Di dalam mobil, Sara menundukkan kepalanya dan memangku buku duduk disebelah Nick. Gadis lugu dan polos itu tidak tahu apa salahnya hingga membuat Nick berbicara dengan wajah datar dan nada yang dingin.
"Sebenarnya apa tujuan mu kuliah?" tanya Nick.
"Belajar," lirih Sara masih menundukkan kepalanya, Harry yang tengah mengemudi sesekali melirik kebelakang.
"Lalu kenapa kau tadi berbicara tentang Massimo? Kau sepertinya sangat menyukai Massimo itu!" ketus Nick, dengan polosnya Sara malah mengangguk dan membuat mata Nick membulat.
"Apa yang membuatmu suka dengan Massimo?" tanya Nick mengintrogasi Sara.
"Dia gagah, tampan, kaya dan sangat baik pada Laura. Massimo berbeda dengan Don Juan yang...."
"Berhenti!!" bentak Nick, Sara menutup rapat mulutnya.
Nick memijat pelipisnya dan menggelengkan kepalanya, entah film apa saja yang sudah di tonton oleh Sara tanpa sepengetahuannya. Dan lihatlah hasilnya, gadis itu berbicara tanpa beban dan tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Dengar, di dunia ini tidak ada pria seperti Massimo dan Don Juan. Tapi jika pria brengsek dan bajingan, itu banyak. Kau tidak boleh sembarang berbicara hal seperti ini pada orang lain, apalagi orang yang baru kau kenal. Kau juga tidak boleh terlalu ramah pada semua orang, karena itu demi kebaikanmu juga. Banyak orang yang suka memanfaatkan kebaikan seseorang." dengan bijak dan tanpa emosi, Nick menasehati Sara yang memang perlu pengarahan dan bimbingan untuk bersosialisasi dengan banyak orang.
"Tapi Nick. Di kampus semua orang baik, mereka menyapa dan berkenalan denganku, beberapa dari mereka juga mau berteman denganku," sahut Sara, Nick menghembuskan nafas kasar. Sepertinya memang perlu kesabaran ekstra untuk menasehati gadis cantik itu.
"Yang kau lihat baik belum tentu baik, dan yang terlihat buruk juga tidak selalu buruk. Semua orang bisa terlihat baik dan berbuat baik, tapi tidak semua orang punya ketulusan dalam hatinya. Jika orang itu tidak tulus, pasti dia akan memanfaatkan mu di kemudian hari." kata Nick, Sara mengangguk.
"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Sara, mata lebarnya menatap wajah Nick , membuat kedua pasang mata itu bertaut.
"Katakan." ucap Nick.
"Apakah kebaikanmu padaku juga di sertai ketulusan? Atau kau juga akan memanfaatkan ku di kemudian hari?" tanya Sara, Nick terdiam seperti di todong dengan senjata nya sendiri.
"Tidak ada yang gratis di dunia ini, aku ingin kau belajar dengan benar agar nantinya kau bisa bekerja denganku dan menghasilkan banyak uang. Tidak ada yang di rugikan disini, karena kau dan aku sama-sama untung, dan aku tidak memanfaatkan mu demi keuntungan ku sendiri. Kau keberatan?" tanya Nick dengan kedua mata yang masih menatap Sara.
"Kau benar, dan aku tidak keberatan." sahut Sara tersenyum, Nick melihat keluar jendela dan baru sadar jika mobil yang di kemudikan Harry sudah berhenti di pelataran kampus, entah sejak kapan.
"Turunlah, belajar dengan baik. Paman Simone akan menjemputmu seperti bisa." kata Nick, Sara bersiap turun dan sudah memegang pintu mobil hendak di buka namun.
Cup....
"Thank you." Sara mengecup pipi Nick dan langsung keluar dari mobil, Nick masih terdiam karena mendapat kecupan dadakan dari Sara, membuatnya tidak tahu harus bagaimana seperti mendapat kecupan pertama kalinya.
"Kucing liar itu sudah mulai nakal." gumam Nick, Harry yang melihat dan mendengar semuanya hanya diam saja dan kembali melanjutkan perjalanan mereka ke kantor.
❄️❄️❄️
"Sandra..." panggil sara ketika melihat temannya, Sandra tersenyum pada Sara.
"Hai, kau juga baru datang?" tanya Sandra.
"Hemm, ayo kita ke kelas." Sara dan Sandra berjalan beriringan menuju kelas mereka, karena sebentar lagi kelas akan di mulai.
"Ngomong-ngomong, apa kau benar-benar tidak punya ponsel, Sara?" tanya Sandra penasaran.
"Ya, aku tidak punya ponsel dan Nick tidak mengizinkan ku punya ponsel." sahut Sara biasa saja.
"Bagaimana bisa?" gumam Sandra, ya bagaimana bisa di jaman seperti ini ada manusia yang bisa hidup tanpa ponsel di tengah-tengah negara besar seperti Prancis? Apa lagi mereka tinggal di Paris, kota romantis.
Sara dan Sandra mengikuti kelas mereka, kedua gadis itu benar-benar menyimak materi yang di jelaskan oleh sang dosen. Mereka berdua sama-sama pintar dan cantik, bedanya Sandra mengenakan kacamata dan berdandan sederhana, namun itu tidak mengurangi kecantikannya.
Sedangkan Sara? Gadis itu selalu tampil girly dengan dress terbaik dan bermerek, tentu saja. Tidak ada barang tanpa merek yang masuk dalam mansion Nick. Dari ujung kaki sampai ujung kepala yang menempel di tubuh Sara adalah barang bermerek, bahkan arloji mewah yang dipakai Sara itu limited edition.
"Aku akan ke toilet sebentar, lalu kita akan ke perpustakaan." kata Sandra ketika kelas pertama mereka sudah selesai.
"Aku ke perpustakaan duluan, dan kau nanti langsung menyusul saja." kata Sara, Sandra yang sudah berdiri di ambang pintu hanya menunjukkan jari jempolnya, sedangkan sara sedang menyusun buku-bukunya.
"Sara.." kata seorang wanita yang tiba-tiba saja ada di dekat meja Sara.
"Kau mengenalku?" tanya Sara tersenyum manis, wanita itu menatap sinis.
"Dengar, jangan pernah mendekati Ansel, dia milikku!" tegas nya, Sara mengerutkan keningnya.
"Aku tidak pernah mendekati Ansel atau siapapun itu." sahut Sara santai membuat wanita yang bernama Tiana itu kesal.
BRAKKKKK....
Tiana menggebrak meja Sara, membuat Sara terkejut dan memejamkan matanya.
"Dengar!!! Aku tidak perduli kau mendekatinya atau tidak! yang jelas aku tidak ingin melihatmu bersama Ansel lagi!" bentak Tiana.
"Baiklah," sahut Sara, sungguh Sara tidak suka situasi seperti ini.
"Kau menantang ku!?" Tiana mencengkeram dagu Sara, Sara mengepalkan kedua tangannya.
"Aku tidak menantang mu." Sara menahan emosinya, namun Tiana semakin kuat mencengkram dagu Sara hingga kulit putih pucat nya terlihat memerah, lalu.
Bugh......
Sara menonjok wajah Tiana dengan sekuat tenaga, Tiana yang mendapatkan serangan dadakan dan kuat membuat tubuhnya tidak siap hingga tersungkur ke lantai.
Sara berdiri mendekati Tiana dan mencekiknya, wajah ramahnya kini berganti dengan kaku dan terlihat kejam, matanya menatap tajam Tiana.
"Aku tidak mengenalmu dan Ansel mu itu. Kau juga tidak mengenalku, jangan mengusikku karena aku juga tidak akan mengusik mu!" kata Sara tanpa melepas cekikikan di leher Tiana.
Uhukkk....uhukkk....uhukkk....
Tiana terbatuk-batuk, dadanya terasa sesak dan panas karena tidak mendapat asupan oksigen.
"Kali ini aku maafkan, tapi jika lain kali kau mengganggu ku. Aku benar-benar akan mencekik mu hingga kau kehilangan nyawa yang tidak berharga ini!" sinis Sara beranjak mengambil buku dan tasnya meninggalkan Tiana yang masih shock dengan keberanian Sara.
Didepan pintu Sara berpapasan dengan wanita yang ingin masuk dalam kelasnya. Bisa Sara pastikan jika wanita itu bukan teman sekelas Sara, mata dan ingatan Sara sangat tajam. Namun begitu Sara tidak ingin ambil pusing dan melanjutkan rencananya pergi ke perpustakaan.
"Tiana, are you okay?" tanya Selena, teman Tiana yang tadi berjaga di depan pintu.
"Fu*ck!" umpat Tiana masih terduduk di lantai sambil memegangi lehernya yang tadi di cekik Sara.
❄️
❄️
❄️
❄️
❄️
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sleepyhead
Wow... Sara is like a coin, she has two side.
2025-02-13
1
Sleepyhead
humm.... So what the deal..?
2025-02-13
1