Sara berjalan melewati beberapa ruang kelas menuju perpustakaan kampus, wajah Sara sudah kembali ke stelan normal. Yaitu, tersenyum ramah tanpa beban dan rasa bersalah meskipun Sara baru saja di labrak dan menyakiti si pe-labrak.
"Saraaa, wait for me...." teriak seorang pria dari arah belakang, Sara menolah dan melihat Ansel berlari ke arahnya.
"Hai, kau mau kemana?" tanya Ansel dengan wajah sumringah.
"Perpustakaan," sahut Sara, kembali berjalan. Ansel merasa sedikit heran karena wajah Sara tidak se-ramah kemarin.
"Baiklah, aku akan ikut denganmu," kata Ansel, Sara menghentikan langkahnya dan menoleh pada Ansel.
"Sebaiknya kau tidak mendekati ku, karena aku baru saja di marahi seorang wanita yang mengaku kau adalah miliknya." kata Sara menatap Ansel.
"What?? Aku bukan milik siapapun dan aku pria single." kata Ansel terkejut.
"Aku hanya tidak ingin punya musuh, aku disini benar-benar ingin belajar, dan tidak ingin terlibat skandal apapun." pungkas Sara kembali berjalan meninggalkan Ansel yang masih mematung di tempat.
"Apa dia secara tidak langsung menolak ku?" gumam Ansel menatap Sara yang semakin menjauh.
"Shitttt....!!!!!" umpat Ansel, yang benar saja jika ada seorang wanita menolak Ansel.
Ansel bergegas mencari wanita yang sangat mungkin memarahi Sara, Ansel memang mengenal Tiana, namun Ansel merasa tidak memiliki hubungan apapun dengan Tiana yang dengan sangat lancang mengklaim dirinya sebagai miliknya.
"Hai dude..." sapa Rob teman sekelasnya.
"Kau melihat Tiana?" tanya Ansel.
"Dia tadi langsung keluar bersama Selena setelah kelas selesai. Apa kau tidak melihatnya?" tanya Rob melihat wajah kesal Ansel.
"Ada masalah?" tanya Rob, Ansel menghela nafas kasar.
"Sepertinya dia melakukan sesuatu pada Sara," kata Ansel, Rob mengangkat sebelah alisnya.
"Sara? Mahasiswi baru itu? Kau mendekatinya?" tanya Rob.
"Ya, dan sekarang dia menjauhi mu gara-gara ulah Tiana yang sangat lancang mengklaim jika diriku adalah miliknya. Sangat tidak masuk akal." kesal Ansel, Rob tertawa mendengar kekesalan Ansel.
"Kau pernah menidurinya, itu sebabnya dia mengklaim jika kau adalah miliknya." kata Rob.
"Kau juga meniduri beberapa wanita di kelas kita, apa mereka mengklaim jika kau adalah miliknya?" sinis Ansel, Rob malah tertawa semakin keras dan itu membuat Ansel kesal memilih pergi mencari Tiana.
"Kirimkan pesan jika kau menunggu nya di apartment, dia yang akan mendatangimu." teriak Rob, Rob adalah pria yang di juluki sebagai Don Juan kampus, tentu saja tidak ada wanita yang mengklaim jika Rob adalah milik mereka, karena mereka juga sangat paham jika Rob hanya menginginkan hubungan di atas ranjang, tidak lebih.
❄️❄️❄️
"Elenaaa..." teriak Sara melihat Elena baru saja keluar dari salah satu kelas.
"Kelas mu sudah selesai?" tanya Elena tersenyum pada Sara.
"Hemmm, kita satu kampus tapi aku jarang bisa bertemu dengan mu." keluh Sara, Elena hanya tersenyum.
"Aku disini bekerja, dan kau juga belajar. Tentu saja kita jarang bertemu." kata Elena berjalan membawa banyak buku di tanyanya.
"Kau benar, kapan kau ada waktu luang? Datanglah ke mansion, aku rindu berbicara dengan mu." kata Sara mengundang Elena seolah Sara lah pemilik mansion itu.
"Sorry, Sara. Bulan ini aku sangat sibuk, nanti saat liburan aku akan kesana jika Tuan Nick mengizinkan." jujur Elena.
"Baiklah, aku akan ke perpustakaan, senang bertemu denganmu." kata Sara tersenyum, Elena membalas senyuman itu dan keduanya pergi ke tujuan semula.
Sara langsung mencari keberadaan Sandra begitu sampai di perpustakaan, gadis itu duduk di sebrang meja berhadapan dengan Sandra.
"Kau kemana saja? Lama sekali?" tanya Sandra berbisik.
"Aku bertemu dengan Ansel dan Elena tadi, jadi aku berbicara dengan mereka sebentar." sahut Sara yang juga berbisik. Lalu Sara dan Sandra kembali fokus membaca buku yang mereka pinjam hingga satu jam berlalu begitu cepat, mereka kembali ke kelas karena pelajaran kedua hari ini akan di mulai.
"Bagaimana dengan Ansel?" tanya Sandra sambil berjalan menuju kelas.
"Apanya?" tanya Sara.
"Oh come on, aku ini sudah paling lugu dan polos, tapi sepertinya kau lebih lugu dan polos dari pada aku." Sandra membetulkan kacamata nya.
"Ya, terkadang aku tidak begitu paham dengan apa yang kau katakan." jujur Sara.
"Kau tahu? Ansel adalah mahasiswa populer di kampus ini, dia tampan dan banyak gadis ingin menjadi kekasihnya. Dan kemarin, kau menjadi satu-satunya gadis beruntung karena Ansel mengajakmu makan siang. Aku yakin, sekarang banyak gadis yang iri padamu." tutur Sandra, Sara hanya tersenyum samar.
"Kau juga gadis beruntung, karena kemarin kau juga makan siang bersama Ansel." sahut Sara, Sandra menggeleng cepat.
"No, karena sebenarnya yang di ajak makan siang Ansel adalah dirimu. Dan aku hanya seperti lalat pengangguran diantara kalian." kata Sandra sadar diri.
"Sudahlah, lupakan Ansel. Kita disini untuk belajar." pungkas Sara, mereka sudah memasuki ruang kelas dan bersiap untuk materi selanjutnya.
❄️❄️❄️
"Jadi apa yang kau dapat?" tanya Nick pada Harry setelah selesai meeting. Tadi pagi begitu sampai perusahaan, Nick dan Harry langsung meeting. Jadi Nick tidak sempat bertanya tentang pekerjaan yang ditugaskan nya pada Harry.
"Namanya Ansel Morgan, dia adalah putra Tuan Yos Morgan direktur pelaksana CHEV SPORT." jelas Harry.
CHEV SPORT adalah perusahaan Nick yang bergerak di bidang otomotif, yang memproduksi mobil mewah yang menjadi incaran dan standar para konglomerat Eropa hingga Amerika.
Bisa di pastikan jika hanya para konglomerat saja yang bisa membeli kendaraan roda empat itu dari CHEV SPORT.
(Buat para readers dan khususnya author. kita pake motor bebek ajahh🤭 tapi semoga kedepannya bisa membeli kendaraan mewah seperti yang author tulis 👍🏻)
"Hanya itu saja?" Nick tersenyum remeh mendengar penjelasan Harry.
"Jabatan sebagai direktur pelaksana menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka, Tuan. Karena kita juga tidak asal-asalan memilih direktur pelaksana untuk CHEV SPORT." kata Harry.
"Pastikan pria itu bekerja dengan benar, jika sedikit saja dia berani bermain-main denganku. Maka tidak ada ampun baginya." kata Nick dengan penuh penekanan.
"Baik, Tuan." sahut Harry.
"Bagaimana dengan kucing liar itu hari ini?" Nick sudah memberikan bodyguard yang secara diam-diam mengawasi Sara dari kejauhan, sama seperti yang dilakukannya pada Ellen. Dan untuk Amber, Nick sudah lepas tangan sepenuhnya, karena adiknya itu sudah menikah dengan anak buah yang cukup dipercayanya.
"Keseharian Nona Sara di kampus berjalan lancar, Tuan. Bahkan Nona Sara menjauhi pria bernama Ansel, itu." jelas Harry yang mendapat laporan dari para bodyguard Sara.
"Bagus, itu memang harus dia lakukan. Tetap awasi dia, karena kucing itu sudah mulai nakal." titah Nick, Harry mengangguk.
"Bukankah kucing liar itu memang nakal? Makanya disebut kucing liar." batin Harry.
"Saya permisi, Tuan." pamit Harry.
"Ya, pergilah." usir Nick seolah tidak membutuhkannya lagi, namun Harry cukup paham dengan sifat dan tabiat Tuan nya hanya diam dan meninggalkan ruangan Nick.
❄️
❄️
❄️
❄️
❄️
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
MommyRea
yes Harry... kucing liar itu memang sedikit nakkkal... hahaha 😀
2024-02-05
1