Chapter 17

Sara mengambil alih ponsel Paman Tim, jari jemari lentiknya dengan lincah mengusap-usap touchscreen benda pilih itu hingga tanpa sengaja Sara melakukan panggilan video pada Nick.

Di kantor, Nick merasa heran karena ponselnya berdering dan itu adalah panggilan video dari Paman Tim. Hal yang tidak pernah dilakukan oleh Paman Tim selama puluhan tahun bekerja pada Nick, biasanya Paman Tim hanya akan mengirimkan pesan teks atau melakukan panggilan biasa jika memang ada kepentingan yang sangat urgent.

Tanpa menunggu lama dan berpikir dua kali, tentu saja Nick langsung menjawab panggilan itu. Nick cukup terkejut ketika gambar yang pertama ia lihat adalah wajah cantik Sara dengan mulut menganga dan mata melebar.

"Nickkkkk, that is youuuu....???" pekik Sara melihat wajah tampan Nick yang datar.

"Oh my God.....benda ini benar-benar ajaib." ucap Sara kagum dengan smartphone yang ada di tangannya dan membolak-balikan ponsel itu, membuat kameranya menangkap banyak gambar dan membuat Nick pusing.

"Berhentilah membolak-balikan ponsel itu?" kata Nick, Sara menghentikan kegiatan nya dan menatap heran pada layar ponsel.

"Bahkan aku bisa mendengar suaramu Nick, oh my God...." ucap Sara membuat kepala Tim menahan senyumnya.

"Nick, bolehkah aku punya ponsel seperti milik Paman Tim? Paman Tim bilang jika para pelayan menjadikan ponsel ini sebagai hiburan mereka saat istirahat, dan di mansion ini hanya aku yang tidak punya ponsel." memanyunkan bibirnya nya, hal itu malah membuat Nick gagal fokus karena mengingat adegan ciuman beberapa hari yang lalu.

"Aku mohon, Nick. Please....." rayu Sara, meskipun pikiran Nick mulai melayang kotor, namun ekspresi wajahnya tetap datar.

"Kau tidak tahu cara memakainya, dan kau juga tidak bisa menggunakannya." kata Nick.

"Kata siapa? Aku bisa menggunakan nya, buktinya aku bisa menelepon mu. Iyakan Paman Tim?" Sara menarik kepala Tim agar wajahnya terlihat oleh Nick.

"Be-benar Tuan," kata Paman Tim terbata.

"Dengar? Lagi pula ada Paman Tim yang akan mengajariku menggunakan ponsel," Sara meyakinkan Nick.

"No, pekerjaan paman Tim sudah terlalu banyak. Kau jangan mengganggunya dan merepotkan nya lagi dengan mengajarimu menggunakan ponsel, tugasmu adalah belajar dengan baik dan benar!" tegas Nick, entah kenapa membuat Sara kesal.

"Baiklah," lirih Sara tidak bisa membantah Nick karena itu janjinya. Gadis itu langsung mengambilkan ponsel kepala Tim tanpa mematikan panggilan video itu dan pergi ke kamarnya membawa tas dan bukunya.

"Tuan, sepertinya Nona Sara merajuk," kata kepala Tim.

"Hemmm, biarkan saja. Jangan selalu menuruti dan memanjakannya." kata Nick memutus panggilan tersebut.

❄️❄️❄️

Pukul sembilan malam Nick baru sampai mansion, pria itu di sambut oleh kepala Tim yang setia menantinya selarut apapun Nick kembali ke mansion. Yah sudah seperti seorang istri yang menanti kedatangan suaminya, dan tidak akan bisa tidur jika suaminya belum datang.

"Sara sudah tidur?" tanya Nick berjalan ke kamarnya di ikuti oleh kepala Tim dan Harry yang membawa tas kerjanya.

"Nona Sara belum keluar kamar sejak tadi siang, Tuan." sahut kepala Tim, Nick menoleh dan sambil membuka kancing jas nya.

"Jadi dia belum makan malam?" tanya Nick melepaskan jas nya dan memberikannya pada kepala Tim.

"Belum, sejak pulang dari kuliah tadi hanya makan beberapa potong buah yang di antarkan Beth ke kamarnya," lapor kepala Tim membukakan pintu kamar untuk Nick.

"Lalu makan siangnya?" tanya Nick membalik tubuhnya dan menatap kepala Tim.

"Nona Sara bilang jika tadi di kampus di belikan makanan oleh teman barunya sebagai tanda pertemanan. Mungkin maksudnya di traktir." jelas kepala Tim, Nick mengerutkan keningnya. Pria itu masuk dalam kamar dan langsung duduk di sofa besarnya.

"Ceritakan." kata Nick, kepala Tim lalu menceritakan apa yang tadi siang di ceritakan oleh sara padanya, Nick menyimak cerita itu, Harry yang ikut mendengar cerita kepala Tim malah jadi was-was jika kedepannya pekerjaan ya bertambah.

"Jadi Sara meminta ponsel karena si Ansel minta nomer ponselnya?" tanya Nick, pikirannya sudah berkecamuk.

"Kurang lebih begitu Tuan," jawab kepala Tim.

"Aku ingin mandi," kata Nick, dan tanpa di suruh kepala Tim langsung ke kamar mandi menyiapkan air mandi untuk Nick.

"Harry," kata Nick, asisten nya itu menatap Tuan nya.

"Besok anda akan mendapatkan datanya, Tuan." kata Harry sudah tahu apa yang harus ia lakukan.

"Aku ingin kau mencarikan bodyguard untuk Sara. Sara ke kampus untuk belajar, aku tidak ingin gadis itu macam-macam karena terlalu mengenal banyak orang." kata Nick.

"Dia harus berguna untuk ku di masa depan," kata Nick beranjak dari duduknya setelah kepala Tim keluar dari kamar mandi, Harry dan kepala Tim pun keluar dari kamar Nick.

❄️❄️❄️

Pagi datang terlalu lama bagi Sara, karena gadis itu menahan lapar sepanjang malam. Entah dari mana ide ngambeknya itu datang, sungguh sangat menyiksa diri, padahal dari beberapa film yang pernah di tonton Sara, sang pria akan membujuk wanitanya yang sedang ngambek, namun yang terjadi pada Sara adalah zonk.

"Hanya pasangan yang membujuk, sedangkan aku bukan pasangannya Nick." lirih Sara sambil memakan Pain perdu, mushroom cream soup, dan ada potongan buah juga di hadapannya.

Sara seperti orang yang sangat kelaparan, meskipun sebelumnya gadis itu tinggal di hutan, tapi sara tidak pernah kelaparan. Sara selalu makan apapun yang ia inginkan dan tidak pernah mengenal kata diet, karena tubuhnya tetap langsing meskipun makan banyak.

"Paman Theodore, mana sosis ku?" pinta Sara pada sang koki, padahal makanan di hadapannya belum habis.

"Silahkan Nona," asisten Paman Theodore memberikan piring berisi sosis pada Sara.

"Thanks, Ciko." ucap Sara sambil tersenyum, Ciko mengangguk dan kembali ke dapur.

Setelah beberapa menit, semua makanan yang di masak oleh koki itu tersaji di atas meja, dan Sara? Tentu saja gadis itu belum selesai makan bahkan hingga Nick datang.

"Kau tidak menungguku untuk sarapan?" tanya Nick, Sara dia dan fokus makan.

"Apa kau mulai membantahku?" tanya Nick, sara menatap pria itu dan tersenyum. Namun bukan senyum seperti biasanya, karena sara sangat terlihat memaksakan senyum itu.

"Kau tetap tidak akan mendapatkan ponsel apapun yang kau lakukan." kata Nick cuek lalu mengambil jus blueberry nya.

"Aku tidak akan minta ponsel lagi," kata Sara memasukan potongan buah dalam mulutnya hingga pipinya mengembung. Anehnya malah terlihat menarik di mata Nick, sepertinya Nick perlu memeriksakan matanya.

Nick menyesap jusnya dengan perlahan sembari memandangi wajah Sara yang terlihat berbeda dari biasanya, entah efek ngambek atau memang mata Nick yang kurang sehat.

"Nick," panggil Sara setelah menelan semua buah dalam mulutnya.

"Hemmm," sahut Nick dengan wajah datarnya.

"Apakah nanti aku bisa menemukan pria seperti Massimo di kampus?" tanya Sara.

Uhuukkkkk........

Nick kembali tersedak mendengar nama Massimo, tragedi kembali terulang dengan warna yang berbeda mengotori kemeja Nick, namun dengan kata yang sama yaitu 'Massimo' Nick menjadi sangat benci mendengar nama itu.

Sara menatap heran karena Nick tersedak dan membuat jus dari mulutnya menyembur kemana-mana. Gadis itu terdiam dan hanya mengedip-ngedipkan kedua matanya karena tidak paham dengan apa yang terjadi pada Nick.

"Saraaaaa...." geram Nick dengan nada rendah namun penuh penekanan, sedangkan sang pemilik nama menundukkan kepalanya, seperti Sara baru menyadari jika dirinya bersalah, namun entah dimana letak salahnya.

❄️

❄️

❄️

❄️

❄️

TBC 🌺

Terpopuler

Comments

Sleepyhead

Sleepyhead

/Facepalm//Facepalm/ An awkward thing, when u realize the true of your phone, it's freaking time killer 🤭😂

2025-02-13

1

Sleepyhead

Sleepyhead

wkwkkkkkkkk

2025-02-13

1

Achie Yasmin

Achie Yasmin

hhaaha s nick kek nya cemburu

2024-02-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!