Harry mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Nick, setelah tahu Nick tidak mendarat di tempat yang seharusnya. Pria yang berprofesi sebagai asisten Nicolas Chevalier itu bergerak cepat untuk menemukan Tuan nya yang kini entah berada dimana.
Harry dengan setia menemani Nick dan mengikuti kemanapun Nick pergi. Ya, hanya Harry lah satu-satunya orang terdekat Nick, ia juga tahu segala rahasia Nick. Pria 34 tahun itu sudah berjanji untuk mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk Nick.
"Tom, segera kerahkan anak buah mu untuk menyisir hutan kecil itu! Jangan sampai kita terlambat menemukan Tuan Nick!" titah Harry memberikan instruksi.
"Mark, kau siapkan helikopter kita. Kita juga harus mencarinya melalui udara." kata Harry, Tom dan Mark langsung melaksanakan apa yang di perintahkan tangan kanan Tuan nya.
Tom dan Mark yang tadinya berada di Oxford, langsung datang ke Costword karena Harry memangilnya. Sedangkan Jade tidak ikut mereka karena harus tetap di Oxford untuk mengawasi Ellen.
Ya, meskipun Nick terlihat acuh dan tidak perduli saat Frank menitipkan Ellen padanya, tapi nyatanya Nick memerintahkan ketiga anak buah kepercayaannya untuk menjaga Ellen meskipun dari jarak jauh.
Sama seperti apa yang di lakukan Nick pada Amber, meskipun mereka tidak dekat dan hubungan keduanya tidak terlalu baik. Nick tetap menjaga Amber dan memastikan jika sang adik baik-baik saja.
Harry dan Mark berada dalam helikopter menuju tempat dimana Nick melakukan aksi akrobatik nya. Harry menggunakan teropong untuk membantu penglihatannya, namun sialnya Harry tidak melihat apapun.
"Tuan, hari sudah gelap. Sangat kecil kemungkinan kita bisa menemukan Tuan Nick dalam kondisi seperti ini." kata Mark yang memegang kendali helikopter itu.
"Kita harus tetap mencarinya, Mark. Jika perlu kita akan membuat hutan itu gundul untuk menemukan Tuan Nick." sahut Harry, dirinya memiliki banyak hutang pada Nick. Hutang budi, hutang nyawa dan segalanya. Jika saja Nick tidak membantunya kala itu, mungkin Harry sudah lama meninggalkan dunia indah ini.
❄️❄️❄️
Tom bersama anggotanya yang berjumlah 50 orang itu sudah mulai menyisir hutan itu, langit sudah gelap tapi bukan masalah bagi mereka. Sebab belum ada instruksi untuk kembali, maka disinilah mereka, dalam hutan yang sudah gelap gulita.
"Aku bersyukur karena yang kita pijak ini bukanlah hutan Afrika." ucap salah satu anak buah Tom.
"Mau di Afrika ataupun Inggris, kita tetap di dalam hutan, dude." sahut yang lainya.
"Ya, tapi setidaknya dalam hutan ini tidak ada Cheetah, Singa dan kawan-kawannya." balasannya.
"Kau ini penakut sekali," cibir yang satunya.
"Hei berhentilah bicara kalian, aku sangat takut jika tiba-tiba ada hantu." kata yang lainya.
"Kau ini ada-ada saja, di jaman modern seperti ini mana ada hantu?" timpal yang lainya.
"Hehh, jangan salah. Tidak perduli sekarang jaman apa, hantu tetaplah hantu dan hantu tidak mengenal jaman." balasnya.
"Sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan? Fokuslah mencari Tuan Nick. Kanapa malah membicarakan hewan dan hantu? Apa kalian tidak malu dengan tatto yang memenuhi tubuh kalian?" ucap Tom tidak tahan mendengar pembicaraan random anak buahnya.
"Aku takut dengan hantu, dan itu tidak ada hubungannya dengan tatto naga ku." sahutnya. Tak lama mereka mendengar seperti lolongan Serigala, dan hal itu berhasil membuat semuanya diam.
"Kau yakin jika dalam hutan ini tidak ada Cheetah dan Singa?" tanya salah satunya.
"Menurut buku yang aku baca begitu," sahutnya tegang.
"Tapi bukan berarti dalam hutang ini tidak ada Serigala bukan?" tanyanya.
"Entahlah...." jawabnya lirih, percayalah 51 pria dengan tubuh kekar dan di penuhi tatto itu tegang bahkan sangat pelan untuk menghela dan menghembuskan nafas mereka.
"Aku tidak percaya akan berada dalam situasi seperti ini. Ayolah, aku lebih suka bertarung di atas ring." keluh salah satunya.
Duuuttttttt........
Angin yang biasanya keluar tanpa bunyi, entah mengapa kali ini berbunyi dan terdengar sangat nyaring karena mereka semua terdiam.
"Maaf, aku benar-benar tidak bisa menahannya," ucap si pemilik angin.
"Bahkan isi perutmu mengkhianati mu, Bung." sahut temanya, membuat Tom ingin mengumpat kasar.
"Tom, lebih baik kita kembali saja. aku tidak ingin mati konyol malam ini, memaksa untuk melanjutkannya pun tidak akan ada hasilnya." usul anak buah Tom.
"Benar, kita kembali saja. Aku tidak punya sembilan nyawa seperti kucing," timpal yang lain.
"Itu benar, aku masih sangat muda, percayalah tarian striptis wanita di klub-klub masih sangat sayang jika tidak kita tonton." ucap anak buah Tom.
"Kau itu yang paling tua, dan usiamu sudah 45 tahun jika kau lupa." sahut Tom menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak buahnya.
"Tom, aku lebih rela jika gaji ku bulan ini tidak keluar dari pada harus bertahan dalam hutan ini." sahut yang lainya. Akhirnya Tom memutuskan untuk menarik keluar semua anak buahnya untuk masuk dalam mobil, namun mereka tidak pulang, atau Harry akan murka padanya.
❄️❄️❄️
Sara mengompres tubuh pria itu, karena tak kunjung sadar, akhirnya Sara menyentuh tubuh tak berdaya itu dan ternyata demam cukup tinggi.
"Hei, bangunlah..." bisik Sara memberikan minum menggunakan sendok.
Uhuk.....uhuk...uhuk...
Pria itu terbatuk dan matanya mulai terbuka.
"Who are you?" tanya pria itu menatap Sara.
"Aku Sara, aku tadi menemukanmu di tepi sungai. Apa yang terjadi padamu?" tanya Sara tersenyum ramah.
"Kau mau bangun?" tanya Sara melihat pria itu mencoba bangkit, lalu membantunya.
"Aku dimana?" tanyanya melihat sekitar.
"Kau ada di rumahku." sahut Sara tersenyum, lalu berjalan kearah dapur untuk mengambil sup dan susu panas.
"Makanlah, agar tenagamu cepat pulih." Sara meletakkan nampan berisi susu dan sup wortel, pria itu hanya menatap datar.
"Kau punya Gin? " tanyanya, menanyakan salah satu jenis minuman beralkohol, Sara menggeleng.
"Aku bukan bayi, kenapa kau memberiku susu?" tanyanya.
"Lalu kau ingin minum apa?" tanya Sara bingung.
"Berikan aku minuman beralkohol." pintanya.
"Aku tidak punya minuman beralkohol , tapi aku punya beberapa stok jus, kau mau?" tawar Sara, pria itu berdecih pelan.
"Lalu bagaimana caramu menghangatkan tubuh saat musim dingin?" tanyanya.
"Itu....oh astaga aku lupa menyalakan tungku perapian," Sara segera menyalakan api dalam tungku yang memang berfungsi untuk menghangatkan rumah.
"Sekarang terasa lebih baik," kata Sara kembali duduk di sofa.
"Ngomong-ngomong, aku belum tahu siapa namamu." kata Sara tersenyum, gadis itu memang murah senyum.
"Nick, itu namaku," jawab Nick.
"Berikan aku minuman yang lainya, aku tidak suka susu." kata Nick.
"Kau mau minum apa? Atau kau mau coklat panas?" tawar Sara, Nick terdiam mendengar kata coklat, karena mengingat sesuatu.
"Aku juga tidak suka coklat," kata Nick.
"Aku tidak punya minuman lain, selain susu, coklat, dan jus." jujur Sara.
"Ah...aku punya teh hitam, kau mau?" tanya Sara baru ingat jika kemarin Bibi Jully memberikan teh hitam padanya, namun Sara belum mencobanya.
"Hemmm," sahut Nick singkat, Sara langsung pergi ke dapur untuk membuatkan teh hitam itu.
❄️
❄️
❄️
❄️
❄️
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
MommyRea
seperti janji othor ini cerita Nicholas yg patah hati karena di tolak Ciara ya ?....part ini ada komedinya, hahaha ngakak aku Thor 😀😀
2024-01-09
1