pria itu jika sudah sadar nanti. Sara juga menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri.
Gadis itu terlihat sangat cekatan berada di dapur, tangannya sangat piawai mengolah makanan di atas kompor. Ya, Sara sudah bisa melakukan segalanya seolah diri karena Bibi Jully hanya menemani Sara sampai usianya 10 tahun saja. Dan sejak saat itu Bibi Jully hanya datang seminggu sekali, jika di tanya kenapa? Sara juga tidak tahu karena kata Bibi Jully, ia hanya menjalankan perintah dari Tuan Elliott, yaitu Ayah Sara yang sampai sekarang belum pernah datang menemuinya.
Dulu Sara selalu bertanya-tanya kenapa sang Ayah mengasingkan dirinya, tapi karena pertanyaan itu tidak pernah mendapatkan jawaban, Sara akhirnya lupa dan mulai menikmati kehidupannya yang seorang diri.
Bayangkan saja gadis berusia sepuluh tahun harus hidup sendirian dalam rumah yang letaknya jauh didalam hutan. Bahkan bukan tidak mungkin jika tidak ada orang yang mengetahui rumah yang di tempati Sara kecuali orang-orang suruhan Ayah nya.
Namun Elliott tidak lepas tanggung jawab, setiap minggunya bersama dengan datangnya Bibi Jully, Elliott juga mengirim bahan makanan untuk Sara.
Dan sebulan sekali Elliott akan mengirim pakaian serta seorang Dokter untuk memeriksa kesehatan Sara. Elliott tetap memastikan jika Sara hidup tanpa sehat kekurangan apapun kecuali kasih sayang dari seorang Ayah dan Ibu.
❄️
❄️
❄️
❄️
❄️
TBC 🌺
Selamat datang di karya ke-8 Mameeethor 🙂🙂🙂
semoga karya ini menghibur dan menemani para readers diwaktu senggang 🤗🤗🤗
Ini novel kedua Mameeethor yang mengambil setting luar negeri ya, karena setting luar negeri pertama itu novel yang berjudul Nycthophile Girl And Bad Boy, tapi status nya sekarang masih hiatus 🤭. Kalau novel yang lainya campuran, tapi ada juga yang full setting Indonesia.
Jangan lupa dukung dan support karya Mameeethor yaaa🥰
Salam hangat untuk semua readers 🫰🫰🫰🫰🫰🫰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Selviana
Aku mampir nih kak.Jangan lupa mampir di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak Ipar)
2024-02-06
1
MommyRea
hadir Thor.... maraton lagi bacanya 😊
2024-01-09
1