NovelToon NovelToon

Dearest Mr Villain

Chapter 01

📍 Costword, Inggris.

Diatas ketinggian 14.000 kaki, seorang pria melompat dari dalam pesawat dengan penuh keyakinan dan keberanian. Kegiatan ekstrim yang memacu adrenalin itu sengaja ia lakukan untuk meluapkan amarah dan emosinya.

Dinginnya angin mulai menyapa kulitnya yang hanya memakai stelan training, di punggungnya sebuah menggendong parasut yang akan ia tarik tuas nya setelah mencapai ketinggian yang sudah di tentukan. Pria itu masih melayang dan menikmati berada di udara tanpa pengaman pelindung dan hanya mengandalkan parasut di punggungnya.

"Damn it, apa yang terjadi?" umpat Nick karena tidak bisa menarik tuas parasutnya. Tubuhnya terus jatuh mengikuti gravitasi bumi kearah yang seharusnya.

"Shittt...!!!" Nick kembali mengumpat karena tidak bisa berbuat apa-apa, kini dirinya hanya bisa pasrah kemana takdir akan membawanya jatuh. Nick sangat berharap jika dirinya punya sayap untuk di kepakkan agar tubuhnya terus terbang melayang tanpa takut jatuh.

Namun sayangnya Nick bukanlah seekor burung ataupun Peter Pan yang memiliki ilmu sihir untuk bisa terbang. Kemalangan memang tidak bisa di tolak, setelah cintanya bertepuk sebelah tangan, kini Nick seolah bunuh diri dari ketinggian 14.000 kaki karena parasutnya tidak berfungsi.

Brushh.......

Brukkkkkkkk.......

Tubuh Nick jatuh di atas pohon dan tentu saja terus terjauh hingga sampai dasar, tidak mungkin ranting pohon bisa menahan tubuh gagah nan kekar milik Nick.

"Aggghhhhhhh....." teriak Nick, training nya sobek di beberapa bagian, dan bahkan tubuh Nick belum berhenti. Setelah sampai tanah yang ternyata landai, membuat tubuh Nick menggelinding hingga jatuh dalam aliran sungai yang arusnya deras.

Braghh......

Tubuh Nick kembali menghantam batu besar dan membuat kesadaran pria itu hilang, Nick tidak tahu kemana arus sungai itu membawa tubuhnya. Nick berharap jika dirinya tidak bangun lagi, karena patah hati membuat jiwa kejam dan bengisnya melemah.

❄️❄️❄️

Seorang gadis cantik dengan rambut pirang, hidung mancung, mata lebar dan iris mata berwarna biru tengah berjalan-jalan di tepi sungai. Seperti biasanya, gadis itu akan melepas penat dan bosan dengan berjalan-jalan menelusuri hilir hingga ke hulu.

Jangan kaget jika terbalik bukan dari hulu ke hilir, karena tempat tinggal gadis itu berada di hilir sungai. Itu membuat nya berjalan ke arah hulu sungai.

"Kapan aku bisa pergi dari tempat ini?" kata gadis itu menatap sendu air sungai yang mengalir.

Sara Leah Knight, sudah tinggal di daerah terpencil itu sejak usianya 7 tahun. Gadis cantik itu sengaja di asingkan oleh Ayahnya tanpa tahu alasan pasti.

Secara finansial, Sara tidak kekurangan apapun karena sang Ayah rutin memberikan segala kebutuhan nya, sandang pangan tidak pernah datang terlambat.

Namun kehidupan yang Sara jalani tak ubahnya seperti kehidupan Rapunzel. Bedanya, Sara tidak terkurung dalam menara tinggi menjulang, Sara masih bisa berjalan-jalan disekitar tempat tinggalnya. Hanya saja Sara tidak pernah bisa benar-benar keluar dari tempat itu.

Sara tidak pernah tahu siapa Ibunya, sejak kecil Sara di asuh oleh wanita yang di panggil nya Bibi Jully. Bahkan sampai sekarang Bibi Jully masih rutin mengunjungi Sara seminggu sekali.

"Apa itu?" ucap Sara melihat sesuatu tersangkut pada batu besar di pinggir sungai.

"Dia manusia," Sara mendekat untuk memastikan.

"Benar, apakah dia korban kecelakaan?" ucap Sara memeriksa tubuh itu.

"Dia seorang pria" gumam Sara.

"Tuan, Tuan bangunlah." Sara mengguncang tubuh itu namun tidak ada reaksi apapun, pria itu tetap menutup matanya.

"Bagaimana ini?" bingung Sara, dengan sekuat tenaga menarik pria itu untuk naik ke daratan.

"Api, aku harus membuat api." kata Sara mulai mengumpulkan ranting kering dan mengadu dua buah batu untuk menyalahkan api.

Sara tidak mungkin mengangkat tubuh kekar itu dengan tubuh mungilnya, Sara tidak akan mempu. Tapi jika pria itu sadar, Sara bisa membantu memapahnya.

Usaha tidak mengkhianati hasil, api yang di buat Sara sudah membakar kumpulan ranting kecil itu hingga membuat hawa panas di sekitar.

"Tuan, bangunlah." kata Sara mengusap-usap tangan pria itu, ia melihat luka di beberapa bagian tubuhnya.

"Ini tempat yang sangat terpencil dan jauh dari kota, tidak mungkinkan jika dia korban kecelakaan mobil?" ucap Sara masih heran, lalu ia merobek bajunya dan membalut kepala pria itu karena melihat luka yang sangat basah.

Langit sudah mulai menggelap, udara semakin dingin namun belum ada tanda-tanda pria itu akan sadar. Tidak ada cara lain, karena semua cara sudah Sara lakukan. Sara terpaksa memberikan nafas buatan pada pria itu, dan setelah beberapa kali percobaan akhirnya pria itu mulai memberikan reaksi.

Uhukk.....uhukk...uhukk...

Pria itu terbatuk dengan suara yang sangat lemah, hal itu membuat Sara lega meskipun belum membuka matanya.

"Tuan, syukurlah..." ucap Sara tersenyum.

"Tuan, kau bisa bangun? Kita harus segera pulang karena langit sudah gelap." kata Sara berusaha membangunkan pria itu, meskipun sangat lemah setidaknya ia bisa mengendalikan tubuhnya.

"Bertahanlah Tuan." kata Sara semua tenaga memapah tubuh gagah yang lemas itu.

Setelah berjalan hampir dua puluh menit, akhirnya Sara sampai di rumah minimalis nya, dan merebahkan pria itu sofa ruang tamu.

Sara segera mengambil kotak obat untuk mengobati luka yang ada di tubuh pria itu.

"Haus....." lirih pria itu dengan mata tertutup, Sara yang mendengar itu langsung mengambilkan air minum.

"Minumlah," kata Sara mengangkat kepala pria itu. Hanya dua teguk dan menurut Sara itu sangat sedikit. Lalu Sara kembali meletakkan kepala pria itu diatas bantal kecil dan kembali mengobati luka pria itu.

Sara mengambil air hangat untuk menyeka tubuh pria itu dan menggunting sebagian baju dan celananya karena memang sudah sobek tak beraturan.

"Setidaknya ini lebih baik." gumam Sara menyelimuti tubuh pria itu, lalu pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Sara menuju dapur setelah membersihkan diri dan menganti baju, gadis itu menghangatkan susu dan membuat sup untuk diberikan pada pria itu jika sudah sadar nanti. Sara juga menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri.

Gadis itu terlihat sangat cekatan berada di dapur, tangannya sangat piawai mengolah makanan di atas kompor. Ya, Sara sudah bisa melakukan segalanya seolah diri karena Bibi Jully hanya menemani Sara sampai usianya 10 tahun saja. Dan sejak saat itu Bibi Jully hanya datang seminggu sekali, jika di tanya kenapa? Sara juga tidak tahu karena kata Bibi Jully, ia hanya menjalankan perintah dari Tuan Elliott, yaitu Ayah Sara yang sampai sekarang belum pernah datang menemuinya.

Dulu Sara selalu bertanya-tanya kenapa sang Ayah mengasingkan dirinya, tapi karena pertanyaan itu tidak pernah mendapatkan jawaban, Sara akhirnya lupa dan mulai menikmati kehidupannya yang seorang diri.

Bayangkan saja gadis berusia sepuluh tahun harus hidup sendirian dalam rumah yang letaknya jauh didalam hutan. Bahkan bukan tidak mungkin jika tidak ada orang yang mengetahui rumah yang di tempati Sara kecuali orang-orang suruhan Ayah nya.

Namun Elliott tidak lepas tanggung jawab, setiap minggunya bersama dengan datangnya Bibi Jully, Elliott juga mengirim bahan makanan untuk Sara.

Dan sebulan sekali Elliott akan mengirim pakaian serta seorang Dokter untuk memeriksa kesehatan Sara. Elliott tetap memastikan jika Sara hidup tanpa sehat kekurangan apapun kecuali kasih sayang dari seorang Ayah dan Ibu.

❄️

❄️

❄️

❄️

❄️

TBC 🌺

Selamat datang di karya ke-8 Mameeethor 🙂🙂🙂

semoga karya ini menghibur dan menemani para readers diwaktu senggang 🤗🤗🤗

Ini novel kedua Mameeethor yang mengambil setting luar negeri ya, karena setting luar negeri pertama itu novel yang berjudul Nycthophile Girl And Bad Boy, tapi status nya sekarang masih hiatus 🤭. Kalau novel yang lainya campuran, tapi ada juga yang full setting Indonesia.

Jangan lupa dukung dan support karya Mameeethor yaaa🥰

Salam hangat untuk semua readers 🫰🫰🫰🫰🫰🫰

Chapter 02

 Harry mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Nick, setelah tahu Nick tidak mendarat di tempat yang seharusnya. Pria yang berprofesi sebagai asisten Nicolas Chevalier itu bergerak cepat untuk menemukan Tuan nya yang kini entah berada dimana.

Harry dengan setia menemani Nick dan mengikuti kemanapun Nick pergi. Ya, hanya Harry lah satu-satunya orang terdekat Nick, ia juga tahu segala rahasia Nick. Pria 34 tahun itu sudah berjanji untuk mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk Nick.

"Tom, segera kerahkan anak buah mu untuk menyisir hutan kecil itu! Jangan sampai kita terlambat menemukan Tuan Nick!" titah Harry memberikan instruksi.

"Mark, kau siapkan helikopter kita. Kita juga harus mencarinya melalui udara." kata Harry, Tom dan Mark langsung melaksanakan apa yang di perintahkan tangan kanan Tuan nya.

Tom dan Mark yang tadinya berada di Oxford, langsung datang ke Costword karena Harry memangilnya. Sedangkan Jade tidak ikut mereka karena harus tetap di Oxford untuk mengawasi Ellen.

Ya, meskipun Nick terlihat acuh dan tidak perduli saat Frank menitipkan Ellen padanya, tapi nyatanya Nick memerintahkan ketiga anak buah kepercayaannya untuk menjaga Ellen meskipun dari jarak jauh.

Sama seperti apa yang di lakukan Nick pada Amber, meskipun mereka tidak dekat dan hubungan keduanya tidak terlalu baik. Nick tetap menjaga Amber dan memastikan jika sang adik baik-baik saja.

Harry dan Mark berada dalam helikopter menuju tempat dimana Nick melakukan aksi akrobatik nya. Harry menggunakan teropong untuk membantu penglihatannya, namun sialnya Harry tidak melihat apapun.

"Tuan, hari sudah gelap. Sangat kecil kemungkinan kita bisa menemukan Tuan Nick dalam kondisi seperti ini." kata Mark yang memegang kendali helikopter itu.

"Kita harus tetap mencarinya, Mark. Jika perlu kita akan membuat hutan itu gundul untuk menemukan Tuan Nick." sahut Harry, dirinya memiliki banyak hutang pada Nick. Hutang budi, hutang nyawa dan segalanya. Jika saja Nick tidak membantunya kala itu, mungkin Harry sudah lama meninggalkan dunia indah ini.

❄️❄️❄️

Tom bersama anggotanya yang berjumlah 50 orang itu sudah mulai menyisir hutan itu, langit sudah gelap tapi bukan masalah bagi mereka. Sebab belum ada instruksi untuk kembali, maka disinilah mereka, dalam hutan yang sudah gelap gulita.

"Aku bersyukur karena yang kita pijak ini bukanlah hutan Afrika." ucap salah satu anak buah Tom.

"Mau di Afrika ataupun Inggris, kita tetap di dalam hutan, dude." sahut yang lainya.

"Ya, tapi setidaknya dalam hutan ini tidak ada Cheetah, Singa dan kawan-kawannya." balasannya.

"Kau ini penakut sekali," cibir yang satunya.

"Hei berhentilah bicara kalian, aku sangat takut jika tiba-tiba ada hantu." kata yang lainya.

"Kau ini ada-ada saja, di jaman modern seperti ini mana ada hantu?" timpal yang lainya.

"Hehh, jangan salah. Tidak perduli sekarang jaman apa, hantu tetaplah hantu dan hantu tidak mengenal jaman." balasnya.

"Sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan? Fokuslah mencari Tuan Nick. Kanapa malah membicarakan hewan dan hantu? Apa kalian tidak malu dengan tatto yang memenuhi tubuh kalian?" ucap Tom tidak tahan mendengar pembicaraan random anak buahnya.

"Aku takut dengan hantu, dan itu tidak ada hubungannya dengan tatto naga ku." sahutnya. Tak lama mereka mendengar seperti lolongan Serigala, dan hal itu berhasil membuat semuanya diam.

"Kau yakin jika dalam hutan ini tidak ada Cheetah dan Singa?" tanya salah satunya.

"Menurut buku yang aku baca begitu," sahutnya tegang.

"Tapi bukan berarti dalam hutang ini tidak ada Serigala bukan?" tanyanya.

"Entahlah...." jawabnya lirih, percayalah 51 pria dengan tubuh kekar dan di penuhi tatto itu tegang bahkan sangat pelan untuk menghela dan menghembuskan nafas mereka.

"Aku tidak percaya akan berada dalam situasi seperti ini. Ayolah, aku lebih suka bertarung di atas ring." keluh salah satunya.

Duuuttttttt........

Angin yang biasanya keluar tanpa bunyi, entah mengapa kali ini berbunyi dan terdengar sangat nyaring karena mereka semua terdiam.

"Maaf, aku benar-benar tidak bisa menahannya," ucap si pemilik angin.

"Bahkan isi perutmu mengkhianati mu, Bung." sahut temanya, membuat Tom ingin mengumpat kasar.

"Tom, lebih baik kita kembali saja. aku tidak ingin mati konyol malam ini, memaksa untuk melanjutkannya pun tidak akan ada hasilnya." usul anak buah Tom.

"Benar, kita kembali saja. Aku tidak punya sembilan nyawa seperti kucing," timpal yang lain.

"Itu benar, aku masih sangat muda, percayalah tarian striptis wanita di klub-klub masih sangat sayang jika tidak kita tonton." ucap anak buah Tom.

"Kau itu yang paling tua, dan usiamu sudah 45 tahun jika kau lupa." sahut Tom menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak buahnya.

"Tom, aku lebih rela jika gaji ku bulan ini tidak keluar dari pada harus bertahan dalam hutan ini." sahut yang lainya. Akhirnya Tom memutuskan untuk menarik keluar semua anak buahnya untuk masuk dalam mobil, namun mereka tidak pulang, atau Harry akan murka padanya.

❄️❄️❄️

Sara mengompres tubuh pria itu, karena tak kunjung sadar, akhirnya Sara menyentuh tubuh tak berdaya itu dan ternyata demam cukup tinggi.

"Hei, bangunlah..." bisik Sara memberikan minum menggunakan sendok.

Uhuk.....uhuk...uhuk...

Pria itu terbatuk dan matanya mulai terbuka.

"Who are you?" tanya pria itu menatap Sara.

"Aku Sara, aku tadi menemukanmu di tepi sungai. Apa yang terjadi padamu?" tanya Sara tersenyum ramah.

"Kau mau bangun?" tanya Sara melihat pria itu mencoba bangkit, lalu membantunya.

"Aku dimana?" tanyanya melihat sekitar.

"Kau ada di rumahku." sahut Sara tersenyum, lalu berjalan kearah dapur untuk mengambil sup dan susu panas.

"Makanlah, agar tenagamu cepat pulih." Sara meletakkan nampan berisi susu dan sup wortel, pria itu hanya menatap datar.

"Kau punya Gin? " tanyanya, menanyakan salah satu jenis minuman beralkohol, Sara menggeleng.

"Aku bukan bayi, kenapa kau memberiku susu?" tanyanya.

"Lalu kau ingin minum apa?" tanya Sara bingung.

"Berikan aku minuman beralkohol." pintanya.

"Aku tidak punya minuman beralkohol , tapi aku punya beberapa stok jus, kau mau?" tawar Sara, pria itu berdecih pelan.

"Lalu bagaimana caramu menghangatkan tubuh saat musim dingin?" tanyanya.

"Itu....oh astaga aku lupa menyalakan tungku perapian," Sara segera menyalakan api dalam tungku yang memang berfungsi untuk menghangatkan rumah.

"Sekarang terasa lebih baik," kata Sara kembali duduk di sofa.

"Ngomong-ngomong, aku belum tahu siapa namamu." kata Sara tersenyum, gadis itu memang murah senyum.

"Nick, itu namaku," jawab Nick.

"Berikan aku minuman yang lainya, aku tidak suka susu." kata Nick.

"Kau mau minum apa? Atau kau mau coklat panas?" tawar Sara, Nick terdiam mendengar kata coklat, karena mengingat sesuatu.

"Aku juga tidak suka coklat," kata Nick.

"Aku tidak punya minuman lain, selain susu, coklat, dan jus." jujur Sara.

"Ah...aku punya teh hitam, kau mau?" tanya Sara baru ingat jika kemarin Bibi Jully memberikan teh hitam padanya, namun Sara belum mencobanya.

"Hemmm," sahut Nick singkat, Sara langsung pergi ke dapur untuk membuatkan teh hitam itu.

❄️

❄️

❄️

❄️

❄️

TBC 🌺

Chapter 03

Nick memperhatikan gerak gerik Sara, Nick sangat yakin jika dirinya tadi terjatuh dalam area hutan. Tapi bagaimana bisa seorang gadis menemukannya?.

"Minumlah..." Sara tersenyum memberikan secangkir teh hitam pada Nick. Nick tidak langsung meminum teh itu, melainkan menggenggam cangkir panas itu, untuk menghangatkan tangannya yang terasa dingin.

"Bagaimana kau bisa menemukan ku?" tanya Nick.

"Aku selalu berjalan-jalan melihat sungai setiap hari, tapi hari ini aku menemukanmu" jujur Sara, Nick menatap gadis itu.

"Kau tinggal sendirian?" tanya Nick melihat suasana rumah sangat sepi, Nick mulai menyesap teh nya.

"Iya, tapi sekarang aku bersamamu." sahut Sara tersenyum, membuat Nick heran kenapa gadis itu selalu tersenyum.

"Kau punya ponsel? Aku pinjam." kata Nick, Sara menggeleng.

"Aku tidak punya ponsel." jawab Sara, gadis itu memang tidak pernah tahu tentang kemajuan teknologi yang sangat canggih.

"Kau bercanda?" Nick tersenyum remeh, sangat tidak mungkin bukan jika gadis seusia Sara tidak punya ponsel? Bahkan para gadis junior high school saja sudah punya ponsel dan tidak pernah lepas dari tangan mereka.

"Aku tidak bercanda, makanlah. Atau kau tidak suka dengan sup wortel? Kau ingin makanan yang lainya?" tanya Sara karena Nick belum menyentuh sup buatannya.

"Aku makan ini saja," kata Nick, perutnya sudah mulai lapar karena sejak tadi siang dirinya belum makan, dan sekarang sudah pukul sebelas malam.

Sara terus mengembangkan senyumnya melihat Nick makan masakannya, Nick adalah orang kedua yang bersedia makan masakannya selain Bibi Jully. Hal itu tentu membuat hati Sara senang dan berkesan.

Setelah Nick selesai makan, Sara membereskan semuanya. Sara membawa Nick kedalam kamar yang tidak terlalu besar, namun sangat bersih. Dalam rumah itu hanya ada dua kamar saja, dan untungnya Nick tidak protes sama sekali.

"Selamat istirahat." kata Sara menutup setelah memastikan jika Nick sudah nyaman.

"Aku harap besok Harry bisa menemukan ku disini." gumam Nick mulai menutup matanya, tubuh dan pikiran sangat lelah dan perlu istirahat.

❄️❄️❄️

Pagi hari, Sara sudah terlihat berkutat di dapur kesayangannya, gadis itu menyiapkan beberapa jenis makanan untuk sarapan bersama tamunya. Nick adalah tamu pertama bagi Sara, tentu saja gadis itu ingin menyiapkan yang terbaik.

"Apakah akan ada tamu?" tanya Nick melihat meja makan sudah di penuhi banyak makanan.

"Hai, selamat pagi. Kau sudah bangun rupanya, ayo kita sarapan. Aku sudah selesai memasak." ajak Sara ramah.

"Kau yang memasak semuanya?" tanya Nick, bukan apa-apa. Karena di meja benar-benar banyak jenis makanan.

"Ya, duduklah." kata Sara menuangkan teh hitam untuk Nick.

"Apakah kau selalu masak sebanyak ini?" tanya Nick.

"Tidak, tapi karena hari ini aku kedatangan tamu. Jadi aku harus menyambut tamuku dengan baik bukan?" sahut Sara tidak lupa tersenyum.

"Lalu dimana tamu mu?" tanya Nick, Sara tertawa.renyah membuat Nick terpaku.

"Kau adalah tamu ku, Nick. Memang siapa lagi?" kata Sara menggelengkan kepalanya, memangnya siapa yang tahu jika dalam hutan ini ada sebuah rumah dan di huni seorang gadis cantik?.

"Aku? Tapi kau memasak sangat banyak, tidak mungkin aku bisa memakan semua ini." kata Nick.

"Makanlah apapun yang kau suka, karena aku tidak tahu selera mu seperti apa." sahut Sara, akhirnya mereka menikmati sarapan paginya. Setelah itu Sara membereskan meja makan dan mencuci piring kotor, Nick hanya duduk dan melihatnya saja.

"Ayo, aku akan mengobati lukamu." kata Sara setelah menyelesaikan pekerjaan nya, Nick menurut saja.

"Bukankah aku jatuh di dalam hutan?" tanya Nick.

"Ya,"

"Lalu bagaimana bisa kau menemukan mu?" tanya Nick.

"Karena rumahku juga di dalam hutan," sahut Sara fokus mengoleskan salep pada luka Nick.

Nick berdiri dan berjalan kearah pintu, saat membuka pintu Nick hanya melihat sebuah halaman kecil yang di kelilingi pohon tinggi menjulang.

"Ini benar-benar didalam hutan." gumam Nick, Sara berdiri di sampingnya.

"Sekarang kau percaya bukan, jika rumahku didalam hutan?" tanya Sara, Nick menatap gadis itu heran.

Jika di lihat dari pakaian yang di kenakan Sara, jelas itu adalah barang bermerek. Nick sangat tahu brand baju yang dikenakan oleh Sara, lalu bagaimana bisa Sara tinggal di dalam hutan? Seorang diri, tanpa siapapun.

❄️❄️❄️

"Kenapa kau tinggal disini?" tanya Nick, mereka duduk di sebuah kursi kayu yang ada di halaman belakang yang.

"Aku juga tidak tahu," jawab Sara, ya sampai sekarang Sara memang tidak tahu alasan apa yang membuatnya harus tinggal di pengasingan.

"Memang sejak kapan kau tinggal disini?" tanya Nick, sepertinya pria itu mulai tertarik dengan kisah Sara.

Sara tidak langsung menjawab, gadis itu malah menatap Nick dengan mata indahnya. Sara benar-benar sangat cantik tanpa cela, senyumnya selalu mengembang, rambut bergelombang tebal berwarna pirang sangat kontras dengan kulit putih pucat nya.

"Kau tinggal dimana Nick?" tanya Sara, bukannya menjawab tapi malah bertanya balik pada Nick.

"Aku selalu bepergian, tapi rumahku ada di Paris." jujur Nick, entahlah mengapa kali ini Nick menjawab pertanyaan dari seseorang.

"Paris? Boleh aku ikut denganmu? Bawalah aku Nick, aku berjanji akan menuruti semua perintahmu." Sara mengiba, gadis itu benar-benar ingin keluar dari tempat ini.

"Kau yakin ikut denganku? Lalu bagaimana dengan rumahmu?" tanya Nick, hatinya terusik melihat Sara memohon seperti itu.

"Aku yakin, aku benar-benar ingin keluar dari tempat ini. Aku aku tidak bisa melakukan itu, aku tidak mengenal siapapun di dunia ini selain Bibi Jully, Dokter Ann, dan Paman Berto." kata Sara, Nick menautkan kedua alisnya.

"Lalu bagaimana dengan Ayah dan Ibumu?" tanya Nick heran karena Sara tidak menyebutkan orang tuanya.

"Aku juga tidak mengenal Ayah dan Ibuku. Sejak kecil aku hanya bersama Bibi Jully, Ayah hanya sesekali menemui ku. Dan setelah aku tinggal disini, aku tidak pernah melihat Ayah lagi, Ayah tidak pernah datang kemari." ucap Sara tersenyum getir, entah takdir seperti apa yang dijalaninya.

"Aku berjanji akan menjadi kucing penurut padamu Nick, bawalah aku. Kau bisa memanfaatkan tenagaku, aku sangat pandai membersihkan rumah." Sara masih membujuk Nick.

"Aku akan memikirkannya." jawab Nick menatap lurus ke depan.

"Disini tidak ada kendaraan, bagaimana kita keluar dari sini?" tanya Sara, Nick menoleh.

"Anak buahku akan segera datang, bukankah rumah ini satu-satunya?" tanya Nick.

"Ya, kata Paman Berto setelah mengendarai mobil selama tiga jam baru ada perumahan." jujur Sara, ia sering bertanya hal itu pada Paman Berto karena ingin melarikan diri. Namun jika memang setelah dua jam baru ada perumahan, dan itupun mengendarai mobil bisa di bayangkan betapa jauhnya.

"Kau tidak takut tinggal sendirian?" tanya Nick, ada rasa iba di hatinya mendengar cerita Sara.

"Dulu aku takut, bahkan sangat ketakutan sampai mataku terbuka sepanjang malam ketika pertama kali Bibi Jully meninggalkanku. Saat itu usiaku baru 10 tahun, dan aku tinggal disini sejak usia 7 tahun. Sekarang usiaku sudah 23 tahun, tapi aku masih disini." tutur Sara tidak lupa mengembangkan senyumnya, namun Nick bisa melihat jika ada kesedihan dalam mata indahnya.

"Nick, apa aku seburuk itu hingga Ayah membuang ku seperti ini?" tanya Sara menatap Nick, Nick terdiam tidak tahu harus menjawab apa. Sebab Nick sendiri belum tahu asal usul Sara yang sebenarnya.

❄️

❄️

❄️

❄️

❄️

TBC 🌺

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!